Nalar Arab, Bayani, Irfani dan Burhani (Pengantar Pemikiran al-Jabiri) Oleh zainul adzvar



Yüklə 508 b.
tarix27.10.2017
ölçüsü508 b.
#17244


Nalar Arab, Bayani, Irfani dan Burhani (Pengantar Pemikiran al-Jabiri)

  • Oleh zainul adzvar


Formasi Islamic studies selama ini

  • Filsafat ilmu Barat (Rasionalisme, empirisme, pragmatisme) tidak cocok dengan Islamic studies

  • Sebab Barat berwilayah Natural sciences (bukan humanities, social sciences), padahal Islamic Studies berwilayah classical humanities

  • Karenanya perlu mengembalikan model berfilsafat yang sesuai, yaitu Nalar Arab!



Kenyataan dan Anomali

  • Model Islamic Studies (dan dianggap kebenaran) adalah Bayani

  • Kelahiran tekstual Bayani lebih didominasi secara politis  sehingga pemikiran islam kaku

  • Teks, pemikiran salaf  Ushul Fiqh lebih diunggulkan dari pada akal, alam dan intuisi, sehingga epistemologi keagamaan tidak peduli dengan “kontekstual-bahtsiyah”

  • Bayani membuahkan “ilmu Tauqifi” sehingga wilayah kerja akal perlu dibatasi, Irfani statusnya dipertanyakan dan dianggap terlalu Liberal (tidak sesuai dengan teks ?)



Celakanya, Irfani jatuh kepada bentuk institusional (sufi order?), oleh karena itu harus passing over! Misalnya?

  • Wahdatul Wujud = unity in multiplicity, unity in difference.

  • Menyatunya unsur manusia dengan Tuhan berarti menyatunya basic human need

  • Ittihad = bila washithah (tanpa perantara), bila hijaab (mencairnya batas-batas formal agama, etnis, dll)



Apa itu Nalar Arab ?

  • Fokusnya bukan Pemikiran, tetapi perangkat yang memproduksi pemikiran.

  • Kondisinya tergambar dalam berbagai “bahasa”.

  • Ada perbedaan, antara “Fikiran” sebagai perangkat, dan pemikiran sebagai produk pemikiran  ini masalah “metodologis”



Berpikir melalui suatu kebudayaan tertentu artinya berpikir melalui sistem referensial yang membentuk kordinat-kordinat dasarnya (faktor penentu) dan pembentuk kebudayaan ini (Misal, warisan intelektual, sosial, cara pandang masa depan, pandangan terhadap alam, dunia dan manusia)

  • Nalar Arab = Pemikiran sebagai Perangkat untuk menelorkan produk-produk teoritis yang dibentuk oleh suatu kebudayaan yang memiliki kekhasan; kebudayaan yang memuat sejarah peradaban arab



Nalar Arab tidak sama dengan Produk Pemikiran Arab (Pandangan, teori, Mazhab, ideologi)

  • “Berpikir tentang akal” memiliki tingkat rasionalitas lebih tinggi daripada “Berpikir dengan akal”



Peradaban = Yunani, Eropa Modern, Arab. Perbedaannya?

  • Unsur permanen Yunani-Eropa =

  • 1) Hubungan akal dan alam adalah sebagai hubungan langsung  cara pandang terhadap “wujud”.

  • 2) Akal mampu menjelaskan rahasia-rahasia alam  cara pandang terhadap “Pengetahuan”.

  • Disini “tuhan” hilang! Terkait dengan sistem alam  jatuh pada “akal universal”



Ciri Nalar Arab adanya relasi langsung yang berpusat pada Tuhan, Alam, Manusia. Di Arab akal diharapkan merenungkan alam agar sampai pada Allah

  • Di Yunani – Eropa “Allah” digunakan sebagai sarana untuk memahami alam, atau menjamin pemahamannya terhadap Alam



Yunani – Eropa == akhlaq dibangun berdasarkan Pengetahuan. Arab == Pengetahuan dibangun berdasarkan Akhlaq.

  • Yang membentuk “dunia Arab” adalah Arab Badui! Pada tingkat kata, ungkapan, konsepsi dan imajinasi :: bahkan pada tingkat Nalar, nilai dan emosi.

  • Dunia yang miskin, dangkal, kering dan inderawi a historis yang mencerminkan “Pra-Sejarah” Arab = era Jahili



Epistemologi Bayani

  • (Tekstual oriented)

  • Oleh : zainul adzvar



Origin ( Sumber) Bayani

  • Nash / Teks / Wahyu  (otoritas Teks).

  • Al-Khabar, al-Ijma’  (otoritas Salaf).

  • Al-’Ilm al-Tauqify



Metode (Proses and Procedure) Bayani

  • Ijtihadiyah.

  • Istinbatiyah.

  • Istintajiyah

  • Istidlaliyyah.

  • Qiyas (Qiyas al-Ghoib ‘ala al-Syahid)



Approach (Epistemology) Bayani = Lughowiyah (Bahasa)  Dalalah Lughowiyyah



Theoretical Framework (kerangka teori) Bayani

  • Al-Ashl – al-Far’

  • Istinbatiyyah (polapikir deduktif yang berpangkal pada teks)

  • Qiyas al-’illah (Fiqih)

  • Qiyas al-Dalalah (Kalam)  al-Lafadh – al-ma’na.

  • ‘Am, khas, Musytarak, Hakikat, Majaz, Muhkam, Mufassar, Zahir, Khofi, Musykil, Mujmal, Mutasyabih.



Fungsi dan Peran Akal Bayani

  • Akal sebagai pengekang / pengatur hawa nafsu

  • Justifikatif

  • Repetitif.

  • Taqlidy.

  • Pengukuh kebenaran (otoritas teks)



Types of Argument Bayani

  • Dialektik (jadaliyyah); al-’Uqul al-Mutanaffisah

  • Defensif

  • Apologetik

  • Polemik.

  • Dogmatik

  • Pengaruh pola Logika Stoia (bukan Aristoteles)



Prinsip-prinsip dasar Bayani

  • Infishol (Discontinue) = atomistik

  • Tajwiz (keserba bolehan) = tidak ada hukum kausalitas

  • Muqarabah (kedekatan, keserupaan)

  • Analogi Deduktif; Qiyash



Kelompok Pendukung Bayani = Kalam (Teologi), Fiqih (Jurisprudensi), Nahwu (Grammar), Balaghah.

  • Hubungan Subyek dan Obyek =

  • Subjective (theistic subjectivism)



Epistemologi Nalar Irfani

  • (orientasi pada Imajinasi kreatif -ala Ibn ‘Arabi-)



Origin (Sumber) Irfani

  • Experince

  • Al-Ru’yah al-Mubasyirah

  • Direct Experience = ‘ilm al-Hudhuri

  • Preverbal; Prelogical Knowledge



Metode (Proses dan Prosedur) Irfani

  • Al-Dzauqiyah (al-Tajribah al-Bathiniyyah)

  • Al-Riyadhah

  • Al-Mujahadah

  • Al-Kasyfiyyah

  • Al-Isyraqiyyah

  • Al-Laduniyyah

  • :: penghayatan bathin  Tasawuf



Approach (Epistemologi) Irfani = Psiko-Gnosis; intuitif; Dzauq (Qalb); La ‘aqlaniyyah

  • Theoretical Framework (kerangka teori) Irfani = antara

  • Dzahir dan Bathin,

  • Tanzil dan Takwil,

  • Nibuwah dan Walayah



Fungsi dan Peran akal dalam Irfani = Partisipatif. Al-Hads wa al-wijdan Bila washithah; bila hijaab

  • Types of Argument Irfani =

  • ‘atifiyyah – wijdaniyyah

  • Spirituality (esoteric)



Prinsip-prinsip dasar Irfani

  • Al-Ma’rifah

  • Al-Ittihad / al-Fana’ (al-Insan yadzubu fi allah)  al-Insan (partikular) yadzubu fi al-Nas (universal)

  • Hulul (Allahu nafsuhu yaghzu al-Nafs al-Insaniyah fa yahulla fiha wa yatahawalu al-Insanu hinaidzin ila kainin jadidin)



Tolok ukur validitas keilmuan Irfani = Universal Reciprocity Empati, Simpati, Understanding others

  • Kelompok ilmuwan Pendukung irfani =

  • Al-Mutashawifah,

  • Ashhab al-Irfan / Ma’rifah (esoterik),

  • Hermes



Hubungan Subyek dan Obyek dalam Irfani =

  • Intersubjective

  • Wihdatul al-Wujud (Unity in Difference; Unity in Multiplicity)

  • :: Ittihad al-’Arif wa al-Ma’ruf (Lintas Ruang dan Waktu); ittihada al-’aql , al-’aqil wa al-ma’qul



Epistemologi Nalar Burhani

  • (Rational oriented)



Origin (sumber) Burhani = Realitas / al-Waqi’ (alam, sosial, Humanitas). Al-’Ilm al-Hushuli

  • Approach (Epistemologi) Burhani = Filosofis - Scientific



Metode (Proses dan Prosedur) Burhani

  • Abstraksi (al-Maujudah al-Barilah min al-Madah)

  • Bahtsiyyah

  • Tahliliyah

  • Tarkibiyyah

  • Naqdiyyah (al-Muhkamah al-’Aqliyah)



Theoretical Framework (kerangka teori) Burhani =

  • Premis –premis Logika (al-Manthiq)

  • Silogisme

  • A = B

  • B = C

  • -------

  • :: A = C

  • Tahlilu al-anasir al-asasiyyah li tu’ida bina’ahu bi syaklin yubarrizu ma huwa jauhariyyun fihi.



Fungsi dan Peran akal Burhani = Heuristik – Analitik – Kritis, al-Mu’anah wa al-Mukabadah wa ijalah al-Nadzar, Idraku al-Sabab wa al-Musabbab

  • Types of Argument Burhani =

  • Demonstratif (Eksploratif; Verifikatif; Explanatif).

  • Pengaruh pola Logika Aristoteles dan Logika keilmuan pada umumnya



Tolok Ukur Validitas keilmuan Burhani =

  • Korespondensi  (Hubungan antar akal dan alam)

  • Koherensi  ( Konsistensi Logik)

  • Pragmatik  (Fallibility of Knowledge)



Prinsip-prinsip Dasar Burhani = 1. Idrak al-asbab (Nidzam al-Sababiyyah al-Tsabit); Prinsip Kauslitas. 2. al-Hatmiyyah (Kepastian, Certainty) 3. al-Mutabaqah baina al-’aql wa nizam al-tabi’ah

  • Kelompok Ilmuwan Pendukung Burhani =

  • Falasifah (fakkar)

  • Ilmuwan (Alam, Sosial, Humanitas)



Yüklə 508 b.

Dostları ilə paylaş:




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin