Seorang pria yang melanggar sumpah, bukanlah pria yang bertanggung jawab. Namun seorang pria yang munafik atas perasaannya, tidak pantas disebut sebagai pria



Yüklə 452,06 Kb.
səhifə1/13
tarix22.08.2018
ölçüsü452,06 Kb.
#74147
  1   2   3   4   5   6   7   8   9   ...   13

BODYGUARD

RAHASIA


PELANGI

Seorang pria yang melanggar sumpah, bukanlah pria yang bertanggung jawab. Namun seorang pria yang munafik atas perasaannya, tidak pantas disebut sebagai PRIA !”



SINOPSIS

Namaku Viki, aq adalah seorang anak remaja biasa berumur 20 tahun. Namun berbeda dengan kalian, aq adalah seorang agen mata – mata khusus organisasi pemerintahan yang bergerak dibidang pertahanan, agen termuda sepanjang sejarah. Kalian semua beruntung, bisa hidup normal seperti remaja – remaja lainnya. Sekolah, main, jatuh cinta, galau – galauan, hidup bebas, dapat selalu kalian rasakan. Jauh berbeda denganku, selama aq kecil, hidupku telah terisolasi dari dunia luar. Aq tidak pernah merasakan sekolah formal, tidak tahu bagaimana rasanya berteman, bermain dengan teman, bersahabat, ngambek – ngambekan dan bertengkar. Seluruh masa kecilku aq habiskan dengan berlatih, berlatih dan berlatih, untuk menjadi seorang agen mata – mata yang hebat.

Namun aq cukup beruntung, bisa mendapatkan seorang agen pendamping yang supel, asik, walau juga judes dan suka bawel. Umurnya memang setahun lebih tua dariku, tapi cara dia menganggapku bukan hanya sebagai partner atau rekan kerja semata, namun juga sebagai sahabat yang bisa di ajak berbagi bersama. Sudah 2 tahun semenjak pak bos memperkenalkan aq dengannya sebagai agen pendamping, dan dia sudah aq anggap sebagai kakakku sendiri.

Puluhan misi sudah kami lewati, puluhan penjahat sudah kami kalahkan. Namun sayangnya, dalam misi terakhir, aq gagal menjalankannya dengan baik karena kesalahanku sendiri. Akhirnya pak bos menghukumku dengan memenjarakanku di markas dalam tanda kutip.

Setahun kemudian, masa hukumanku berakhir, aq pun akhirnya mendapat misi yang baru. Namun misi yang satu ini benar – benar berbeda dari sebelumnya. Misi yang satu ini telah merubah hidupku, merasakan hal yang belum pernah aq rasakan sebelumnya, jatuh cinta. Tapi disisi lain, agen rahasia telah disumpah untuk tidak boleh memiliki segala hal tentang perasaan dengan klien. Haruskah aq professional ? Atau lebih mengejar kebahagiaan ? Dilema antara cinta dan misi.

Pagi itu, disebuah ruangan bawah tanah markas rahasia kami, aq mulai mempersiapkan segala peralatanku bersama dengan Melissa, agen pendampingku, untuk misi kali ini. Melissa memeriksa segala peralatan dan perlengkapan dengan checklistnya. Dia mengecek “Tuxedo anti peluru ?”, aku jawab “Check”, “Dasi kupu – kupu komunikasi?”, “Check”, “Handphone informasi”, “Check”, “Pistol Magnum”, “Check”, “Jam Tangan Pendeteksi ?”, “Check”, “Sepatu lari cepat ?”, “Ayolah Mel, sampai kapan kita lakukan ini, sudah setengah jam dan kamu mengulang – ulangnya terus” eluhku. Melissa berdiri dari tempat duduknya lalu menggeram padaku “Kali ini aq gak mau ada alasan misi gagal karena kurang teliti, kalau ada masalah lagi, kau yang harus tanggung sendiri”.

Sambil membenahi dasi kupu – kupu ku aq menyahut perkataannya “Selama ini aq tidak pernah beralasan apapun, memang itulah kenyataannya Mel”, “Maka dari itu aq tidak ingin kau jatuh di lubang yang sama untuk kedua kalinya. Ya sudah kalau begitu, ayo sekarang kita menghadap ke bos, kita tidak boleh telat ke acara pesta itu”. Dalam batinku aq berkata, bukankah dia sendiri yang dari tadi membuat ini semakin lama.

Setelah semua beres, kami berdua segera keluar dari ruang bawah tanah untuk menghadap ke pak bos. Beliau menunggu kami diruangan pribadinya, dilantai dua. Aq mengetok pintu, “Tok tok tok. Permisi pak, saya dan Melissa mau menghadap”, dengan nada wibawanya beliau menjawab “Iya silahkan masuk”. Setelah diberi izin, kami berdua pun masuk. Pak Bos sedang duduk dimeja kerjanya sambil memperhatikan laptopnya dengan raut muka yang serius.

Aq melapor “Pak, kami sudah siap menjalankan misi, segala perlengkapan sudah kami check selama setengah jam dan saya jamin tidak akan ada kekurangan” aq sedikit melirik kearah Melissa, sepertinya dia tidak peduli dengan sindiranku, dia tetap focus kepada pak bos. Lalu pak bos menjawab “Kalau memang sudah siap semua, saya akan kembali menjelaskan misi kalian kali ini secara rinci”. Melissa mengeluarkan Tabnya untuk mencatat penjelasam yang akan diberikan oleh pak bos.

“Untuk misi kali ini, Viki akan menyamar sebagai anak seorang Presiden Direktur disebuah perusahaan di Jakarta yang bernama Sandy. Direktur itu sekarang sedang berada di



1

Jerman, dan Sandy yang asli sedang melanjutkan studinya di Spanyol. Direktur itu, pak Zaenal, sudah lama bekerja sama dengan orang yang harus kau jaga keberadaannya kali ini, pak Usman. Ini fotonya, coba kau periksa dan perhatikan.” Pak bos memberikan ku sebuah foto pak Usman yang sedang mengobrol dengan partnernya, sepertinya foto ini diambil oleh agen mata – mata informan kami, terlihat karena didalam foto tersebut pak Usman sedang berbincang serius dengan partnernya, dan tidak menyadari kalau dirinya sedang di potret.

Lantas pak Bos melanjutkan penjelasannya “Pak Usman merupakan Direktur utama perusahaan asing ternama di Surabaya, incaran para Mafia bisnis, karena keberadaannya Sangat berpengaruh bagi dunia bisnis. Bila dia mati, para Mafia itu akan semakin mudah melancarkan aksinya. Saya mendapat info kalau para Mafia itu berniat membunuh pak Usman pada pesta ulang tahun pernikahannya kali ini. Misimu mudah saja, jaga keselamatannya selama pesta berlangsung, dan setelah itu misi mu selesai. Dari tingkat kesulitan misi kali ini masuk dalam kategori tingkat 3. Ada pertanyaan ?”, aq mengajukan pertanyaan pada beliau “Kenapa kita tidak langsung saja berantas para Mafia itu ? Jadi tidak akan ada lagi yang akan mengganggu ketertiban bisnis di Indonesia”, “Itu sudah saya lakukan, ada agen khusus lain yang lebih senior sudah aq perintahkan untuk menghancurkan Mafia – mafia itu. Sekarang kau focus saja dengan misi mu ini”.

“Ada lagi yang masih mau ditanyakan ?” lanjut beliau, Melissa sedikit mengacungkan jarinya seraya bertanya “Saya pak, bagaimana bila pak Usman itu mengenal Sandy yang asli ? Lalu apa peran saya kali ini ?”, “Saya mendapat info dari agen informan, kalau selama melakukan kerja sama dengan pak Zaenal, pak Usman belum pernah sekalipun bertemu dengan Sandy yang asli. Hanya mendengar cerita – cerita dari pak Zaenal saja. Jadi bila nanti ada pertanyaan – pertanyaan tentang Sandy dari pak Usman, kami akan langsung beri jawabannya lewat dasi kupu – kupu komunikasi pada Viki. Dan peranmu dalam misi ini hanya sebagai backup dari Viki”. Aq menegakkan tubuhku dalam posisi siap, dan dengan tegas aq berkata “Baik pak, saya akan selesaikan misi ini dengan sebaik – baiknya”. Lantas aq pun berjalan keluar dari ruangan pak bos.



2

Namun sebelum aq meninggalkan ruangan, tiba – tiba pak Bos menahan langkahku dan berujar “Ingat Viki, tembaklah musuhmu bila Sangat dibutuhkan. Karena yang kita hadapi juga adalah Mafia. Saya tau kegagalanmu dalam misi kemarin bukan karena kau tidak teliti dan lupa membawa peluru lebih, tapi karena kau ragu menembak musuhmu, benar kan ? Jadi, jangan pernah ragu lagi, camkan itu !!”. Dengan yakin aq menyahut beliau “Iya pak, kesalahan dalam misi sebelumnya saya jamin tidak akan terulang lagi.”, Melissa yang sudah berada didepan pintu menyuruhku segera berangkat “Yaa yaa, ayolah jangan membuang – buang waktu lagi. Kami permisi dulu pak”. Sebelum kami pergi, pak Bos seperti biasa mendoakan keberangkatan kami “Selamat menjalankan misi, semoga keberuntungan selalu menyertai kalian”.

Kami berangkat mengendarai mobil sport yang juga sudah dilengkapi dengan peralatan mata – mata. Acara akan dimulai 10 menit lagi, dan jarak yang harus kami tempuh lebih dari 7 KM. Beruntung jalan yang kami lalui tidak begitu ramai, jadi aq bisa mengebut dengan kecepatan tinggi. Melissa masih sibuk dengan Tabnya, sepertinya dia masih mempelajari misi kali ini dan semua orang yang berperan didalamnya. Sambil memainkan Tab, dia memberi instruksi kepadaku “Ingat Vik, jangan sampai kau melepaskan pandanganmu dari pak Usman sedetikpun, hanya kira – kira 3 jam saja hingga pesta selesai. Dan jangan pernah membuat kacau untuk yang satu ini. Walau hanya misi tingkat 3, tapi semua misi adalah penting untuk disukseskan. Mengerti ?!”, mendengar perkataan agen pendamping seksi ku ini aq jadi merasa terus terpojokkan, aq lantas menyahutnya “Ya ampun Mel, aq hanya gagal sekali dalam menjalankan misi. Jangan mengambing hitamkan aq, seolah aq selalu gagal dalam misi !. Apalagi Cuma tingkat 3, aq pernah menyelesaikan misi tingkat 2 dan itu berjalan mulus tanpa masalah”, dia langsung menoleh kearahku dengan raut muka cukup kesal “Itu karena kegagalanmu kemarin Sangat fatal Vik, kita rugi segalanya. Coba kalau kau mau menembak para pembunuh bayaran itu, mungkin pak Nasrudin Zulkarnaen akan tetap hidup sampai sekarang, dan PT Rajawali Banjaran pasti tidak akan kehilangan Direktur Utamanya itu !!”, “Tapi mau bagaimana lagi, itu semua sudah terjadi. Ya sudah, jangan mengingat kegagalan itu lagi, sekarang aq ingin focus dengan misi kali ini. Tenang saja, aq sudah berlatih selama aq di skors setahun ini, dan kali ini aq tidak akan segan – segan”,

3

dia kembali melihat kedepan sambil bergumam “Hmm, memang itu yang harus kau lakukan”.

Aq meliriknya sejenak sambil berujar dalam hatiku, dasar cewek judes, boleh sih cantik, seksi, tapi kalau begitu dirimu mana ada cowok yang mau. Lalu Melissa melanjutkan instruksinya “Dan satu lagi, pak Usman memiliki sorang putri bernama Pelangi. Seorang mahasiswi disebuah universitas ternama di Surabaya, Jurusan Ilmu Hukum, semester 2 yang baru saja naik ke semester 3 dengan IPK 3,5. Memiliki beberapa prestasi dibidang non – akademik, hobby menyanyi, merekam dan gemar dengan segala hal yang berbau korea. Cita – cita ingin menjadi jaksa. Tapi awalnya dia sempat ingin masuk ke STAN mengikuti jejak kakaknya yang kini sedang dinas diluar jawa, namun sayangnya dia tidak diterima. Dan kakaknya itu bernama…” sebelum dia melanjutkan, aq tiba – tiba memotong penjelasannya, “Mel, sampai kapan kamu mau ngomong terus ? Cepat parkirkan mobil ini ditempat yang tersembunyi, jangan sampai ada yang curiga”, dia melihat sekeliling sambil bertanya “Lho, kita udah nyampek ?”, tanpa menjawab pertanyaannya aq langsung keluar dari mobil. Dan sebelum menutup pintu aq berkata pada Melissa “Kau juga jangan sampai kacaukan misi ini, ingat peranmu, bila aq membutuhkanmu, jangan sampai terlambat satu detik pun”, lalu dia berpindah posisi duduk ke kursi kemudi sambil menyahut “Kau juga, jaga dirimu”. Aq hanya tersenyum dan segera meninggalkannya, aq berjalan menuju ke halaman rumah pak Usman.

Didepan pintu gerbang ada dua orang penjaga yang bertubuh besar dan dempal dengan mengenakan Tuxedo dan berkaca mata hitam. Mereka menahanku dan bertanya “Maaf pak, undangannya ?”, aq melihat dengan tatapan kosong, lalu aq menjawab “Maaf, saya tidak punya “, “Kalau begitu anda tidak diperkenankan masuk” jawab mereka. Tapi aq tidak kehabisan akal, dengan senyum licik aq mulai mengelabuhi mereka “Aq kemari menggantikan ayahku yang sedang berada di Jerman. Ayahku lah yang menerima undangan itu melalui pos, sedangkan aq hanya diperintahkan datang melalui telfon. Jadi, permisi aq mau lewat”, aq mencoba menerobos mereka, tapi mereka menahanku dengan kuat.



4

Sepertinya mereka sama sekali tidak mempedulikan perkataanku “Maaf pak, tidak ada undangan, tidak boleh masuk. Kami diperintahkan untuk menjaga segala kemungkinan”.

Aq mundur satu langkah, lalu aq kembali mencoba mengelabuhi kedua penjaga ini “Apa kalian tidak melihat penampilanku ? Apa kalian juga tidak melihat kendaraanku tadi ? Apa aq ada tampang seorang penyusup ? Kalian fikir aku datang jauh – jauh dengan menggunakan mobil sport dan berdandan layaknya konglomerat hanya untuk mencari makan siang ? Aq adalah Sandy, anak dari pak Zaenal, yang merupakan partner penting dari pak Usman. Kalau aq masih tidak diperbolehkan masuk maka aq akan menelfon ayahku karena aq telah diberi perlakukan tidak menyenangkan disini. Dan aq akan menyuruh ayahku untuk memutus segala kontrak kerja mereka. Kalian tahu ? Ayahku lah yang telah membuat pak Usman menjadi sesukses sekarang, dan ayahku pun juga bisa membuatnya jatuh begitu saja”.

Mereka mulai Nampak gugup, salah satu dari mereka angkat bicara “Baiklah, saya akan menelfon pak Usman terlebih dahulu, untuk memastikan perkataan anda”, tapi aq tidak diam begitu saja, aq menggertak mereka lagi “Silahkan saja bila kalian ingin dipecat. Aq kenal betul pak Usman, beliau Sangat tidak suka diganggu hanya karena hal sepele. Sekarang beliau pasti sedang sibuk menyambut tamu – tamu undangannya dan mempersiapkan segala keperluan untuk acaranya ini, Sangat repot pastinya. Dan bila kalian mengganggunya karena masalah seperti ini, beliau bisa marah besar. Lanjutkan saja telfonnya, maka aq akan tertawa ketika melihat kalian dipecat secara tidak sopan. Bila perkataanku tadi salah, aq hanya tinggal pulang, tapi bila perkataanku benar, kalian yang tanggung sendiri akibatnya !!”.

Akhirnya semua perkataanku berhasil mengelabuhi mereka, mereka terlihat Sangat bingung, saling memandang sambil sedikit berkomunikasi menggunakan isyarat mata. Aq melihat kegugupan mereka, lalu aq kembali mencoba menerobos masuk “Permisi, aq mau lewat”, kini mereka tidak lagi menahanku, mereka malah memberiku jalan. Aq melewati mereka seraya berseringai, mudah sekali membohongi kedua orang itu.

Bentuk acaranya adalah pesta kebun, jadi aq langsung menuju ke halaman belakang rumah pak Usman. Dipandu dengan sebuah karpet merah menuju acara pesta berlangsung.



5

Aq mengontak Melissa untuk melaporkan keberadaanku melalui dasi kupu – kupu, “Mel, aq sudah berhasil masuk. Sekarang aq sedang menuju ke halaman belakang rumah pak Usman”, tapi entah kenapa tidak ada jawaban sama sekali dari Melissa.

Tiba – tiba ada hal aneh yang terjadi, terdengar suara music yang cukup keras dari dasi ku. Sepertinya ini music K – POP, dan terdengar juga suara Melissa yang imut sedang bernyanyi mengikuti alunan music yang tidak aq mengerti. “Mel, kamu disana ? Haloooo”, music itu langsung dikecilkan, dan Melissa menyahut kontakku “Maaf maaf, iya ada apa Vik ? Apa ada hal yang mencurigakan ?”, aq tertawa kecil mendengar kegugupan Melissa, lalu aq menyindirnya “Iya, Sangat mencurigakan. Cewek yang aq kenal selama ini, yang Sangat judes dan pemarah, tiba – tiba bernyanyi – nyanyi layaknya cewek – cewek ABG, K – POP lagi. Apa itu ? Big bang ? SUJU ? atau apa ? Hahahaha, dasar cewek labil”, dia sepertinya Sangat gugup mendengar sindiranku barusan, sambil tersipu malu dia menyahutku “Uuuuhh, apaan sih kamu. Udah lanjutin aja misinya, gangguin mulu sih”, tiba – tiba dia memutus kontakku. Mendengar tingkahnya barusan aq senang sekaligus takut. Aq senang karena ternyata Melissa juga cewek biasa yang hobby dengan music, tapi aq juga takut, bagaimana bila nanti aq tiba – tiba butuh dia tapi dia malah asik sendiri, keburu wafat donk.

Aq akhirnya sampai dihalaman belakang, halamannya luas sekali dan sudah Sangat ramai dengan kehadiran para tamu – tamu undangan, ada sekitar lebih dari 200 orang. Aq mencari – cari pak Usman ditengah keramaian, aq cukup kesulitan menemukannya, jadi aq menggunakan jam tangan pendeteksiku untuk mencarinya. Jam tanganku ini terhubung dengan satelit mata – mata buatan organisasi rahasia kami. Satelit menemukan keberadaannya, lalu aq mulai mencarinya dari petunjuk jam tanganku. Aq mengikuti petunjuknya, dan akhirnya ku temukan juga orang itu. Dia bersama istrinya sedang berbincang – bincang dengan beberapa koleganya. Aq menunggu saat yang tepat untuk menghampiri. Aq perhatikan beliau terus dari jauh, seperti instruksi Melissa, aq tidak boleh sama sekali melepaskan pandanganku darinya.

Cukup lama aq memperhatikan, hampir 15 menit lamanya. Tiba – tiba aq dikagetkan dengan seorang wanita yang menabrakku dari belakang, aq langsung menoleh, ternyata dia sedang berjalan mundur sambil membawa sebuah handycam.

6

Handycamnya terjatuh karena bertabrakan denganku, lalu aq berjongkok untuk mencoba mengambilkan handycamnya, tapi bersamaan dia juga melakukan hal yang sama, tanpa sengaja tangan kami berdua berpegangan. Aq menoleh kearahnya, dia juga menoleh kearahku, kami pun saling berpandangan. Matanya sungguh indah, wajahnya putih manis, rambutnya yang panjang terurai lebat dan poni yang menghias dahinya membuat kecantikannya semakin sempurna, tak jenuh mataku untuk terus memandangnya. Lalu aq tersadar dari lamunanku, begitu juga dirinya, lalu kami pun berdiri, “Maaf, maaf mbak, saya gak sengaja” ujarku, dengan senyum manisnya dia menjawab “It’s fine, gue yang salah, tadi gue yang jalannya gak lihat – lihat, sambil mundur. Handcamnya juga kayaknya gak apa – apa nih, tuh masih ngerekam terus, hihihi”, kami pun tertawa – tawa kecil bersama “Lagi asyik ngerekam nih soalnya, acaranya rame banget, seru” imbuhnya.

Aq lalu teringat dengan penjelasan Melissa ketika sedang berada diperjalanan tadi, anak dari pak Usman yang bernama Pelangi hobby merekam, jadi aq bertanya untuk memastikan “Maaf sebelumnya kalau lancang, saya hanya ingin bertanya, apa benar anda yang bernama Pelangi, putri dari pak Usman ?”, mendengar pertanyaanku dia malah tersenyum kecil, lalu menjawab “Sopan banget sih kalau ngomong, biasa aja kali. Iya bener nama gue Pelangi, loe sendiri siapa ?” dia mengajukan tangannya untuk menjabat tanganku seraya berkenalan, namun sebelum aq menyambut tangannya, tiba – tiba dari belakang ada seseorang yang memanggilnya, “Pelangi, nak, dari mana saja kamu ? Ayo dimulai acaranya”, ternyata itu adalah pak Usman dan istrinya, “Ini siapa ? Temen kamu ?” Tanya pak Usman, Pelangi menunjuk kearah ku sambil menjawab “Iya tadi baru mau kenalan, nama kamu siapa ?”, tanpa memperdulikan jabatan tangan Pelangi, aq lalu menyodorkan tanganku ke pak Usman “Perkenalkan om, nama saya Sandy, saya anak pak Zaenal”, pak Usman melotot, tersenyum lebar, lalu menyambut tanganku “Ooohh, ini toh anaknya pak Zaenal. Ayahmu selalu bercerita tentang dirimu, sepertinya kamu adalah kebanggaan dari ayahmu ya. Gimana kamu di Spanyol, kata beliau kamu lagi ngelanjutin studi Manajemenmu, udah semester berapa ?”,

7

mendengar pertanyaan pak Usman aq jadi bingung akan menjawab bagaimana, jadi aq menekan tombol di dasi kupu – kupu ku seperti instruksi pak bos, lalu terdengarlah jawaban dari ruang control dari markas “Semester 5, IP terakhir 3,3. Dan bukan dari Jurusan Manajemen, tapi Psikologi”.

Setelah mendengar jawaban itu aq langsung menjawab pertanyaan pak Usman “Iya pak, Alhamdulillah udah semester 5 sekarang. Tapi kok Manajemen pak ? Saya kan dari Jurusan Psikologi”, “Haha, saya Cuma mengetes kamu tadi, ternyata benar kamu anaknya pak Zaenal, kalau begitu selamat datang diacara ini yaa” seringai pak Usman, tapi istinya malah mencubit lengan pak Usman “Husst papa, kok malah becanda sih. Ya udah ayo, kita mulai acaranya, keburu siang. Permisi dulu ya nak Sandy”, “Iya tante, om” sahutku, “Kok aq gak di sapa juga sih” sindir Pelangi padaku dengan sedikit menjulurkan lidahnya, seraya tersenyum malu aq menyahutnya “Iya, Pelangi”.

Mengucapkan namanya saja jantungku sudah berdebar kencang, tapi aq tidak boleh seperti ini. Aq harus ingat sumpah agen rahasia, tidak boleh ada rasa jatuh cinta, benci atau apapun yang menyangkut perasaan kepada klien atau orang – orang yang bersangkutan dengannya. Lagi pula aq hanya kurang lebih 3 jam disini, jadi percuma saja.

Mereka bertiga naik ke sebuah panggung kecil beralaskan kapet hijau yang dikelilingi dengan bunga – bunga yang indah dan juga ada sebuah air mancur kecil didepannya. Pak Usman yang didampingi istri dan anaknya membuka acara ini “Selamat siang para tamu undangan yang terhormat. Kami bertiga disini akan membuka acara ulang tahun pernikahan kami yang ke – 21, doa dan harapan kami semoga kami bisa terus langgeng hingga akhir hayat. Dan semoga karir saya bisa terus menanjak”, lalu para undangan menjawab secara bersamaan “Amiiiiinnn”.

Pelangi tidak henti – hentinya merekam dari atas panggung, dia menyorot kearah ayahnya yang sedang memberikan sambutan – sambutan, dan para tamu yang berada dibawahnya. Di akhir sambutannya, beliau memberi ucapan pada Pelangi yang berhasil memperoleh IPK tinggi



8

“Dan juga, saya mau mengucapkan selamat kepada anak semata wayang saya, Pelangi Arum Indriana, yang telah berhasil meraih IPK tinggi, 3,5 dan berhasil memperoleh beasiswa untuk dua semester kedepan” lanjut beliau. Para tamu undangan bertepuk tangan menyambut keberhasilan Pelangi, begitu juga aq. Sambil mendengarkan sambutan dari pak Usman, tanpa henti – hentinya aq memperhatikan sekitar dan terus berkomunikasi dengan markas bila ada hal yang mencurigakan disekitar area acara pesta. Aq juga memantau semua tamu undangan yang hadir dengan Handphone informasi. Dengan alat ini, aq bisa langsung mengetahui identitas orang secara rinci dengan hanya melihat dari kamera handphone.

Setelah sambutan – sambutan, dilanjutkan dengan acara pemotongan kue, kue tart tingkat tiga yang cukup untuk semua tamu yang hadir. Sangking besarnya, untuk memotong kue tersebut sampai harus menggunakan sebilah pedang. Pak Usman dan istrinya memotong secara bersamaan, dan Pelangi pun dengan intens merekam semua kegiatan. Namun, dari hiruk pikuk acara ini, aq tiba – tiba mendapat firasat buruk, aq bertanya pada markas tapi kata mereka tidak ada hal yang mencurigakan sama sekali. Lalu aq pun mengontak Melissa untuk segera bersiap bila aq tiba – tiba membutuhkannya.

Ketika pak Usman dan istrinya mulai memotong kue, tiba – tiba terdengar suara tembakan dari jauh mengarah ke kue tart tersebut. Kue tart yang akan dipotong itupun hancur terkena tembakan. Acara yang berlangsung meriah tiba – tiba berubah menjadi terror. Para tamu berlarian ke segala penjuru arah. Ada yang mencari tempat untuk berlindung, berlari menuju pintu keluar, dan ada juga yang kebingungan mencari keluarganya, mereka semua Sangat panic. Lalu tembakan kedua dilepaskan, tepat kearah air mancur, hingga air mancur itupun hancur berhamburan, airnya meluber kemana – mana.

Aq bergegas menghubungi markas “Ada tembakan, sepertinya menggunakan Sniper, cepat cari keberadaannya”, lalu aq langsung menghampiri pak Usman untuk melindunginya. Beliau menyuruh anak dan istrinya untuk bersembunyi kedalam sebuah gudang kecil. Pak Usman segera menghubungi ajudan – ajudannya untuk mengevakuasi para tamu. Pak Usman

9

yang melihatku menghampirinya langsung menyuruhku untuk segera masuk kedalam gudang, tapi aq menolak dan berkata akan melindunginya, lalu aq mengeluarkan senjata Magnumku.

Tembakan demi tembakan terus menghujani kami, namun tidak satupun yang mengenai kami berdua, sepertinya penembak itu tidak memiliki keahlian untuk menembak jitu. Aq mencari keberadaan orang itu tapi tidak kutemukan juga, markas pun juga masih belum menemukannya. Pak Usman melihatku memegang senjata, lalu beliau bertanya ”Kamu ? Bagaimana kamu bisa mempunyai itu ? Siapa kamu sebenarnya ?!”, sambil terus focus mencari penembak itu aq menjawab pertanyaan pak Usman “Sebenarnya saya adalah agen rahasia yang diperintahkan untuk melindungi anda pak, jadi anda tenang saja, anda aman bersama saya. Sekarang mari kita cari tempat bersembunyi, disini tidak aman”, “Tapi bagaimana dengan para tamu ? Saya bertanggung jawab atas mereka” seru pak Usman dengan perkataan terbata – bata, “Bapak tenang saja, ada agen pendamping saya yang membackup mereka semua, mereka aman, percaya sama saya” ujarku yakin, lalu pak Usman dengan nada yang mulai agak tenang berkata “Baiklah kalau begitu, cepat kita masuk kedalam gudang”.

Tapi karena tembakan yang terus dilancarkan semakin gencar, kami tidak sempat masuk kedalam gudang, jadi aq putuskan untuk bersembunyi dibalik panggung untuk sementara, menunggu semua tembakan itu mulai mereda. Tiba – tiba ada seorang pria yang mendekati kami, pak Usman melihat orang itu berlari menghampiri kami, lalu pak Usman berkata “Pak Bejo, kenapa anda masih disini ? Cepat ikuti ajudan – ajudan saya itu, mereka akan memandu anda untuk pergi dari sini”. Ternyata orang itu salah satu dari kolega pak Usman yang tadi sempat berbincang – bincang dengannya.

“Saya akan tetap disini pak, saya akan melindungi anda. Lalu siapa anak ini ?” sambil tatapannya menuju kearahku, pak Usman menjawab “Anak ini ? Dia anak dari temanku”, aq sedikit melirik kearah beliau, lalu orang itu menyahut “Nak, mending kamu masuk kedalam gudang itu, tempat ini tidak aman. Berikan senjata itu padaku, biar aq yang menjaga beliau”, mendengar perkataan orang ini aq jadi bingung, kalau aq bisa masuk kedalam gudang kenapa kalian tidak ikut saja ?.


Yüklə 452,06 Kb.

Dostları ilə paylaş:
  1   2   3   4   5   6   7   8   9   ...   13




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin