وقف لله تعالى لا يباع ولا يشترى sahih shifa kesembuhan siapa hakim iyad dan pendahuluan shifa


Perlindungan ALLAH pada Al Qur'an



Yüklə 1,07 Mb.
səhifə15/24
tarix21.08.2018
ölçüsü1,07 Mb.
#73245
1   ...   11   12   13   14   15   16   17   18   ...   24

Perlindungan ALLAH pada Al Qur'an

Termasuk kualitas Al Qur'an yang tak tertandingi adalah terjaga keasliannya hingga akhir zaman. Tidak seperti kitab suci lainnya, Allah telah menjamin untuk menjaganya. Allah berfirman, "Sungguh Kami yang telah menurunkan Adz-Dzikr (Al-Qur'an) dan Kami benar-benar menjaganya." (Al-Hijr,15:9). Mengenai keaslian Al Qur’an, Dia memberitahu,

"Kepalsuan tidak mendatanginya dari depannya maupun dari belakangnya, diturunkan dari Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji." (Fussilat,41:42).

Semua mukjizat para nabi tidak ada lagi seiring dengan berjalannya waktu. Cuma kabar berita dan riwayat tentang keajaibannya saja yang tetap ada. Hanya mukjizat Al Qur'an yang tetap eksis, yang bersinar terang ayat-ayatnya, dan tampak jelas keajaibannya. Meski abad-abad berlalu, tetap tak berubah isinya. Dalilnya mengalahkan dan tak ada yang mampu memenuhi tantangannya. Bukti menentukan yang tak diragukan orang-orang beriman.

Setiap zaman menelurkan banyak orang yang mahir dalam segala pengetahuan yang berkaitan dengan Al Qur'an. Pakar ilmu bahasa Arab dan cabang-cabangnya hadir dimana-mana. Adapun orang-orang yang berusaha merubah dan menyimpangkan isi Al Qur'an, terbukti tak berhasil dan sia-sia, dan mereka jatuh dalam kerugian.

Allah telah menggagalkan segala cara dan tipu daya yang mereka kerahkan untuk memalsukan Al Qur'an. Sehingga kemurnian Al Qur'an tetap terjaga, dan tak ada kata-kata dan huruf yang berubah.



Tantangan tambahan didalam Al Qur'an

Ilmuwan Islam menarik perhatian pada aspek lain ketidakmampuan manusia meniru Al Qur'an dalam bahasa Arab. Salah satunya adalah setelah diamati, para Qori’ (pelantun Al-Qur'an) tidak bosan meski melantunkannya berkali-kali dan para pendengarnya tak merasa jemu walaupun berulang-ulang kali mendengarnya.

Pengulangan lantunan AlQur'an hanya meningkatkan kemerduannya, yang pada akhirnya semakin menambah rasa kecintaan. Sedang kata-kata selain Al-Qur'an, walaupun tampak fasih, semakin hari semakin kehilangan daya tariknya dan lama lama menjadi kian membosankan.

Al Qur'an dalam bahasa Arab sangat menyenangkan untuk dilantunkan pada saat-saat sendirian, maupun bersama-sama, serta menjadi teman terbaik diwaktu senang dan susah. Tidak ada kitab / buku yang memiliki sifat-sifat ini. Dari waktu ke waktu, para pelantun telah mengembangkan berbagai irama dan metode pelantunan, yang menambah semarak pelantunan Al Qur'an.

Rasulullah, pujian dan kesejahteraan atasnya, menggambarkan Al-Quran seraya bersabda, "Tidak membosankan meski dilantunkan berulang-ulang. Pelajarannya tak akan habis dipetik dan keajaibannya tidak pernah pudar. Merupakan Kriteria dan bukan senda gurau." Para Ulama tidak pernah kenyang mempelajarinya. Nafsu tidak akan dapat menyalahgunakannya dan lidah tidak akan salah melantunkannya. Bangsa jin tidak bisa tinggal diam begitu mendengarnya dan mereka berkata, "Sungguh Kami telah mendengar Al-Qur'an yang luar biasa; membimbing pada jalan yang benar." (Al-Jinn,72:1-2).

Aspek lain yang tidak dapat ditiru adalah bahwa Al Qur'an mengkombinasikan ilmu pengetahuan dan keimanan, yang sebagian besar orang Arab termasuk Nabi Muhammad, pujian dan kesejahteraan atasnya, sebelum diangkat jadi nabi, tidak terbiasa dengan kedua hal tersebut. Pada saat itu, pengetahuan bangsa Arab masih minim, dan hanya sedikit orang yang menumpahkan perhatian pada bidang keilmuan dan keimanan.

Sedangkan AlQur'an telah menghimpun dan memperjelas ilmu Hukum serta menginformasikan cara menghadirkan bukti-bukti secara intelektual. Ekspresi yang ringkas dan sederhana didalam AlQur’an telah sanggup menyanggah argumen-argumen kuat yang dimunculkan sekte-sekte sesat. Dari waktu ke waktu, usaha mereka selalu gagal untuk memunculkan bukti-bukti yang sebanding dengan yang ditetapkan didalam Al Qur'an, jadi mereka tak ada yang mampu mencapai tujuannya.

Ambil contoh, firman Allah, "Bukankah Yang menciptakan langit dan bumi berkuasa menciptakan yang seperti mereka? Ya Benar dan Dia Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui." (Yasin,36:81).

"Ia akan dihidupkan oleh yang menumbuhkannya pertama kali." (Yasin,36:79).

"Seandainya dilangit dan bumi ada tuhan-tuhan selain Allah, pastilah keduanya telah hancur." (Al-Anbiya’,21:22).

Didalam Al Qur'an bisa ditemukan ilmu peristiwa kenabian (siroh) serta sejarah bangsa-bangsa terdahulu. Terdapat juga peringatan-peringatan sekaligus menampilkan hikmah kebijaksanaan, menggambarkan etika dan kebajikan, serta memberikan informasi tentang kehidupan yang akan datang di akhirat (Kehidupan Abadi). Allah memberitahu,

"Kami tidak mengabaikan sesuatupun didalam Al-Kitab." (Al-An’am,6:38).

"Dan Kami menurunkan kepadamu Al Kitab untuk memperjelas segala sesuatu, sebagai bimbingan, rahmat dan kabar gembira bagi mereka yang berserah diri." (An-Nahl, 16:89)

"Dan sesungguhnya telah Kami hadirkan didalam Al Qur'an ini segala perumpamaan untuk manusia." (Ar-Rum,30:58).

Nabi Muhammad, pujian dan kesejahteraan atasnya, memberitahu para Sahabatnya,

"Al Qur'an ini telah diturunkan oleh Allah sebagai suatu perintah, langkah pencegahan, jalan untuk diikuti dan sebagai sebuah contoh. Di dalamnya ada kisah sejarah, berita-berita mengenai apa yang datang sebelum masa kalian dan sesudah masa kalian, dan sebagai dasar hukum untuk mengambil keputusan yang benar diantara kalian. Pengulangannya tidak melelahkan dan keajaibannya tidak pernah berakhir.

Sungguh, Al Qur’an adalah kebenaran dan bukan senda gurau. Barangsiapa melantunkannya maka mengucapkan kebenaran. Al Qur’an adalah hakim yang adil keputusannya. Barangsiapa menjadikannya sebagai dalil maka akan menjadi pemenang, dan barangsiapa menjadikannya sebagai patokan dalam membagi sesuatu maka akan adil pembagiannya. Barangsiapa yang hidup dengannya akan mendapat pahala, dan barangsiapa yang berpegangan dengannya akan terbimbing pada jalan yang lurus, tetapi siapa yang mencari bimbingan dari selainnya, Allah tidak akan memberinya bimbingan. Allah akan membinasakan siapapun yang menghakimi berbeda dengan Al Qur’an.

Al Qur’an adalah Peringatan yang Bijaksana, Cahaya yang Jelas, Jalan yang lurus, Tali Allah yang kokoh dan Penyembuhan yang menguntungkan. Ada perlindungan bagi siapapun yang berpegangan pada Al Qur’an, dan keselamatan untuk siapapun yang mengikutinya. Tidak mengandung kebengkokan, dan meluruskan segala perkara. Tidak memiliki penyimpangan dan karenanya tidak bercela."

Allah berfirman, "Sesungguhnya Al Qur'an ini mengisahkan kepada Bani Israil sebagian besar apa yang mereka perselisihkan." (An-Naml,27:76) dan berfirman, "Ini penerangan bagi manusia dan bimbingan serta wejangan bagi orang-orang yang bertakwa." (Ali Imron,3:138 ).

Susunan kata yang padat dan ringkas adalah sisi lain tantangan Al Quran. Kandungan isi Al Quran jauh lebih banyak dibandingkah naskah-naskah yang lebih panjang.

Keunggulan Al Qur'an lainnya didapati dalam komposisi, keindahan dan kefasihannya, yang sekali lagi membuktikan ketidakberdayaan manusia untuk menirunya. Didalam kefasihan Al-Qur’an, tidak hanya terletak perintah Allah, tetapi juga larangan, janji dan ancaman-Nya. Para pelantun Al Qur’an bisa mengambil dalil-dalil darinya.

Sekalipun mungkin untuk menyusun yang seperti Al Qur’an, namun tidak ditemui kata-kata yang seperti Al Qur’an dibuku manapun. Al-Qur'an tidak bisa dikatakan sebagai bentuk prosa sebab ayat-ayatnya terasa mudah bagi jiwa dan pendengaran serta terasa manis untuk dipahami. Seorang pendengar lebih mudah condong kepadanya dan nafsu cepat tergugah saat mendengarnya.

Allah menjadikan Al Qur’an mudah untuk dihafal dan berfirman, "Kami benar-benar telah memudahkan Al Qur'an untuk diingat." (Al-Qomar,54:17). Umat lain yang telah diberi Al Kitab tidak mampu menghafal Kitab mereka (sebelum mereka merubah isinya), sedangkan anak-anak Muslim diberkati dengan kemudahan menghafal Al Qur'an hanya dalam waktu yang singkat.

Termasuk keunikan Al Qur'an, beberapa bagian mempunyai kemiripan dengan bagian lainnya, ini adalah aspek lain yang tidak mampu ditiru manusia. Pada bagian-bagian yang berbeda, ada suatu keunggulan harmoni, sebagaimana keselarasan pada tiap-tiap bagiannya. Lalu keindahan mengalir dari satu cerita ke cerita berikutnya, dan materi yang satu ke materi lainnya dengan makna-makna yang berbeda. Surah yang sama bisa mencakup perintah, larangan, informasi, pertanyaan, janji dan ancaman, penegasan kenabian, penegasan Keesaan Allah, gugahan kerinduan dan ketakutan, serta hal-hal lainnya.

Ada yang mengatakan, bahasa Arab yang semacam Al Qur’an bisa ditemukan dibuku lainnya, namun gaya bahasa dan keindahan bahasa mereka tidak dapat dibandingkan dengan Al Qur'an, selain itu susunan kata mereka tidak konsisten.

Ambil contoh permulaan surah ke 38 (surah Sod) yang berisi informasi tentang orang-orang yang tidak beriman, jenis-jenisnya mereka dan kehancuran umat-umat sebelum mereka. Juga berbicara tentang penolakan orang-orang kafir untuk menerima Nabi Muhammad, pujian dan kesejahteraan atasnya, walaupun mereka kagum dengan apa yang dibawa baginda. Surah tersebut memberitahu bagaimana para pemimpin mereka sepakat untuk tidak percaya dan mengungkapkan kecemburuan serta ketidakmampuan dan kelemahan mereka, juga bencana yang akan menimpa mereka, tidak hanya dalam kehidupan ini, tetapi juga diakhirat (Kehidupan Abadi).

Surah Sod juga membicarakan tentang penolakan umat-umat sebelumnya pada nabi mereka masing-masing, yang kemudian dihancurkan oleh Allah, dan peringatan bahwa hal yang sama akan terjadi jika mereka tetap tak beriman. Berbicara pula mengenai kesabaran Nabi Muhammad, pujian dan kesejahteraan atasnya, dan hiburan bagi baginda atas segala yang terjadi.

"Shood, demi Al Qur'an yang mempunyai keagungan; Sebenarnya orang-orang kafir itu (berada) dalam kesombongan dan permusuhan yang sengit; Betapa banyaknya umat sebelum mereka yang telah Kami binasakan, lalu mereka meminta tolong padahal (waktu itu) bukanlah saat untuk lari melepaskan diri; Dan mereka heran karena mereka kedatangan seorang pemberi peringatan (rasul) dari kalangan mereka; dan orang-orang kafir berkata: "Ini adalah seorang ahli sihir yang banyak berdusta"; Mengapa ia menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan Yang satu saja? Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan; Dan pergilah pemimpin-pemimpin mereka (seraya berkata): "Pergilah kamu dan tetaplah (menyembah) tuhan-tuhanmu, sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang dikehendaki; Kami tidak pernah mendengar hal ini dalam agama yang terakhir; ini (mengesakan Allah), tidak lain hanyalah (dusta) yang diada-adakan; mengapa Al Qur'an itu diturunkan kepadanya diantara kita?" Sebenarnya mereka ragu-ragu terhadap Al Qur'an-Ku, dan sebenarnya mereka belum merasakan azab-Ku; Atau apakah mereka itu mempunyai perbendaharaan rahmat Tuhanmu Yang Maha Perkasa lagi Maha Pemberi?; Atau apakah bagi mereka kerajaan langit dan bumi dan yang ada di antara keduanya? (Jika ada), maka hendaklah mereka menaiki tangga-tangga (ke langit); Suatu tentara yang besar yang berada di sana dari golongan-golongan yang berserikat, pasti akan dikalahkan; Telah mendustakan (rasul-rasul pula) sebelum mereka itu kaum Nuh, Aad, Firaun yang mempunyai tentara yang banyak; dan Tsamud, kaum Luth dan penduduk Aikah. Mereka itulah golongan-golongan yang bersekutu (menentang rasul-rasul); Mereka itu tidak lain adalah mendustakan rasul-rasul, maka pastilah (bagi mereka) azab-Ku; Tidaklah yang mereka tunggu melainkan hanya satu teriakan saja yang tidak ada baginya saat berselang; Dan mereka berkata: "Ya Tuhan kami, cepatkanlah untuk kami azab yang diperuntukkan bagi kami sebelum Hari Perhitungan"; Bersabarlah atas segala apa yang mereka katakan; dan ingatlah hamba Kami Daud yang mempunyai kekuatan; sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhan)." (Shod,38:1-17).

Ayat-ayat selanjutnya berbicara tentang nabi Daud dan menceritakan kisah para nabi mulia lainnya, kesejahteraan atas mereka. Semua ini diturunkan dalam bentuk komposisi terbaik dengan memakai kata-kata yang singkat, beberapa di antaranya berisi kalimat-kalimat efektif yang hanya terdiri beberapa kata.

Apa yang dihadirkan kepada anda, hanyalah sedikit contoh ketidakmampuan manusia untuk meniru Al Qur'an. Dalam surah Shod itu saja, sudah memperlihatkan bahwa tidak akan ada manusia yang mampu meniru Al Quran.

Dari aneka uraian diatas, tampak sekilas pandang keistimewaan dan keajaiban Al Qur'an yang tak terbatas, dan realitas ketidakmampuan manusia untuk meniru Al Quran, karena itu andalkanlah Al Qur'an. Dan Allah, Dialah yang menganugerahi kesuksesan!

Mukjizat pembelahan bulan

(Sisipan Syeikh Darwish: Kami mendengar bahwa pada tahun 2006, siaran bergengsi BBC - British Broadcasting Company (Perusahaan Penyiaran Inggris) - menyiarkan berita ilmiah penting hasil laporan mengesankan yang dikeluarkan Badan Antariksa Amerika, NASA. Berita ilmiah yang cukup penting tersebut adalah bukti bahwa para astronot telah melihat tanda-tanda retakan yang melintang dibulan. Kami juga mendengar liputan tersebut telah dirilis oleh David Pidcock)

Al-Quran telah menceritakan peristiwa ajaib pembelahan bulan, tentang ini Allah berfirman, "Saat (Hari Kiamat) semakin dekat, dan bulan terbelah (dua); dan jika (orang-orang musyrikin) melihat suatu tanda (mukjizat) mereka berpaling dan berkata, "(Ini adalah) sihir yang berkesinambungan." (Al-Qomar, 54:1-2)

Ayat pertama diturunkan pada saat mukjizat terjadi. Ibnu Mas’ud serta yang lainnya memberi informasi lebih lanjut peristiwa ajaib ini dengan memberitahu, "Pada masa Rasulullah, pujian dan kesejahteraan atasnya, bulan terbelah menjadi dua. Salah satu bagian terlihat di atas gunung (Gunung Hiro'), sedangkan bagian yang lain terlihat di bawahnya, dan Rasulullah menyeru orang-orang untuk bersaksi." Bukhari dan Muslim.

Anas meriwayatkan, "Orang-orang Mekah meminta Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, supaya menunjukkan sebuah tanda lalu baginda memperlihatkan mereka terbelahnya bulan menjadi dua, dan mereka melihat Gunung Hiro’ diantara dua belahannya."

Tanda ajaib ini menjadi bukti yang jelas bagi orang-orang yang tak beriman, dan berita ini tidak tersembunyi dari siapapun.

Disamping terdapat ayat yang jelas, semua riwayat tentang pembelahan bulan adalah sahih yaitu tak diragukan kebenaran dan keasliannya. Mukjizat terjadi dalam suasana yang tenang dikesunyian malam. Hanya mereka yang biasa memantau ke angkasa dan tengah memandang langit yang menyadarinya. Sebagaimana yang terjadi pada peristiwa gerhana, terkadang awan menghalangi penampakannya. Tidak ada keraguan bahwa banyak orang melihatnya di berbagai belahan dunia, tetapi tidak menyadari peristiwa yang terjadi di Mekah, yaitu antara Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, beserta orang-orang yang diajak baginda untuk memeluk Islam.



Pembelahan bulan telah disaksikan oleh seorang raja.

(Syekh Ahmad Darwish menambahkan: Tercatat pada suatu malam, seorang raja di Kerala, India, yang bernama Raja Cheraman Perumal, saat tengah berjalan-jalan didampingi sang istri di luar istana mereka, menyaksikan bulan terbelah menjadi dua. Ketika para pedagang Arab melintas di Kerala, Raja memberitahu mereka kejadian aneh tersebut. Para pedagang Arab lalu menceritakan peristiwa sebenarnya yang terjadi di Mekah bahwa keajaiban bulan terbelah merupakan jawaban untuk doa seorang nabi Utusan Allah yang baru diutus.

Raja kemudian berangkat berlayar untuk mengunjungi Nabi Muhammad, pujian dan kesejahteraan atasnya. Akhirnya Raja memeluk agama Islam, berikrar kesetiaan kepada baginda, dan berganti nama menjadi "Tajuddin" yang artinya ialah "Mahkota Agama".

Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, mengutus beberapa Sahabat di bawah kepemimpinan Malik bin Dinar dan saudaranya supaya ikut Raja pulang ke India untuk menyebarkan dan mensyiarkan Islam. Ditengah perjalanan, di Salala, Oman, Raja jatuh sakit dan meninggal dunia. Sebelum kematiannya, Raja menulis surat kepada para pembesar Malabar yang dikirim melalui para Sahabat agar menolong dan membantu para Sahabat. Maka kehadiran para Sahabat disambut hangat oleh pemerintahan setempat dan mulailah mereka berdakwah memperkenalkan Islam.

Di desa Rayangadi, dekat Payyannur, ada sebuah masjid yang dibangun kira-kira sebelum tahun ke-5 H (Hijriyah - tahun Hijriyah dimulai sejak Nabi Muhammad hijrah ke Madinah). Masjid tersebut menjadi saksi bersejarah prasasti bahasa Arab tanpa harokat dan titik. Dimasa selanjutnya, empat belas masjid dibangun, salah satunya berada di Kodungallur yang bernama "Masjid Cherman Malik" dimana tetap utuh bangunannya hingga sekarang, bahkan mimbar beserta atapnya yang terbuat dari kayu dan sumur yang airnya dipakai untuk berwudhu masih seperti semula.

Malik bin Dinar menikahi saudara perempuan Raja Cheraman. Dari hasil perkawinannya, mereka dikaruniai seorang anak lelaki yang bernama Muhammad Ali Raja. Malik meninggal dunia di Mangalore.

Didalam buku "Mustadrok" karya Al-Hakim, disebutkan bahwa saat mengunjungi Nabi Muhammad, Raja membawa hadiah sebotol madu dan jahe.

Di istana Arakkal, banyak terdapat artefak keislaman yang terkait masa-masa awal Islam di India. Diantara artefak tersebut terdapat bukti bahwa Muhammad Ali Raja, putra Sheree Devi, saudari Raja Cheraman, telah mendirikan dinasti raja-raja yang masih bertahan hingga masa imperialisme Inggris di India.

Kerala merupakan negeri tempat tinggal beberapa keturunan raja, sebagian dari mereka adalah orang-orang Islam, sedang yang lainnya bukan muslim. Mereka secara berkala telah diwawancarai oleh para sejarawan yang berhasrat mengetahui masa awal kedatangan Islam di India.

Meskipun bahasa resmi India adalah bahasa Urdu, namun Kerala memiliki bahasa daerah sendiri, dan populasi (penduduk) umat Islam mencapai 90% dari total keseluruhan penduduk negeri. Adapun kota-kota lainnya dinegara India, jumlah kaum Muslimin berkisar antara 20 sampai 25%.

Hingga saat ini, Kerala masih memiliki ciri khas Masa Keemasan Islam di Spanyol. Umat Islam hidup rukun berdampingan secara harmonis dengan orang-orang yang beragama lain, dimana kedamaian dan saling peduli satu sama lain adalah diantara cara hidup mereka)



SAHIH SHIFA

KESEMBUHAN
Seri ke-14
MUKJIZAT YANG DIBERIKAN KEPADA

NABI MUHAMMAD

pujian dan kesejahteraan atasnya


Karya

Hakim Agung Abulfadl Iyad

wafat tahun 1123M / 544H
Periwayat Hadis

Muhaddis Agung Hafiz Abdullah Bin Siddiq


Perevisi

Muhaddis Abdullah Talidi


Diadaptasikan oleh

Abdi Hadis Syekh Ahmad Darwish (Arab)

Anne Khadeijah (Inggris)

Siti Nadriyah (Indonesia)


Copyright © 1984-2013 Allah.com Muhammad.com. Hak Cipta dilindungi


Mukjizat air memancar dari jari jemari Nabi

pujian dan kesejahteraan atasnya


Banyak para Sahabat yang meriwayatkan beragam kejadian ketika mereka menyaksikan air memancar dari jari-jemari Nabi Muhammad, pujian dan kesejahteraan atasnya.

Anas memberitahu bahwa sudah waktunya mengerjakan solat Asar ketika beliau melihat Rasulullah, pujian dan kesejahteraan atasnya. Orang-orang mencari air untuk wudhu, tetapi tidak dapat menemukan apapun. Namun ada sedikit air yang tersedia, jadi dibawa kepada Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya. Baginda lalu memasukkan tangan baginda kedalam wadah, dan air mulai mengalir dari ujung jari-jemari baginda. Baginda memberitahu para pengikutnya supaya berwudhu dengan air itu, lantas setiap orang pengikut mengambil wudhu dari air yang diberkati. Lebih dari 70 Sahabat yang berwudhu dari air tersebut pada kejadian itu.

‘Alqomah melaporkan kejadian ketika mereka sedang bersama Rasulullah, pujian dan kesejahteraan atasnya, dan tidak ada air. Rasulullah memberitahu mereka, "Carilah seseorang yang memiliki kelebihan air." Sejumlah air dibawa kepada baginda, dan baginda menuangkannya kedalam sebuah wadah kemudian meletakkan tangan kedalamnya, lantas air mulai mengalir dari sela jari jemari Rasulullah, pujian dan kesejahteraan atasnya.

Jabir bin Abdullah berkata, "Pada Hari Hudaibiyah (setahun sebelum Pembukaan Mekah) orang-orang kehausan. Rasulullah, pujian dan kesejahteraan atasnya, memiliki wadah air dan berwudhu darinya. Orang-orang datang kepada baginda sambil berkata, 'Kami tidak punya air, selain apa yang ada didalam wadah engkau." Setelah itu Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, memasukkan tangan ke dalam wadah, dan air mulai mengalir dari sela jari-jemari baginda, seolah-olah bagai sebuah mata air yang memancar." Jabir yang melaporkan kejadian ajaib ini ditanya, ada berapa banyak mereka, kemudian Jabir menjawab, "Kami ada seribu lima ratus orang. Andaikan jumlah kami lebih banyak, tetap akan terus mencukupi untuk kami."

Keajaiban yang sama terjadi ketika Rasulullah, pujian dan kesejahteraan atasnya, meminta Jabir membawakan sejumlah air untuk berwudhu. Namun hanya terdapat beberapa tetes air didalam kantung kulit tempat air yang dibawa kepada baginda. Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, meremas kantung tersebut dan berdoa, lalu meminta sebuah mangkuk dibawa kepadanya. Baginda membentangkan jari jemarinya didalam mangkuk, kemudian Jabir menuang beberapa tetes air diatas jari-jemari baginda. Saat baginda mengucap, "Bismillah (Dengan nama Allah)", air mulai mengalir dari jari-jemari baginda dan menyembur kedalam mangkuk sampai penuh, lantas baginda memerintahkan para pengikutnya agar menggunakan air tersebut. Semua orang telah berwudhu dan baginda bertanya apakah masih ada orang yang membutuhkan air. Setelah kebutuhan mereka terpenuhi, Rasulullah, pujian dan kesejahteraan atasnya, menarik tangan baginda dari mangkuk, dan masih penuh dengan air.

At-Tirmidzi menarik perhatian kita pada fakta bahwa aneka peristiwa ajaib diatas terjadi dihadapan banyak orang dan tak seorang pun dapat mencurigai atau meragukan kejadian itu. Bila tidak demikian, maka para Sahabat pasti menjadi kelompok pertama yang mengungkap kebenarannya, karena mereka tidak pernah berdiam diri jika ada ketidakbenaran. Tak seorangpun menyaksikan dan menyangkal dalam laporan mereka tentang aneka peristiwa ajaib. Mereka menyaksikan dan mengalaminya jadi bisa dikatakan masing-masing Sahabat membenarkan terjadinya mukjizat-mukjizat tersebut.



Mukjizat air penuh berkah mengalir dari Nabi

pujian dan kesejahteraan atasnya


Ada keajaiban yang mirip dengan sebelumnya dimana air mengalir dan bertambah banyak berkat sentuhan dan doa baginda.
Mu'adz bin Jabal menceritakan kejadian di Tabuk. Mu'adz memberitahu bahwa mereka tiba di sebuah mata air yang hampir tidak menetes airnya. Mereka menampung tetesan air yang ada dengan tangan mereka dan memasukkannya kedalam wadah. Lalu Rasulullah, pujian dan kesejahteraan atasnya, membasuh wajah baginda sambil membiarkan air bekas basuhan baginda menetes kembali kedalam wadah, seketika air didalam wadah jadi meluap. Rasa haus semua orang akhirnya terpuaskan. Setelah itu, Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, mengungkap kepada Mu'adz, andaikan tinggal lebih lama ditempat tersebut, Mu'adz akan melihat air itu mengairi kebun-kebun.
Di Hudaibiyah, Al-Bara' mengatakan ada sekitar 14.000 orang, dan air sumur yang mereka temukan tidak mencukupi airnya meski untuk memberi minum lima puluh domba sekalipun. Para Sahabat berkerumun disekitar sumur hingga tak setitik pun air yang tersisa. Kemudian Rasulullah, pujian dan kesejahteraan atasnya, datang dan duduk di samping sumur. Sebuah ember dibawa kepada baginda dimana baginda menghembuskan beberapa air ludah dan berdoa. Salamah melaporkan bahwa baginda berdoa dan sedikit meludah didalam sumur setelah itu air memancar keluar, terdapat air yang mencukupi untuk mereka semua serta cukup untuk mengisi wadah tempat minum mereka.
Ibnu Syihab meriwayatkan, Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, menarik anak panah dari tempat anak panahnya, dan meletakkannya di dasar lubang yang kering air, lalu air mulai menyembur mengalir tumpah ruah, begitu banyak sampai-sampai juga cukup untuk kebutuhan hewan-hewan.
Abu Qotadah berkata, "Orang-orang menyertai Rasulullah, pujian dan kesejahteraan atasnya, dalam suatu perjalanan, dan datang mengeluhkan kehausan mereka kepada baginda. Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, meminta wadah yang habis baginda pakai berwudhu agar dibawa kepada baginda dan ditaruh dibawah lengan baginda, lantas baginda menutup penutupnya tapi saya tidak yakin apakah baginda meniup kedalamnya atau tidak, hanya Allah Yang Paling Mengetahui. Setelah itu orang-orang minum hingga hilang rasa dahaga mereka. Setiap orang mengisi kantung kulit tempat airnya masing-masing, dimana ada tujuh puluh dua orang lelaki.

Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, memberitahu Abu Qotadah, "Simpan wadah wudhu mu karena berita ini akan menyebar."

Contoh lebih lanjut ditemukan dalam jenis mukjizat berikut ini. Suatu hari para Sahabat merasa sangat kehausan, papar Imron bin Husein. Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, memberitahu dua Sahabatnya bahwa mereka akan menemukan seorang wanita di lokasi tertentu dengan seekor unta sedang membawa dua kantung kulit tempat air. Wanita tersebut memang berada di lokasi seperti yang telah disebutkan baginda, maka mereka membawanya kepada Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, baginda lalu mengisi sebuah wadah dengan air dari kantung kulit kemudian berdoa lantas baginda menuang kembali air kedalam kantung kulit tersebut. Kantung kulit dibuka tutupnya dan baginda berkata kepada para Sahabatnya agar mengisi wadah tempat air mereka dengan air tersebut. Mereka lalu melakukannya. Selanjutnya Imron berkomentar, "Terlihat olehku kalau sesudah itu kantung kulit bahkan berisi lebih banyak air." Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, sangat bersyukur dan menyuruh para Sahabatnya supaya memberi wanita tersebut beberapa perbekalan. Maka wanita itu mengisi jubahnya sampai penuh dengan perbekalan. Baginda kemudian berkata, "Anda boleh pergi, kami tidak mengambil sedikitpun air anda, Allah yang telah memberi kami air."

Umar menceritakan kejadian lainnya saat para Sahabat sedang dalam perjalanan ke ‘Usra (Tabuk), mereka menderita kehausan yang sangat mendalam, hingga seorang diantara mereka bersiap-siap membunuh untanya untuk meremas perut unta dan meminum isinya. Abu Bakar datang kepada Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, dan meminta baginda berdoa untuk menghilangkan rasa dahaga mereka. Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, mengangkat kedua tangan baginda. Belum pula baginda menurunkan tangan, mendung muncul dan menurunkan hujan. Masing-masing Sahabat dapat mengisi wadah mereka. Mendung tidak menurunkan hujan ditempat lain, hanya jatuh pada para Sahabat.

Ada banyak hadis serupa yang menggambarkan mukjizat air termasuk doa yang Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, panjatkan pada masa kekeringan dan peristiwa-peristiwa yang mengikutinya.


Yüklə 1,07 Mb.

Dostları ilə paylaş:
1   ...   11   12   13   14   15   16   17   18   ...   24




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin