Dalil 2.2 (Dalil Algoritma Pembagian)
Jika a > 0, dan a,b Z, maka ada bilangan-bilangan q, r Z yang masing-masing tunggal (unique) sehingga b = qa + r dengan 0 ≤ r < a.
Jika a ┼ b maka r memenuhi ketidaksamaan 0 < r < a.
Bukti.
Misal a, b Z, maka dapat dibentuk suatu barisan aritmatika b – na, n Z, yaitu:
..., b –3a, b – 2a, b-a, b, b + a, b + 2a, ....
Barisan di atas mempunyai bentuk umum b – na.
Selanjutnya, misal S adalah suatu himpunan yang unsur-unsurnya suku yang bernilai positip dari barisan b – na, sehingga:
S = { (b – na) │n Z, dan b – na > 0 }
Menurut prinsip urutan, maka S mempunyai unsur terkecil, sebut saja r.
Karena r S, maka r dapat dinyatakan sebagai r = b – qa, dengan q Z.
Dari r = b – qa dapat diperoleh b = qa + r.
Jadi jika a > 0 dan a,b Z maka ada q,r Z sedemikian sehingga b = qa + r.
Untuk menunjukkan bahwa 0 r < a, maka digunakan bukti tidak langsung sebagai berikut:
Anggaplah bahwa 0 r < a tidakbenar, maka r a dan dalam hal ini r tidak mungkin negatip karena r S.
Jika r a maka r – a 0.
r = b – qa r – a = b – qa – a
= b – ( q +1) a.
r – a 0 dan r-a = b – ( q + 1 ) a 0.
r – a 0 dan r – a mempunyai bentuk b – na, maka r – a S.
Karena a > 0 maka r – a < r sehingga r – a merupakan unsur terkecil dari S dan lebih kecil dari r. Hal ini bertentangan dengan pengambilan r sebagai unsur terkecil S. Jadi haruslah 0 r < a.
Untuk menunjukkan ketunggal q dan r, dimisalkan q dan r tidak tunggal yaitu q1, q2, r1, r2 Z dan memenuhi hunbungan persamaan
b = q1a + r1
b = q2a + r2
Sehingga berlaku q1a+ r1 = q2a+ r2
( q1 - q2 ) a + ( r1 - r2 ) = 0 .
( r1 - r2 ) = ( q2 – q1 )a
a │ ( r1 - r2 )
a │ ( r1 - r2 ) r1 - r2 = 0 atau r1 - r2 a ( a r1 - r2 )
r1 - r2 = 0 r1 = r2 (q1 - q2 ) a = 0 q1 = q2
r1 - r2 a > 0, r1 > 0 , r2 > 0 r1 a = 0.
Jadi r1 = r2 dan q1 = q2 yaitu q dan r masing-masing adalah tunggal.
Selanjutnya jika a ┼ b, maka tidak ada q Z sehingga b = qa. Hal ini berarti b qa atau b = qa + r dengan 0 < r < a. ( r 0, sebab jika r = 0 diperoleh b = qa).
Dalil 2.3
Jika b = qa + r dengan 0 ≤ r < a, maka
b disebut bilangan yang dibagi (devidend)
a disebut bilangan pembagi (devisor/faktor)
q disebut bilangan hasil bagi (quotient), dan
r disebut bilangan sisa (remainder/residu)
Dalil 2.3 di atas disebut pula dengan dalil algoritma pembagian. Algoaritma adalah prosedur atau metode matematis untuk memperoleh hasil tertentu yang dilakukan menurut sejumlah langkah berurutan yang berhingga. Dalil 2 ini sebenarnya lebih bersifat dalil eksistensi (keujudan) dari adanya bilangan-bilangan bulat q dan r dari suatu algortima. Namun demikian uraian tentang pembuktiannya dapat memberikan gambaran adanya suatu metode, cara , atau prosedur matematis untuk memperoleh bilangan-bilangan bulat q dan r sehingga b = qa + r.
Jika a = 2 dan b adalah sebarang bilangan bulat, maka menurut dalil sebelumnya b dapat dinyatakan dengan b = 2q + r, dengan 0 ≤ r < a. Hal ini berarti bahwa nilai-nilai b yang mungkin dapat ditentukan oleh nilai-nilai r yang mungkin yaitu r = 0 dan r = 1.
Untuk r = 0 maka b = 2q + r = 2q + 0.
b = 2q, dengan q Z.
b yang dapat dinyatakan dengan 2q ( q Z ) disebut bilangan bulat genap (even integer).
Untuk r = 1, b = 2q + r = 2q + 1 ( q Z ) disebut bilangan bulat ganjil. (odd intereger, gasal).
Ternyata berdasarkan dalil algoritma pembagian, setiap bilangan bulat dapat dinyatakan sebagai bilangan bulat genap (2q) atau bilangan bulat ganjil ( 2q + 1). Selanjutnya jika diambil a = 3, maka menurut dalil Algoritma Pembagian, dengan mengambil r= 0, r=l dan r=2. Sehingga sebarang bilangan bulat b dapat dinyatakan sebagai bentuk dari salah satu persamaan berikut:
b = 3q
b = 3q + 1
b = 3q + 2
Dengan alasan yang sama, setiap bilangan bulat selalu dapat dinyatakan antara lain:
-
Salah satu dari 4q, 4q+1, 4q+2, 4q+3 (q Z)
-
Salah satu dari 5q, 5q+1, 5q+2, 5q+3, 5q+4 (q Z)
-
Salah satu dari 6q, 6q+1, 6q+2, 6q+3, 6q+4, 6q+5 (q Z)
Disinilah sebenarnya letak dari konsep algoritma pembagian, suatu konsep mendasar yang dapat digunakan untuk membantu pembuktian sifat-sifat tertentu.
Contoh:
-
Diketahui n adalah bilangan bulat, buktikan bahwa 2 │n3 – n .
Bukti:
Menurut dalil Algoritma pembagian, terdapat bilangan bulat q sedemikian sehingga n = 2q atau n = 2q + 1,
Untuk n = 2q maka
n3 – n = n (n2 – 1)
= n(n-1)(n+1)
= 2q(2q-1)(2q+1)
= 2{q(2q-1)(2q+1)
n3 – n = 2{q(2q-1)(2q+1)
Sehingga 2 │2{q(2q-1)(2q+1) atau 2 │ n3 – n
Untuk n = 2q+1 maka
n3 – n = n (n2 – 1)
= n(n-1)(n+1)
= (2q+1)(2q+1-1)(2q+1+1)
= (2q+1)(2q)(2q+2)
n3 – n = (2q+1)(2q)(2q+2)
Sehingga 2 │(2q+1)(2q)(2q+2) atau 2 │ n3 – n
-
Tunjukkan bahwa 4 ┼ n2 + 2 untuk sebarang n Z
Jawab
-
Dengan bukti tidak langsung, anggaplah 4 │ n2 + 2.
Sesuai dengan dalil algoritma pembagian, untuk n Z dapat dinyatakan sebagai
n = 2q atau n = 2q + 1, q Z.
Untuk n = 2q, maka n2 + 2 = (2q)2 + 2 = 4q2 + 2
4 │n2 + 2
n2 + 2 = 4q2 + 2
4 │4q2 + 2
4 │4q2 , maka 4 │2, hal ini terjadi kontradiksi karena 4 ┼ 2.
-
Jadi anggapan bahwa 4 │ n2 + 2. adalah salah sehingga 4 ┼ n2 + 2.
Untuk n = 2q + 1, maka n2 + 2 = (2q+1)2 + 2 = 4q2 + 4q + 3
= 4(q2+q) + 3
4 │n2 + 2
n2 + 2 = 4(q2 +q) + 3
4 │4(q2 + q) + 3
4 │4(q2 + q), maka 4 │3, hal ini terjadi kontradiksi karena 4 ┼ 3.
Dostları ilə paylaş: |