Kursus Mbatik Ala Hotel UB Dikirim oleh humas3pada 30 November 2011| Komentar : 0| Dilihat : 5560
Peserta tekun membatik
Batik menjadi kebanggaan Indonesia. Warisan nenek moyang yang telah diakui dunia sebagai warisan tak berbentuk (intangible heritage) ini selalu menarik perhatian. Bukan saja karena coraknya yang indah dan beraneka ragam, melainkan juga karena proses pembuatannya yang rumit dan membutuhkan ketelatenan. Sebagai salah satu bentuk kepedulian terhadap batik, Hotel UB, Minggu (27/11), menyelenggarakan Kursus Batik. Kegiatan yang diikuti oleh belasan para anggota Dharma Wanita Persatuan Universitas Brawijaya (DWP UB) ini menghadirkan pemateri dari Gallery Batik UB Yunita. Turut hadir pada kesempatan itu Ketua DWP UB Ibu Enny Yogi Sugito.
Pada kesempatan itu General Manajer Hotel UB Nina Effiana menyatakan, Kursus Batik ini merupakan program CSR UB Hotel. "Ini merupakan upaya kami untuk lebih memantapkan jati diri UB Hotel sebagai hotel yang mengedepankan edukasi sekaligus melestarikan budaya," ujarnya. Saat ini, UB Hotel juga berfungsi sebagai laboratorium bagi mahasiswa program Vokasi UB untuk jurusan perhotelan dan pariwisata. Ke depan menurut Nina, Kursus Batik akan menjadi Kelas Batik yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Selain Kelas Batik, UB Hotel juga akan mengadakan Kelas Melukis yang akan dimulai pada pertengahan Desember 2011.
Sekilas Batik
Kata Batik berasal dari bahasa Jawa "amba" yang berarti menulis dan "titik". Kata batik merujuk pada kain dengan corak yang dihasilkan oleh bahan "malam" (wax) yang diaplikasikan ke atas kain, sehingga menahan masuknya bahan pewarna (dye), atau dalam Bahasa Inggrisnya "wax-resist dyeing".
Berdasarkan teknik pembuatannya, batik terdiri dari tiga jenis. Batik tulis, terbuat secara tradisional dengan menggunakan alat canting. Batik cap, dibuat degnan menggunakan alat cap dari kuningan, dan batik printing, terbuat secara modern dengan mesin print.
Bahan-bahan pembuatan batik diantaranya, kain mori, canting, gawangan (tempat untuk menyampirkan kain mori), lilin, wajan, kompor kecil, saringan malam, dan pola. Secara tradisional tahap pembuatan batik meliputi 1) persiapan: memotong kain, mencuci kain, pemberian alkali, memberikan kanji, memukul kain agar halus dan membuat pola; 2) pelekatan lilin; 3) proses pewarnaan; proses pewarnaan; 4) proses penghilangan malam dan 5) proses penjemuran.
Motif batik dibentuk dengan cairan lilin dengan menggunakan alat yang dinamakan canting untuk motif halus, atau kuas untuk motif berukuran besar, sehingga cairan lilin meresap ke dalam serat kain. Kain yang telah dilukis dengan lilin kemudian dicelup dengan warna yang diinginkan, biasanya dimulai dari warna-warna muda. Pencelupan kemudian dilakukan untuk motif lain dengan warna lebih tua atau gelap. Setelah beberapa kali proses pewarnaan, kain yang telah dibatik dicelupkan ke dalam bahan kimia untuk melarutkan lilin.[nun]