Bab I pendahuluan



Yüklə 234,03 Kb.
səhifə8/9
tarix07.01.2019
ölçüsü234,03 Kb.
#91813
1   2   3   4   5   6   7   8   9

Kesimpulan


Setelah dijelaskan dan diuraikan tentang masturbasi dalam pandangan Imām asy-Syāfi’i dan Ibn Hazm dari segi hukum serta pandangan Medis, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

        1. Kesimpulan Hukum Tentang Masturbasi :

      1. Menurut Imam Syafi’i

Perbuatan masturbasi/ onani/ istimna’ menurut Imam Syafi’I adalah Haram. Dasar hukum yang dipakai/ menjadi pegangan Imām asy-Syāfi’i dalam menetapkan hukum masturbasi/ onani/ istimna’ ini adalah dalam Firman Allah SWT dalam al-Qur’an Surat al-mu’minun ayat: 5-6. Dimana dalam ayat tersebut hanya ada dua hal yang diperbolehkan untuk di jima’, yaitu dengan isteri dan budaknya. Sehingga masturbasi diharamkan karena tidak disebutkan dalam ayat tersebut. Dan hal itu diperkuat pada ayat selanjutnya dalam surat yang sama. Selain itu Imām asy-Syāfi’i juga melihat dari segi etika moral yang ternyata perbuatan masturbasi ini tidak termasuk perbuatan yang terpuji.

      1. Menurut Ibnu Hazm

Perbuatan masturbasi/ onani/ istimna’ menurut Ibnu Hazm hukumnya adalah makruh dan tidak berdosa [lā Isma fihi]. Akan tetapi, menurutnya onani/ masturbasi dapat diharamkan karena merusak etika dan budi luhur yang terpuji. Ibn Hazm mengambil argumentasi hukum dengan satu pernyataan bahwa orang yang menyentuh kemaluannya sendiri dengan tangan kirinya diperbolehkan dengan ijmā’ (kesepakatan semua ulama). Dengan pertimbangan itu maka tidak ada tambahan dari hukum mubāh tersebut, kecuali adanya kesengajaan mengeluarkan sperma [at-Ta’ammud li Nuzul al-Maniy] sewaktu melakukan masturbasi. Perbuatan ini sama sekali tidak dapat diharamkan. Karena Firman Allah dalam al-Qur’an Surat al-An’aam: 119, bahwa Allah telah menjelaskan apa yang diharamkan-Nya. Sementara dalam al-Qur’an tidak ditemukan ayat yang menyatakan tentang keharaman dari perbuatan masturbasi. Walaupun dari segi etika moral Ibn Hazm juga menganggap masturbasi sebagai perbuatan yang tidak terpuji.

        1. Dari Segi pandangan Medis

Dalam pandangan medis, perbuatan masturbasi/ onani ini lebih cenderung dibolehkan, bahkan banyak hasil penelitian dokter yang menyatakan bahwa perbuatan masturbasi sangat dianjurkan, karena dengan melakukan masturbasi dapat mengurangi/ mencegah penyakit kanker prostat yang konon penyakit ini bisa berakibat pada kematian.

      1. Saran-saran

Pada akhir penulisan ini, penulis memberikan saran pemikiran dan kontribusi sebagai bahan masukan dan bahan pertimbangan yang berkaitan dengan tema pembahasan ini sebagai berikut:

  1. Kepada peneliti dibidang Ilmu Hukum :

Perlu adanya suatu metode dalam upaya untuk mensosialisasikan pemahaman terhadap perilaku masturbasi dalam komponen masyarakat sebagai obyek dan pelaku hukum yang memiliki ciri kehidupan yang plural.

  1. Kepada Masyarakat Umum :

  1. Sebagai manusia yang hidup di bangsa dan dunia modern seharusnya memiliki pola pemikiran yang luas dan inovatif dalam lingkup religiusitasnya dalam masyarakat.

  2. Sebaiknya perbuatan masturbasi bukan sebagai pelanggaran terhadap hukum, akan tetapi terhadap etika moral sebagai manusia yang berakhlak.

  3. Dalam pandangan umum, Sebaiknya selagi tidak dilakukan dengan terang-terangan di hadapan publik, perbuatan masturbasi sah-sah saja di lakukan setiap orang, walaupun perbuatan tersebut merupakan suatu kepincangan dalam hal etika moral bagi si pelaku. Sehingga akan kembali kepada individu masing-masing dalam mensikapi dan memahaminya.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an/ ‘Ulum al-Qur’an dan Tafsir

Ibnu Kasir, Tafsir Ibnu Kasir dalam Tafsirnya, cet. As-Syaeb.


Asy-Syinqithi, Azwa’ al-Bayan fi lyzhah al-Qur’an bi al-Qur’an, (Al-Qahirah: Maktabah Ibnu Taymiyah, 1988).
Yayasan Penyelenggara Penterjemah/ Pentafsir al-Qur'an, Depag RI, al-Qur'an dan Terjemahya, (Semarang : CV. Alwaah, 1989).
Hadis/ ‘Ulum al-Hadis

Ali Ahmad As-Salus, Dr., Ma’a al-Syiah al-Itsna ‘asyriyah fi al-Ushul wa al-Furu’ (mausu’ah syamah) dirasah muqaranah fi al-Hadits wa ulumihi wa kutubihi, (Mesir: Darut Taqwa, Cet. I, 1417 H/ 1997 M).
Al Asqolani,Bullughul Maram. Cet XXVI. Terj A. Hasan. (Bandung, Cv Diponnegoro, t.t).
Al-Qurasyi, Muslim Ibn Hajjaj, Sahih Muslim, 16 Juz, (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, t.t.).
Yahya Ibn Syarifuddin an-Nawawi, Hadis Arba’in An-Nawawi, (Surabaya: Sali Nabhan, t.t).
Fiqh/ Usul Fiqh

Abdul Moqsit, dkk, Tubuh, Seksualitas, dan Kedaulatan Perempuan: Bunga Rampai Pemikiran Ulama Muda, (Yogyakarta: LKiS, 2002)


Abdurrahman al-Jaziry, Kitab al-Fiqh ‘Ala al-Madzahib al-Arba’ah, (Beirut: Dar al-Fikr, t.t.)
Ahmad Ali al-Jurjawi, Hikmat al-Tasyri’ wa Falsafatuhu, Vol II, (Kairo: Mathba’ah al-Yusufiyyah, 1931)
Ahmad Hanafi, Pengantar dan Sejarah Hukum Islam, cet. 7 (Jakarta : Bulan Bintang, 1995)

Husain Hamid Hasan, Nazariyat al-Maslahah fi al-Fiqhi al-Islami, (Kairo: Dar an-Nahdah al-Arabiyah, 1971)


Ibn Hazm, Al-Muhalla, 13 Juz, (t.t.p.: Dar al-Fikr, t.t.).
Ibnu Sayid Muhammad Syatha ad-Dimyathi, I’anatut Thalibin, (Beirut: Dar al-Fikr, 1993).
Ibrahim Hosen, "Jenis-jenis Hukuman dalam Hukum Pidana Islam (Reinterpretasi terhadap Pelksanaan Aturan)" dalam Jamal D. Rahman (et.al.), Wacana Baru Fiqh Sosial; 70 tahun Prof. Ali Yafie, cet. I (Bandung : Mizan, 1994)
Ibrahim Muhammad al-Jamal, Fiqhul Mar'atil Muslimah (Fiqih Muslimah: Ibadat-Muammalat), Cet III, (Jakarta: Pustaka Amani, Rabiul Awal 1420 H/ Juli 1999 M).
Imam Abu Abdullah Muhammad bin Idris asy-Syafi’i, al-Umm, Maktabah asy-Sya’bu.
M. Hasbi Ash-Shidiqiey, Pengantar Ilmu Fiqh, cet. 4 (Jakarta : Bulan Bintang, 1985)
Masjfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyah Kapita Selekta Hukum Islam, (Jakarta : PT. Toko Gunung Agung, 1997).
Muhammad Said Ramdan al-Buti, Dawabit al-Maslahah fi as Syari’ah al-Islamiyah, (Beirut: Muassasah ar-Risalah, 1977)
Sayyid Sabiq, Fiqh as-Sunnah, (Beirut: Dar al-Fikr, t.t.)
Asy-Syāfi’i, Imām, Al-Umm (Kitab Induk), alih bahasa Ismail Yakub, (Jakarta: C.V. Faizan, 1983)
Taqiyuddin al-Husainiy, Kifayah al-Akhyar fiy Hall Ghayah al-Ikhtishar, Juz II , (Beirut: Dar al-Fikr, t.t.).
Yusuf al-Qardawi, Membumikan Syari’at Islam, (Surabaya: Dunia Ilmu, 1997), terj. Muhammad Zaki, Yasir Tajid
Zaid Husein al-Hamid, Fiqih Muslimah Ibadat-Muammalat, (Jakarta: Pustaka Amani, 1994)

Lain-lain

Abd al-Latif Syararah, Ibn Hazm Raid al-Fikr al-Ilmi, (t.k : Al-Maktab at-Tijari, t.t.).


Abu Al-Ghifari, Remaja Korban Mode, (Bandung : Mujahid Press, 1424 H/ 2003 M).
Adnan Hasan Baharis, Al-Inhiraa Fatul Jinsiyyatu 'Indal Athfaali As-Baa Baha Wa'ilaaJiha, (Darul Mujtama', Cet I, 1414 – 1993)
Ali Ahmad as-Salus, Prof., Dr., Ensklopedi Sunnah-Syiah: Studi Perbandingan Hadits dan Fiqh, (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2001)
Aries Kelana, dan Anton Muhajir (Denpasar) [ Kesehatan, Kanker Prostat Sehat Dengan Ejakulasi, GATRA, Edisi 23 Beredar Jumat 16 April 2004 ].

Arikunto,Suharsimi. Prosedur Penelitian, suatu pendekatan praktek, (Jakarta: Rineka Cipta. 2007)

Boyke Dian Nugraha, Problema seks dan cinta remaja, Jakarta “ Bumi Aksara
Christopher J. Gearon, Sexual Health A – Z, The Sinclair Intimacy Institute, 2003
Copyright © 2002 PT. Kompas Cyber Media, Kamis, 13 Juli 2011, 11:03 WIB
Copyright©www.medicastore.com2004
Copyright.forum.kompas.com/showthread.php?11002-Sejarah-Masturbasi-Yang-Perlu-Anda-Ketahui-, Rabu,13 Juli 2011:13:21 WIB
Derek Llewellyn-Jones, Setiap Wanita Buku Panduan Lengkap Tentang Kesehatan, Kebidanan, dan Kandungan, Judul asli: Everywoman, alih bahasa: Dian Paramesti Bahar, (Jakarta : Delapratasa, 1997).
Ensklopedi Hukum Islam, editor : Abdul Azis Dahlan….[et al.], - cet I., (Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 1996, 6 jil.; 26)

Waluyo, Bambang. Penelitian Hukum Dalam Praktek, (Jakarta: Sinar Grafika.2002)

Pius A Partanto n M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, 1994, Surabaya: ARLOKA

Soerjono Soekanto, Dr, SH., MA., Pokok-pokok Sosiologi Hukum, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002).

Sri Eti Wuryani Djiwandono, Pendidikan Seks Untuk Keluarga (Jakarta : PT Indeks, 2008)

Sudirman Tebba, Sosiologi Hukum Islam, (Yogyakarta: UII Press Indonesia, 2003).

ya2n/female.uk, Masturbasi Itu Sehat, http//www.vision.net.id, 31 Jul 2003 11:21:49.

Waluyo, Bambang. Penelitian Hukum Dalam Praktek, (Jakarta: Sinar Grafika.2002)

Nina Surtiretna, Bimbingan Seks Suami Istri Pandangan Islam dan Medis, (Jakarta : Bumi Aksara 2002)

GATRA
Kompas


Mahmud Ali Himayah, Dr., Ibn Hazm: Biografi, Karya, dan Kajiannya tentang Agama-agama, (Jakarta: PT. Lentera Basritama, 1422 H/ 2001 M).
Majalah Remaja Islami "el-Fata", Jika Seks Cukup sendiri, (Edisi 11/ III/ 2003)
Muh. Kasim Mugi Amin, Kiat Selamatkan Cinta Pendidikan Seks Bagi Remaja Muslim, Cet. I, (Yogyakarta: Titian Ilahi Press, 1997).
Rusdy Helmi, Penyimpangan Seksual pada Anak, (Jakarta: Gema Insani Press, 1422 H/ 2001 M).
Seksiologis, Masturbasi Sebelum Penetrasi, Copyright http:// www. changjaya-abadi.com, 2002, Akses Kamis, 24 Juli 2003, 10.56 WIB.
Shaleh Tamimi, Musykilatun fi Thoriq Asysyabaabi, (Saudi Arabia: Daarul 'Aashimah, 1412 H).

Sudirman Tebba, Sosiologi Hukum Islam, (Yogyakarta: UII Press Indonesia, 2003).


Teknik Mesin Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Wanita Masturbasi Untuk Orgasme (Surabaya, Sabtu, 12 Agustus 2000), Copyright http:// www. Yahoo.com, Akses Kamis, 24 Juli 2003, 12.56 WIB.



1 Soerjono Soekanto, Pokok-pokok Sosiologi Hukum (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), hlm. 59.


2


 Abu al-Ghifari, Remaja korban Mode (Bandung: Mujahid Press, 1424 H/ 2003 M), hlm. 86.


3 Adnan Hasan Baharis, Al-Inhirā Fatul Jinsiyyatu 'Indal Atfaali As-Bā Baha Wa'ilā Jiha, Darul mujtama', Cet I, 1414 H / 1993 M; diterj oleh: Rusdy Helmi, Penyimpangan Seksual pada Anak (Jakarta: Gema Insani Press, 1422 H/ 2001 M.), hlm. 73-74.



4 Copyright © 2002 PT. Kompas Cyber Media, Kamis, 13 juli 2011, 11:03 WIB.


5 Majalah Remaja Islami "el-Fata", Jika Seks………., hlm. 16.



6 Departemen Agama RI Qs Al-Mu’minun (23): 1-6.


7 Abu Al-Ghifari, Remaja Korban……..(Bandung: Mujahid Press, 1424 H/ 2003 M), hlm. 89.


8 Abu Laila, Life an Work of Ibn Hazm, hlm. 76.


9 Ensklopedi Hukum Islam, editor : Abdul Azis Dahlan….[et al.], - cet I. – Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 1996, 6 jil.; 26, hal.1148.



10 Abd. al-Rahim al-Asnawi Ijmal al-Din, Tabaqat al-Syafi’iyyah, (Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1987), hlm. 18.


11 Abd al-Latif Syararah, Ibn Hazm Raid al-Fikr al-Ilmi, t.k : Al-Maktab at-Tijari, t.t., hal. 36.



12 Abd al-Latif Syararah, Ibn Hazm, hlm. 48-49.



13 Pius A Partanto n M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, 1994, Surabaya: ARLOKA, halm. 449



14 Suharimi Arikunto,Proedur Penelitian uatu pendekatan praktek, (Jakarta: Rineka Cipta. 2007), hal.96


15 Bambang Waluyo, Penelitian Hukum Dalam Praktek, (Jakarta: Sinar Grafika.2002), hal 51


16 Ibid……


17 Abd. al-Rahim al-Asnawi Ijmal al-Din, Tabaqat al-Syafi’iyyah, (Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1987), hlm. 18.



18 M. Abu Zahrah, al-Syafi'i Hayatuhu wa Asruhu Ara’uhu wa Fiqhuh, cet. ke-2 (Beirut: Dar al-Fikr, 1948), hlm. 16-17.


19 Ibid., hlm. 17. akan tetapi Munawwar Cholil cenderung pada riwayat yang mengatakan bahwa ibunya berasal dari keturunan ‘Alawiyyah. Lihat Munawwar Cholil, Biografi Empat Serangkai Imam Mazhab, cet. ke-9, (Jakarta: Bulan Bintang, 1955), hlm. 200.



20 Wahbah al-Zuhaili, Fiqh al-Islam wa Adillatuh, (Beirut: Dar al-Fikr, 1989), I : 35.


21 A. Nahrawi A.S. al-Imām al-Syāfi’i fi Mazahibihi al-Qadim wa al-Jadid, diterbitkan oleh pengarangnya untuk kalangan terbatas, 1994, hlm. 29. Dan Ali Yafie. Menggagas Fiqih Sosial, (Bandung: Mizan, 1995), hlm. 40.



22 Abd. al-Ganiy al-Daqir, al-Imām al-Syāfi’i Faqih al-Sunnah al-Akbar, (Dimsyik: Dar al-Qalam, 1990), hlm. 54.


23 M. Abu Zahrah, al-Syafi’i…, hlm. 28.



24 Khudari Beik, Tarikh al-Tasyri al-Islamiy, (Indonesia: Dar Ihya wa al-Kutub al-‘Arabiyyah, 1981), hlm. 251.



25 Muhammad Jawad Mughniyyah, Fiqh Lima Mazhab, cet. ke-2 (Jakarta: PT. Lentera Basritama, 2001), hlm. xxix.


26 Tim Penyusun, Ensiklopedi Islam, cet ke-3 (Jakarta: PT. Ichtiar Baru, Van Hoeve, 1994), IV: 328.



27 Ibid., hlm.328. Lihat pula M. Abu Zahrah, Tarikh al-Mazahib, hlm. 449, dan Khudari Beik¸ Tarikh Tasyri’ al-Islamiy, hlm. 253.


28 Tim Penyusun, Ensiklopedi…, IV: 329.



29 Ibid. , hlm. 328. Lihat pula Khudari Beik, Tarikh at-Tasyri al-Islamiy, hlm. 253-254.



30 Tim Penyusun, Mengenal Istilah dan Rumus Fuqaha, (Kediri: MHM, 1997),
hlm. 112-113.


31

Sebenarnya kepergian Imām al-Syāfi’i ke Mesir atas permintaan wali negeri Mesir, ‘Abbas bin Musa untuk memberikan pengajaran di Masjid ‘Amr bin As. Hal ini buat al-Syafi’i dirasa cukup berat, karena harus meninggalkan banyak murid di Baghdad. Dan pengajaran di Mesir dilakukan siang hari di Masjid dan malam hari dilakukan di rumahnya. Lihat Ensiklopedi Islam, Tim Penyusun, cet. ke-3 (Jakarta: PT. Ichtiar baru, Van Houve, 1994), IV: 328.


32

Tim Penyusun, Mengenal Istilah dan Rumus Fuqoha, hlm. 113.

33

Siradjuddin Abbas, Sejarah dan Keagungan Mazhab Syafi’i (Jakarta: Pustaka Tarbiyah, 1994), hlm. 18.

34

Abd. al-sKarim Zaidan, al-Madkhal li Dirasah al-Syari`ah al-Islamiyyah, (Beirut: Muassasah Risalah, 1989), hlm. 140-141.


35

A. Al-Syurbasi, al-Aimmah al-Arba`ah, alih bahasa Jalil Huda dan A. Ahmadi, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 1993), hlm.151-152.

36

Taj al-Din al-Subkiy, Thabaqoh al-Syafi’iyyah al-Kurba, (Mesir: al-Hasyimiyyah, t.t.), hlm. 186-276.

37

Abi Zakariya Muhyidin al-Nawawi, Tahzib al-Asma’ wa al-Lugat, (Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, t.t.), hlm. 53.


38

A. Nahrawi A. S. Al-Imām al-Syāfi’i fi Mazahibih al-Qadim wa al-Jadid, diterbitkan oleh pengarangnya untuk kalangan terbatas, 1994, hlm. 716.

39

Al-Syafi`i, al-Risalah, ditahqiq oleh A. M. Syakir, (Mesir: Mustafa Babiy al-Halabiy, 1940), hlm.12.


40

Abu Zahrah, al-Imām al-Syāfi’i Hayatuhu wa Asruhu Ara’uhu wa fiqhuhu, (Mesir: Dar al-Fikr al-‘Arabiyy, t.t. ), hlm. 27.


41

Al-Syafi`i, al-Risalah, hlm.11.


42

A. Nahrawi A. S., al-Imam…, hlm. 712.

43

Ibid., hlm. 713.

44

Ibid., hlm. 714.


45

A. Nahrawi A. S., Al-Imam…, hlm. 210.


46

Muslim Ibrahim dan Zufran Sabrie, Pengantar fiqh Muqaran, (ttp.: Erlangga, 1989), hlm. 99.

47

Muhammad bin Idris al-Syafi’i, al-Risalah, (Beirut: Dar al-Fikr, t.t.). hlm. 508.

48

Ibid., hlm. 508.


49

Yusuf al-Qardawi, Fiqh Perbedaan Pendapat antar Gerakan Islam, cet. ke-4 (Jakarta: Rabbani Press, 2002), hlm. 190.

50

M. Idris al-Syafi`i, al-Risalah, (Beirut: Dar al-Fikr, t.t.) hlm.21-23.


51

Ibid., hlm. 180.


52

Ibid, hlm. 190.

53

Huzaimah T.Y., Pengantar Perbandigan Mazhab, (Jakarta: logos Wacana Ilmu,1999), hlm. 130.

54

Ibid., hlm. 130.


55

Muhammad bin Idris al-Syafi`i, al-Risalah, hlm.472.

56

T.M. Hasbi al-Shidieqy, Pokok-Pokok Pegangan Imam Mazhab, (Semarang: PT. Pustaka Rizqi Putra), hlm. 28.


57

Abu Zahrah, al-Syafi`i Hayatuhu wa Asruhu wa Ara’uhu wa Fiqhuhu, (Beirut: Dar al-Fikr, 1418 H. / 1997), hlm.298.


58

Huzaimah T.Y., Pengantar…, hlm. 130.


59

M. Idris al-Syafi`i, Risalah, hlm.510-511.

60

Moenawir Chalil, Biografi Empat Serangkai Imam Mazhab, (Jakarta: Bulan Bintang, 1995), hlm. 245.


61
 Departemen Agama RI. AlQur’an dan terjemahannya Q.S. al-Mu’minun (23):5-6

62
 Departemen Agama RI. AlQur’an dan terjemahannya Q.S. al-Mu’minun (23):7

63

Al-Umm, Jilid V, halm. 94. Lihat Mukhtashar al-Muzani, halm.534, Ikhtilaf al-Hadits, hlm. 156, Ahkam Al-Qur’an, jilid I, hlm.194 dan 196, dan al-umm,ditahqiq Dr. Abdul Muthalib, Jilid VI, hlm. 246 dan 247.

64

Majalah Remaja Islami "el-Fata", Jika Seks………., Edisi 11/ III/ 2003, hlm. 18.


65

Abd al-Latif Syararah, Ibn Hazm Raid al-Fikr al-Ilmi, t.k : Al-Maktab at-Tijari, t.t., hal. 35.

66

Ibid., hal. 36.


67

Al-Hamidi, Jazhwah al-Muqtabis, Dar al-Qawmiyyah, 1966, hal. 126.

68

Abu Zahrah, Ibn Hazm, hlm. 29-30.


69

Ibid., hlm. 27.


70

Abu Laila, Life an Work of Ibn Hazm, hlm. 76.

71

Ibid., hlm. 41.

72

Ibid.

73

Ibid., hlm. 47.


74

Ibid., hlm. 49.

75

Abd al-Latif Syararah, Ibn Hazm, hlm. 48-49.


76

Abu zahrah, Ibn Hazm, hlm. 52-53.

77

Ibid., hlm. 54.


78

Ibid


79

Abd al-latif Syararah, Ibn Hazm, hlm. 50.


80

Ibn Hazm, al-Ihkam, I : 70.


81

Ibid., hlm. 94.

82

Ibid., I : 95.

83
 Departemen Agama RI. AlQur’an dan terjemahannya Al-Anfal (8): 20.

84

Abu Zahrah, Ibn Hazm, hlm. 298.


85

Ibn Hazm, Al-Ihkam, I : 553.

86

Ibid., I : 545.

87

Departemen Agama RI Q.S. al-An’aam (6): 119.

88
 Departemen Agama RI Q.S. al-Baqarah (2): 29.

89

Ibn Hazm,
Yüklə 234,03 Kb.

Dostları ilə paylaş:
1   2   3   4   5   6   7   8   9




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin