- Bersungguh-sungguh dalam melaksanakannya.
Terapi hati yang keras tidaklah baik jika hanya sewaktu-waktu. Membaik suatu waktu lalu kembali melemah. Yang semestinya adalah perbaikan yang bersambung. Ini tidak akan terwujud kecuali dengan bersungguh-sungguh dalam beribadah. Allah -subhânahu wata'âla- telah menyebutkan di dalam kitab-Nya akan kesungguhan para wali-wali Allah dalam beribadah di berbagai keadaan, di antaranya:
قال تعالى: ﴿إِنَّمَا يُؤْمِنُ بِآيَاتِنَا الَّذِينَ إِذَا ذُكِّرُوا بِهَا خَرُّوا سُجَّدًا وَسَبَّحُوا بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُونَ ١٥ تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ١٦﴾ [السجدة: 15-16]
“Sesungguhnya orang yang benar-benar percaya kepada ayat-ayat Kami adalah mereka yang apabila diperingatkan dengan ayat-ayat itu mereka segera bersujud seraya bertasbih dan memuji Rabb-nya, dan mereka tidaklah sombong. Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu berdoa kepada Rabb-nya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan setiap rezeki yang Kami berikan.” (QS.as-Sajdah:15-16)
Firman-Nya yang lain:
قال تعالى: ﴿كَانُوا قَلِيلًا مِنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ١٧ وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ١٨ وَفِي أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ لِلسَّائِلِ وَالْمَحْرُومِ١٩﴾ [الذاريات: 17-19]
“Di dunia mereka sedikit sekali tidur di waktu malam, dan selalu memohonkan ampunan di waktu pagi sebelum fajar, dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian.” (QS.adz-Dzariât: 17-19)
Jika menengok keadaan generasi Salafussoleh dalam menetapi sifat-sifat "'âbidin" (ahli ibadah) akan membangkitkan rasa takjub, sehingga menuntun kita untuk meneladani mereka. Di antaranya: mereka mengkhatamkan bacaan al-Quran setiap tujuh hari, mereka tetap melaksanakan shalat malam dalam medan perang dan pertempuran, berzikir kepada Allah dan melakukan shalat tahajud, meskipun dalam penjara, kaki mereka memar-memar, air mata membasahi pipi-pipi mereka, mentafakuri penciptaan langit dan bumi. Di antara mereka ada yang mengguraui istrinya seperti ibu yang guraui momongannya, namun ketika istrinya tertidur, dia pun bangkit meninggalkan selimut dan tempat tidurnya melakukan shalat malam. Mereka membagi malam untuk diri dan keluarga, sedang siangnya untuk berpuasa, belajar, mengajar, mengiringi jenazah, menjenguk orang sakit dan membantu kesusahan orang lain, bahkan pada sebagiannya tidak pernah tertinggal "takbiratul ihram" bersama imam selama bertahun-tahun, mereka menunggu shalat setelah shalat, menafkahi keluarga saudaranya yang ditinggal mati selama bertahun-tahun. Siapa yang keadaannya seperti itu, maka imannya senantiasa bertambah.
Dostları ilə paylaş: |