Allah berfirman kepada Adam, "Hai Adam, beritahulah nama benda-benda ini kepada malaikat." Adam kemudian melakukan perintah itu dan menunjukkan kelebihannya atas mereka. Di sini, Allah berfirman kepada mereka dengan mengingatkan keluasan ilmu-Nya, "Bukankah sudah Aku katakan kepada kalian bahwa Aku benar-benar mengetahui segala yang gaib di langit dan di bumi, dan tidak ada seorang pun yang mengetahuinya kecuali Aku, dan Aku mengetahui apa yang kalian tampakkan dalam ucapan dan apa yang kalian sembunyikan di dalam hati?"
Dan renungkan kembali, wahai Nabi, ketika Kami berkata kepada malaikat, "Tunduklah kepada Adam sebagai penghormatan dan pengakuan atas kelebihan-kelebihannya!" Seluruh malaikat menaati perintah itu kecuali Iblîs yang enggan untuk bersujud, bahkan masuk ke dalam golongan yang mendurhakai-Nya dan mengingkari nikmat, hikmah dan ilmu-Nya.
Allah lalu menciptakan istri Adam dan memerintahkan mereka untuk tinggal di dalam surga. Firman Allah, "Tinggallah kamu dan istrimu di dalam surga dan makanlah makanan apa saja yang kalian sukai, yang baik dan banyak. Ambillah buah apa pun dan dari mana pun tanpa susah payah." Namun, Allah mengingatkan mereka terhadap pohon tertentu untuk tidak memakan buah atau bagian-bagiannya yang lain."Janganlah kalian mendekati dan memakan buah atau bagian-bagian pohon ini. Apabila kalian melanggar, maka kalian akan termasuk orang-orang yang lalim dan durhaka!"
Tetapi Iblîs yang iri dan dengki kepada Adam, mulai membujuk mereka berdua untuk memakan buah pohon ini, sehingga mengakibatkan mereka tergoda dan memakannya. Akibatnya, Allah mengeluarkan mereka dari kenikmatan dan kemuliaan itu, dan menyuruh mereka beserta keturunannya untuk turun dan tinggal di bumi. Mereka menjadi musuh satu sama lain, yang disebabkan oleh persaingan dan rayuan setan. Bagi mereka disediakan tempat kediaman di bumi dan kemudahan hidup serta kesenangan yang akan habis pada waktunya.
Adam dan istrinya merasa salah dan lalim terhadap diri sendiri. Allah lalu mengilhami Adam berupa kalimat(1) yang diucapkan untuk bertobat dan istigfar. Lalu Adam mengucapkan kalimat itu dan Allah pun menerima dan mengampuni mereka, karena Allah selalu menerima pertobatan. Dia Maha Penyayang kepada hamba-hamba-Nya yang lemah. {(1) Ayat ini ditafsirkan oleh surat al-A'râf, sesuai dengan kaidah "Ayat al-Qur'ân menafsirkan ayat yang lain" (al-Qur'ân yufassiru ba'dluhu ba'dlan), yang dikenal di kalangan ahli tafsir. }
Telah Kami firmankan kepada Adam, istri, dan keturunannya kelak, serta kepada Iblîs, "Turunlah kalian ke bumi. Di sana kalian akan ditugasi dengan berbagai kewajiban. Apabila tugas itu datang kepada kalian--dan pasti akan datang--maka siapa yang menaati perintah-Ku dan mengikuti petunjuk-Ku, tidak akan merasakan takut dan tidak akan tertimpa kesedihan akibat hilangnya pahala. Sebab, Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat kebaikan.
Orang-orang yang ingkar serta mendustakan rasul-rasul Allah dan kitab-kitab-Nya adalah penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya dan tidak akan dapat keluar serta tidak akan binasa.
Hai Banû Isrâ'îl, renungkanlah nikmat-Ku yang Aku anugerahkan hanya kepadamu dan nenek moyangmu dengan memikirkan dan melaksanakan kewajiban untuk mensyukurinya. Penuhilah janji-Ku yang Aku tetapkan dan telah kalian nyatakan dalam diri kalian, yaitu berupa iman, amal saleh dan pembenaran kepada nabi-nabi yang datang sebelum Mûsâ. Kalau kalian lakukan hal itu, niscaya Aku akan memenuhi janji-Ku kepada kalian, dengan memberikan pahala yang baik dan kenikmatan yang abadi. Janganlah kalian takut kepada siapa pun selain Aku, serta hati-hatilah terhadap hal-hal yang menyebabkan kemurkaan-Ku kepada kalian.
Benarkanlah al-Qur'ân yang Aku turunkan untuk membenarkan kitab-kitab yang ada pada kalian, juga membenarkan ilmu tentang tauhid dan ibadah kepada Allah dan prinsip keadilan di antara manusia. Jangan buru-buru mengingkari al-Qur'ân, karena dengan begitu kalian akan menjadi orang pertama yang mengingkarinya. Padahal, seharusnya kalian menjadi orang pertama yang mempercayainya. Jangan kalian tinggalkan ayat-ayat Allah untuk kemudian mengambil kesenangan hidup di dunia--yang sebenarnya sangat murah dan tidak abadi-sebagai pengganti. Takutlah kalian hanya kepada-Ku, kemudian ikutilah jalan-Ku dan tinggalkanlah kebatilan.
Janganlah kalian gabungkan antara kebenaran yang datang dari-Ku dengan kepalsuan yang kalian buat, agar tidak terjadi pencampuradukan. Janganlah kalian sembunyikan kebenaran, termasuk di dalamnya kebenaran Muhammad, sedangkan kalian mengetahui kebenaran hal itu.
Terimalah ajakan untuk beriman, lalu kerjakanlah salat dengan rukun yang benar dan berikanlah zakat kepada orang-orang yang berhak menerimanya. Salatlah berjamaah dengan orang-orang Muslim agar kalian mendapatkan pahala salat dan pahala jamaah. Hal ini menuntut kalian untuk menjadi orang-orang Muslim.
Apakah kalian meminta orang lain untuk selalu berbuat kebajikan dan tetap dalam ketaatan serta menghindari kemaksiatan, sedangkan kalian tidak melaksanakan apa yang kalian katakan dan tidak berpegang teguh kepada apa yang kalian minta? Sebenarnya hal ini merupakan penyia-nyiaan terhadap diri sendiri. Kalian seakan-akan melupakan diri sendiri. Padahal, kalian sudah membaca Tawrât yang memuat ancaman, seandainya perkataan bertentangan dengan perbuatan. Bukankah kalian memiliki akal yang membentengi kalian dari perilaku yang hina itu?
Jadikanlah kesabaran dan sikap menahan diri dari apa yang kalian benci sebagai penolong dalam menjalankan beban ini. Salah satu caranya adalah dengan berpuasa. Dan jadikan salat--yang sangat besar maknanya itu--sebagai penolong juga, karena salat itu menyucikan hati dan mencegah kekejian dan kemungkaran. Karenanya, beban itu akan terasa sangat berat dan sulit kecuali bagi orang-orang yang tunduk dan menyukai ketaatan. Yaitu orang-orang yang hatinya merasa tenteram dengan berzikir kepada Allah.
Orang-orang yang tunduk dan berhati tenang itu adalah mereka yang beriman kepada hari akhir dan meyakini bahwa mereka akan menemui Tuhan pada hari kebangkitan. Hanya kepada-Nyalah mereka akan kembali untuk dihisab dan diberi ganjaran atas perbuatan mereka.
Hai Banû Isrâ'îl, renungkanlah nikmat-Ku yang telah Aku berikan kepada kalian berupa pertolongan mengeluarkan kalian dari tirani Fir'aun, pemberian hidayah dan pemberian kekuasaan kepada kalian di bumi setelah sebelumnya tertindas. Bersyukurlah kepada Allah yang telah memberikan itu semua kepada kalian, dengan cara menaati-Nya. Ingatlah bahwa Aku telah memberi nenek moyang kalian apa-apa yang tidak Aku berikan kepada seorang pun pada masa kalian. Kata-kata ini ditujukan kepada orang orang Yahudi yang diwakili oleh orang-orang yang hidup pada zaman Rasulullah.
Takutlah kepada hari perhitungan yang sangat mengerikan, yaitu hari kiamat, ketika seseorang tidak dapat membela dan memberi pertolongan kepada orang lain. Tidak diterima pemberian syafaat apa pun. Tidak diterima juga suatu apa pun sebagai tebusan dosa. Tidak ada seorang pun yang dapat menyelamatkan siksa bagi orang yang mendapat siksa.
Ingatlah salah satu nikmat yang Kami anugerahkan kepada kalian, yaitu bahwa Kami telah menyelamatkan kalian dari tirani Fir'aun dan pembantu-pembantunya yang meyiksa kalian secara kejam. Mereka menyembelih anak-anak lelaki kalian, karena beranggapan bahwa salah satu dari anak-anak itu kelak akan menggulingkan kekuasaan Fir'aun. Mereka membiarkan anak-anak perempuan untuk mereka pekerjakan. Sungguh dalam penyiksaan yang kejam dan hampir menghancurkan ini terdapat ujian yang sangat berat dari Tuhan kalian.
Ingatlah pula salah satu nikmat Allah kepada kalian, ketika Kami membelah laut untuk kalian. Air laut itu Kami pisahkan agar kalian bisa menyeberanginya, sehingga kalian dapat menghindar dari kejaran Fir'aun dan para tentaranya. Dengan anugerah Kami, kalian dapat selamat. Lalu kalian Kami bela dari kejaran mereka. Kami tenggelamkan mereka--di depan mata kalian--sehingga kalian dapat melihat mereka tenggelam, dan laut tertutup setelah kalian menyeberang dengan selamat.
Ingatlah ketika Tuhan kalian menjanjikan kepada Mûsâ empat puluh malam untuk bermunajat kepada- Nya. Dan ketika ia pergi ke tempat yang dijanjikan (bukit Tursina) lalu kembali kepada kalian, ia mendapatkan kalian telah menyeleweng dan menjadikan lembu yang dibuat oleh Sâmiriy sebagai sembahan. Kalian telah berbuat lalim dengan menjadikan sekutu bagi Allah yang telah menciptakan dan menyelamatkan kalian.
Lalu Kami maafkan kalian dan Kami hapuskan hukuman yang telah Kami tetapkan, ketika kalian bertobat dan meminta ampun, agar kalian bersyukur kepada Tuhan atas ampunan dan anugerah-Nya.
Dan ingatlah ketika Kami memberikan nikmat pada kalian, dengan menurunkan kitab suci, Tawrât, kepada nabi kalian, Mûsâ. Kitab inilah yang memisahkan antara yang benar dan palsu dan membedakan antara yang halal dan yang haram, agar kalian mendapat pegangan dengan cahayanya dan mendapat petunjuk dari kesesatan dengan merenungi apa yang ada di dalamnya.
Ingatlah hari ketika Mûsâ, rasul kalian, berkata, "Hai kaumku, sesungguhnya kalian telah menganiaya diri sendiri dengan menjadikan lembu Sâmiriy sebagai sembahan. Bertobatlah kepada Tuhanmu yang menciptakan kalian dari ketiadaan, dengan jalan memarahi dan mencela jiwa kalian yang jahat dan selalu menyuruh berbuat jelek, agar berganti dengan jiwa yang suci. Allah akan membantu kalian dan memberi petunjuk untuk itu. Hal ini adalah lebih baik bagi kalian di sisi Tuhan yang telah menciptakan kalian. Maka dari itu, Dia menerima pertobatan dan permohonan maaf kalian. Dia Maha Pengampun lagi Maha Pengasih kepada hamba-hamba-Nya."
Ingatlah ucapan kalian kepada Mûsâ, "Kami tidak akan beriman sebelum kami melihat Allah secara jelas dengan mata kepala kami dan tidak terhalang oleh sesuatu apa pun." Kemudian, petir dan api dari langit menyambar dan menggoncang kalian, sebagai akibat dari sikap membangkang, kelaliman dan permintaan kalian yang mustahil terjadi. Pada saat itu kalian melihat keadaan dan apa yang yang menimpa kalian, yaitu berupa musibah dan siksa yang ada dalam sambaran petir itu.
Kemudian Kami membangkitkan kalian dari ketidaksadaran dan Kami ajarkan agar kalian bersyukur atas nikmat Kami ini. Juga agar kalian melaksanakan hak Allah dengan jalan bersyukur.
Di antara anugerah Kami kepada kalian adalah bahwa Kami menjadikan awan sebagai naungan yang melindungi kalian dari panas yang terik. Kami turunkan mann--zat manis dan lengket seperti madu yang dikeluarkan beberapa jenis pepohonan--dan salwâ--yaitu burung yang dikenal dengan nama puyuh--yang datang kepada kalian dengan kelompoknya pada pagi dan sore hari. Kami menurunkan ini semua agar kalian dapat makan dan bersenang-senang. Kami katakan kepada kalian, "Makanlah dari makanan-makanan yang baik, yang telah Kami berikan." Kemudian mereka kufur terhadap nikmat Allah ini. Hal itu tidak menjadi masalah bagi Kami, tetapi sebenarnya merekalah yang mengainiaya diri mereka sendiri, karena bahaya dari ketidaktaatan itu menimpa mereka. (1) {(1) Pada firman Allah "Dan Kami turunkan atas kalian mann dan salwâ" terdapat fakta ilmiah yang ditemukan di bidang ilmu pengetahuan modern belakangan ini. Yaitu, bahwa protein yang diambil dari hewan, seperti daging hewan dan burung (di antaranya burung puyuh), merupakan makanan manusia yang lebih bergizi daripada protein yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dari segi asimilasi kehidupan dan pemanfaatannya untuk tubuh. Di samping itu, mann terbuat dari zat gula yang merupakan faktor terpenting dalam pembentukan kekuatan gerak bagi tubuh. }
Ingatlah wahai Banû Isrâ'îl ketika Kami memfirmankan kepada kalian, "Masuklah ke dalam kota besar (Bayt al-Maqdis) yang disebut oleh Mûsâ, nabi kalian. Makanlah dari hasil bumi yang banyak dan enak yang ada di dalamnya sekehendak kalian, dengan syarat, bahwa kalian harus masuk dari pintu yang telah disebutkan oleh nabi kalian dengan penuh kekhusyukan. Mohonlah kepada Allah di sana agar Dia mengampuni segala kesalahan kalian. Barangsiapa yang melakukannya dengan ikhlas, tentu akan Kami ampuni segala kesalahan-kesalahannya. Dan, di atas itu semua, barangsiapa yang berbuat baik dan taat, akan Kami tambahkan pahala dan kehormatan.
Tetapi orang-orang yang lalim dan melanggar perintah Tuhan, lalu mengatakan apa-apa yang tidak diperintahkan untuk dikatakannya sebagai sikap melecehkan dan durhaka, maka Allah akan menurunkan siksa dari atas mereka sebagai ganjaran atas kefasikan dan ketidaktaatan mereka kepada perintah Allah.
Ingatlah, wahai Banû Isrâ'îl, hari ketika Mûsâ, nabi kalian, memohonkan air kepada Tuhannya untuk kalian pada saat kalian sangat haus di padang Tîh. (1) Kami pun mengasihi kalian dan Kami memfirmankan kepada Mûsâ, "Pukullah batu itu dengan tongkatmu." Kemudian memancarlah air dari dua belas mata air, sehingga setiap kelompok memiliki satu mata air. Karena mereka berjumlah dua belas kelompok, maka setiap kabilah bisa mendapatkan tempat minum mereka. Kami firmankan kepada kalian, "Makanlah mann dan salwâ, minumlah dari air yang memancar ini dan lupakanlah apa yang pernah kalian lakukan. Dan janganlah kalian berlebih-lebihan dalam berbuat kerusakan di bumi, tetapi tahanlah diri kalian dari perbuatan maksiat." {(1) Padang pasir tempat mereka berkeliaran dan hidup tidak menentu selama empat puluh tahun setelah keluar dari negeri Mesir. }
Dan ingatlah pula, hai orang-orang Yahudi, hari ketika keangkuhan menguasai nenek moyang kalian hingga tidak bersyukur terhadap nikmat Allah. Mereka berkata kepada Mûsâ, "Sesungguhnya kami tidak akan bisa bersabar dengan hanya satu macam makanan (mann dan salwâ). Mohonkanlah kepada Tuhanmu, agar Dia mengeluarkan segala yang ditumbuhkan bumi berupa sayur mayur, mentimun, kacang adas, bawang putih dan bawang merah." Mûsâ sangat terkejut dengan apa yang mereka minta dan tidak menerimanya, kemudian berkata, "Apakah kalian lebih mengutamakan semua jenis makanan itu daripada jenis yang lebih baik, yaitu mann dan salwâ. Kalau begitu, turunlah dari Sinai dan masuklah ke salah satu kota, niscaya akan kalian dapatkan apa yang kalian inginkan. Oleh sebab keangkuhan dan kedurhakaan itu, mereka ditimpa kehinaan, kemiskinan dan kenistaan serta kemurkaan Allah. Hal itu terjadi karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi. Dengan begitu, mereka telah melanggar kebenaran yang pasti. Yang membuat mereka berani melakukan itu semua (kekufuran dan pembunuhan) adalah apa yang ada di dalam diri mereka, berupa kedurhakaan, permusuhan dan sikap melampaui batas dalam kemaksiatan.
Sesungguhnya orang-orang yang beriman kepada para nabi terdahulu, orang-orang Yahudi, Nasrani, dan orang-orang yang mengultuskan bintang dan malaikat, siapa saja di antara mereka yang beriman kepada risalah Muhammad setelah ia diutus untuk menjadi rasul, yang mengesakan Allah, beriman kepada kebangkitan dan perhitungan pada hari kiamat dan mengerjakan amal saleh, mereka adalah orang-orang yang diberi pahala dari Tuhan dan tidak akan merasakan kekhawatiran dari hukuman serta tidak akan bersedih hati karena kehilangan pahala. Karena sesungguhnya Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebajikan.
Ingatlah ketika kalian berjanji kepada Kami dengan mengangkat gunung Tursina. Dengan kekuasaan Kami, Kami menjadikan gunung itu sebagai naungan di atas kalian sampai kalian merasa takut dan tunduk. Saat itu Kami berfirman kepada kalian, "Ambillah apa yang Kami berikan kepada kalian berupa petunjuk dan arahan, dengan sungguh-sungguh. Dan ingatlah pula ajaran yang dikandungnya sebagaimana orang-orang yang menerima dan melaksanakannya, agar, dengan demikian, kalian dapat menjaga diri dari hukuman."
Kemudian, setelah perjanjian itu, kalian berpaling. Kalau bukan karena karunia dan rahmat Allah, serta penundaan siksa-Nya yang ditimpakan kepada kalian, tentu kalian akan menjadi orang-orang yang sesat dan binasa.
Sesungguhnya kalian telah mengetahui orang-orang di antara kelompok kalian yang melanggar pada hari Sabtu, yaitu dengan memancing ikan pada hari itu. Padahal, hari itu adalah hari libur dan hari raya bagi kalian. Kalian tidak boleh bekerja pada hari itu. Kemudian Allah mengganti hati orang-orang yang melanggar itu, sehingga mereka menjadi seperti kera dalam kecenderungan dan nafsunya. Kami jadikan mereka orang-orang yang jauh dari rahmat Allah dan terusir seperti anjing. Mereka akan dijauhi dan dihindari orang lain dari pergaulan karena rasa jijik.
Allah menjadikan keadaan mereka seperti ini sebagai pelajaran dan peringatan bagi orang lain untuk tidak mengerjakan seperti yang mereka kerjakan. Di samping itu, juga sebagai pelajaran bagi orang-orang yang hidup di masa mereka dan masa setelah mereka. Juga hal ini Kami jadikan sebagai nasihat bagi orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan, karena merekalah yang dapat mengambil manfaat dari peringatan yang berupa nasihat dan pelajaran.
Dan ingatlah ketika Mûsâ berkata kepada kaumnya saat terjadi kasus pembunuhan yang tidak diketahui siapa pembunuhnya. "Allah memerintahkan kalian untuk menyembelih seekor sapi, karena hal ini adalah kunci untuk mengetahui si pembunuh," kata Mûsâ. Mereka merasa heran mengenai kaitan antara pembunuhan dengan penyembelihan sapi, seraya berkata, "Apakah kamu mengejek kami, Mûsâ?" Mûsâ menjawab, "Aku akan berpegang teguh dengan tuntunan Tuhanku agar tidak termasuk golongan orang-orang bodoh yang mengejek hamba-hamba-Nya."
Di sini mereka berkata kepada Mûsâ dengan ragu atas perintah penyembelihan sapi ini, "Mohonkan Tuhanmu agar menerangkan ciri-ciri sapi itu kepada kami." Mûsâ berkata, "Allah berfirman kepadaku bahwa sapi itu adalah sapi yang tidak tua dan tidak muda: pertengahan antara tua dan muda. Sekarang lakukanlah apa yang diperintahkan kepada kalian."
Tetapi mereka tetap ragu-ragu, kemudian berkata, "Mintalah kepada Tuhanmu agar menerangkan kepada kami warna sapi itu." Kemudian Mûsâ menjawab dengan menyitir firman Allah, "Sapi itu berwarna kuning tua, jernih dan menyenangkan orang yang memandangnya karena kejelasan dan kejernihan warnanya itu."
Mereka bersikeras untuk bertanya lagi, "Mohonkan Tuhanmu untuk menerangkan kepada kami tentang hakikat sapi itu. Bagi kami, sapi itu masih samar. Kami, insya Allah, akan mengikuti petunjuk itu dengan seizin Allah."
Kemudian Mûsâ berkata kepada mereka, "Firman Allah, 'Sapi itu adalah sapi yang tidak pernah dipakai untuk membajak tanah untuk ditanami. Juga bukan sapi yang dipakai untuk menyirami tanah yang akan dipakai untuk bercocok tanam. Sapi itu tidak memiliki cela dan tidak memiliki warna yang berbeda dengan kebanyakan warna tubuhnya. '" Mereka berkata, "Sekarang kamu telah memberikan keterangan yang jelas tentang sapi itu." Mereka kemudian mencari sapi yang memiliki ciri-ciri itu untuk disembelih. Hampir saja mereka tidak dapat melaksanakannya akibat banyaknya pertanyaan mereka dan akibat kekeraskepalaan mereka yang terus-menerus.
Ingatlah ketika kalian membunuh seseorang dan saling berkelahi serta saling berbuat kejahatan. Lalu kalian saling menuduh mengenai pembunuhan itu. Allah mengetahui hakikat kejadian itu, dan Dia akan menyingkap dan menunjukkannya meskipun kalian menutupinya.
Kemudian Kami berfirman melalui Mûsâ, "Pukullah mayat itu dengan bagian tubuh sapi ini." Kalian pun lalu melakukannya. Allah menghidupkan mayat itu agar menyebut nama orang yang membunuhnya untuk kemudian jatuh kembali dan mati. Hal ini menjadi mukjizat Mûsâ dari Allah. (1) Karena Allah Mahakuasa atas segala sesuatu, maka dengan kekuasaan-Nya inilah Dia menghidupkan orang-orang mati pada hari kiamat. Dia menunjukkan kepada kalian tanda-tanda kekuasaan-Nya agar kalian memikirkan dan mengambil pelajaran darinya. {(1) Beberapa penulis kontemporer, di antaranya Syaikh 'Abd al-Wahhâb al-Najjâr, mengatakan bahwa maksud firman Allah "idlribûhu bi ba'dlihâ" adalah 'pukullah dengan bagian tubuh orang yang mati'. Sedang maksud "ihyâ'ihâ" (menghidupkannya kembali) adalah untuk memberikan kisas kepada si pembunuh. Sebab, memukul dengan bagian tubuh si terbunuh akan membuat si pembunuh mengaku. Pada umumnya, dengan melihat si terbunuh, seorang pembunuh akan terdorong untuk mengakui perbuatannya. Kisah ini terpisah dari hal penyembelihan dan perintah Allah untuk penyembelihan sapi. Dan sebenarnya perintah Allah kepada mereka untuk menyembelih sapi adalah untuk dimakan. Dalam hal ini terdapat pendidikan jiwa bagi mereka, karena sebelumnya mereka memuja dan mendewakan sapi bersama orang-orang Mesir. Pada diri mereka terdapat sisa pengultusan itu dengan bukti bahwa mereka setelah itu menyembah patung anak sapi. Maka, untuk menghilangkan sisa-sisa pengultusan pada mental mereka, mereka diperintahkan untuk menyembelih sapi. Dari sini turunlah perintah untuk menyembelih. Dan, karena itu pula, terjadi pertengkaran di antara mereka. Mereka akhirnya menyembelih sapi yang diperintahkan itu, dan hampir-hampir mereka tidak melakukannya. }
Kemudian, setelah terlihat bukti-bukti ini semuanya, kalian masih juga tidak mau memenuhi panggilan dan seruan Mûsâ. Kalian masih juga tidak mau berjalan di jalan yang benar. Masih belum lunak dan belum tunduk juga hati kalian. Bahkan sebaliknya, hati kalian menjadi semakin keras bagai batu atau bahkan lebih keras dari batu. Batu terkadang masih bisa terpengaruh dan berubah oleh benda lain. Ada bebatuan yang memancarkan air sehingga membentuk sungai. Ada pula batu yang terbelah kemudian memancarkan mata air yang menyembur. Ada pula batu yang terpengaruh di bawah kekuasaan Allah dan tunduk pada kehendak-Nya, sehingga meluncur jatuh dari puncak gunung untuk memenuhi kehendak Allah. Sedangkan hati kalian, wahai orang-orang Yahudi, tidak terpengaruh dan tidak menjadi lunak sedikit pun. Sungguh celaka kalian karena perbuatan itu. Allah tidak akan lengah dari perbuatan kalian. Dia akan memberikan pelajaran bagi kalian dengan berbagai macam musibah, apabila kalian tidak mau bersyukur atas nikmat- nikmat-Nya
Wahai orang-orang yang beriman, tidak seharusnya kalian selalu berharap bahwa orang-orang Yahudi akan mempercayai agama kalian dan tunduk kepada kalian, karena telah terkumpul bermacam keburukan dalam kelompok-kelompok mereka yang membuat mereka jauh dari beriman kepada kebenaran. Sebenarnya salah satu kelompok mereka (kelompok pendeta Yahudi) mendengar firman Allah yang ada pada Tawrât dan benar-benar memahaminya. Kemudian mereka sengaja mengubahnya, padahal mereka benar-benar tahu bahwa itu adalah kebenaran. Mereka juga tahu bahwa kitab-kitab Allah yang diturunkan tidak boleh diubah.
Apabila bertemu dengan orang-orang yang beriman, dengan maksud menipu, orang-orang munafik di antara mereka berkata, "Kami percaya bahwa kalian adalah benar dan bahwa Muhammad adalah nabi yang telah diberitakan di dalam Tawrât." Tetapi apabila mereka berkumpul dengan sesama mereka, sebagian dari kelompok mereka yang lain mencela kelalaian orang-orang munafik itu. Karena, ketika mereka menipu orang-orang Mukmin, terucap kata-kata yang justru dapat menguntungkan orang-orang Mukmin. Ucapan mereka itu bukan merupakan tipuan, karena mereka menyebutkan apa yang tertulis di dalam Tawrât, berupa sifat-sifat Muhammad. Maka, dengan begitu, mereka telah memberikan alasan kepada orang-orang Mukmin yang dapat mengalahkan mereka pada hari kiamat nanti.
Apakah mereka semua tidak mengetahui bahwa Allah tidak membutuhkan alasan seperti ini, karena Dia Maha Mengetahui segala yang mereka sembunyikan dan mereka tunjukkan.
Di antara orang-orang Yahudi itu terdapat kelompok orang yang bodoh, buta huruf dan tidak mengetahui apa pun tentang Tawrât kecuali kebohongan yang sesuai dengan angan-angan mereka. Yaitu kebohongan yang dihiasi oleh pendeta-pendeta Yahudi itu dan diberikan anggapan pada mereka bahwa hal ini adalah kebenaran dari kitab.
Karena itu, kebinasaan dan siksaan diperuntukkan bagi pendeta-pendeta Yahudi. Mereka menulis kitab dengan tangan mereka, lalu berkata, "Ini adalah Tawrât yang diturunkan Allah." Mereka melakukan itu dengan tujuan untuk mendapatkan kesenangan dunia yang murah. Mereka menukar hal yang murah ini dengan harga yang mahal, yaitu kebenaran. Maka celakalah mereka akibat perkataan yang mereka buat- buat tentang Allah, dan kecelakaanlah bagi mereka akibat kebohongan yang mereka perbuat.
Dostları ilə paylaş: |