Diktat kuliah



Yüklə 0,7 Mb.
səhifə11/15
tarix26.07.2018
ölçüsü0,7 Mb.
#59536
1   ...   7   8   9   10   11   12   13   14   15

Penalaran Induktif

Penalaran induktif adalah penalaran yang bertolak dari pernyataan-pernyataan yang khusus dan menghasilkan simpulan yang umum. Dengan kata lain, simpulan yang diperoleh tidak lebih khusus daripada pernyataan (premis). Selanjutnya, proses induksi dapat dibedakan lebih jauh sebagai generalisasi, analogi induktif, dan hubungan sebab-akibat.86

Beberapa bentuk penalaran induktif adalah sebagai berikut.



  1. Generalisasi

Generalisasi ialah proses penalaran yang mengandalkan beberapa pernyataan yang mempunyai sifat tertentu untuk mendapatkan simpulan yang bersifat umum. Dari beberapa gejala dan data, kita ragu-ragu mengatakan bahwa “Lulusan sekolah A pintar-pintar.” Hal ini dapat kita simpulkan setelah beberapa data sebagai pernyataan memberikan gambaran seperti itu.

Contoh:


Jika dipanaskan, besi memuai.

Jika dipanaskan, tembaga memuai.

Jika dipanaskan, emas memuai

Jadi, jika dipanaskan, logam memuai.

Sahih atau tidak sahihnya simpulan dari generalisasi itu dapat dilihat dari hal-hal berikut.



      1. Data itu harus memadai jumlahnya. Makin banyak data yang dipaparkan, makin sahih simpulan yang diperoleh.

      2. Data itu harus mewakili keseluruhan. Dari data yang sama itu akan dihasilkan simpulan yang sahih.

      3. Pengecualian perlu diperhitungkan karena data-data yang mempunyai sifat khusus tidak dapat dijadikan data.

  1. Analogi

Analogi adalah cara penarikan penalaran secara membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang sama

Contoh:


Nina adalah lulusan akademi A.

Nina dapat menjalankan tugasnya dengan baik.

Ali adalah lulusan akademi A.

Oleh sebab itu, Ali dapat menjalankan tugasnya dengan baik.

Tujuan penalaran secara analogi adalah sebagai berikut.



  1. Analogi dilakukan untuk meramalkan kesamaan.

  2. Analogi digunakan untuk menyingkapkan kekeliruan.

  3. Analogi digunakan untuk menyusun klasifikasi.




  1. Hubungan kausal

Hubungan kausal adalah penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan. Misalnya, tombol ditekan, akibatnya bel berbunyi. Dalam kehidupan kita sehari-hari, hubungan kausal ini sering kita temukan. Hujan turun dan jalan-jalan becek. Ia kena penyakit kanker darah dan meninggal dunia. Dalam kaitannya dengan hubungan kausal ini, tiga hubungan antar masalah, yaitu sebagai berikut.

    1. Sebab-akibat

Sebab-akibat ini berpola A menyebabkan B. di samping itu, hubungan ini dapat pula berpola A menyebabkan B, C, D, dan seterusnya. Jadi, efek dari satu peristiwa yang dianggap penyebab kadang-kadang lebih dari satu.

Dalam kaitannya dengan hubungan kausal ini, diperlukan kemampuan penalaran seseorang untuk mendapatkan simpulan penalaran. Hal ini akan terlihat pada suatu penyebab yang tidak jelas terhadap sebuah akibat yang nyata. Kalau kita melihat sebiji buah mangga jatuh dari batangnya, kita akan memperkirakan beberapa kemungkinan penyebabnya. Mungkin mangga itu ditimpa hujan, mungkin dihempas angin, dan mungkin pula dilempari oleh anak-anak. Pastilah salah satu kemungkinan itu yang menjadi penyebabnya.

Andaikata angin tiba-tiba bertiup (A), dan hujan yang tiba-tiba turun(B), ternyata tidak sebuah mangga pun yang jatuh (E), tentu kita dapat menyimpulkan bahwa jatuhnya buah mangga itu disebabkan oleh lemparan anak-anak (C).

Pola seperti itu dapat kita lihat pada rancangan berikut.

Angin hujan lemparan mangga jatuh

(A) (B) (C) (E)

Angin, hujan mangga tidak jatuh

(A) (B) (E)

Oleh sebab itu, lemparan anak menyebabkan mangga jatuh.

(C) (E)


Pola-pola seperti itu sesuai pula dengan metode agreement yang berbunyi sebagai berikut. Jika dua kasus atau lebih dalam satu gejala mempunyai satu dan hanya satu kondisi yang dapat mengakibatkan sesuatu, kondisi itu dapat diterima sebagai penyebab sesuatu tersebut.

Teh, gula, garam menyebabkan kedatangan semut

(P) (Q) (R) (Y)

Gula, lada, bawang menyebabkan kedatangan semut

(Q) (S) (U) (Y)

Jadi, gula menyebabkan kedatangan semut.

(Q) (Y)


    1. Akibat-sebab

Akibat-sebab ini dapat kita lihat pada peristiwa seseorang yang pergi ke dokter. Ke dokter merupakan akibat dan sakit merupakan sebab, jadi mirip dengan entimen. Akan tetapi, dalam penalaran jenis akibat-sebab ini, peristiwa sebab merupakan simpulan.

    1. Akibat-akibat

Akibat-akibat adalah suatu penalaran yang menyiratkan penyebabnya. Peristiwa “akibat” langsung disimpulkan pada suatu “akibat” yang lain. Contohnya adalah sebagai berikut.

Ketika pulang dari pasar, Ibu Sonya melihat tanah di halamannya becek. Ibu langsung menyimpulkan bahwa kain jemuran di belakang rumahnya pasti basah.

Dalam kasus itu penyebabnya tidak ditampilkan, yaitu hari hujan. Pola itu dapat dilihat seperti berikut ini.

Hujan menyebabkan tanah becek

(A) (B)

Hujan menyebabkan kain jemuran basah



(A) (C)

Dalam proses penalaran “akibat-akibat”, peristiwa tanah becek (B) merupakan data, dan peristiwa kain jemuran basah (C) merupakan simpulan.

Jadi, karena tanah becek, pasti kain jemuran basah.87

(B) (C)
9 Penulisan Karya ilmiah

Secara harfiah, menulis berarti menuangkan pikiran/gagasan/fakta dalam bentuk tulis. Kegiatan menulis mempunyai beberapa keuntungan, yaitu:

a. lebih mengenali kemampuan dan potensi diri

b. dapat mengembangkan berbagai gagasan

c. dapat banyak menyerap, mencari, serta menguasai



9.1 Penentuan Topik, Tema, dan Judul Karya Ilmiah

Istilah topik dan tema sering dikacaukan. Karena itu, kedua istilah ini perlu diberi definisi yang jelas. Topik adalah medan, atau lapangan masalah yang akan digarap dalam karya tulis atau penelitian. Sementara itu, istilah tema diartikan sebagai penyataan sentral atau pernyataan inti tentang topik yang akan ditulis. Tema sifatnya masih hipotetis – suatu pernyataan sementara, yang masih memerlukan pembenaran atau penolakan dengan cara penelitian. Misalnya, ada pernyataan ‘Hidup pada abad ke dua puluh.’, pernyataan ini baru berupa topik. Pernyataan ini akan dikembangkan menjadi pernyataan yang hipotetis sifatnya, misalnya ‘Hidup pada abad ke dua puluh banyak mendapatkan kerugian.’. Pernyataan ini baru boleh dinamakan tema.88

Penulisan karya ilmiah, seperti makalah penelitian, tesis, atau karya ilmiah lainnya, menuntut beberapa persyaratan untuk dipenuhi. Persyaratan ini menyangkut isi, bahasa, dan teknik penyajiannya. Karena itu, karya ilmiah, terutama yang cukup panjang, perlu direncanakan dengan terlebih dahulu.

Tentu saja anda tidak perlu bersusah-payah membuat perencanaan atau kerangka karangan, jika anda hanya akan menulis surat pribadi kepada teman atau menulis karangan pendek yang bahannya sudah siap di kepala anda. Dalam hal seperti ini, kegiatan menulis merupakan satu kegiatan tunggal, dan kerangka karangan cukup di dalam pikiran anda saja. Tetapi, jika anda akan menyusun tesis atau makalah ilmiah (project paper, misalnya), sebaiknya anda merencanakannya lebih dahulu

Secara teoretis, proses penulisan meliputi 3 tahap utama, yaitu tahap prapenulisan, penulisan, revisi. Ini tidak berarti bahwa kegiatan-kegiatan penulisan itu kita lakukan secara terpisah-pisah. Pada tahap prapenulisan itu kita lakukan secara terpisah-pisah. Pada tahap prapenulisan anda membuat persiapan-persiapan yang akan anda pergunakan pada tahap penulisan. Dengan kata lain, anda merencanakan karangan anda.

Tahap penulisan merupakan tahap ekspresi dan pengembangan gagasan yang telah anda tuliskan dalam bentuk kerangka kerja. Dengan menggunakan kalimat, ungkapan, frase, dan kata-kata, anda mengembangkan gagasan itu ke dalam paragraf atau bab-bab. Dalam hal ini, perlu anda pilih macam karangan apa yang paling sesuai dengan tujuan dan bahan anda: paparan, argumentasi, atau persuasi. Pada tahap ini, hal yang sangat penting untuk anda perhatikan ialah bagaimana anda dapat mengungkapkannya secara efektif, logis/sistematik, dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Tahap terakhir dalam proses penulisan ialah revisi. Revisi ini pada prakteknya anda lakukan juga pada tahap-tahap persiapan dan penulisan. Namun demikian, setelah tulisan anda selesai, perlu anda lakukan suatu peninjauan kembali secara menyeluruh, yaitu mengenai:


    1. Relevansi: apakah seluruh tulisan sejalan dengan tujuan/tesis?

    2. Paragraf: apakah sudah memenuhi semua persyaratan?

    3. Pilihlah kata dan kalimat: apakah cukup baku, komunikatif, informatif, dan tidak menimbulkan salah paham?

    4. Teknik dan sistematika penulisan: apakah sesuai dengan logika pernyataan maksud/tesis?

    5. Pungtuasi dan ejaan: apakah sesuai dengan peraturan yang berlaku?

Dalam pelaksanaannya, ketiga tahap itu sering bertumpang tindih, sulit dipisahkan secara jelas, terutama jika anda menulis suatu esai pendek. Anda baru akan melalui tahap-tahap itu secara lebih teratur, bila anda menyusun suatu makalah yang cukup panjang atau karangan yang terdiri dari beberapa bab.

Tahap prapenulisan merupakan tahap persiapan. Pada tahap ini anda menentukan apa yang akan anda tulis dan anda bahas. Penentuan itu akan mengarahkan dan membatasi tulisan anda. Tahap ini meliputi beberapa kegiatan yang akan diuraikan satu per satu.



Memilih topik berarti memilih apa yang akan menjadi pokok pembicaraan dalam tulisan anda. Topik itu dapat anda peroleh dari berbagai sumber, yaitu: pengalaman, pengamatan, pendapat/penalaran, dan khayalan. Topik-topik karya ilmiah, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:

1) Ada manfaatnya untuk perkembangan ilmu atau profesi anda

    1. Cukup menarik untuk dibahas

    2. Anda kenal dengan baik

    3. Bahannya dapat anda peroleh

    4. Tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit.89

Secara teknis topik dibedakan menjadi topik umum dan topik khusus. Topik umum adalah pokok pembicaraan yang sifatnya masih luas atau ide dasar.

Contohnya:



Bidang pengajaran bahasa

  1. membaca pemahaman

  2. proses belajar bahasa

  3. kebiasaan menulis

Bidang Pendidikan

  1. Program wajib belajar

  2. Pembaharuan kurikulum

  3. Pembinaan generasi muda

Mata kuliah

  1. Hasil-hasil perkuliahan

  2. Suka-duka belajar

  3. Matakuliah yang disukai

Pendapat pribadi

  1. Kritik atau saran pada sekolah, lingkungan, pemerintah

  2. Kekaguman pada novel, film.

Peristiwa aktual

  1. Kebijakan pemerintah

  2. Keadaan luar negeri

  3. Perkembangan iptek

  4. Situasi dan kondisi daerah

  5. Gosip-gosip dalam kehidupan sehari-hari

Kilasan biografi

  1. Ketauladanan nabi dan rasul

  2. Perjuangan pahlawan

  3. Kehidupan selebritis

  4. Orang-orang yang dikagumi90

Sedangkan topik khusus adalah pokok pembicaraan yang sifatnya luas tetapi terbatas. Topik khusus pada dasarnya adalah subtopik dari topik umum.

Contohnya:



Bidang Pengajaran Bahasa

  1. membaca pemahaman

  1. langkah-langkah pengajaran membaca pemahaman pada siswa SMP

  2. strategi meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada siswa STM

  3. usaha menumbuhkan kebiasaan membaca pemahaman pada siswa SMA

  1. proses belajar bahasa

  1. proses belajar bahasa pertama pada anak kecil.

  2. Proses belajar bahasa kedua pada siswa SD

  3. Proses belajar bahasa menurut pandangan kaum behavioris.

  1. kebiasaan menulis

  1. menumbuhkan kebiasaan menulis laporan kegiatan pada siswa

  2. menumbuhkan kebiasaan menulis karangan argumentatif pada siswa SMU

Bidang Pendidikan

    1. Program wajib belajar

    1. Sekolah kecil sebagai wadah pelaksanaan program wajib belajar.

    2. Pendidikan penyetaraan SD dan SMP sebagai salah satu realisasi pelaksanaan program wajib.

    3. Wajib belajar 9 tahun belum memadai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

    1. Pembaharuan kurikulum

    1. Pembaharuan kurikulum sebagai usaha untuk menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

    2. Permasalahan yang muncul dalam pembaharuan kurikulum sekolah.

    3. Penyesuaian buku acuan setiap pembaharuan kurikulum

    1. Pembinaan generasi muda

    1. Meningkatkan pembinaan generasi muda melalui kursus ketrampilan perbengkelan

    2. Karang Taruna sebagai wahana pembinaan generasi muda

    3. Kegiatan ekstrakurikuler sekolah sebagai wahana pembinaan generasi muda.91

Dalam pelaksanaannya, topik yang telah anda pilih itu anda nyatakan dalam suatu judul karangan. Samakah topik dengan judul? Tidak. Topik adalah pokok pembicaraan, sedang judul ialah nama, titel, atau semacam label untuk suatu karangan.92 Pernyataannya mungkin sama, mungkin juga tidak. Judul karangan fiktif (rekaan) kerapkali tidak menunjukkan topiknya. Roman Layar Terkembang misalnya, tidak membicarakan layar dalam arti sebenarnya. Akan tetapi, judul karangan ilmiah harus dipikirkan secara sungguh-sungguh dengan mengingat beberapa persyaratan, antara lain:

  1. harus sesuai dengan topik/isi dan jangkauannya

  2. sebaiknya dinyatakan dalam frase bukan kalimat

  3. sesingkat mungkin

  4. sejelas mungkin, tidak dinyatakan dalam kata kiasan dan tidak mengandung kata bermakna ganda.

Judul berfungsi pula sebagai slogan promosi untuk menarik minat pembaca dan sebagai slogan promosi untuk menarik minat pembaca dan sebagai gambaran isi karangan. Judul yang baik harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut.93

  1. Relevan, ada hubungannya dengan isi karangan.

  2. Provokatif, dapat menimbulkan hasrat ingin tahu pembaca.

  3. Singkat, mudah dipahaimi dan enteng diingat.

Secara umum, terdapat dua model perumusan judul karangan. Pertama, model judul untuk karangan popular. Karangan-karangan popular, seperti artikel untuk Koran dan majalah, cenderung menggunakan judul-judul yang singkat dan sangat provokatif. Bahasa yang digunakannya pun adalah bahasa-bahasa yang diakrabi masyarakat pada umumnya.

Contoh:

  1. Pemaaf Sumber Kebahagiaan

  2. Cara Belajar Cepat dan Menyenangkan

  3. Mukjizat Salat dan Doa

Kedua, model judul untuk karangan ilmiah. Jenis karangan seperti laporan penelitian, menghendaki perumusan secara lengkap, yakni meliputi:

1) masalah yang diteliti, 4) subjek penelitian, dan

2) ruang lingkup penelitian, 5) metode penelitian.

3) tujuan penelitian,



Contoh:


AKTIVITAS PERGAULAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA
(Studi Deskriptif tentang Kecerdasan Emosi dan Intelektual Siswa MA. Tribakti Kediri Tahun Pelajaran 2009/2010)

Dari judul di atas, dapat diketahui bahwa:

1) masalah yang diteliti : aktivitas pergaulan dan prestasi belajar siswa

2) ruang lingkup penelitian : kecerdasan emosi dan intelektual siswa

3) tujuan penelitian : mengetahui ada tidaknya hubungan antara aktivitas pergaulan dengan prestasi belajar siswa

4) subjek penelitian : siswa MA. Tribakti Kediri Tahun Pelajaran 2009/2012

5) metode penelitian : deskriptif

Panjang-pendeknya judul karangan sesungguhnya hanyalah selera penulis. Ada yang berpendapat bahwa judul itu Big is the best dalam arti yang besar atau luas dianggap paling baik. Sebaliknya ada yang mengatakan judul itu small is beautiful dalam arti yang kecil atau rinci justru lebih indah.94 Oleh karena itu pemberian judul karangan diserahkan sepenuhnya kepada anda sebagai penulis.



Contoh:

Judul Besar:

PEMBUDAYAAN P4

GUNA MENINGKATKAN DISIPLIN

NASIONAL

Judul Kecil:



PEMBUDAYAAN P4

GUNA MENINGKATKAN DISIPLIN

NASIONAL

(Melalui Keluarga, Masyarakat,

dan Sekolah)

Hubungan antara topik, tema, dan tujuan karangan dapat dicontohkan sebagai berikut.95



      1. Topik : Faedah memiliki sifat pemaaf

Tema : Sifat pemaaf dapat memberi kebahagiaan dalam pergaulan hidup

Tujuan : a) Memberi tahu pembaca bahwa sifat dendam dapat menimbulkan kegelisahan dan permusuhan

b) Sifat pemaaf dapat memberi kebahagiaan batin dan kesuksesan dalam pergaulan


      1. Topik : Pelajar dan masa depan bangsa

Tema : Besarnya peranan pelajar Indonesia dalam menentukan maju-mundurnya perkembangan bangsanya.

Tujuan : Mempengaruhi, menanamkan kesadaran kepada pelajar tentang pentingnya mereka dalam mempelajari ilmu pengetahuan dan mempertebal moral sebagai bekal dalam membangun bangsanya.



    1. Tujuan Penulisan

Rumusan tujuan penulisan adalah suatu gambaran atau perencanaan menyeluruh yang akan mengarahkan anda dalam penulisan selanjutnya. Dengan menentukan penulisan, anda tahu apa yang harus anda lakukan pada tahap penulisan, anda tahu bahan apa yang harus anda lakukan pada tahap penulisan, anda tahu bahan apa yang anda perlukan, organisasi karangan macam apa yang akan anda terapkan, dan mungkin juga sudut pandangan yang anda pilih. Penentuan tujuan merupakan penentuan yang pokok yang akan mengarahkan dan membatasi penentuan-penentuan khusus yang akan anda lakukan selanjutnya. Kesadaran anda mengenai tujuan selama proses penulisan, akan menjaga keutuhan tulisan anda.

Tujuan penulisan dapat dinyatakan dalam bentuk pernyataan maksud, yang akan mengembangkan gagasan secara tidak dominan.96 Contoh pernyataan maksud di bawah ini dengan jelas menunjukkan tujuan penulisan dan membantu penulis mengembangkan karangannya.



Contoh

    1. Tujuan makalah ini ialah membahas perbedaan pandangan politik tokoh X dan Y mengenai tindakan pemerintah Z terhadap para gerilyawan.

    2. Dalam makalah ini akan diuraikan bagaimana pujian dapat meningkatkan motivasi belajar anak-anak SD.

    3. Penulis ingin mengemukakan peristiwa-peristiwa yang mendahului pecahnya Perang Diponegoro

    4. Apa yang menyebabkan kenakalan remaja pada umumnya? Penulis akan mengemukakan tiga hal yang erat hubungannya dengan pendidikan keluarga

Pernyataan maksud di atas tidak hanya mengungkapkan tujuan penulisan, melainkan juga menunjukkan arah pengembangan karangan selanjutnya. Pernyataan itu sekaligus mencakup struktur tulisan dan bahan yang diperlukan.

    1. Jenis Tulisan

      1. Berdasarkan Bentuknya

  1. Prosa, adalah jenis karangan yang disusun dalam bentuk bebas dan terperinci. Prosa terbagi dalam dua macam.

    1. Fiksi, adalah karangan yang disusun dalam bentuk alur yang menekankan aturan sistematika penceritaan. Contohnya: novel dan cerpen.

    2. Nonfiksi, adalah karangan yang menekankan aturan sistematika ilmiah, dan aturan-aturan kelogisan. Contohnya: esey, laporan penelitian, dan biografi.

  2. Puisi adalah karangan yang mengutamakan keindahan bentuk dan bunyi serta kepadatan makna.

  3. Drama adalah karangan yang berupa dialog sebagai pembentuk alurnya.

      1. Berdasarkan Cara Penyajiannya

        1. Karangan narasi, adalah karangan yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian dengan tujuan agar pembaca seolah-olah mengalami kejadian yang diceritakan itu.

        2. Karangan deskripsi, adalah karangan yang menggambarkan suatau objek dengan tujuan agar pembaca merasa seolah-olah melihat sendiri objek yang digambarkan itu

        3. Karangan eksposisi, adalah karangan yang memaparkan sejumlah pengetahuan atau informasi. Tujuannya agar pembaca mendapat informasi dan pengetahuan dengan sejelas-jelasnya. Dikemukakan data dan fakta untuk memperjelas pemaparan.

        4. Karangan argumentasi, adalah karangan yang bertujuan untuk membuktikan suatu kebenaran sehingga pembaca meyakini kebenaran itu. Pembuktian memerlukan data dan fakta yang meyakinkan.

        5. Karangan persuasi, adalah karangan yang bertujuan untuk mempengaruhi pembaca. Karangan ini pun memerlukan data sebagai penunjang.

      2. Berdasarkan Masalah yang Disajikannya

        1. Karangan populer, adalah karangan yang membahas masalah-masalah sehari-hari dengan menggunakan ragam bahasa yang biasa digunakan masyarakat pada umumnya.

        2. Karangan ilmiah, adalah karangan yang membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan disiplin ilmu tertentu. Ragam bahasa yang digunakan bersifat teknis yang hanya dapat dipahami masyarakat tertentu.

        3. Karangan ilmiah populer, adalah karangan yang membahas masalah-masalah keilmuan dengan menggunakan ragam bahasa yang dipahami masyarakat pada umumnya.

        4. Surat, merupakan karangan yang mengupas beragam persoalan dalam berbagai kepentingan. Pembacanya dinyatakan secara khusus, tertentu.

        5. Karangan sastra, adalah karangan yang berisi cerita rekaan dengan bahasa, gaya, dan citra rasa yang indah. Cerita-cerita yang dinyatakannya lebih bersifat individual.




  1. Teknik Penulisan Karya Ilmiah

Karya ilmiah ditulis dengan ketentuan sebagai berikut:

  1. Naskah dibuat di atas kertas HVS putih minimal 70 mg, dengan ukuran A4 (21,5 x 29,7 cm)

  2. Jenis huruf dan ukurannya adalah sebagai berikut:

    1. Naskah dengan huruf Latin menggunakan jenis font Time New Roman ukuran 12 pt, kecuali catatan kaki ditulis dengan ukuran 10 pt.

    2. Naskah dengan huruf Arab menggunakan font Traditional Arabic ukuran 18 pt, kecuali untuk catatan kaki ditulis dengan ukuran 16 pt, bab ditulis dengan ukuran 26 pt tebal, dan sub bab ditulis dengan ukuran 22 pt tebal.

  3. Pemakaian huruf miring hanya untuk pengetikan kata yang belum baku dalam bahasa Indonesia untuk karya ilmiah berbahasa Indonesia, dan judul buku (dalam teks maupun catatan kaki) untuk semua karya ilmiah.

  4. Pemakaian huruf tebal hanya pada penulisan setiap judul dari isi bagian awal dan bagian akhir, dan pada judul bab dan sub bab peringkat kedua pada bagian utama karya ilmiah.

  5. Jarak baris tulisan dalam naskah adalah 2 (dua) spasi, kecuali untuk kutipan (ketentuan dibahas tersendiri), catatan kaki, tabel, abstrak, keterangan gambar dan daftar pustaka diketik dengan jarak 1 (satu) spasi. Untuk naskah dengan huruf Arab ditulis dengan jarak 1 (satu) spasi, jarak antar paragraf 1,5 (satu setengah) spasi.

  6. Batas tepi atas dan kiri adalah 4 cm, sedangkan batas tepi bawah dan kanan adalah 3 cm.

  7. Setiap alinea baru diketik masuk 1,2 cm dari batas tepi kiri teks.

  8. Penulisan sub bab adalah­ sebagai berikut:

    1. Penulisan bab adalah ditempatkan di tengah memakai huruf besar semua dan tebal, penomorannya dengan angka Romawi (I, II, III, dst), tanpa tanda titik.

    2. Peringkat 2, penomoran dengan huruf besar (A, B, C, dst), titik, judul sub bab ditulis tebal dan memakai huruf besar pada setiap awal kata, tanpa tanda titik.

    3. Peringkat 3, penomoran dengan huruf angka Arab (1, 2, 3, dst), titik, judul sub bab ditulis tidak tebal dan huruf besar pada awal judul saja, tanpa tanda titik.

    4. Peringkat 4, penomoran dengan huruf kecil (a, b, c, dst), titik, judul sub bab ditulis tidak tebal dan huruf besar pada awal judul, tanpa tanda titik.

    5. Peringkat 5, penomoran dengan angka Arab (1, 2, 3, dst) dengan kurung tutup tanpa titik, judul sub bab ditulis tidak tebal dan huruf besar pada awal judul, tanpa tanda titik.

    6. Butir uraian atau contoh yang bersifat hirarkis ditulis dengan penomoran angka atau huruf kecil dalam kurung, sedang yang bersifat nonhirarkis ditulis dengan tanda hubung (-)

  9. Penomoran halaman ditulis dengan ketentuan sebagai berikut:

    1. Bagian awal (sebelum bab pertama) diberi nomor urut dengan menggunakan angka Romawi kecil (i, ii, iii, dst) dan diketik pada bagian tengah bawah. Untuk naskah berbahasa Arab penomorannya dengan huruf abjad/abjadun

    2. Bagian utama (Bab dan Daftar Pustaka) diberi nomor urut dengan menggunakan angka Arab (1, 2, 3, dst) dan diketik pada bagian kanan atas, kecuali halaman pertama setiap bab ditulis pada bagian tengah bawah.

    3. Tabel dan gambar diberi nomor urut dengan angka Arab.

    4. Lampiran-lampiran diberi nomor urut dengan angka Romawi besar (I, II, III, dst) dan diketik di bagian tengah bawah. Untuk naskah berbahasa Arab dengan huruf abjad/abjadun.

  10. Penulisan catatan kaki sebagai berikut:

    1. Catatan kaki ditulis di bawah teks dengan ukuran font 10 pt untuk Latin dan 16 pt untuk Arab.

    2. Penomoran catatan kaki adalah dengan angka Arab (1, 2, 3, dst) dan hitungan dimulai dari awal setiap bab.




    1. Yüklə 0,7 Mb.

      Dostları ilə paylaş:
1   ...   7   8   9   10   11   12   13   14   15




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin