puluhan tahun, dan yang agak sedikit picik, menyerbu Gedong. Para
Polsus kocar-kacir ketika warga menjarah rumahrumah Victoria
mewah di kawasan prestisus tak bertuan itu. Laksana kaum proletar
membalas kesemena-menaan borjuis, mereka merubuhkan dinding,
menariki genteng, menangkapi angsa dan ayam kalkun, men-cabuti
pagar, mencuri daun pintu dan jendela, mencongkel kusen,
memecahkan setiap kaca, mengungkit tegel, dan membawa lan gorden.
Tanda-tanda peringatan “DILARANG MASUK BAGI YANG
TIDAK MEMILIKI HAK” diturunkan dan dibawa pulang untuk
dijadikan koleksi seperti cinderamata pecahan batu tembok Berlin.
Sebagian penjarah yang marah duduk sebentar di sofa besar
chesterfield dan makan di meja terracotta yang mahal, berpura-pura
menjadi orang staf sebelum mereka beramai-ramai menjarahnya.
Rumah-rumah Victoria di kawasan Gedong, negeri dongeng tempat
pun dan Cinderella bersukaria langsung berubah menjadi Bukit
Carphatian tempat kastil keluarga Dracula. Jika malam kawasan itu
gelap gulita. Pohon-pohon beringin tak lagi imut tapi kini menunjukkan
karakter asli-nya sebagai pohon tempat kaum jin rajin beranak pinak.
Daunnya yang rindang memayungi jalan raya seakan siap memangsa
siapa pun yang melintas di bawahnya. Danau-danau buatan berubah
menjadi habitat biawak dan tiang-tiang utama dan bangunan yang telah
dijarah tampak seumpama bangkai binatang besar atau tombak-tombak
perang bangsa Troya yang panjang dan di puncaknya ditancapkan
kepala-kepala manusia. Sekolahsekolah PN bubar, berubah menjadi
bangunan kosong yang termangu-mangu sebagai jejak feodalisme. Kini
sekolah-sekolah itu lebih cocok menjadi lokasi shooting acara misteri.
Ratusan siswa PN yang masih aktif dilungsurkan ke sekolah-sekolah
negeri atau sekolah kampung.
Rumah Kepala Wilayah Produksi PN yang berdiri amat megah
seperti istana di Manggar, puncak Bukit Samak dengan pemandangan
spektakuler laut lepas dan sebuah generator listrik terbesar seAsia
Tenggara dijarah sehingga rata dengan tanah. Rumah Sakit PN yang
318
Laskar Pelangi
hebat juga tak luput dan anarkisme. Obat-obatan dihamburkan ke jalan,
kursi dan meja roda dibawa pulang atau dihancurkan. Sepintas aku
masih mencium amis darah di atas brankar dan bau cairan kompres
yang tergenang dalam piring piala ginjal, suatu bau busuk kekayaan
yang dikumpulkan dalam pundi-pundi ketidakadilan tanpa belas
kasihan pada rakyat kecil,
Bentangan kawat telepon digulung. Kabel ustrik yang masih dialiri
tegangan tinggi dikampak sehingga menimbulkan bunga api seperti
asteroid menabrak atmosfer. Kapal keruk digergaji menjadi besi kiloan,
Sebuah dinasti yang kukuh dan congkak hancur berantakan menjadi
remah-remah hanya dalam hitungan malam, seiring dengan itu,
reduplah seluruh metafora yang mewakili kedigdayaan sebuah
perusahaan yang telah membuat Belitong dijuluki Pulautimah,
Yang terpukul knock out tentu saja orangorang staf. Tidak hanya
karena secara mendadak kehilangan jabatan dan hancur citranya tapi
sekian lama mapan dalam mentalitas feodalistik terorganisasi yang
inheren tiba-tiba menjadi miskin tanpa pelindungan sistem. Karakter
terbunuh secara besar-besaran. Verloop ke wisma-wisma timah yang
mewah di Jakarta atau Bandung dua kali setahun sekarang harus diganti
dengan mencangkul, memanjat, memancing, menjerat, menggali,
mendulang, atau menyelam untuk menghidupi keluarga. Anakronistis
mungkin, sebab mereka kembali hidup bersahaja seperti zaman
antediluvium ketika orang Melayu masih menyembah bulan,
Karena tak terbiasa susah dan ditambah dengan anak-anak yang tak
mau berkompromi dalam menurunkan standar hidup sementara mereka
tengah kuliah di universitas-universitas swasta mahal membuat orang-
orang staf stres berkepanjangan. Tak jarang masalah mereka berakhir
dengan stroke, operasi jantung, mati mendadak, drop out massal, dan
lilitan utang.
Mereka seperti orang tersedak sendok perak. Yang tak mampu
menerima kenyataan dan hidup menipu diri sendiri didera post power
syndrome, biasanya tak bertahan lama dan segera check in di ZaaI
Batu. Komidi berputar berbalik arah dalam kecepatan tinggi,
penumpangnya pun terjungkal.
Kehancuran PN Timah adalah kehancuran agen kapitalis yang
membawa berkah bagi kaum yang selama ini terpinggirkan, yakni
319
Laskar Pelangi
penduduk pribumi Belitong. Blessing in disguise, berkah tersamar.
Sekarang mereka bebas menggali timah di mana pun mereka suka di
tanah nenek moyangnya dan menjualnya seperti menjual ubi jalar.
Saat ini diperkirakan tak kurang dan 9.000 orang bekerja mendulang
timah di Belitong Mereka menggali tanah dengan sekop dan
mendulang tanah itu dengan kedua tangannya untuk memisahkan bijih-
bijih timah. Mereka bekerja dengan pakaian seperti tarzan namun
menghasilkan 15,000 ton timah per tahun. Jumlah itu lebih tinggi dan
produksi PN Timah dengan 16 buah kapal keruk, tambangtambang
besar, dan open pit mining, serta dukungan miliaran dolar aset. Satu
lagi bukti kegagalan metanarasi kapitalisme.
Ekonomi Belitong yang sempat lumpuh pelan pelan mengqeliat,
berputar lagi karena aktivitas para pendulang. Suatu profesi yang dulu
dihukum sangat keras seperti pelaku subversi.
********
Tahun 1991 perguruan Muhammadiyah ditutup. Namun perintis
jalan terang yang gagah berani ini meninggalkan semangat pendidikan
Islam yang tak pernah mati. Sekarang Belitong telah memiliki dua buah
pesantren.
Pembangunan pesantren ini adalah harapan para tokoh
Muhammadiyah sejak lama. Generasi baru para legenda K.H. Achmad
Dahlan, Zubair, K.A. Abdul Hamid, Ibrahim bin Zaidin, dan K.A.
Harfan Effendi Noor lahir silih berganti. Suatu hari nanti akan ada yang
mengisahkan hidup mereka laksana sebuah epik.
Tak dapat dikatakan bahwa seluruh alumni sekolah Muhammadiyah
Belitong telah menjadi orang yang sukses apalagi secara matenial
namun para mantan pengajar sekolah itu patut bangga bahwa mereka
telah mewariskan semacam rasa bersalah bagi mantan muridnya jika
mencoba-coba berdekatan dengan khianat terhadapamanah, jika
mempertimbangkan dirinya merupakan bagian dan sebuah gerombolan
atau rencana yang melawan hukum, dan jika membelakangi ayat-ayat
Allah. Itulah panggilan tak sadar yang membimbing lurus jalan kami
320
Laskar Pelangi
sebagai keyakinan yang dipegang teguh karena bekal dan pendidikan
dasar Islam yang tangguh di sekolah miskin itu. Perasaan beruntungku
karena didaftarkan ayahku di SD miskin itu puluhan tahun lalu terbukti
dan masih berlaku hingga saat ini.
Fondasi budi pekerti Islam dan kemuhammadiyahan yang telah
diajarkan padaku menggema hingga kini sehingga aku tak pernah
berbelok jauh dan tuntunan Islam bagaimanapun ibadahku sering
berfluktuasi dalam kisaran yang lebar. Sepanjang pengetahuanku tak
ada mantan warga Muhammadiyah yang menjadi bagian dan sebuah
daftar para kniminal, khususnya koruptor. Pesan Pak Hanfan bahwa
hiduplah dengan memberi sebanyak banyaknya, bukan menerima
sebanyak-banyaknya terefleksi pada kehidupan puluh-an mantan siswa
Muhammadiyah yang kukenal dekat secara pribadi. Mereka adalah
tipikal orang yang sederhana namun bahagia dalam kesederhanaan itu.
Pak Harfan dan mantan pengajar penguruan Muhammadiyah hingga
kini tak pernah berhenti mendengungkan syiar Islam. Mereka bangga
memikul takdir sebagai pembela agama. Bu Mus dan guru-guru muda
Muhammadiyah mendapat kesempatan dan Depdikbud untuk
mengikuti kursus Pendidikan Guru (KPG) lalu diangkat menjadi PNS.
Bu Mus sekarang mengajar Matematika di SD Negeri 6 Belitong
Timur. Beliau telah menjadi guru selama 34 tahun dan mengaku tak
pernah lagi menemukan murid-murid spektakuler seperti Lintang, Flo,
dan Mahar.
321
Laskar Pelangi
BAB 34
Gotik
AKU bangga duduk di sini di antara para panelis, yaitu para
budayawan Melayu yang selalu menimbulkan rasa in. Sebuah benda
segitiga dan plastik di depanku menyatakan eksistensiku:
Syahdan Noor Aziz Bin
Syahari Noor Aziz
Panelis
Aku terutama bangga pada sahabat lamaku Mahar Ahlan bin Jumadi
Ahlan bin Zubair bin Awam, cicit langsung tokoh besar pendidikan
Belitong, Zubair. Ia meluncurkan bukunya hari in Sebuah novel tentang
persahabatan yang sangat indah. Ketika ia memintaku menjadi panelis,
aku langsung setuju. Aku mengambil cuti di antara kesibukanku di
Bandung sekaligus pulang kampung ke Belitong.
Di antara hadirin ada Nur Zaman dan guruku, Bu Mus serta Pak
Harfan, Ada pula Kucai, sekarang ia adalah Drs. Mukharam Kucai
Khairani, MBA dan selalu berpakaian safari. Dulu di kelas otaknya
paling lemah tapi sekarang gelar akademiknya termasuk paling tinggi
di antara kami. Nasib memang aneh.
Kucai selalu berpakaian safari karena citacitanya untuk menjadi
anggota dewan rupanya telah tercapai. Ia telah menjadi politisi
walaupun hanya kelas kampung. Ia menjadi seorang ketua salah satu
fraksi di DPRD Belitong. Kucai sangat progresif. Ia bertekad
menurunkan peringkat korupsi bangsa ini dan ia geram ingin
membongkar perilaku eksekutif yang sengaja membuat struktur baru
guna melegalisasi skenario besar, yaitu merampoki uang rakyat.
Bersama Mahar ia juga berniat mengembalikan nama-nama daerah di
Belitong kepadanama asli berbahasa setempat. Nama-nama itu sehama
masa orde baru dengan konyol dibahasa Indonesia kan, Proyek
prestisius mereka lainnya adahah mematenkan permainan perosotan
dengan pelepah pinang.
Tapi lebih dar semua itu aku rindu pada Ikal. Kasihan pria keriting
322
Laskar Pelangi
yang pernah jadi tukang sortir itu. Kelelahan mencari identitas,
insomnia, dan terobsesi dengan satu cinta telah membuatnya agak
senewen. Kabarnya ia hengkang dar kantor pos lalu mendapat beasiswa
untuk mehanjutkan pendidikan. Barangkahi untuk tujuan sebenarnya:
”membuang dirinya sendiri.”
Setehah acara pehuncuran buku, aku, Nur Zaman, Mahar, dan Kucai
mengunjungi ibu Ikal untuk bersilaturahmi sekalian menanyakan kabar
anaknya di rantau orang. Ketika bus umum yang kami tumpangi
melewati pasar Tanjong Pandan, aku melihat seorang pria yang sangat
gagah seperti seorang petinggi bank atau seperti petugas asuransi dan
Jakarta yang sedang mengincar asuransi aset di provinsi baru Babel.
Pria itu bercelana panjang cokelat teduh senada dengan warna ikat
pinggangnya. Kemejanya jatuh menarik di tubuhnya yang kurus tinggi
dengan bahu bidang. Postur yang disukai para perancang mode. Sepatu
pantofelnya jelas sering disemir. Rambutnya lurus pendek disisir ke
belakang. Kulitnya putih bersih. Tak berlebihan, ia seperti Adrien
Brody!
Sayangnya barang bawaannya sama sekali tak sesuai dengan
penampilan gagahnya. Ia menenteng plastik kresek be-lanjaan, ikatan
daun saledri, kangkung, kardus, dan alat-alat dapur. Ia berjalan
tercepuk-cepuk mengikuti seorang ibu di depannya. Meskipun sangat
repot dan kepanasan Ia-pi ia berseri-seri. Aku kenal pria ganteng itu, ia
Trapani. Tahun lalu aku mendengar cerita pertemuannya dengan Ikal di
Zaal Batu. Ia mengalami kemajuan dan diizinkan pulang. Aku tak
memberi tahu Nur Zaman, Mahar, dan Kucai. Aku memandang ibu dan
anak itu berjalan beriringan sampai jauh. Air mataku mengahir. Nur
Zaman, Mahar, dan Kucai tak tahu.
Aku terkenang lima belas tahun yang lalu. Setelah tamat SMA, aku,
Ikal, Trapani, dan Kucai memutuskan untuk merantau mengadu nasib
ke Jawa, Hari itu kami berjanji berangkat dengan kapal barang dari
Dermaga Ohivir. Tapi sampai sore Trapani tak datang. Karena kapal
barang hanya
berangkat sebulan sekali maka terpaksa kami berangkat tanpa dia.
Pada saat itu rupanya Trapani telah mengambil keputusan lain. Ia tak
datang ke dermaga karena ia tak mampu meninggalkan ibunya. Setelah
itu kami tak pernah mendengar kabar Trapani.
323
Laskar Pelangi
********
Sekarang kami duduk di beranda sebuah rumah panggung kuno khas
Melayu, rumah ibu Ikal.
“Bagaimana kabarnya si Ikal itu, Ibunda?” tanya Mahar kepada ibu
Ikal.
Ibu tua berwajah keras itu awalnya tadi sangat ramah. Beliau
menyatakan rindu kepada kami, namun demi mendengar pertanyaan itu
beliau menatap Mahar dengan tajam.
Mahar tersenyum kecut. Wajah ibu Ikal kelihatan kecewa berat.
Beliau diam. Tangannya memegang sebilah pisau antip,
mencengkeramnya dengan geram sehingga dua butir pinang terbelah
dua tanpa ampun. Salah satu belahan pinang jatuh berguling dan
terjerumus di antara celah lantai papan lalu diserbu ayam-ayam di
bawah rumah, beliau tak sedikit pun peduli.
Si pemimpi itu pasti sudah bikin ulah lagi. Mahar sedikit menyesal
mengungkapkan pertanyaan itu. dan gambir yang bertumpuk-tumpuk di
dalam kotak tembaga yang disebut keminangan. Lalu dua lembar daun
sirih dibalutkan pada ramuan tadi sehingga menjadi bola kecil. Beliau
menggigit bola kecil itu dengan geraham di sudut mulutnya seperti
orang ingin memutuskan kawat dengan gigi, bersungutsungut, dan
bersabda dengan tegas:
“Terakhir ia mengirimiku sepucuk surat dan diselipkannya selembar
foto dalam suratnya itu.”
Beliau meludahkan cairan merah yang terbang melalui jendela
rumah panggung sambil melilitkan jilbabnya dua kali menutupi
dagunya sehingga seperti cadar. Beliau jelas sedang marah.
“Rupanya dia dan kawan-kawannya sedang mengikuti semacam
festival seni mahasiswa, Wajahnya di foto itu di-coreng-moreng tak
keruan tapi dia sebut itu seni?!!”
Kami menunduk tak berani berkomentar.
“Menurutnya itu seni lukis wajah, ya seni lukis wajah, apa itu...
gotik! Va gotik! Dia sebut itu seni lukis wajah gotik! Dan dia sangat
bangga pada coreng-morengnya itu!”
Beliau menghampiri kami yang duduk tertunduk melingkari meja
324
Laskar Pelangi
tua batu pualam. Kami pun ciut.
“Bukan main anak muda Melayu zaman sekarang!!!”
Ibu Ikal mengepalkan tinjunya, kami ketakutan, beliau mengacung-
acungkan pisau antip, kami tak berkutik, suara beliau meninggi..“Dia
sebut itu seni??? Ha! Seni!!
Barangkali dia ingin tahu pendapatku tentang seninya itu!!!”
Ibu Ikal meramu tembakau, pinang, kapur sirih,
Beliau benar-benar muntab, murka tak terkirakira. Untuk kedua
kalinya beliau menyemburkan cairan merah sirih melalui jendela
seperti anak-anak panah yang melesat.
“Pendapatku adalah wajahnya itu persis benar dengan wajah orang
yang sama sekali tidak pernah shalat!
Demi mendengar kata-kata itu Kucai yang tengah memamah biak
sagan tak bisa menguasai diri. Dia berusaha keras menahan tawa tapi
tak berhasil sehingga serbuk kelapa sagon terhambur ke wajah Mahar,
membuat jambul pengarang berbakat itu kacau balau. Kucai berulang
kali minta maaf pada ibu Ikal, bukan pada Mahar, tapi wajahnya
mengangguk-angguk takzim menghadap ke Nur Zaman.
SELESAI
(Lek, eh, kep.. :p)
************
325
Laskar Pelangi
Glosorium
Bab 1
Dul Muluk: sandiwara orang Melayu, dipentaskan seperti ketoprak tapi pakemnya
berbabak-babak, dalam Dul Muluk tak ada unsur musik sebagai bagian dan dramatisasi
sandiwara, Temanya selalu tentang sesuatu yang berhubungan dengan kerajaan. Dul Muluk
disebut Demulok dalam dialek Belitong atau sekadar Mulok saja.
Filicium (Fi/icium decipiens; fern tree; pohon kere/kiara/kerai payung;
Ki Sabun): pohon yang termasuk familia Sapindaceae, disebut Ki Sabun karena seluruh
bagian tubuhnya mengandung saponin atau zat kimia yang menjadi salah satu bahan dasar
sabun. Pohon peneduh ini termasuk salah satu jenis pohon yang dapat mengurangi polusi
udara sampai 67%.
Keramba: keranjang atau kotak dan bilah bambu untuk membudidayakan ikan yang
diletakkan di pinggir pantai, sungai, danau, atau bendungan;
atau keranjang untuk mengangkut ikan, bentuknya lonjong, terbuat dan anyaman bambu
dengan kerangka kayu, biasanya berlapis ter supaya kedapair.
Kopra: daging buah kelapa yang dikeringkan untuk membuat minyak kelapa.
Tercepuk-cepuk: istilah daerah untuk menggambarkan cara jalan yang terpincang-pincang/
terseok-seok.
Bab 2
Antediluvium: masa sebelum diluvium (zaman pleistosen).
Burung pelintang pulau: agaknya berada dalam keluarga betet dan bayan penampilannya
seperti itu, selebihnya misterius.
Bushman: suku yang hidup di dataran bersemaksemak dan belukar di sabana-sabana Afrika
(bush dalam bahasa Inggris berarti semak/belukar). Nama itu didapat dan antropolog
Prancis. Suku ini terangkat pamornya karena film Cod Must be Crazy, wajah dan sifat
mereka polos dan lugu.
Cemara angin: salah satu jenis cemara (Casuarina eqnisetifolia) yang penampakannya
sangat seram,
tinggi meranggas, sekeras batu. Entah menanggung karma apa jenis cemara ini karena
sering sekali disambar petir, tapi mungkin karena ada unsur medan magnet di dalamnya.
Daunnya jika ditiup angin kadang-kadang berbunyi seperti siulan, mungkin ini yang
menyebabkan orang menamainya cemara angin.
Crinum giganteum: jenis crinum yang paling besar (kata giganteum berasal dan kata
gigantic
yang berarti raksasa). Umumnya setiap bunga
crinum mengeluarkan aroma seperti aroma vanili. Di dunia terdapat tidak kurang dan 180
jenis crinum, banyak ahli yang menganggap ia masuk dalam familia lily, lebih tepatnya
perennial lily, karena warnanya yang putih dan bentuknya yang mirip bunga tersebut. Tapi
ada juga ahli yang tidak sependapat, karena jika dilihat dan jenis crinum rawa (swamp
crinum atau Crinum asiaticum) yang beracun, penampilannya jauh benar dibanding lily.
Ketapang (Terminalia catapa): pohon besar yang berdaun lebar dan buahnya bertempurung
keras. Kulit buahnya dipakai untuk menyamak kulit dan bijinya dapat dibuat minyak. Pohon
ini banyak sekali tumbuh di daerah pinggir laut.
Lintang: bahasa Jawa, berarti bintang.
326
Laskar Pelangi
Nebula: sekelompok bintang di langit yang tampak sebagai kabut atau gas pijar bercahaya.
Nipoh (Nipa fruticans): palem yang tumbuh merumpun dan subur di rawa-rawa daerah
tropis, menyerupai pohon sagu, tingginya mencapai 8 meter, daunnya digunakan untuk
bahan atap, tikar, keranjang, topi, dan payung. Nira dan sadapan perbungaannya digunakan
untuk pembuatan gula dan alkohol.
Pilea/bunga meriam (P/lea microphylla atau
artillery plant): tanaman ini berbentuk menyerupai pakis, dengan daun-daun hijau yang
mungil. Daunnya mengandung tepung sari yang pada musim kemarau akan menebal dan
jika terkena percikan air, tepung sari tersebut akan terlontar, atau seperti meledak sehingga
disebut bunga meriam.
Bob S
Atop sirop: Map yang dibuat dan kayu ulin
(Eusideroxylon zwageri), sebagian orang menyebutnya kayu besi atau kayu belian. Ulin
sirap secara alamiah berupa pohon yang batangnya seperti berlapis-lapis sehingga begitu
dibelah langsung rata menyerupai tripleks atau papan tipis. Langkah selanjutnya tinggal
memotong-motong ulin sirap sesuai dengan ukuran yang dikehendaki dan siap digunakan
untuk atap rumah. Kayu ulin sirap yang berusia tua sudah semakin sulit diperoleh karena
penebangan hutan yang tidak terkendali. Sekarang ini penggunaan atap sirap sudah semakin
langka,
namun masih bisa dilihat misalnya gedung asli ITB di Bandung.
Tionghoo kebun: sebuah julukan di masyarakat Melayu untuk orang-orang Tionghoa yang
tidak berdagang seperti kebanyakan profesi komunitasnya, melainkan berkebun untuk
mencari nafkah. Kebanyakan kehidupannya kurang beruntung dibandingkan saudara-
saudaranya yang berdagang, sehingga julukan Tionghoa kebun identik dengan kemiskinan.
Bob4
Lois (Tandarus furcatus): tanaman semacam pandan tapi berduri, anyaman daunnya
digunakan untuk membuat topi kerucut, karung, dan tas.
Bob 5
Aichong: dahan-dahan, ranting, yang digunakan untuk menyumbat agar ahiran air tidak
bocor.
Aluvium: lempung, pasir halus, pasir, kerikil, atau butiran lain yang terendapkan oheh
air mengahir; zaman geohogi yang paling muda dan zaman kuarter atau zaman geohogi
yang sekarang.
dan dedaunan seha-seha kiaw
Bangsa Lemuria: seperti Pompeii yang dilanda bencana terus punah, Lemuria dianggap
bangsa berbudaya tinggi yang ada di wilayah Samudra Pasifik. Hilang secara misterius dan
sebagian arkeolog menganggap Lemuria hanya mitos.
Granit: batuan keras yang berwarna keputihputihan dan berkilauan,
Hematit: bijih besi yang
kehitaman; Fe203
Ilmenit: mineral yang bentuknya persis bijih timah, yaitu berupa pasir, berwarna hitam, tapi
sangat ringan, sementara bijih timah amat berat. Berat segenggam timah seperti segenggam
besi, sedangkan segenggam ilmenit lebih ringan daripada segenggam pasir, sehingga ilmenit
disebut juga timah kosong. Ilmenit banyak sekali berada di lapisan aluvium yang dangkal.
Sekian lama tak dipedulikan karena dianggap tak berharga sampai seorang ilmuwan
Australia menemukan bahwa ilmenit merupakan bahan yang nyaris sempurna untuk
produk-produk antipanas tinggi.
327
Laskar Pelangi
Kaolin: tanah bat yang lunak, halus, dan putih, terjadi dan pelapukan batuan granit,
dijadikan
bahan untuk membuat porselen atau untuk campuran membuat kain tenun (kertas, karet,
obat-obatan, dan sebagainya); tanah hat Gina.
Khaknai: lumpur yang akan dibuang setelah bijih-bijih timah dipisahkan dan lumpur
tersebut.
Kiaw: kayu-kayu bulat sepanjang dua atau tiga meter sebesar lengan laki-laki dewasa yang
digunakan untuk membuat phok.
Knautia (widow flower): tanaman ini diyakini hanya hidup di daerah tropis, karena susah
tumbuh jika terlindung dan sinar matahari. Bunganya bertangkai kurus, kelopaknya
menyerupai daun-daun kecil dan berwarna merah menyala.
Kuarsa: mineral penyusun utama dalam pasir, batuan, dan berbagai mineral, bersifat lebih
tembus cahaya ultraungu daripada kaca biasa sehingga banyak digunakan dalam alat optik;
silika,
Phok: tanggul air yang dibuat oleh penambang dalam instalasi penambangan timah
tradisional.
Galena:
(Pb) dan berwarna
mineral yang terdiri atas unsur plumbum sulfur (S), berbentuk seperti bijih timah,
hitam.
berwarna
merah
rvlonazite: fosfat berwarna cokelat kemerahan,
mengandung logam bumi yang langka dan
merupakan sumber penting dan thorium,
lanthanum, dan cerium. Biasanya berupa kristalkristal kecil yang terisolasi.
Dostları ilə paylaş: |