Kuliah Islam : Ajak Mahasiswa Muslim Utamakan Iman Sebelum Ilmu Pengetahuan Dikirim oleh humas3pada 02 Desember 2014| Komentar : 0| Dilihat : 2824
Rektor memberikan materi tentang konsep keimanan kepada seluruh mahasiswa
Pentingnya pemahaman dalam menanamkan keimanan di setiap pribadi diri manusia adalah salah satu cara memelihara dan meningkatan akhlaq di kehidupa sehari-hari. Untuk itu wajib bagi setiap muslim untuk mendahulukan iman sebelum melakukan amal shaleh. Hal ini juga hendaknya diterapkan kepada seluruh mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) yang beragama Islam. "Janganlah sampai mengindahkan keimanan kita sebelum melakukan berbagai hal yang lain. Terkadang mahasiswa, dosen atau pihak akademisi seringkali lalai dalam menjalankan keimanan karena mementingkan ilmu pengetahuan yang mereka pelajari. Sebelum belajar tentang ilmu, atau belajar tentang apapun hendaknya kita belajar tentang aqidah atau konsep ketuhanan terlebih dahulu," ujar Rektor UB, Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri MS dalam ceramah keagamaan di Masjid Raden Fatah, Sabtu (1/12).
Prof. Bisri juga mengajak kepada seluruh mahasiswa yang hadir untuk meningkatkan ketaqwaan dalam menjalankan setiap kehidupan sehari-hari, salah satunya dengan bersyukur. Menurutnya rasa syukur adalah modal setiap insan menuju sebuah kebahagiaan dunia. Namun sayangnya, tidak sedikit dari manusia yang selalu menuntut, banyak meminta sebelum mereka beribadah kepada Allah. Padahal mereka diberikan rizki dan kekayaan yang melimpah tanpa mereka sadari. "Padahal dengan memupuk rasa syukur itulah, manusia mampu menjalani kehidupan dengan bahagia. Tuhan tidaklah memberikan apapun yang kita inginkan, melainkan apa yang kita butuhkan," tambahnya.
Selain itu, dalam hidup manusia hendaknya mengikuti aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh Tuhan. Jangan sampai bersikap seolah-olah kebebasan merupakan adalah hak manusia yang hakiki. Hal ini yang menjadi permasalahan besar di zaman yang serba modern sekarang ini perilaku bebas diluar batas banyak terjadi dikehidupan bermasyarakat. Tuhan memang memberikan kita hak untuk bebas memilih sesuai dengan reward and punishment yang telah ditetapkannya. Apakah manusia itu mau hidup bebas menurut kemauan dan pikirannya sendiri tanpa mengindahkan keimanannya atau patuh terhadap aturan-aturan yang telah diberikan Allah. Disanalah nantinya manusia akan terbentuk sesuai pribadinya masing-masing. Mengutip pepatah Jawa "Siapapun yang patuh kepada sang pencipta, pasti hidup kita akan diatur olehnya". [indra]
Artikel terkait
· UB Kembali Raih Akreditasi A
· Kunjungan Rektor ke Ritsumeikan University
· Garuda Indonesia Sosialisasikan Layanan Corporate