Alquran terjemahan bahasa indonesia



Yüklə 3,5 Mb.
səhifə30/101
tarix26.10.2017
ölçüsü3,5 Mb.
#14093
1   ...   26   27   28   29   30   31   32   33   ...   101

Yang membuat Allah tidak menerima infak orang-orang munafik adalah sikap kufur mereka kepada-Nya dan kepada Rasul-Nya. Kekufuran, memang, merusak segala perbuatan. Juga karena mereka tidak mengerjakan salat dengan benar sesuai dengan apa yang diperintahkan. Mereka mengerjakannya tidak dengan sungguh-sungguh, tapi sekadar untuk menutupi kemunafikan mereka. Selain itu, tidak diterimanya infak mereka itu juga disebabkan karena mereka melakukannya dengan perasaan terpaksa.

Wahai orang yang mendengar, janganlah harta dan anak yang dimiliki oleh orang-orang munafik yang kalian lihat, membuat kalian tertarik dan terpesona. Sesungguhnya melalui apa yang diberikan kepada mereka itu, Allah hendak menimpakan kesulitan bagi mereka, karena mereka menyimpannya demi kepentingan duniawi tanpa mau menginfakkannya. Maut menjemput mereka ketika mereka berada dalam kekufuran. Allah akan menyiksa mereka di akhirat karena kekufuran itu.

Wahai kaum yang beriman, orang-orang munafik itu bersumpah dengan tujuan membohongi kalian bahwa mereka adalah orang-orang yang beriman seperti kalian. Padahal sebenarnya mereka bukan termasuk golongan yang beriman kepada Allah. Mereka adalah kaum yang lemah dan takut. Kelemahan dan rasa takut itu kemudian mendorong mereka untuk bersikap munafik dan takut terus-menerus. Mereka menguatkan hal ini dengan sumpah palsu.

Mereka merasa tersudutkan oleh kalian dan membenci bergaul dengan kalian. Seandainya mereka menemukan benteng atau gua di gunung-gunung atau lorong-lorong di dalam tanah untuk mereka masuki, maka pasti mereka akan mendatanginya dengan secepat-cepatnya.

Wahai Rasul, sebagian orang-orang munafik itu mencelamu, dalam masalah pembagian zakat dan harta rampasan. Padahal, sebenarnya mereka tidak memiliki tujuan apa pun selain keinginan untuk mendapatkan harta itu saja. Maka, apabila kalian memberikan kepada mereka apa yang mereka inginkan, mereka akan senang dengan perbuatan kalian. Tetapi, apabila kalian tidak memberikan apa yang mereka inginkan, mereka segera marah pada kalian.

Seandainya orang-orang munafik--yang mengecammu dalam masalah pembagian zakat dan harta rampasan--itu rela dengan bagian yang ditentukan Allah untuk mereka melalui Rasul-Nya, meskipun jumlahnya sedikit, lalu mengatakan, "Cukuplah apa yang telah ditentukan Allah untuk kami. Allah pasti akan memberi rezeki kepada kami dari karunia-Nya, dan Rasul-Nya akan memberikan kepada kami lebih dari apa yang telah diberikan kali ini. Dan sesungguhnya kami sangat berharap kepada ketaatan dan karunia Allah," hal itu tentu lebih baik bagi mereka.

Zakat yang diwajibkan itu hanya akan diberikan kepada orang yang tidak mendapatkan sesuatu yang dapat mencukupi kebutuhan hidupnya, orang sakit yang tidak dapat bekerja dan tidak memiliki harta, orang yang bertugas mengumpulkan dan mendistribusikan zakat, mualaf--karena diharapkan keislamannya dan manfaatnya untuk membantu dan membela agama Allah--orang yang berdakwah kepada Islam. Selain itu, zakat juga digunakan untuk membebaskan budak dan tawanan, melunasi utang orang-orang yang berutang dan tidak mampu membayar--kalau utang itu bukan karena perbuatan dosa, aniaya atau kebodohan. Zakat juga digunakan untuk memasok perbekalan para mujahidin yang berjihad di jalan Allah serta berbagai jalan kebaikan dan ketaatan yang berhubungan dengan jihad. Membantu para musafir yang terputus dari kemungkinan melanjutkan perjalanan dan terasingkan dari keluarganya. Allah menyariatkan itu semua sebagai kewajiban dari-Nya demi kemaslahatan hamba-hamba-Nya. Allah Maha Mengetahui maslahat makhluk-Nya dan Mahabijaksana atas apa yang disyariatkan(1). (1) Zakat adalah sebuat ketentuan untuk mengumpulkan harta dari orang kaya untuk didistribusikan kepada fakir miskin. Harta yang didistribusikan itu sebenarnya adalah hak fakir miskin yang terdapat dalam harta orang kaya. Pengumpulan dan distribusi zakat dilakukan oleh pemerintah untuk orang-orang yang berhak menerima (mustahik), terutama dalam rangka mengentaskan kemiskinan. Zakat dapat didistribusikan kepada fakir, miskin, orang yang sedang berada dalam perjalanan. Selain itu, zakat dapat juga dimanfaatkan untuk pinjaman, atau untuk kepentingan sosial seperti membayarkan utang orang yang tidak mampu membayar. Pada masa awal sejarahnya, dalam masyarakat Islam sangat jarang ditemukan orang yang kelaparan dan mengemis untuk memenuhi kebutuhan hidupnnya. Karena begitu banyaknya zakat yang terkumpul, sampai-sampai amil zakat mengeluh tidak menemukan orang yang akan diberi zakat. Diriwayatkan, bahwa seorang amil zakat di wilayah Afrika mengeluh kepada Khalîfah 'Umar ibn 'Abd al-'Azîz karena dia tidak menemukan seorang fakir yang akan diberi zakat. 'Umar lalu berkata kepadanya, "Bayarkan utang orang-orang yang berutang." Amil zakat itu pun kemudian melaksanakan perintah itu, tetapi kemudian mengeluh lagi. 'Umar pun berkata, "Beli dan tebuslah budak, karena hal ini termasuk salah satu cara pembagian zakat." Sebenarnya, apabila zakat itu dikumpulkan kemudian dikeluarkan pada jalannya, maka akan terlihat dari penerapannya itu bahwa zakat adalah bentuk sistim takâful ijtimâ'iy yang paling agung.

Di antara manusia terdapat orang-orang munafik yang dengan sengaja menyakiti Nabi dan menimpakan keburukan kepadanya. Mereka menuduh bahwa ia senang mendengar segala yang dikatakan kepadanya, baik berupa kebenaran maupun kebohongan. Mereka menuduh pula bahwa Nabi telah tertipu oleh apa yang didengarnya. Katakanlah kepada mereka, wahai Muhammad, bahwa orang yang kalian perbincangkan dengan tuduhan semacam itu, tidak sebagaimana yang kalian duga. Dia adalah pendengar kebaikan yang tidak akan mendengar kecuali perkataan yang benar, tidak tertipu oleh kebatilan dan percaya kepada Allah dan wahyu-Nya. Rasulpun mempercayai orang-orang Mukmin karena keimanan mereka mencegah untuk berbuat dusta. Rasul adalah rahmat bagi orang-orang yang beriman di antara kalian, dan Allah telah menyediakan siksa yang pedih dan abadi bagi orang-orang yang menyakiti Nabi.

Tanpa rasa ragu, mereka tidak ikut serta memerangi musuh bersama kalian. Kemudian, dengan berbohong, mereka meminta maaf atas ketidak-ikutsertaan mereka. Mereka bersumpah kepada kalian agar kalian berkenan menerima permohonan maaf mereka. Allah dan Rasul-Nya lebih berhak untuk diharapkan perkenannya, kalau mereka benar-benar beriman.

Apakah orang-orang munafik itu tidak mengetahui bahwa barangsiapa yang kufur atau menentang Allah dan rasul-Nya, maka balasannya adalah siksa yang abadi di dalam neraka jahannam. Sungguh, jahannam adalah suatu kehinaan yang amat sangat.

Di antara orang-orang munafik saling mengejek Rasulullah saw. Mereka takut apabila rahasia mereka terbongkar. Kemudian, turunlah ayat-ayat al-Qur'ân kepada Rasulullah mengenai orang-orang munafik itu yang menunjukkan rahasia yang mereka simpan di antara sesama mereka. Katakan kepada mereka, wahai Muhammad, "Ejeklah sesuka kalian, sebab Allah pasti akan memperlihatkan apa yang kalian takuti untuk terbongkar."

Yakinlah, wahai Rasul, bahwa apabila engkau tanya orang-orang munafik itu--setelah rahasia mereka terbongkar--tentang alasan hujatan mereka terhadap agama dan ejekan mereka kepada Allah dan ayat- ayat-Nya, mereka akan beralasan meminta maaf dengan berkata, "Kami hanya bercanda dan bersenda gurau." Katakan kepada mereka, "Apakah kalian bercanda dan bersenda gurau dengan mengolok-olok Allah, ayat-Nya dan Rasul-Nya?"

Janganlah kalian meminta maaf dengan mengemukakan alasan-alasan palsu. Kekufuran kalian telah tampak jelas, setelah sebelumnya kalian mengaku beriman. Maka, apabila Kami memberi maaf kepada sekelompok dari kalian yang bertobat dan beriman yang disebabkan oleh keimanan dan kebenaran tobat mereka, Kami pun menyiksa sekelompok lain dari kalangan kalian disebabkan oleh sikap keras kepala mereka dalam mempertahankan kekufuran dan kemunafikan serta karena kejahatan mereka terhadap hak Rasulullah dan orang-orang yang beriman.

Orang munafik, laki-laki dan perempuan, adalah sama: melakukan dan menyerukan berbuat buruk, meninggalkan dan melarang berbuat kebenaran, dan kikir dalam mengeluarkan harta di jalan kebenaran. Masing-masing sepeti bagian-bagian dari satu benda yang saling melengkapi. Karena mereka berpaling dari Allah, Allah pun berpaling dan tidak akan memberi petunjuk kepada mereka. Mereka adalah orang-orang yang tidak patuh kepada Allah.

Allah telah menentukan neraka jahannam bagi orang-orang yang munafik dan kafir. Mereka akan disiksa di dalamnya dan tidak akan dapat lari darinya. Cukuplah neraka itu sebagai hukuman bagi mereka. Dan bersama dengan hukuman ini, mereka ditimpakan pula kemurkaan Allah dan siksa yang abadi pada hari kiamat.

Keadaan kalian, wahai orang-orang munafik, sama seperti keadaan orang-orang kafir dan munafik sebelum kalian. Mereka, yang lebih kuat dan lebih banyak memiliki harta dan anak daripada kalian, telah menikmati kesenangan dunia yang diberikan, berpaling dari berzikir dan bertakwa kepada Allah. Mereka menyambut nabi-nabi yang diutus kepada mereka dengan sikap meremehkan dan mengolok-olok di antara sesama mereka. Kalian pun menikmati kesenangan dunia seperti yang mereka nikmati dulu. Kalian juga melakukan seperti apa yang mereka lakukan, yaitu kemungkaran dan kebatilan. Perbuatan mereka akan sia- sia dan tidak akan berguna di dunia atau di akhirat. Mereka adalah orang-orang yang merugi. Nasib dan tempat kembali kalian sama buruknya dengan mereka.

Apakah orang-orang munafik dan kafir tidak mengambil pelajaran dari keadaan orang-orang sebelum mereka, yaitu kaum Nûh, 'Ad, Tsamûd, Ibrâhîm, Syu'aib dan kaum Lûth. Kepada mereka diutus rasul-rasul Allah dengan membawa bukti-bukti yang jelas dari Allah, kemudian mereka mendustakan dan mengingkarinya. Maka, masing-masing disiksa oleh Allah karena dosa yang diperbuat, dan semuanya dihancurkan. Sesungguhnya Allah tidak menganiaya mereka dengan siksaan itu semua, tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri dengan kekufuran dan pembangkangan mereka kepada Allah serta kelayakan mereka atas segala siksaan. Merekalah, sebenarnya yang menganiaya diri sendiri.

Orang-orang Mukmin, laki-laki dan perempuan, saling mencintai dan menolong satu sama lain. Dengan dasar keimanan, mereka menyuruh untuk melakukan apa yang diperintahkan oleh agama mereka yang benar, melarang apa yang dilarang oleh agama, mengerjakan salat pada waktunya, membayar zakat untuk orang yang berhak menerima pada waktunya, mematuhi perintah Allah dan Rasul-Nya, dan menjauhi larangan Allah dan Rasul-Nya. Merekalah yang akan selalu berada dalam rahmat Allah. Allah sungguh Mahakuasa untuk mengayomi mereka dengan kasih sayang-Nya, dan Mahabijaksana dalam pemberian-Nya.

Allah menjanjikan surga kepada mereka, dan mereka akan kekal di dalam kenikmatannya. Dia menyediakan untuk mereka tempat tinggal yang menyenangkan hati di dalam surga yang abadi. Di samping itu semua, mereka akan dapat mendapatkan rida Allah, suatu kenikmatan yang paling besar. Itulah keberuntungan yang besar.

Wahai nabi, pertahankanlah kegigihanmu untuk berjihad menghentikan kekufuran orang-orang kafir dan kemunafikan orang-orang munafik. Bersikap keraslah dalam memerangi mereka. Tempat kembali yang disediakan Allah untuk mereka di akhirat kelak adalah neraka jahanam. Alangkah buruknya tempat kembali ini!

Wahai Rasul, sesungguhnya orang-orang munafik bersumpah di hadapanmu dengan mengatasnamakan Allah bahwa mereka tidak mengatakan kemungkaran, sebagaimana yang kamu dengar. Mereka bohong dalam sumpah mereka ini dan melanggarnya. Mereka telah mengucapkan kata kufur. Dan kekufuran mereka menjadi jelas setelah sebelumnya tersembunyi. Tidak ada yang menyebabkan mereka mencela kecuali sikap kufur nikmat mereka setelah Allah dan Rasul-Nya memberikan karunia kepada mereka berupa rampasan perang yang mereka dapatkan bersama orang-orang Muslim. Apabila mereka bertobat kepada Allah dengan meninggalkan kemunafikan dan menyesali apa yang telah mereka perbuat, maka Allah akan menerima tobat mereka dan hal ini menjadi lebih baik bagi mereka. Dan apabila mereka berpaling dari keimanan, maka Allah akan menyiksa mereka di dunia dengan bermacam cobaan, dan di akhirat dengan neraka jahanam. Mereka tidak mempunyai seorang pun di dunia yang dapat melindungi atau menolong mereka.

Di antara orang-orang munafik itu ada yang bersumpah dengan nama Allah dan berikrar kepada-Nya, "Apabila Allah memberikan harta dan karunia-Nya kepada mereka, niscaya mereka akan bersedekah dan menjadi golongan orang-orang yang saleh dalam perbuatan mereka."

Maka ketika Allah mengabulkan keinginan mereka dengan memberi karunia-Nya, mereka malah bersikap kikir atas pemberian itu dan tidak mau bersedekah. Di samping itu, mereka juga tidak menepati janji, bahkan menjauh dari kebaikan dan berpaling dari Allah.

Sebagai akibat dari sikap kikir mereka, dalam hati mereka tumbuh kemunafikan sampai mereka mati menghadap Allah. Hal itu disebabkan karena mereka mengingkari janji dan mendustai sumpah mereka sendiri.

Bagaimana mungkin mereka dapat berpura-pura tidak tahu bahwa Allah Maha Mengetahui dengan teliti keadaan mereka? Bagi Allah, semua yang mereka rahasiakan saat mereka mengingkari janji, mencela agama dan rencana makar terhadap kaum Muslimin, tetap akan diketahui Allah. Dialah Yang Maha Mengetahui dan tidak ada sesuatu pun yang luput dari pengetahuan-Nya.

Di antara kekurangan orang-orang munafik, selain kikir, adalah bahwa mereka suka menganggap rendah sedekah yang dikeluarkan orang-orang kaya Muslim untuk fakir miskin. Mereka juga mengejek orang-orang Muslim yang tidak kaya tetapi tetap bersedekah. Allah membalas ejekan dan hinaan mereka dengan menyingkap keburukan-keburukan mereka, dan menjadikan mereka sebagai bahan ejekan orang banyak. Dan akhirat, mereka mereka akan menerima siksa yang pedih.

Sekalipun engkau, wahai Nabi, mengabulkan permintaan ampunan atas dosa-dosa mereka, hal itu tetap tidak akan berguna sama sekali. Sebab, baik engkau memintakan ampunan untuk mereka maupun tidak, bagi mereka sama saja. Bahkan, meskipun engkau memperbanyak permohonan ampunan untuk mereka, Allah tidak akan memaafkan mereka. Sebab, tidak ada yang dapat diharapkan dari pemberian maaf terhadap sikap kufur yang tidak menunjukkan tanda-tanda kesadaran. Dan mereka itu adalah benar-benar telah mengingkari Allah dan rasul-Nya. Oleh karenanya, Allah tidak akan memberi petunjuk kepada orang-orang yang tidak patuh kepada Allah dan rasul-Nya, karena mereka membangkang dan menentang syariat dan perintah-Nya.

Orang-orang munafik itu menolak ikut serta berperang bersama Rasulullah dan umat Islam. Mereka merasa lebih enak tinggal di Madinah setalah Rasulullah meninggalkan kota itu, dan merasa senang tidak menaati perintah untuk berjihad bersamanya. Selain itu, mereka tidak suka berjuang dengan harta dan berkorban jiwa demi membela dan menegakkan agama Allah. Mereka lantas mempengaruhi orang lain untuk tinggal bersama mereka dan menakut-nakuti betapa sengsaranya berperang di musim panas. Katakanlah kepada mereka, wahai Muhammad, "Jika kalian mau berfikir, kalian tentu ingat bahwa api neraka jauh lebih panas dan lebih kejam dari apa yang kalian takuti sekarang."

Biarkan mereka tertawa karena gembira dengan tidak ikut berperang dan bangga dengan mengejek orang-orang Mukmin. Sebab, tawa mereka itu tidak akan berlangsung lama, karena akan berhenti bersama habisnya masa hidup mereka di dunia. Setelah itu mereka akan menangis tiada hentinya di akhirat, sebagai balasan perbuatan buruk yang dahulu mereka lalukan.

Kalau engkau kembali dari berperang dan berkesempatan berjumpa lagi dengan kelompok orang-orang munafik yang tidak mau ikut serta berperang itu, kemudian mereka meminta restumu untuk ikut serta berperang bersamamu pada peperangan lain, engkau tidak perlu merestui mereka. Katakan kepada mereka, "Kalian tidak akan aku restui berperang bersamaku dalam peperangan apa pun dan dalam menghadapi musuh mana pun. Sebab, ketidak-ikutsertaan kalian dalam peperangan yang pertama dahulu itu tanpa didasari pada alasan yang kuat dan tidak diikuti dengan pertobatan yang dapat menghapus dosanya. Tinggallah dan tidak usah ikut serta berperang sesuka kalian bersama orang-orang lemah, orang tua, wanita dan anak-anak yang tidak ikut berperang."

Jika salah seorang dari mereka meninggal dunia, jangan salatkan jenazahnya dan jangan berdiri di kuburnya saat penguburannya, sebab mereka sepanjang hidupnya mengingkari Allah dan Rasul-Nya dan mati dalam keadaan tidak mematuhi agama Allah.

Jangan pula engkau heran dengan banyaknya harta dan anak yang Kami berikan kepada mereka yang Kami sertai dengan kemurkaan Kami. Hal itu bukan berarti bahwa mereka lebih baik, tetapi justru untuk melaksanakan kehendak Allah untuk menyengsarakan mereka di dunia dengan diperbudak oleh ketamakan mengumpulan harta dan kekhawatiran yang timbul kemudian. Selain itu, hal itu juga dimaksudkan untuk melaksanakan kehendak Allah untuk mematikan mereka dalam keadaan kafir. Mereka benar-benar rugi dunia dan akhirat.

Orang-orang munafik itu, jika mendengar suatu ayat al-Qur'ân yang diturunkan kepadamu--yang mengajak beriman kepada Allah secara ikhlas dan mengajak berjihad bersama Rasulullah--orang-orang kaya dan orang-orang kuat di antara mereka pun meminta izin kepadamu untuk tetap tinggal dan tidak ikut berjihad bersamamu. Mereka akan mengatakan kepadamu, "Biarkan kami tinggal bersama orang-orang yang uzur dan tinggal di Madinah."

Mereka lebih memilih masuk ke dalam kelompok orang-orang lemah--orang tua, wanita dan anak-anak--yang tidak ikut berperang. Hati mereka ditutup oleh Allah dengan rasa takut dan dengan sikap munafik. Mereka selamanya tidak akan mengerti dengan baik makna yang terkandung dalam jihad dan mengikuti Rasulullah saw., berupa kejayaan di dunia dan keridaan Allah di akhirat.

Itulah perangai orang-orang munafik. Adapun Rasulullah saw. dan orang-orang yang bersamanya beriman kepada Allah, telah berjuang dengan mengorbankan harta dan jiwa demi mendapat keridaan Allah dan demi menegakkan agama-Nya. Hanya merekalah yang akan memperoleh kebaikan dunia berupa kejayaan, kemenangan dan amal saleh. Dan hanya mereka pulalah yang memperoleh keberuntungan.

Disediakan bagi mereka kenikmatan abadi di dalam surga-surga yang dialiri bermacam-macam sungai. Itu semua merupakan keberuntungan dan keberhasilan yang amat besar.

Sebagaimana halnya orang-orang munafik Madinah yang enggan ikut serta berperang, ada pula sekelompok Arab Badui yang mencari-cari alasan untuk meminta izin tidak ikut berperang. Dengan demikian, orang-orang yang mendustakan Allah dan Rasul-Nya-yang seolah-olah beriman kepada Allah- tidak akan ikut berperang tanpa alasan yang dibenarkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Hal itu adalah bukti kekafiran mereka. Kepada orang-orang yang kafir di antara mereka akan diturunkan siksa yang amat pedih.

Sesungguhnya orang-orang yang alasannya diterima untuk tidak ikut berperang adalah mereka yang lemah, sakit, miskin dan orang yang tidak mempunyai harta untuk dibelanjakan. Jika mereka bersikap tulus ikhlas kepada Allah dan rasul-Nya dalam beragama, mereka berarti termasuk orang yang berbuat baik. Dan orang yang berbuat baik seperti mereka itu tidak berdosa. Ampunan dan kasih sayang Allah sungguh amat banyak dan luas.

Juga tidak ada dosa bagi bagi orang-orang Mukmin yang datang kepadamu dengan memohon agar kamu mau mengajak mereka berperang. Kamu kemudian berkata, "Aku tidak memiliki alasan untuk mengikutsertakan kalian berperang." Dengan berlinang air mata dan sedih karena tidak dapat ikut serta berperang di jalan Allah--karena tidak mempunyai harta untuk dibelanjakan--mereka pun kemudian meninggalkanmu.

Sesungguhnya kehinaan dan hukuman diperuntukkan bagi orang-orang yang meminta izin kepadamu, Muhammad, karena keengganan mereka untuk berjihad, padahal mereka adalah orang-orang yang memiliki kekayaan dan mampu berjihad bersamamu. Kehinaan dan hukuman itu diberikan kepada mereka karena mereka puas dengan duduk bersama wanita, sedangkan mereka sebenarnya memiliki kekuatan dan kemampuan untuk berjihad. Selain itu, pemberian kehinaan dan hukuman itu juga disebabkan karena hati mereka telah tertutup dari kebenaran. Mereka tidak mengetahui akibat buruk di dunia dan akhirat yang diakibatkan oleh keengganan berjihad.

Orang-orang yang enggan dan meremehkan jihad itu akan mengajukan alasan kepada kalian, wahai orang-orang Mukmin yang berjihad, apabila kalian telah kembali dari medan jihad dan berjumpa dengan mereka. Maka katakanlah kepada mereka, hai Rasulullah, "Janganlah kalian membuat alasan. Kami sungguh tidak akan mempercayai kalian, karena Allah telah menyingkap hakikat diri kalian dan mewahyukan kepada Nabi-Nya mengenai kebohongan-kebohongan kalian itu. Allah dan Rasul-Nya akan mengetahui apa yang akan kalian lakukan setelah itu. Kalian akan dikembalikan, setelah kehidupan dunia ini, kepada Allah yang mengetahui alam gaib dan alam nyata, lalu Dia memberitahukan kepada kalian apa yang telah kalian lakukan dan memberi ganjaran sesuai dengan yang berhak kalian terima."

Mereka akan bersumpah dengan nama Allah kepada kalian saat menemui mereka bahwa alasan-alasan mereka itu benar. Dengan demikian, mereka berharap dapat membuat kalian puas dan melupakan perbuatan mereka. Oleh karenanya, jangan turuti kemauan mereka itu, tetapi hindari dan murkai mereka, karena mereka berada pada tingkat keburukan jiwa dan tingkat kekufuran yang paling rendah. Tempat kembali mereka adalah jahanam sebagai hukuman atas dosa-dosa dan kesalahan yang mereka perbuat.

Mereka melakukan sumpah itu karena sangat menginginkan keridaan kalian terhadap mereka. Apabila kalian tertipu dengan sumpah mereka lalu merelakannya, maka sesungguhnya keridaan kalian yang sepihak itu tidak akan berguna bagi mereka, karena Allah tetap murka kepada mereka disebabkan oleh kefasikan dan keluarnya mereka dari aturan-aturan agama.

Orang-orang Arab Badui (A'râb) adalah jauh lebih ingkar dan munafik. Mereka telah sampai pada puncak keingkaran dan kemunafikan karena jauhnya mereka dari orang-orang alim dan bijak. Mereka memang pantas untuk tidak mengetahui batasan-batasan Allah dan syariat-syariat serta hukum-hukum yang diturunkan kepada Rasul-Nya. Akan tetapi Allah Maha Mengetahui keadaan dua kelompok ini-- kelompok yang benar-benar tidak tahu dan kelompok yang munafik--dan Mahabijaksana dalam ukuran ganjaran-Nya.

Sebagian orang munafik kaum Badui itu menganggap mendermakan harta kekayaan di jalan Allah sebagai suatu denda dan kerugian, karena mereka tidak mempercayai pahala Allah. Mereka berharap dan menanti-nanti agar terjadi peperangan pada kalian, wahai orang-orang Mukmin. Ketahuilah bahwa Allah mengembalikan bencana itu kepada mereka dan menjadikan keburukan yang mereka nanti-nantikan itu menimpa mereka sendiri. Allah Maha Mendengar perkataan-perkataan mereka dan Maha Mengetahui perbuatan, niat dan dosa yang mereka perbuat.

Tidak semua orang Arab Badui seperti itu. Di antara mereka terdapat orang-orang yang beriman kepada Allah dan percaya kepada hari kiamat. Mereka menjadikan berderma di jalan Allah sebagai cara untuk mendekatkan diri kepada-Nya dan sebagai sarana untuk didoakan oleh Rasulullah. Rasulullah memang selalu berdoa untuk kebaikan dan keberkahan orang-orang yang bersedekah. Tidak diragukan bahwa sedekah ini adalah amal saleh yang dapat mengantarkan mereka kepada apa yang mereka inginkan. Sesungguhnya Allah akan melimpahkan rahmat-Nya kepada mereka karena Dia Maha Pengampun dosa- dosa dan Maha Penyayang kepada makhluk-makhluk-Nya.

Orang-orang yang mengikuti jalan kelompok mukminin Muhâjirîn dan Anshâr yang telah lebih dahulu masuk Islam kemudian melakukannya dengan baik dan dengan tidak segan-segan, maka Allah akan meridai mereka sehingga menerima perbuatan mereka dan mengganjar dengan kebaikan. Mereka juga rida dan diberi kabar gembira dengan apa yang disediakan Allah bagi mereka yaitu berupa surga-surga yang dialiri sungai-sungai di bawah pepohonannya. Maka mereka pun merasakan kenikmatan yang abadi. Itulah kemenangan yang amat besar.

Di antara orang-orang Arab Badui yang berada di sekitar Madinah, terdapat orang-orang yang bersifat munafik dan menyembunyikan kekufuran. Dan di antara penduduk Madinah terdapat suatu kaum yang terbiasa bersikap munafik. Begitu terbiasanya, mereka pun sangat lihai melakukan hal itu hingga tidak diketahui oleh orang lain. Sampai-sampai engkau pun, Muhammad, tidak dapat melihat dan mengetahui hal itu. Tetapi Allah mengetahui hakikat diri mereka. Dia akan menyiksa mereka di dunia dua kali. Pertama, dengan memberi kemenangan kepada kalian melawan mereka, sesuatu yang membangkitkan amarah mereka dan, kedua, dengan menampakkan keburukan dan membongkar kemunafikan mereka. Kemudian, di akhirat kelak, mereka akan dikembalikan kepada azab neraka dan siksanya yang sangat keras.


Yüklə 3,5 Mb.

Dostları ilə paylaş:
1   ...   26   27   28   29   30   31   32   33   ...   101




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin