dulu --- tanda baca diartikan sebagai tanda bagaimana seharusnya membaca tulisan, misalnya tanda koma (sebagai jeda), tanda tanya menandakan intonasi naik.
Sekarang --- antara S dan P terdapat jeda dalam membaca, tetapi tidak digunakan tanda koma jika bukan tanda koma yang mengapit keterangan tambahan/aposisi. Intonasi kalimat tanya tidak semuanya harus naik. Intonasi kalimat tanya naik jika kalimat tanya tidak didahului kata tanya (apa, siapa, bagaimana, mengapa, dan kapan).
Contoh :
Rudi Hartono, yang pernah menjuarai All England delapan kali, menjadi pelatih PBSI. --- keterangan tambahan
Prof. Dr. Emil Salim, mantan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup, mengatakan bahwa kita harus menjaga kelestarian alam. --- keterangan aposisi
Dia tidak ikut ujian?
Siapa yang tidak ikut ujian?
dulu tanda baca berhubungan dengan bagaimana melisankan bahasa tulis.
Sekarang tanda baca berhubungan dengan bagaimana memahami tulisan (bagi
pembaca) atau bagaimana memperjelas isi pikiran (bagi penulis).
Contohnya Mustika, M.Sc atau Mustika MSc
Tanda koma di antara S dan P
Tanda koma di antara S dan P
Jika nomina S mempunyai keterangan yang panjang,
contohnya
a. Kesediaan negara itu untuk membeli gas alam cair (LNG) Indonesia sebesar
dua juta ton setiap tahun, tentu merupakan suatu penambahan baru yang tidak
sedikit artinya dalam penerimaan devisa negara.
2. Tanda koma diantara Ket dan S
Keterngan kalimat yang panjang yang menempati posisi awal sering dipisahkan oleh tanda koma dari S kalimat.,
contohnya
b. Dalam suatu pernyataan singkat di kantornya, pengusaha itu
membantah bekerja sama dengan ‘oknum’ petugas pajak.
Kecuali jika penghilangan tanda koma akan menimbulkan ketidakjelasan batas antara ket dan S,
contohnya
c. Dalam pemecahan masalah kenakalan anak kita memerlukan data dari
berbagai pihak, antara lain dari pihak orang tua, sekolah, dan masyarakat
tempat tinggalnya.
Kalimat tersebut dapat menimbulkan salah pengertian karena batas ket tidak diketahui secara pasti.
c. 1 Dalam pemecahan masalah kenakalan // anak kita . . . .
Ket S
c.2 Dalam pemecahan masalah kenakalan anak // kita . . . .
Ket S
c.3 Dalam pemecahan masalah kenakalan anak kita // . . . .
Ket S
Tanda koma di antara P dan O
O yang berupa anak kalimat juga sering dipisahkan dengan tanda koma dari P. Pemakaian seperti ini tidak benar,
contohnya
a. Mereka sedang meneliti, apakah sampah dapat dijadikan komoditas ekspor.
b. Kami belum mengetahui, kapan penelitian itu akan membuahkan hasil.
Unsur kalimat yang mengiringi tanda koma itu, yang didahului oleh konjungsi bahwa dan kata tanya apakah, kapan adalah O
Peniadaan Preposisi
Contoh :
1. Mahasiswa di kelas ini terdiri 20 pria dan 25 wanita
2. Jumlah itu sesuai keadaan dan fasilitas yang tersedia.
3. Penambahan daya tampung tergantung fasilitas yang tersedia.
a.1 . . . terdiri atas . . . .
a.2 . . . sesuai dengan . . . .
a.3 . . . tergantung pada . . . .
Ada sejumlah preposisi yang dapat ditiadakan dan ada pula sejumlah preposisi yang tidak dapat ditiadakan.
Kesalahan Diksi
Di dalam kenyataan tidak sedikit ditemukan kalimat tidak gramatikal yang disebabkan oleh penggunaan kata secara tidak tepat. Di dalam penyusunan kalimat diperlukan kecermatan dalam memilih kata supaya kalimat yang dihasilkan memenuhi syarat sebagai kalimat yang baik.
1. Pemakaian kata Tidak Tepat
Kata dari dan daripada
Contoh : Hasil daripada penjualan saham akan digunakan untuk
memperluas bidang usaha.
Tulisan itu lebih baik daripada tulisan saya.
Sebagian dari kekayaan Kalimantan diserahkan kepada
negara lain.
2. Penggunaan Kata Berpasangan
baik . . . maupun. . . . bukan . . . melainkan. . . .
tidak . . . tetapi . . . . antara . . . dan . . . .
Penggunaan kata berpasangan tidak tepat
Contoh : Baik mahasiswa ataupun dosen . . . .
Bukan harga BBM yang mengalami kenaikan tetapi . . . .
Sebagian pedagang tidak menaikkan harga melainkan . . . .
Antara kemauan konsumen dengan kemauan pedagang
terdapat perbedaan.
PEMAKAIAN HURUF KAPITAL
1. Pangkat, jabatan, gelar, bila diikuti nama, menjadi kata ganti atau sapaan
Para jenderal berkumpul di Jakarta.
Tugas itu diberikan kepada Kapten Dani.
Siapa namamu, Letnan?
Dia telah menjadi Bupati.
Surat itu untuk Bupati Bandung.
Dia telah meraih gelar dokter.
Operasi itu dilakukan oleh Dokter Fariz.
Terima kasih, Dokter.
2. Kata ganti yang menyatakan arti hubungan kerabat bila menjadi kata ganti, sapaan, atau diikuti nama.Bapak, ibu, saudara, adik, kakak, dsb.
Siapa nama Saudara? Di mana rumah Bapak?
Mengapa Bapak Saudara/Anda tidak hadir?
… Apakah dia saudara Bapak?
3. Kata ganti Tuhan
Kita menyembah hanya kepada Yang Maha Esa.
Allah itu mahakuasa.
Janganlah mencuri karena ada yang Maha Mengetahui.
Bertobatlah kepada-Nya karena Ia Maha Pengampun.
4. Singkatan nama lembaga
MPR ITB
Hankam Depdiknas UNPAD?
5. Istilah geografi yang diikuti nama diri: gunung, sungai, danau, teluk, pulau, dsb.
Kita akan mendaki Gunung Semeru.
Di mana gunung itu?
6. Nama jenis seperti jambu bangkok, jeruk garut, pisang ambon, garam inggris tidak ditulis dengan huruf kapital.
Pemakaian Huruf Miring
1. Menuliskan nama buku, majalah, dan koran yang dicantumkan dalam kalimat. Contoh :
Belilah majalah Budaya Jaya dan koran Pikiran Rakyat.
2. Menegaskan/mengkhususkan huruf, kata, atau kelompok kata.
contoh :
Kata ngeri dimulai dengan gabungan huruf ng.
Buatlah kalimat dengan kata lepas landas.
3. Menuliskan kata/istilah asing.
Weltanschaung diterjemahkan menjadi 'pandangan dunia'.
Huruf miring di atas dapat diganti dengan garis bawah.
Penulisan Kata & Unsur Serapan
1. Kata ulang
Kata ulang dalam bahasa Indonesia ditulis lengkap, tidak boleh ditulis dengan angka dua (2) kecuali untuk tulisan pribadi.