وقف لله تعالى لا يباع ولا يشترى sahih shifa kesembuhan siapa hakim iyad dan pendahuluan shifa



Yüklə 1,07 Mb.
səhifə23/24
tarix21.08.2018
ölçüsü1,07 Mb.
#73245
1   ...   16   17   18   19   20   21   22   23   24

@ Hukum mendoakan Nabi

104. Hukum bersolawat untuk Nabi Muhammad


Pembaca yang terhormat, sepatutnya disadari bahwa Allah telah memerintahkan kita agar bersolawat untuk Nabi-Nya, pujian dan kesejahteraan atasnya. Bersolawat untuk Nabi Muhammad adalah kewajiban umum dan tidak dibatasi waktu tertentu. Tidak ada yang memperdebatkan kewajiban ini, namun Abu Ja'far At-Tobari berpendapat bahwa ayat ini, "Sungguh Allah, dan para malaikat-Nya bersolawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bersolawatlah kepadanya, dan lafalkan kesejahteraan yang melimpah ruah." (Al-Ahzab,33:56) adalah suatu rekomendasi.
Ketika seseorang bersolawat untuk Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, maka telah memenuhi kewajiban dan terhindar dari dosa. Bila tidak melakukannya tentu akan berdosa. Paling sedikit satu kali seseorang mengucapkan solawat seperti ketika bersaksi untuk kenabian baginda, namun sangat disarankan supaya membaca solawat sesering mungkin. Didalam hadis sahih telah dianjurkan agar seseorang banyak bersolawat kepada Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya.
Hakim Ibnu Al Qossor mengungkap bahwa para Sahabat Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, telah menyepakati kewajiban umum bersolawat, minimal melakukannya sekali seumur hidup bila seseorang mampu melakukannya.
Para pengikut Imam Syafi'i (penganut mazhab Syafi'i) mengatakan bahwa kewajiban yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya, pujian dan kesejahteraan atasnya, diterapkan baik pada solat wajib dan solat sukarela (sunah). Di luar solat adalah tidak wajib.
Para ulama penganut mazhab Imam Syafi'i mengatakan bahwa kewajiban bersolawat yang telah diperintahkan Allah dan Rasul-Nya, pujian dan kesejahteraan atasnya, adalah didalam solat, baik solat wajib maupun solat sukarela (sunah). Di luar solat, hukum bersolawat adalah tidak wajib.
Imam Syafi'i telah memilih riwayat hadis mengenai apa yang dibaca didalam duduk akhir tiap solat. Dari hadis tersebut diketahui bahwa Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, telah mengajari Ibnu Mas'ud dan Sahabat lainnya supaya membaca "As-Salamu alaika Ayyuhan Nabi (Kesejahteraan atasmu, Wahai Nabi)", jadi tidak membaca "As-Salamu alaihi (Kesejahteraan kepadanya)" Abu Hurairah, Ibnu Abbas, Jabir, Ibnu Umar, Abu Said Al-Khudri, Abu Musa Al Asy'ari dan Abdullah bin Zubair telah meriwayatkan hadis yang sama. Lebih jelasnya dalam uraian dibawah ini:
Abdullah bin Mas'ud dan Sahabat lainnya meriwayatkan bahwa Rasulullah (Sollallahu alaihi wa alihi wasallam) bersabda: bila kalian solat maka bacalah:
(bacaan pertama),
"At-Tahiyyaatul Mubaarokaatus Solawaatut Toyyibaatu Lillaah. As-Salaamu alaika Ayyuhan Nabiyyu wa Rohmatullohi wa Barokaatuh. As-Salamu alaina Wa alaa ibaadillaahis Soolihiin. Asyhadu an Laa ilaaha illa Allah wa Asyhadu anna Muhammadan Abduhu wa Rosuuluh."
(bacaan kedua)
"Allohumma Solli alaa Muhammadin wa alaa Aali Muhammadin kama Sollaiita alaa Ibrohim wa alaa Aali Ibrohim.

Allohumma Baarik alaa Muhammadin wa alaa Aali Muhammadin kama Baarokta alaa Ibrohim wa alaa Aali Ibrohim. Fil Aalamiina Innaka Hamiidun Majiid."


Ketika solat Subuh (Fajar), bacaan pertama dan bacaan kedua, dibaca pada rakaat terakhir solat.

Saat solat Duhur, Asar, dan Isya', bacaan pertama dibaca pada rakaat kedua, sedang bacaan pertama bergabung dengan bacaan kedua dibaca pada rakaat terakhir.


Pada waktu solat Magrib, bacaan pertama dibaca pada rakaat kedua sedang pada rakaat ketiga membaca bacaan pertama bergabung dengan bacaan kedua.
(Arti bacaan pertama: Segenap salam, keberkahan, solawat, dan kebaikan adalah milik Allah. Kesejahteraan, rahmat dan keberkahan dari Allah terlimpah kepadamu, wahai Nabi. Kesejahteraan atas kami dan atas para penyembah Allah yang saleh. Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah penyembah dan Utusan-Nya).
(Arti bacaan kedua: Ya Allah, pujilah Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau memuji Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Berkatilah Muhammad, dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau memberkati Ibrahim dan keluarga Ibrahim, di semesta alam, sungguh Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia."
Malik memilih riwayat Abu Mas'ud Al Ansari, bahwa Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, telah bersabda, "Katakanlah, Ya Allah, pujilah Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Engkau memuji keluarga Ibrahim. Berkatilah Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau memberkati keluarga Ibrahim, disemesta alam, sungguh Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia."

Imam Syafi'i mengatakan, ketika duduk pada rakaat terakhir solat, setelah seseorang bersaksi atas Keesaan Allah, hendaknya membaca solawat kepada Nabi, karena bila tidak, solatnya menjadi tidak sah. Bila tidak membacanya saat solat wajib, maka solatnya harus diulang.


Ishaq bin Ibrahim mengatakan, solat wajib harus diulang bila secara sengaja tidak membaca solawat, bukan karena lupa, karena solatnya menjadi tidak sah.

Muhammad bin Abdul Hakam dan ulama’ lainnya termasuk Ibnu Al-Qossor dan Abdul Wahab mengatakan bahwa Muhammad Al-Mawwaz telah menjadikan solawat sebagai sebuah kewajiban didalam solat seperti pendapat Imam Syafi'i.


Sedang Abu Ya'la al Abdi Al-Maliki mengatakan, Mazhab Maliki memegang tiga pendapat mengenai solawat, bahwa membaca solawat adalah kewajiban, sunnah (cara kenabian) dan anjuran.
Ibnu Abbas dan Jabir memberitahu bahwa Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, telah mengajari mereka pujian apa yang semestinya diucapkan ketika duduk rakaat terakhir didalam solat (tasyahhud), sama seperti ketika baginda mengajar mereka sebuah surah Al Qur'an
@ Waktu-waktu bersolawat kepada Nabi

105. Waktu yang dianjurkan untuk bersolawat kepada Nabi Muhammad

Kami telah menyebutkan bahwa sangat dianjurkan membaca solawat kepada Nabi ketika duduk terakhir didalam solat.
Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, mendengar seseorang berdoa didalam solatnya tanpa membaca solawat, kemudian baginda berkata, "Ini perbuatan yang terburu-buru." Lalu baginda memanggil orang tesebut dan memberitahu para Sahabat yang sedang bersamanya, "Ketika seseorang darimu berdoa, hendaknya dimulai dengan berterima kasih kepada Allah lalu memuji-Nya, kemudian membaca solawat kepada Nabi-Nya, setelah itu baru berdoa untuk apapun yang diinginkan."
Ibnu Mas'ud menyarankan, "Jika seseorang diantara kalian ingin memohon sesuatu kepada Allah, hendaknya terlebih dahulu memuji dan mengagungkan-Nya dengan cara yang semestinya, lalu membaca solawat kepada Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, barulah kemudian berdoa. Inilah doa yang lebih utama dan cepat dikabulkan."
Kita dianjurkan untuk membaca solawat setiap kali menyebut nama Nabi, mendengar nama Nabi, menulis nama Nabi, dan ketika azan (panggilan solat), karena baginda telah bersabda, "Apabila namaku disebut dihadapan seseorang dan ia tidak membaca solawat kepadaku, maka seolah-olah hidung orang itu diusapi debu."
Para ulama memberitahu, menyebut nama Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, maupun bersolawat kepada Nabi saat sedang menyembelih binatang, ketika bersin dan saat terkejut, adalah makruh hukumnya (tidak disukai).

Nasaa’i, seorang penyusun salah satu dari enam referensi utama Perkataan Kenabian, meriwayatkan perintah agar memperbanyak membaca solawat kepada Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, pada hari Jumat.

.

Ibnu Ishaq memberitahu bahwa kita hendaknya membaca solawat kepada Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, saat sedang memasuki masjid.



Berkenaan dengan ayat "Wahai orang-orang yang beriman, janganlah mengikuti langkah-langkah setan. Barangsiapa mengikuti langkah-langkah setan, maka sungguh ia (setan) menyuruh mengerjakan perbuatan keji dan mungkar. Kalau bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu, tidaklah bersih seorang pun diantaramu selama-lamanya, akan tetapi Allah menyucikan siapa yang Dia kehendaki. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (An-Nur, 24:21), Amru bin Dinar berkata, ketika kalian memasuki rumah (yang tidak ada orangnya), hendaklah mengucapkan, "Kesejahteraan, rahmat dan keberkatan dari Allah untuk Nabi. Kesejahteraan untuk kami dan para penyembah Allah yang saleh. Kesejahteraan, rahmat dan keberkatan dari Allah untuk para penghuni rumah."
Para Sahabat telah meriwayatkan, imam dan makmum hendaknya membaca solawat kepada Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, ketika solat jenazah (setelah mengucap takbir kedua).
Amal perbuatan yang sangat dianjurkan dan diterima oleh semua umat Nabi Muhammad, pujian dan kesejahteraan atasnya, adalah menulis bacaan solawat kepada Nabi setelah menulis kalimat Basmalah (Bismillah ir Rohman ir Rohim - Dengan Nama Allah, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang), didalam segala macam surat dan tulisan.
Abdullah bin Mas'ud memberitahu bahwa Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, bersabda: Ketika seseorang diantaramu sedang solat, ucapkanlah "Segenap salam, keberkahan, solawat, dan kebaikan adalah milik Allah. Kesejahteraan, rahmat dan keberkahan dari Allah terlimpah kepadamu, wahai Nabi. Kesejahteraan atas kami dan atas para penyembah Allah yang saleh." Bila kalian mengucapkannya, akan menguntungkan setiap penyembah yang saleh di langit dan bumi." Inilah salah satu waktu dimana kita mengucapkan salam atas Nabi, dan didalam solat kita membacanya pertama kali pada rakaat kedua.
@ Tata cara membaca solawat

106. Tata cara membaca solawat kepada Nabi Muhammad


Abu Humaid As Sa'idi menceritakan, suatu ketika para Sahabat bertanya kepada Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, "bagaimana kami membaca solawat kepada engkau." Baginda menjawab, "Ucapkanlah, 'Ya Allah, limpahkan solawat kepada Muhammad, istri-istrinya dan keturunannya sebagaimana Engkau melimpahkan solawat kepada keluarga Ibrahim. Curahkan keberkatan kepada keluarga Muhammad, istri-istri, dan keturunannya sebagaimana Engkau mencurahkan keberkatan kepada keluarga Ibrahim, sungguh Engkau Maha Terpuji lagi Maha Agung."
Malik memilih versi Abu Mas'ud Al Ansari, dimana Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, telah bersabda, "Katakanlah, 'Ya Allah, pujilah Muhammad dan keluarga baginda, seperti Engkau memuji keluarga Ibrahim. Berkatilah Muhammad beserta keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau memberkati keluarga Ibrahim, di seluruh dunia, Engkau Maha Terpuji lagi Maha Agung."
Ka'ab bin ‘Ujroh meriwayatkan solawat yang agak bervariasi, "Ya Allah, pujilah Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau memuji Ibrahim. Berkatilah Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau memberkati Ibrahim. Sungguh Engkau Maha Terpuji lagi yang Agung."
Bunyi solawat yang sederhana telah diriwayatkan Uqbah bin Amr, "Ya Allah, berkatilah Muhammad, Nabi buta huruf dan keluarga Muhammad."

Solawat yang lebih sederhana lagi diriwayatkan Abu Sa'id Al Khudri, "Ya Allah, pujilah Muhammad, hamba dan Rasul-Mu."

Solawat yang lebih lengkap telah dilaporkan Imam Ali, "Ya Allah, pujilah Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau memuji Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Engkau Maha Terpuji lagi Maha Agung. Ya Allah anugerahkan keberkatan kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau menganugerahkan keberkatan kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Engkau Maha Terpuji lagi Maha Agung. Ya Allah, curahkan kesejahteraan dan kelembutan kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau mencurahkan kesejahteraan dan kelembutan kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Engkau Maha Terpuji lagi Maha Agung."
Abu Hurairah mendengar Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, bersabda, "Barangsiapa menginginkan diberi takaran yang paling penuh ketika mendoakan kami, Ahli Rumah, hendaklah mengucapkan, 'Ya Allah, limpahkan keberkatan kepada Muhammad, seorang Nabi, para istrinya, ibu-ibu kaum beriman, keturunannya, dan Ahli Rumahnya, sebagaimana Engkau melimpahkan keberkatan kepada keluarga Ibrahim. Sungguh Engkau Maha Terpuji lagi Maha Agung."
Ketika Zaid bin Khorijah Al Anshori bertanya kepada Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, bagaimana seharusnya ia bersolawat kepada baginda, lalu baginda menjawab, "Ya Allah, berkatilah Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau memberkati Ibrahim. Engkau Maha Terpuji lagi Maha Agung."
Salamah Al Kindi berkata: Imam Ali telah mengajari kami bagaimana bersolawat kepada Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya. Doa yang diajarkan Imam Ali yaitu:
"Ya Allah, Yang membentangkan dataran permukaan luas dan menciptakan langit!

Anugerahkanlah pujian yang mulia dan keberkatan yang meningkat selama-lamanya

serta belas kasih Kelembutan-Mu kepada baginda Muhammad, Penyembah dan Utusan-Mu.

Baginda yang telah membuka apa yang tertutup serta menyegel apa yang datang sebelumnya,

yang mengumumkan kebenaran dengan kebenaran, dan menundukkan bala tentara kepalsuan.
Saat telah dipercayakan kepadanya, baginda menanggung dengan hasrat untuk mematuhi perintah-Mu agar memperoleh keridhaan-Mu. Wahyu telah diteguhkan didalam dirinya,

yang senantiasa mempertahankan bimbingan-Mu dan mengerjakan perintah-Mu,

sehingga umat manusia bisa mendapatkan keberkatan-Mu, yang dapat mereka sampaikan kepada keluarga mereka. Hati manusia telah dibimbing olehnya, setelah mereka jatuh dalam fitnah dan dosa. Baginda menyinari tanda-tanda yang jelas, menerangi hukum dan syiar Islam.
Baginda adalah orang yang telah Engkau percaya dan kunci harta karun pengetahuan-Mu yang tersembunyi, saksi-Mu pada Hari Kebangkitan, yang Engkau kirim dengan karunia-Mu,

Sebuah rahmat yang diutus untuk membawa kebenaran dari-Mu.


Ya Allah, berilah baginda tempat tinggal yang luas di Taman Firdaus dan lipat gandakanlah ganjaran kebaikan untuknya, yang Engkau anugerahkan tanpa kira-kira, dan karuniakanlah kemenangan untuk memperoleh hadiah pahala dan kemurahan-Mu.
Ya Allah, tinggikanlah bangunan baginda diatas bangunan manusia lainnya

dan berilah tempat peristirahatan yang mulia dan layak untuk baginda.

Sempurnakanlah cahaya baginda, dan balaslah baginda dari para penyembah-Mu

dengan penerimaan yang nyata dan kata-kata yang menyenangkan yang penuh arti,

tindakan yang menentukan dan bukti yang agung."

Mengacu pada ayat, "Sungguh Allah, dan para malaikat-Nya bersolawat untuk Nabi." (Al-Ahzab,33:56). Imam Ali, semoga wajahnya diberi Allah kemuliaan, berkata, "Patuh kepada-Mu Ya Allah, Engkau adalah Penguasaku. Pujian Allah, Yang Maha Baik lagi Maha Penyayang, para Malaikat terdekat, para nabi, orang-orang yang benar, para syuhada, orang-orang baik, dan semua yang mengagungkan Penguasa seluruh dunia, semoga senantiasa terlimpah kepada Muhammad putra Abdullah, Pamungkas para nabi, Junjungan para rasul, Pemimpin mereka yang takut kepada-Mu, Utusan Penguasa seluruh dunia, seorang Saksi, Pembawa kabar gembira, Pengajak orang-orang kepada-Mu dengan izin-Mu, dan bagaikan lampu yang menerangi - kesejahteraan atas baginda!"


Abdullah bin Mas'ud mengatakan, "Ya Allah, anugerahkan pujian, keberkatan dan rahmat-Mu kepada Junjungan semua rasul, Pemimpin siapapun yang takut kepada-Mu, Penutup para nabi, Muhammad, penyembah dan Utusan-Mu, Pemimpin orang-orang baik dan Rasul Rahmat. Ya Allah, angkatlah baginda pada tempat yang terpuji yang akan dicemburui yang pertama dan yang terakhir. Ya Allah, pujilah Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau memuji Ibrahim. Engkau Maha Terpuji lagi Maha Agung. Curahkanlah keberkatan kepada Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau mencurahkan keberkatan kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Engkau Maha Terpuji lagi Maha Agung."
Hasan Basri berkata, "Barangsiapa ingin minum secangkir penuh dari Kolam Pilihan (kolam Nabi Muhammad) hendaknya mengucapkan, 'Ya Allah, senantiasa limpahkan pujian kepada Muhammad dan keluarga baginda, para Sahabat baginda, putra putri baginda, istri-istri baginda, keturunan baginda, Ahli Rumah baginda, kerabat baginda dari hasil perkawinan, para penolong baginda, para pengikut baginda, para pecinta baginda, serta umat baginda, dan kepada kami beserta mereka semuanya, Wahai Yang Paling Penyayang diantara yang penyayang."
Ibnu Abbas berdoa dengan berucap, "Ya Allah, terimalah syafaat Muhammad yang paling agung, dan angkatlah baginda pada pangkat yang tertinggi. Berikanlah setiap permintaan baginda di Kehidupan sekarang dan di Kehidupan Mendatang, sebagaimana Engkau telah memberi nabi Ibrahim dan Musa."

Wuhaib bin Ward berdoa seraya berkata, "Ya Allah, berilah Muhammad yang terbaik untuk apapun yang baginda mohon kepada-Mu untuk diri baginda sendiri, dan berilah yang terbaik untuk apapun yang ciptaan-Mu memohon kepada-Mu untuk baginda. Berilah Muhammad yang terbaik untuk segala yang dimohonkan untuk baginda kepada-Mu sampai Hari Kiamat."


Ibnu Mas'ud berkata, "Ketika kalian bersolawat kepada Nabi, buatlah solawat yang istimewa. Kalian tidak tahu, barangkali solawat itu akan disampaikan kepada baginda. Ucapkanlah, 'Ya Allah, anugerahkan pujian, rahmat dan keberkatan-Mu kepada Junjungan para Rasul, Pemimpin mereka yang bertakwa, Penutup para nabi, Muhammad, penyembah dan Utusan-Mu, Pemimpin orang-orang baik dan Rasul Rahmat."
Uraian yang dibahas didalam bab ini hanyalah secuwil dari banyaknya solawat, baik yang singkat maupun yang panjang, didalam memuji Nabi yang kita cintai dan keluarga baginda, pujian dan kesejahteraan atas mereka semua.
Baginda telah mengajari Ibnu Mas'ud agar ketika duduk pada rakaat yang terakhir didalam solat, supaya mengucapkan, "Kesejahteraan atasmu wahai Nabi, rahmmat Allah dan keberkatan-Nya. Kesejahteraan atas kami dan atas para penyembah Allah yang saleh."
Doa Imam Ali didalam duduk rakaat terakhir solatnya, setelah bersaksi untuk Keesaan Allah sebelum salam, berbunyi: "Kesejahteraan atas Nabi. Kesejahteraan atas semua nabi dan rasul Allah. Kesejahteraan atas Rasulullah, kesejahteraan atas Muhammad bin Abdullah. Kesejahteraan atas kami dan atas semua orang beriman, laki-laki maupun perempuan, yang hadir maupun yang tidak hadir. Ya Allah, rahmatilah Muhammad dan terimalah syafaat baginda, dan ampunilah Ahli Rumah baginda. Ampunilah aku serta kedua orangtuaku dan keturunan mereka, dan kasihanilah kedua orangtuaku. Kesejahteraan atas semua penyembah Allah yang saleh. Kesejahteraan atasmu, wahai Nabi, rahmat Allah dan keberkatan-Nya."

Abu Umar bin Abdul Barr dan yang lainnya berpendapat, hendaknya kita tidak memintakan rahmat untuk Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, namun sepatutnya memuji baginda dan memintakan keberkatan istimewa untuk baginda. Mereka mengatakan, rahmat dan ampunan seharusnya hanya dimintakan untuk orang selain baginda.


Didalam solawat kepada Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, Abu Muhammad bin Abu Zaid menyertakan kalimat, "Ya Allah, rahmatilah Muhammad (sebab baginda diutus sebagai rahmat) dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau merahmati Ibrahim dan keluarga Ibrahim." Kalimat yang disertakan Abu Muhammad ini bukan dari hadis sahih, tetapi berdasarkan kata-kata didalam salam yang berbunyi, "Kesejahteraan atasmu, wahai Nabi, rahmat Allah dan keberkatan-Nya."

@ Keutamaan solawat

107. Keutamaan bersolawat, memuji dan mendoakan Nabi Muhammad


Abdullah bin Amr meriwayatkan sabda Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, "Saat kalian mendengar Panggilan Solat (azan), ucapkanlah seperti yang diucapkannya dan mintakan keberkatan untukku. Barangsiapa memintakan keberkatan untukku satu kali, Allah memberkatinya sepuluh kali. Selanjutnya mintakan pangkat wasilah untukku yaitu sebuah pangkat di Surga yang disediakan hanya untuk satu diantara para penyembah Allah dan aku berharap wasilah itu buatku. Syafaatku dicurahkan bagi siapa saja yang memintakan pangkat "wasilah" untukku."
Sebuah kabar baik disampaikan Anas yang memberitahu bahwa Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, bersabda, "Siapa memintakan keberkatan atasku sekali, maka Allah memberkatinya sepuluh kali dan menghapus sepuluh dosanya serta mengangkatnya sepuluh derajat." Juga terdapat kata-kata tambahan, "dan sepuluh kebaikan ditulis untuknya."
Abdurrohman bin Auf meriwayatkan, suatu hari Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, bercerita, "Aku telah bertemu malaikat Jibril yang kemudian memberitahu aku, 'Saya memberimu kabar gembira bahwa Allah telah berfirman, "Barangsiapa memintakan kesejahteraan untukmu, Dia akan memberi pahala kesejahteraan kepadanya. Barangsiapa bersolawat kepadamu, maka Dia melimpahkan rahmat kepadanya."

Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, bersabda, "Orang yang paling dekat denganku pada Hari Kiamat adalah yang paling banyak bersolawat kepadaku." Hadis ini dilaporkan Ibnu Mas'ud


Ubay bin Ka'ab mengatakan bahwa setelah melewati seperempat pertama yang malam, Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, bangun dan bersabda, "Wahai manusia, ingatlah Allah! Gempa telah datang yang akan diikuti dengan yang berikutnya. Kematian akan datang dengan semua yang menyertainya." Ubay bertanya, "Ya Rasulullah, saya membaca banyak solawat kepadamu, berapa banyak solawat yang hendaknya saya persembahkan kepadamu?" Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, menjawab, "Lakukan sebanyak yang kau inginkan." Ubay bertanya kembali, "Seperempat?" baginda menjawab, 'Kerjakan sebanyak yang kau inginkan, lebih banyak lebih baik." Ubay bertanya lagi, "Sepertiga?" Baginda menjawab, "Perbuat sebanyak yang kau inginkan, lebih banyak lebih baik? " Sekali lagi Ubay bertanya, "Dua pertiga?" Baginda menjawab, "Bacalah sebanyak yang kau inginkan, bila lebih banyak maka lebih baik" lalu Ubay berkata, "Ya Rasulullah, saya akan mempersembahkan semua solawat saya untukmu." Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, berkata, "Maka (semua kebutuhan) kamu akan tercukupi dan dosa-dosamu akan diampuni."
Abu Tholhah menceritakan saat-saat ketika beliau melihat Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, lebih bahagia dan berseri-seri daripada yang pernah dilihatnya, lalu Abu Tholhah menanyakan hal itu kepada baginda. Baginda menjawab, "Memang benar, Jibril baru saja pergi dan dia telah membawakan aku kabar baik dari Penguasaku Yang Maha Perkasa lagi Maha Hebat, "Allah telah mengutusku kepadamu untuk memberimu kabar gembira bahwa ketika ada seorang umatmu membaca solawat (yang berisi puji-pujian dan penghormatan) kepadamu, Allah dan para Malaikat-Nya akan memberkati orang itu sepuluh kali.""
Abu Hurairah berkata, Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, telah bersabda, "Barangsiapa bersolawat kepadaku satu kali, Allah akan memberkatinya sepuluh kali."

"Siapa saja mendengar Panggilan Solat (azan) kemudian berucap, 'Ya Allah, Penguasa panggilan yang sempurna ini dan solat yang didirikan, berilah Muhammad wasilah dan keutamaan, dan angkatlah baginda pada Tempat Terpuji yang telah Engkau janjikan kepada baginda,' kelak akan mendapat syafaatku pada Hari Kiamat." ujar Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, sebagaimana diriwayatkan Jabir bin Abdullah


Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, juga bersabda, "Apabila seseorang mendengar Panggilan Solat (azan) dan mengucap, 'Aku bersaksi tidak ada tuhan selain Allah, yang sendirian, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan bahwa Muhammad adalah penyembah dan Utusan-Nya, saya rela dengan Allah sebagai Penguasa dan Muhammad sebagai Rasul-Nya serta Islam sebagai agama saya.' niscaya akan diampuni.'" Perkataan baginda ini telah dilaporkan Sa'ad bin Abi Waqqosh
@ Kesalahan tidak memuji Nabi

108. Celaan untuk mereka yang tidak memuji Nabi Muhammad


Abu Hurairah mengatakan bahwa beliau mendengar Rasulullah, pujian dan kesejahteraan atasnya, bersabda, "Berlumuran debu hidungnya orang yang tidak bersolawat kepadaku ketika namaku disebut! Berlumuran debu hidungnya orang yang mengawali dan mengakhiri Ramadan namun tidak mendapatkan ampunan! Berlumuran debu hidungnya siapapun yang orangtuanya mencapai usia tua namun tidak menyebabkan ia masuk surga!".
Saat naik ke mimbar, Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, mengucap "Amin" sebanyak tiga kali, kemudian Mu'adz menanyakan hal tersebut. Baginda lalu bersabda, "Jibril telah datang kepadaku dan berkata, "Muhammad, ketika namamu disebut didepan seseorang dan ia tidak membaca solawat kepadamu, lalu setelah itu ia meninggal dunia, maka akan masuk Api (neraka). Allah akan menjauhinya. Ucapkan 'Amin', jadi aku mengucap, 'Amin'. Jibril berkata lagi, "Siapa yang mendapati Ramadan dan tidak diterima dari seseorang lalu ia mati, maka sama, ucapkan 'Amin' jadi aku berkata 'Amin'. Barangsiapa yang satu atau dua orang tuanya masih hidup, tetapi tidak berbakti kepada mereka dan meninggal dunia, maka juga sama, ucapkan 'Amin' lantas aku berkata 'Amin'."

Ali mendengar Nabi, pujian dan kesejahteraan atasnya, menggambarkan orang yang bakhil, seraya bersabda, "Orang bakhil ialah orang yang tidak membaca solawat kepadaku ketika namaku disebut."


Dari Abu Hurairah, kita mengetahui bahwa Abu Qosim (gelar untuk Nabi Muhammad) telah bersabda, "Ketika orang-orang duduk berkumpul sama-sama, lalu mereka bubar tanpa menyebut Allah dan membaca solawat kepada Nabi-Nya, pujian dan kesejahteraan atasnya, maka bayangan gelap akan menimpa mereka (yang menjadi penyebab penyesalan di Kehidupan Abadi). Bila menghendaki, Allah akan menghukum mereka, bila menghendaki, Allah akan mengampuni mereka."
Yüklə 1,07 Mb.

Dostları ilə paylaş:
1   ...   16   17   18   19   20   21   22   23   24




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin