72. JALAN MENUJU ISTIQOMAH
Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah
Rp. 5.000,-
120 hlm/saku
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan:”Tuhan kami ialah Allah,” kemudian mereka istiqomah maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan):”Janganlah kamu mereka takut dan janganlah merasa sedih, dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadanya.” (Fushilat:30)
73. JEJAK TOKOH ISLAM DALAM KRISTENISASI
Hartono Ahmad Jaiz
Rp. 25.000,-
280 hlm/sedang
Derasnya gelombang kristenisasi menghanyutkan banyak kalangan , tidak hanya kalangan awam. Bahkan, banyak dari kalangan yang dianggap sebagai tokoh Islam terseret bagaikan sampah di lautan, terombang-ambing mengikuti gelombang kristenisasi.
Banyak cara dilakukan oleh para penyembah salib untuk mengajak orang Islam agar mau mengikuti agama mereka. Untuk kalangan awam, baiasanya cara yang ditempuh lebih vulgar, misalnya, dengan iming-iming materi; dari sekardus mie instant sampai segepok rupiah.
Tentunya untuk oknum-oknum yang dianggap sebagai tokoh Islam, kaum penyembah salib memasang perangkap yang berbeda. Misalnya, diminta agar menulis kata pengantar pada buku yang menjelek-jelekkan Islam, atau paling tidak mengaburkan pandangan orang awam terhadap Uslam. Bisa juga dengan cara doa bersama dengan berbagai tokoh agama. Atau mengeluarkan “fatwa” yang bertentangan dengan Al-Qur’an, misalnya, nikah beda agama antara wanita Muslimah dengan lelaki penyembah salib.
Penulis buku ini menggambarkan jejak-jejak tokoh Islam Indonesia dalam kristenisasi, dengan harapan agar masyarakat awam tidak gampang terkecoh oleh ulah mereka. Ingatlah selalu firman Allah, Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka....(Al-Baqarah:120)
74. JIHAD BUKAN TERORISME
Jam’ah Amin
Rp. 12.000,-
176 hlm/sedang
Setelah Zaid dan Ja’far, Abdullah Ibnu Rawahan adalah panglima yang ketiga dalam pasukan Islam pada Perang Maktah. Sebelum berangkat meninggalkan kota Madinah menuju medan jihad ia tegak sejenak melantunkan syair,
“Yang kupinta kepada Allah Yang Maharahman keampunan dan kemenangan di medan perang dan setiap ayunan pedangku memberi ketentuan bertekuk lututnya angkatan perang syetan akhirnya aku tersungkur memenuhi harapan….mati syahid di medan perang…!”
Namun pada Perang Muktah itu sejumlah kekuatan Islam tak sebanding dengan dua ratus ribu jumlah pasukan Romawi. Tetapi Ibnu Rawahan, datang bagaikan singa bangun berdiri guna mengobarkan semangat jihad di antara barisan pasukan-pasukannya dan berucap,
“Kawan-kawanku, sekalian! Demi Allah, sesungguhnya kita berperang melawan musuh-musuh kita bukan berdasarkan bilangan, kekuatan atau banyaknya jumlah…!!
Kita tidak memerangi mereka, melainkan karena mempertahankan agama kita ini, yang dengan memeluknnya ktia telah dimuliakan Allah…!!
Dan tatkala perang tengah berkecamuk ia pun sempat melontarkan seruan yang senada,
“Aku telah bersumpah wahai diri, maju ke medan laga
Tapi kenapa kulihat, engkau menolak surga….
Wahai diri, bila kau tak tewas terbunuh kau kan pasti mati
Inilah kematian sejati yang sejak lama kau nanti….”
75. KADO BUAT UMMI
Ibrahim Al-Mahmud
Rp. 5.000,-
96 hlm/saku
Di hadapan Adinda telah hadir risalah kecil dalam menyambut kedatangan Si Buah Hati yang dituntunkan dari Kitabullah dan Sunnah Nabi Muhammad Saw. Kepada Allah Swt kita memohon akan lahirnya ibu yang shalihah sehingga melahirkan anak-anak yang shalih dan shalihah.
76. KAMUS ISTILAH-ISTILAH HADITS
Abdul Manan Ar-Rasikh
Rp. 13.500,-
234 hlm/ sedang
Sebagaimana tidak diragukan bahwa siapa yang menghendaki untuk mahir dalam bahasa Arab, maka ia harus menghafal dan memahami kaidah-kaidah nahwu dan sharaf. Demikian juga, siapa saja yang hendak memiliki pandangan luas dalam ilmu hadits, ia harus mengetahui kaidah-kaidah dan istilah-istilah berkaitan dengan hadits mulia yang datang dari Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam.
Kitab ini adalah kunci untuk menghafal kaidah-kaidah para ahli hadits dan istilah-istilah dalam hadits Nabi. Semua istilah yang berlaku, populer, dan berkaitan dengan ilmu hadits nabawi yang mulia akan ditemukan oleh para penuntut ilmu di dalam kitab ini yang–insya Allah–menggunakan susunan yang mudah dan gaya bahasa yang sangat bagus dengan memperhatikan kesimpulan yang sarat makna, menyebutkan referensi-referensi primer, dan lain-lain.
Siapa saja yang hafal istilah-istilah hadits nabawi, dia telah mendapatkan bagiannya yang sangat besar dari ilmu yang mulia ini. Insya Allah Ta’ala.
77. KEKELIRUAN PEMIKIRAN SAYYID QUTHB
Dr. Rabi’ bin Hadi Al-Madkhali
Rp. 18.000,-
210 hlm/sedang
Tidak ada seorangpun yang terjaga dari kesalahan dan kekeliruan dalam berucap dan bertindak, kecuali dari kesalahan secara total. Maka sekiranya ada kritik yang disampaikan kepada individu atau jamaah, maka pihak yang dikritik tidak perlu merasa terlecehkan, lalu menganggap sebagai upaya membuka konfrontasi dan mencari-cari penyakit. Toh, orang-orang salaf yang shalih juga melakukan hal yang sama.
Buku ini merupakan kritik yang ditujukan terhadap Sayyid Quthb secara pribadi atau terhadap Al-Ikhwanul Muslimin secara jama’ah, sebagai tanggapan dan sanggahan dari berbagai tulisannya, yang juga mendapat sugesti dari Syaikh Al-Albany.
Sebagai misal pernyataan Sayyid Quthb tentang kebebasan memeluk agama, agama apa pun, dengan mengutip firman Allah,”Tidak ada paksaan dalam memeluk agama.” Sehingga hal ini telah merobohkan berhala fanatisme agama, lalu diganti dengan toleransi secara total. Atas dasar ini harus ada perlindungan terhadap kebebasan beragama dan kebebasan beribadah. Lalu Sayyid Quthb berhujjah dengan firman Allah dalam surat Al-Hajj:39-40.
Bukankah pernyataan ini merupakan penolakan mentah-mentah terhadap prinsip al-wala’ wal-bara’ mencintai karena Allah dan membenci karena Allah?
Masih banyak tulisan Sayyid Quthb di beberapa bukunya yang perlu ditanggapi dan diluruskan, dengan berprinsip bahwa siapa yang menolong agama Allah, niscaya Allah akan menolongnya.
78. KHURAFAT HARAKI
Abdul Malik bin Ahmad Ramadhani Al Jazairi
Rp. 10.000,-
120 hlm/sedang
Manhaj haraki merupakan manhaj yang tidak terlalu diperhatikan permasalahannya ikhlasuddin lillah (mengikhlaskan agama hanya semata-mata untuk Allah). Bahkan, mereka melenyapkan keikhlasan tersebut dengan mengikuti jalan para ahli kalam baik dari kelompok Asy ‘Ariah, Mu’tazilah, Jahmiyah, dan lain-lain. Mereka tidak terusik dengan bergabungnya kelompok Rafidhah dalam harakah mereka. Sebagaimana mereka memberangus permasalahan ittiba’ dengan mengikuti fanatisme kemazhaban yang selalu menyebabkan umat ini menjadi lemah dan terpecah.
Tidak cukup sampai di sini saja. Bahkan mereka berani untuk menyerang para ulama yang telah bersungguh-sungguh meningkatkan kondisi umat kepada dua hal yang penting: Ikhlasuddin lillah dengan mempelajari salaf dan ittiba’ dengan mempelajari sunnah Nabi.
Bila mereka menemukan orang yang menerapkan ajaran ini maka akan menuduh orang tersebut sebagai orang yang hanya memperhatikan hal-hal parsial (sebagian) dari holistik (keseluruhan) dan mempersempit ruang gerak umat sebagaimana mereka kira. Padahal berpegang teguh dengan dua ajaran tadi merupakan penyebab utama dalam meraih kemenangan.
Dalam buku Khurafat Haraki ini, akan dijelaskan mengenai bahaya yang timbul darinya disertai dalil-dalil dari Al-Qur’an dan hadits yang shahih. Semoga kiranya anda dapat mewaspadai dan menghindarinya.
79. KHUTBAH-KHUTAH RASULULLAH
Muhammad Khalil Al-Khatib
Rp. 43.000,-
422 hlm/besar
Kita semua sudah tahu, seisi dunia juga sudah tahu sosok keteladanan Rasulullah sebagai pemimpin umat, yang tidak saja piawai dalam menyampaikan risalah langit dan ajaran agama, tapi juga handal dalam mengendalikan kehidupan riil keduniaan, mengatur urusan pemerintahan, menghadapi musuh, menuntaskan konflik internal maupun eksternal, memenuhi kebutuhan masyarakat, sandang dan pangan mereka, hingga masalah-masalah kecil sekalipun.
Perkataan Rasulullah adalah embun yang menyejukkan lidah yang kering pada dini hari, lalu merasuk ke dalam hati untuk membangkitkan kehidupannya. Seorang musuh yang tadinya bertekad hendak membunuh beliau dengan pedang di tangan, langsung luluh hanya dengan mendengar sepatah dua patah kata wejangan beliau. Maka dapat dibayangkan sendiri, bagaimana jika untaian kata-kata beliau terangkum dalam orasi yang disampaikan di hadapan khalayak di berbagai kesempatan? Kita bisa membayangkan betapa indahnya suasana yang terjalin saat beliau menyampaikan pidato di hadapan para sahabat, bagaimana emosi mereka yang bangkit seketika itu pula, sampai air mata pun tak terbendung, bukan air mata kepura-puraan, tapi karena ketulusan di dalam hati.
80. KISAH KAROMAH PARA WALI ALLAH
Abu Fida’ Abdurraqib Al-Ibi
Rp. 70.000,-
540 hlm/besar-hrd-cv
Dua ratus tujuh puluh lima kisah para wali sejak zaman Nabi Ibrahim Alaihissalam himgga 1344 Hijriyah yang terkumpul dalam buku ini dapat dikatakan sebagai ensiklopedi kisah para wali. Diawali dengan kisah karomah Sarah istri Ibrahim Alaihissalam, Ashabul Kahfi, Asiyah istri Fir’aun, Masyithah dan bayinya, karomah sahabat Radhiyallahu Anhum, karomah para tabi’in, tabi’ut tabi’in dan para ulama abad kelima terakhir hingga Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu Rahimahullah.
Penulis, Abul Fida’ Abdurraqib bin Ali bin Hasan Al-Ibi, adalah murid Syaikh Abu Abdurrahman Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i Rahimahulla. Yang dalam penulisan buku ini dia hanya mengacu pada akidah Ahlussunnah wal Jama’ah dan menghindari akidah kaum Mu’tazillah yang ekstrem serta kaum sufi yang cenderung berlebih-lebihan. Metode yang mendaji pedomannya dalam menuturkan karomah para wali adalah dalil yang ditunjukkan Al-Qur’an dan As-Sunnah berikut dengan sanad-sanadnya serta atsar-atsar yang shahih. Insya Allah, pembaca budiman memperoleh pelajaran dan manfaat dari buku ini sehingga dapat memperkokoh keimanan, jalan datangnya hidayah dan terbebas dari kesyirikan bernuansa khurafat.
81. KISAH NYATA KEAJAIBAN DOA
Khalid bin Sulaiman Ar-Rab’ie
Rp. 25.000,-
240 hlm/sedang
Sesungguhnya Allah telah menetapkan segala sesuatu yang akan terjadi pada makhluknya. Allah mewajibkan kita untuk mempercayainya, itu merupakan wujud kesempurnaan iman. Itulah takdir! Tiada yang kuasa merubahnya, kecuali Allah.
Hanya doalah satu-satunya senjata yang paling ampuh untuk merubah keadaan. Dalam segala kesulitan hidup, ada soludinya dengan usaha dan do’a. Doa merupakan karunia Allah kepada makhluk, serta bukti kasih sayang-Nya.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Umar Radiyallahu Anhu, Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,”Doa itu bermanfaat terhadap apa-apa yang telah turun dan yang akan turun, maka hendaklah kalian beribadah kepada Allah dengan berdoa.” (Diriwayatkan oleh Hakim dan Ahmad)
“Sering saya berdoa kepada Allah, tetapi kenapa tidak dikabulkan?” Itulah ucapan putus asa yang sering kita dengar. Tapi apakah kita telah benar dalam berdoa? Apa saja yang menyebabkan terkabulnya doa? Banyak hal yang mesti kita luruskan, kalau ingin doa kita menjadi doa yang makbul. Doa merupakan senjata kita dalam menjalani manis pahitnya kehidupan.
Pada zaman Nabi Sulaiman ada seorang hamba Allah yang shalih yang dapat mengalahkan Jin Ifrit dalam memindahkan singgasana Ratu Balqis. Ia dapat memindahkannya dalam sekejap mata. Itu dilakukan hanya dengan doa. Ya, hanya dengan doa! Banyak keajaiban yang terjadi berkat doanya orang-orang shalih. Kita pun dapat melakukannya, asalkan syarat-syaratnya terpenuhi.
Buku ini akan membantu Anda mewujudkan cita-cita dengan doa. Memuat syarat-syarat terkabulnya doa, waktu-waktu istijabah, penghalang-penghalangnya. Juga memuat kisah-kisah nyata doa orang-orang yang dikabulkan. Kiranya dapat memotivasi kita untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah melalui doa.
82. KITAB SHALAT
Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan Al-Fauzan
Rp. 35.000,-
464 hlm/sedang-hrd-cv
Sesekali waktu atau bahkan setiap waktu, khususnya seusai shalat, Anda layak mengajukan pertanyaan kepada diri sendiri: Apakah shalat yang kulakukan menjadi belenggu anggota tubuh, penjara hati, beban jiwa, perampas waktu dan penghambat pekerjaan, ataukah aku melakukannya tanpa adanya sedikit pun hal-hal itu, sehingga shalat menjadi kesenangan hati dan kebebasan dari segala kepenatan hidup? Apakah kala mendirikan shalat itu kita merasakan suatu kenikmatan dan kelezatan yang tak terkira, atau justru sebaliknya?
Kata shalat disebutkan di dalam Al-Qur’an dengan penyertaan kata iqamah, yang berarti menegakkan. Dengan kata lain, shalat benar-benar sangat urgen, bukan bagi Dzat yang disembah, tapi bagi hamba yang mengerjakannya.
Yang pasti, kesenangan Rasulullah dijadikan di dalam shalat dan bukan dengan shalat. Artinya, kesenangan itu terasakan jika beliau sudah masuk dalam shalat dan bukan sekadar dengan shalat. Bahkan jika keletihan dan kepenatan itu memuncak, beliau memerintahkan Bilal untuk mengumandangkan adzan dan iqamah tanda akan didirikannya shalat, karena shalat membuat beliau dapat beristirahat dalam segala keletihan tersebut.
Buku ini merupakan uraian tentang shalat, singkat namun disajikan secara mendetail dan terinci, satu persatu mengungkap rahasia dari setiap bacaan dan perbuatan dalam shalat. Jika mungkin Anda merasakan kesulitan untuk meningkatkan kekhusyu’an dalam shalat, maka buku ini dapat membantu maksud Anda untuk menambah kekhusyu’an itu.
83. KOREKSI DZIKIR JAMA’AH M. ARIFIN ILHAM
Abu Amsaka
Rp. 20.000,-
224 hlm/sedang
“Berdoalah
Kepada Rabb kalian dengan merendahkan diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (Al-A’raf: 55)
“Berdzikirlah
Kepada Rabb-mu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut. Dan dengan tidak mengeraskan suara di waktu pagi dan petang hari. Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.” (Al-A’raf: 205)
Sebelum shalat subuh, Abu Musa Al-Asy’ary beserta beberapa orang melapor kepada Abdullah bin Mas’ud. “Tadi kulihat kejadian yang sebenarnya aku pun kurang sreg. Tapi yang kulihat di sana justru hanya kebaikan.”
“Apa itu?” tanya Abdullah bin Mas’ud.
“Ada sekelompok orang membentuk beberapa halaqah sambil menunggu datangnya shalat. Setiap halaqah dipimpin satu orang dan mereka semua memegang kerikil. Ketika pemimpin halaqah itu berkata. ’Bertakbirlah seratus kali, bertahlillah seratus kali, bertasbihlah seratus kali’, maka mereka pun membaca takbir, tahlil, dan tasbih seratus kali.”
Singkat cerita, Abdullah bin Mas’ud mendatangi halaqah itu, bertanya kepada mereka sambil berdiri,”Apa yang kalian lakukan seperti yang kulihat saat ini?”
“Wahai Abu Abdurrahman (Abdullah bin Mas’ud), kami memegang kerikil-kerikil untuk menghitung bacaan takbir, tahlil, dan tasbih,”jawab mereka.
Abdullah bin Mas’ud berkata,”Hitunglah keburukan-keburukan kalian. Aku berani menjamin bahwa sedikitpun kebaikan-kebaikan kalian juga tidak akan hilang. Celakalah kalian wahai ummat Muhammad. Begitu cepat penyimpangan yang kalian lakukan. Para shahabat Nabi kalian masih banyak yang hidup. Sementara baju beliau juga belum lagi usang, bejana beliau belum juga retak. Demi yang diriku ada di tangan-Nya, apakah kalian merasa berada pada millah yang lebih benar daripada millah Muhammad, ataukah kalian hendak membuka pintu kesesatan?”
Mereka berkata,”Demi Allah wahai Abu Abdurrahman, kami hanya menghendaki kebaikan.”
Abdullah bin Mas’ud menjawab,”Berapa banyak orang yang menghendaki kebaikan.”
Lalu Abdullah bin Mas’ud menyampaikan sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam,”Ada segolongan orang yang membaca Al-Qur’an, namun apa yang dibacanya itu tidak melewati tulang tenggorokan.”
(Sunan Ad-Darimi, Kitabul Muqaddimah, hadits nomer 206. Juga disebutkan dalam kitab Tarikh Wasith, Aslam bin Sahl Ar-Razzaz Al-Wasithy. Al-Albani menshahihkan sanad hadits ini di As-Silsilah Ash-Shahihah, hadits nomer 2005)
84. KUMPULAN TANYA JAWAB BID’AH DALAM IBADAH
Hammud bin Abdullah Al-Mathr
Rp. 73.000,-
574 hlm/besar-hrd-cv
Kitab ini menghimpun berbagai fatwa dan risalah mengenai bid’ah ‘perkara baru’ dalam ibadah dan apa-apa yang tanpa dalil, yang dihimpun dari:
(1) Syaikh Abdul Aziz bin Baaz;
(2) Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin;
(3) Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al-Jibrin;
(4) Syaikh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan;
(5) Al-Lajnah Ad-Daimah li Al-Buhuts Al-Ilmiyah wa Al-Ifta’ (Panitia Kajian Ilmiah dan Fatwa)
Penyusun menyebutkan apa yang diungkapkan para ulama mengenai hal tertentu yang termasuk dalam kategori bid’ah, perkara baru, apa-apa yang tidak ada dalilnya, tidak pernah dicontohkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, dan tidak pernah diamalkan di zaman Sahabat Radhiyallahu Anhum.
Materi kitab ini memberikan rujukan bagi setiap muslim untuk beriltizam kepada sunnah dan waspada terhadap bid’ah. Sebab, syari’at Islam ini telah sempurna. Dalam riwayat Ahmad disebutkan hadits Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam,
“Tidaklah suatu kaum membuat bid’ah, kecuali Allah akan mengangkat darinya sunnah. Berpegang teguhlah kamu dengan sunnah. Hal itu lebih baik daripada mengadakan bid’ah.”
Kitab ini membahas tentang berbagai macam perkara bid’ah dalam ibadah, di antaranya: dalam perkara adzan, wudhu, shalat, zakat, puasa, haji, umrah, jenazah, minta berkah, tawasul, pernikahan, kurban, hari raya, do’a, dzikir, dan lain-lainnya.
Siapkanlah hati kita untuk menerima sunnah dan meninggalkan segala bentuk bid’ah jika kita benar-benar menaati Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan mencintai Allah sehingga amal kita diterima di sisi-Nya. Orang yang mencintai pasti mengikuti yang dicintainya. Allah berfirman,
“Katakanlah, ‘Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu’.” (Ali Imran: 31)
Insya Allah, Anda dapat merasakan nikmatnya ibadah.
85. LELAKI YANG DIJAMIN SURGA
Ahmad Khalil Jam’ah
Rp. 63.000,-
504 hlm/besar-hrd-cv
“Siapakah yang akan menjual dirinya?”
Begitulah seruan Rasulullah sewaktu perang uhud, kala pasukan Muslimin kocar-kacir karena serangan sporadis dari orang-orang kafir. Maka beberapa orang kembali ke dekat Rasulullah bertempur menghadapi musuh, menghadang serangan lawan, melindungi beliau dengan senjata dan badan. Akibatnya, belasan luka menganga karena hunjaman anak panah dan tebasan pedang, seperti yang dialami Sa’d bin Ar-Rabi’ dan shahabat lainnya. Dia lupa keadaan dirinya, karena aroma darah yang memerah adalah semerbak kesturi surgawi. Dia jual dirinya demi membela Islam dan melindungi Rasul Allah. Lalu siapa pembelinya? Tak lain adalah Allah.
Adakah jual-beli yang lebih menguntungkan dari gambaran seperti ini? Begitulah sepak-terjang orang-orang yang mendapat kabar gembira sebagai penghuni surga, yang setiap saat mereka siap mengorbankan apa pun yang dimiliki, termasuk pula nyawa.
Mereka berada di surga, yang di dalamnya terdapat segala kenikmatan yang tak pernah dilihat mata, di dengar telinga dan tak pernah terlintas dalam pikiran siapa pun. Di antara mereka ada yang terbang di surga, ke mana pun yang disukainya dengan kedua sayap, sebagai balasan setimpal karena kedua tangannya yang putus tertebas pedang musuh di medan jihad.
Mereka mendapat kabar gembira sebagai penghuni surga bukan karena tanpa perjuangan dan pengorbanan. Mereka bukan orang-orang yang hidup senang dengan segala kenikmatan duniawi, ketenaran dan kedudukan. Mereka sadar bahwa kenikmatan yang hakiki hanya ada di akhirat, di surga Allah.
Setiap jengkal kehidupan mereka sarat dengan keteladanan yang patut ditiru oleh setiap Muslim yang memiliki hasrat ukhrawi. Dan di buku ini pembaca akan mendapatkan sinar dari pelita yang mereka nyalakan, yang tak kan padam hingga akhir zaman.
86. LELUCON ORANG-ORANG ARAB
Muhammad Nuruddin Al-Mikki
Rp. 14.000,-
200 hlm/sedang
Orang Muslim tidak ada salahnya bersenda gurau, dan bercanda dengan susuatu yang melapangkan dadanya. Tidak ada salahnya kalau ia menghibur diri, dan teman-temannya dengan hiburan yang diperbolehkan dengan syarat ia tidak menjadikan hal tersebut sebagai kebiasaan, dan pembawaan di semua waktunya. ia tidak mengisi waktu pagi dan petang dengannya, yang mengakibatkan ia lupa kewajiban-kewajibannya dan tidak bersenda gurau di tempat yang seharusnya ia serius. Oleh karena itu, dikatakan,”Berilah pembicaraan itu dengan sedikit canda seperti halnya makanan diberi garam.”
Dari lembaran-lembaran buku ini, sidang pembaca akan melihat koleksi pilihan tentang lelucon akan melihat koleksi pilihan tentang lelucon orang-orang Arab, canda gurau mereka,dan jawaban-jawaban spontan yang menenangkan jiwa, disukai telinga, dan masuk ke dalam jiwa yang mulia tanpa permisi.
Semua lelucon di buku ini tidak lepas dari ibrah-ibrah, dan pelajaran-pelajaran dalam frame pelatihan, pengajaran, konsumsi jiwa yang menghibur, kemudian lelucon-lelucon tersebut menghilangkan kejenuhan jiwa, dan mengusir kelelahan hati.
87. LEZATNYA SHALAT
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah
Rp. 10.000,-
134 hlm/sedang
llah menguji hamba-Nya dengan syahwat dan sebab-sebabnya, dari dalam maupun dari luar dirinya, maka sudah ada ketetapan kesempurnaan rahmat dan kemurahannya bagi hamba, dengan menyediakan hidangan yang menghimpun semua warna, persembahan, selera dan pemberian. Allah menyeru hamba untuk mengerjakannya lima kali setiap harinya, menjadikan setiap warna dari warna-warni hidangan itu sebagai kelezatan, manfaat dan kemaslahatan bagi hamba yang diseru untuk menyantap hidangan tersebut, yang tidak dia dapatkan dalam warna lain, agar kelezatan itu menjadi sempurna dalam setiap warna dari warna-warni ubudiyah.
Tidak dapat diragukan bahwa shalat merupakan kesenangan hati bagi orang-orang yang mencintainya dan merupakan kenikmatan roh bagi orang-orang yang mengesakan Allah. Shalat adalah puncak keadaan ash-shadiqin dan timbangan keadaan orang-orang yang meniti jalan kepada Allah. Shalat merupakan rahmat Allah yang diberikan kepada hamba-Nya. Allah menuntun mereka untuk mengerjakan shalat itu dan memperkenalkan-nya sebagai rahmat bagi mereka dan kehormatan bagi mereka, supaya dengan shalat itu mereka memperoleh kemuliaan dari-Nya dan keberuntungan karena berdekatan dengan-Nya.
88. MAJLIS WANITA, ANTARA YANG POSITIF DAN NEGATIF
Muhammad Amin bin Mirza Alim
Rp. 5.000,-
96 hlm/saku
Buku ini menghidangkan delapan inti bahasan, berkenaan dengan sisi-sisi positif dan negatif yang sering ukhti temui di majlis-majlis wanita. Sehingga ukhti memiliki garis furqon yang jelas guna memilah dan mengambil majlis yang menegakkan kalimat Allah dan memerangi majlis thagut.
Dostları ilə paylaş: |