Catatan umum ini adalah beberapa hal mendasar yang menjadi persoalan utama Jama’ah Shalahuddin yang didasarkan pada analisis terhadap proses upgrading pengurus Jama’ah Shalahuddin secara keseluruhan yang belum terangkat dalam upgrading pengurus tersebut, atau setidaknya belum menjadi perhatian utama untuk ditindaklanjuti.
Catatan umum ini berfungsi sebagai landasan dalam analisis terhadap apa yang sudah dilakukan bersama di upgrading dalam sesi idealisasi sampai penurunan program kerja untuk kemudian diberikan catatan-catatan khusus terhadap hasil dari masing-masing struktur, atau dengan bahasa yang lebih singkat catatan ini merupakan review terhadap proses yang sudah dilakukan bersama. Dalam rancangan upgrading pengurus yang telah berlalu seharusnya proses review ini sudah dilakukan dalam proses upgrading tersebut sebagaimana sudah diagendakan dalam jadwal upgrading, namun karena persoalan waktu maka review diberikan dalam bentuk catatan pada proseding ini.
Berikut ini adalah beberapa catatan umum yang merupakan permasalahan yang sangat mungkin terjadi di setiap lini atau departemen dan sebenarnya antar masalah ada saling keterkaitan antara satu dengan masalah yang lain.
Distribusi beban organisasi. Ini dimungkinkan dengan meningkatkan partisipasi kolektif. Partisipasi yang dimaksud adalah bukan sekedar keterlibatan dalam hal teknis namun juga dalam pengambilan keputusan guna menghasilkan problem solving organisasi. Contohnya adalah dengan melibatkan anggota dalam proses perencanaan agenda-agenda organisasi, misal perncangan RDK, TKJS, maupun kegiatan-kegiatan lain. Dengan tingginya partisipasi kolektif dalam proses organisasi memungkinkan adanya distribusi beban organisasi, misal dalam bentuk banyaknya agenda, kepada semua elemen organisasi sehingga beban tidak hanya dipikul oleh para pengurus inti saja. Dengan demikian agenda-agenda organisasi tidak hanya menjadi beban pengurus inti. Elitisme, sebagai penyakit dalam sebuah kolektivitas, dengan demikian juga dapat direduksi. Terkait dengan elitisme, hal yang seringkali menjadi penyebab adalah adanya dikotomi antara konsep dan praksis yang diikuti dengan pemilahan kerja. Kerja konsepsional seolah hanya menjadi wilayah pengurus inti sedang kerja teknis adalah milik bawahan. Degan tingginya partisipasi kolektif, proses pembelajaran bagi seluruh elemen organisasi juga semakin cepat karena setiap individu, sebagai elemen organisasi, dilatih untuk dapat melakukan analisis terhadap persoalan yang ada dan kemudian mengambil langkah-langlah inovatif guna menyelesaikannya. Rasa kepemilikan kolektif terhadap organisasi pun dengan demikian sangat mungkin semakin meningkat.
Peningkatan partisipasi kolektif dalam proses organisasi seperti yang diuraikan di atas tentunya mensyaratkan adanya saling kepercayaan antar semua elemen (baik pengurus/stake holder organisasi terhadap anggota maupun sebaliknya). Rasa percaya terhadap kemampuan masing-masing elemen untuk turut serta dalam proses penyelesaian setiap agenda organisasi. Untuk itu perlu adanya usaha untuk meningkatkan rasa saling kepercayaan antar elemen organisasi, misal dengan mengadakan usaha guna meningkatkan kapasitas individu maupun kolektif sehingga masing-masing percaya bahwa setiap elemen memang memiliki kapasitas untuk ikut serta dalam setiap proses organisasi. Contoh konkretnya adalah dengan melakukan upgrading baik yang bersifat umum maupun spesifik sesuai dengan kebutuhan.