Modul perkuliahan


Menurut dalil keterbagian



Yüklə 0,7 Mb.
səhifə7/10
tarix09.03.2018
ölçüsü0,7 Mb.
#45239
1   2   3   4   5   6   7   8   9   10

Menurut dalil keterbagian:

  • Jika m │a-b dan a-b │ an – bn , maka a-b │ an – bn


    Jadi a-b │ an – bn atau an bn (mod m)
    1. Dalil 3.2


    Andaikan f adalah suatu polinomial dengan koefisien-koefisien bilangan bulat, Jika Jika a b (mod m), maka f(a) f(b) (mod m).

    Bukti


    Misal f(x) = tnxn + tn-1xn-1 + tn-2xn-2 + tn-3xn-3 + ..... + t1x + to

    Dengan tn, tn-1, tn-2, tn-3, t1x, to Z.

    Jika x = a maka f(a) = tnan + tn-1an-1 + tn-2an-2 + tn-3an-3 + ..... + t1a + to

    Jika x = b maka f(b) = tnbn + tn-1bn-1 + tn-2bn-2 + tn-3bn-3 + ..... + t1b + to



    --------------------------------------------------------------------------------------------------- -

    f(a) – f(b) = tn(an - bn ) + tn-1(an-1 - bn-1 ) + tn-2(an-3 –bn-3) + ..... + t1(a-b)

    Dengan menggunakan sifat sebelumnya diperoleh

    a b (mod m) atau m │a-b sehingga m │t1(a-b)

    a2 b2 (mod m) atau m │a2-b2 sehingga m │t2(a2-b2)

    a3 b3 (mod m) atau m │a3-b3 sehingga m │t3(a2-b2)

    a4 b4 (mod m) atau m │a4-b4 sehingga m │t4(a4-b4)

    .............................................................................

    an bn (mod m) atau m │an-bn sehingga m │tn(an-bn)

    Dengan menggunakan definisi keterbagian pada bilangan bulat maka:

    m │tn(an-bn) + tn-1(an-1-bn-1) + tn-2(an-2-bn-2) + tn-3(an-3-bn-3) + ..... + t1(a1-b1), hal ini berarti

    m │f(a) – f(b) atau f(a) f(b) (mod m)

    Perhatikan beberapa contoh berikut ini!

    Perhatikan beberapa contoh berikut ini!



    1. 41 1 (mod 8) hal ini berarti 8 │ (41-1) atau 8 │40. Dengan kasus yang sama maka 8│ (1- 41) atau 8 │ - 40, sehingga 1 41 (mod 8).

    2. Karena 0 habis dibagi oleh sebarang bilangan bulat m, dan 0 dapat diperoleh dari hasil pengurangan sebarang dua bilangan yang sama, maka dapat ditentukan

    1. 3│0 3 │5-5 5 5 (mod 3)

    2. 7│0 7 │9-9 7 7 (mod 9)

    3. 11│0 11 │20 20 20 (mod 9)

    1. 25 11 (mod 7), karena 7 │25-11 atau 7 │14.

    99 1 (mod 44), karena 44 │99-1 atau 44 │98

    1. 26 1 (mod 5), karena 5 │26-1 atau 5│25

    5 │25 5 │3.25 5 │10.25 5 │11.25 5 │100.25

    Apakah 7 │2(30-2)

    Apakah 7 │10(30-2)

    Apakah 2.30 2.2 (mod 7)

    Apakah 10.30 10.2 (mod 7)


    1. 26 1 (mod 5), karena 5 │26-1 atau 5│25

    36 1 (mod 5), karena 5 │36-1 atau 5│35

    Apakah 5 │26+36 atau 5│1+1

    Apakah 5 │(26+36) – (1+1) atau apakah 5 │62 –2


    1. 13 3 (mod 5), karena 5 │13 –3

    7 2 (mod 5), karena 5 │7–2, Apakah 91 6 (mod 5)

    Jika kita perhatikan contoh di atas nampak bahwa dalam kongruensi berlaku sifat-sifat yang sama dalam pembagian bilangan bulat


    3.2 Sistem Residu

    Untuk membahas pengertian sistem residu, perlu diingat kembali tentang algoritma pembagian. Menurut teorema algoritma pembagian terdapat bilangan bulat q dan r sehingga untuk setiap bilangan bulat a dan m berlaku hubungan a = qm +r, dengan 0 ≤ 0 < r. Selanjutnya persamaan a = qm + r dapat dinyatakan dalm bentuk kongruensi a q (mod m) Akibatnya, setiap bilangan bulat a kongruen modulo m dengan salah satu bilangan bulat berikut: 0, 1, 2, 3, ..... , m-1. Dengan demikian jelaslah bahwa tidak ada sepasangpun dari bilangan-bilangan 0, 1, 2, 3, ..... , m-1 yang kongruen satu sama lain. Maka m buah bilangan tersebut dapat membentuk suatu sistem residu lengkap modulo m.



    Definisi 3.3

    1. Jika x y (mod m) maka y disebut residu dari x modulo m.

    2. Misal A = { x1, x2, x3, ..... , xm }, disebut suatu sistem residu modulo m yanglengkap jika dan hanya jika untuk setiap y (0 y i sedemikian sehingga y xi (mod m) atau xi y (mod m) y

    Contoh


    1. {6, 7, 8, 9, 10} adalah suatu sistem residu modulo 5 yang lengkap sebab untuk setiap

    y dan (0 y <5 ) terdapat hubungan

    10 0 (mod 5)

    9 4 (mod 5)

    8 3 (mo 5)

    7 2 (mod 5)

    6 1 (mod 5)



    1. {-5, 10, 27} adalah bukan suatu sistem residu modulo 5 yang lengkap sebab:

    10 1 (mod 3)

    27 0 (mod 3)

    -5 1 (mod 3)


    1. {4, 25, 82, 107} adalah suatu sistem residu modulo 4 yang lengkap sebab untuk setiap

    y dan (0 y <4 ) terdapat hubungan

    4 0 (mod 4)

    25 1 (mod 5)

    82 2 (mo 5)

    107 3 (mod 5)

    6 1 (mod 5)

    Misal diberikan kongruensi 5 2 (mod 3).

    Bilangan-bilangan bulat yang bersisa 2 jika dibagi 3 adalah

    2, (2 3), (2 2.3), (2 3.3), (2 4.3), ...... , (2 (m-1).3),

    = 2, 5, 8, 11, 14, ....

    = ....., -10, -7, -4, -1, 2, .....

    Jika keduanya digabungan didapat himpunan

    { ...., -10, -7, -4, -1, 2, 5, 8, 11, ..... }

    disebut sebagai himpunan residu (kongruen) 2 modulo 3 yang dilambangkan dengan [ 2 ], sehingga:

    [ 2 ] = { ...., -10, -7, -4, -1, 2, 5, 8, 11, ..... }

    Untuk modulo 3 terdapat tiga himpunan residu, yaitu:

    [ 0 ] = { ...., -12, -9, -6, -3, 0, 3, 6, 9, .... }

    [ 1 ] = { ...., -11, -8, -5, -2, 1, 4, 7, 8 , ..... }

    [ 2 ] = { ...., -10, -7, -4, -1, 2, 5, 8, 11, ..... }

    Ketiga himpunan residu modulo 3 membentuk suatu klas residu modulo 3 yaitu

    { [ 0 ], [ 1 ], [ 2 ] }

    Dengan demikian untuk sebarang m Z dan m > 0, terdapat (m-1) himpunan residu modulo m dan kelas residu modulo m yang mempunyai (m-1) anggota, yaitu:

    { [ 0 ], [ 1 ], [ 2 ], [ 3 ], ..... , [ m-1 ] }

    Dengan demikian untuk sebarang x,r Z dan 0 r < m, maka nilai-nilai x yang memenuhi hubungan x ≡ r (mod m) membentuk barisan aritmatika sebagai berikut:

    ....., r-4m, 2-3m, r-2m, 2-m, r, r+m, r+2m, r+3m, .....

  • 1   2   3   4   5   6   7   8   9   10




    Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
    rəhbərliyinə müraciət

    gir | qeydiyyatdan keç
        Ana səhifə


    yükləyin