BAB 1
BAHAN KONDUKTOR
Fungsi penghantar pada teknik listrik adalah untuk menyalurkan energi listrik dari satu titik ke titik lain. Penghantar yang lazim digunakan antara lain : aluminium,tembaga.
1.1. Aluminium
Aluminium murni mempunyai massa jenis 2,7 g/cmᶾ, nya 1,4 . 10-5 , titik leleh 658 C dan tidak korosif. Daya hantar aluminium sebesar 35m/ohm. mm2 atau kira-kira 61,4% daya hantar tembaga.
Alumunium murni dapat dibentuk karna lunak, kekuatan tariknya hanya 9kg/mm2 . penggunaan yang demikian misalnya pada : ACSR ( Aluminium Conductor Steel Reinforced ), ACAR ( Aluminium Conductor Alloy Reinforced ). Konstruksi penghantar-penghantar dari aluminium seperti pada gambar 1-1 berikut :
Gambar 1-1 Penampang penghantar aluminium
Penggunaan aluminium yang lain adalah untuk busbar dan karena alasan tertentu misalnya, karena alasan ekonomi, dibuat penghantar aluminium yang berisolasi, misalnya : ACSR-OW.
Menurut ASA (American Standard Association), paduan aluminium diberi penandaan seperti pada Tabel 1-1
Tabel 1-1
Penandaan Paduan Aluminium
Bahan
|
Penandaan
|
Aluminium,kemurnian minimum 99%
Paduan yang mayoritas terdiri dari :
Tembaga
Mangan
Silikon
Magnesium
Magnesium dan silicon
Seng
Lain-lain
Seri-seri yang tak digunakan
|
1 XXX
2 XXX
3 XXX
4 XXX
5 XXX
6 XXX
7 XXX
8 XXX
9 XXX
|
1.2. Tembaga
Tembaga mempunyai daya hantar listrik yang tinggi yaitu 57 ohm.mm2/m pada suhu 20C. Koefisien suhu () tembaga 0,004 per C.
Kurva resistivitas tembaga rerhadap suhu rendah adalah tidak linier seperti ditunjukan pada gambar dibawah ini :
Gambar 1-2 Kurva resistivitas tembaga terhadap temperatur
Pemakaian tembaga dalam teknik listrik adalah sebagai penghantar, miusalnya : kawat berisolasi, (NYA,NYAF), kabel (NYM,NYY,NYFGbY),busbar,lamel mesin DC, cincin seret pada mesin AC.
Tembaga mempunyai tahanan terhadap korosi, oksidasi. Massa jenis tembaga murni pada 20 adalah 8,96 g/cmᶾ, titik beku 1083 C. Kekuatan tarik tambang tidak tinggi yaitu berkisar antara 20 hingga 40 kg/mm2, kekuatan tarik batang tembaga akan naik setelah batang tembaga diperkecil penampangnya untuk dijadikan kawat berisolasi atau kabel.
Untuk memperkecilpenampang tembaga digunakan batu tarik (die) yang besarnya beragam, makin ke ujung adalah makin kecil penampang rautannya. Makin kecil penampang kawat diperlukan, makin banyak tahapan batu tarik yang digunakan. Bahan batu tarik untuk pembuatan kawat yang diameternya kecil adalah wolfram-karbida. Sedangkan untuk pembuatan kawat yang diameternya kecil adalah intan.
Selama penarikan akan terjadi penambahan panjang. Untuk itu roda tarik yang dipasang dibelakang batu tarik putarannya atau diameternya dibuat lebih besaar.
Sesudah diaqdakan penarikan terhadap batang tembaga menjadi kawat, tembaga akan lebih panjang. Keadaan ini kurang baik digunakan sebagai kawat berisolasi atau kabel. Agar tembaga kembali menjadi lunak kembali, perlu diadakan pemanasan.
Gambar 1-3 Penarikan batang tembaga menjadi kawat
Namun harus diusahakan hendaknya selama proses pemanasan tersebut tidak terjadi oksidasi. Setelah proses pemanasan selesai, maka proses pembuatan kawat berisolasi atau kabel dapat dimulai.
Untuk penghantar yang penampangnya lebih kecil dari 16 mm2 digunakan penghantar pejal. Pemberian isolasi pada kawat berisolasi seperti ditunjukan pada gambar dibawah in. kawat digulung dari gulungan A ditarik melalui alat ekstrusi B. Selanjutnya pvc yang keluar dari C didinginkan pada bak pendingin D. keluar dari D, kawat yang sudah terisolasi diuji dengan pengujian cetusan ( spark testing ) E, ditarik degan penarik F dan selanjutnya digulung dengan penggulung G.
Gambar 1-4 Pemberian isolasi untuk kawat
1.3. Baja
Baja merupakan logam yang terbuat dari besi dengan campuran karbon. Berdasarkan campuran karbonnya, baja dikategorikan menjadi 3 yaitu : baja dengan kadar karbon rendah ( 0 hingga 0,25% ), baja dengan kadar karbon menengah ( 0,25 hingga 0,55% ), baja dengan kadar karbon tinggi ( diatas 0,55% ). Fungsi baja dalam hal ini adalah untuk memperkuat konduktor aluminium secara mekanis setelah digalnavis dengan seng.
Keuntungan dipakainya baja pada ACSR adalah penghemat pemakaian aluminium. Bedasarkan pertimbangan tersebut dibuat penghantar bimetal seperti ditunjukan pada gambar 1-5 dibawah ini.
Dua hal menguntungkan dari penghantar bimetal, yaitu :
Gambar 1-5 Penampang kawat bimetal
Pada arus bolak-balik ada kecenderungan arus melalui bagin luar konduktor (efek kulit).
Dengan melapisi baja menggunakan tembaga, maka baja sebagai penguat penghantar terhindar dari korosi.
Pemakaian penghantar bimetal selain untuk kawat penghantar adalah untuk : busbar, pisau hubung.
1.4. Wolfram
Logam ini berwarna abu-abu keputih-putihan, mempunyai massa jenis 20 g/cm3, titik leleh 3410°C, titik didih 5900°C, a 44 . 10-6 per°C, tahanan jenis 0,555 Ω.mm2/m.
Wolfram diperoleh dari tambang yang pemisahannya dari penambangan dengan menggunakan magnetic atau proses kimia. Penggunaan wolfram pada teknik listrik antara lain : filamen (lampu pijar, lampu halogen, lampu ganda), electrode tabung electronik.
1.5. Molibdenum
Logam ini mirip dengan wolfram dalam hal sifatnya, demikian pula cara mendapatkannya. Molibdenum mempunyai massa jenis 10,2 g/cm3, titik leleh 2620°C, titik didih 3700°C, a 53 . 10-7 per°C, resistivitas 0,048Ω.mm2/m koeffisien suhu 0,0047 per°C.
Diantara penggunaan molibdenum adalah pada : sinar tabung X, tabung hampa udara, karena molibdenum dapat membentuk lapisan yang kuat dengan gelas.
1.6. Platina
Platina merupakan logam yang berat, berwarna putih keabu-abuan, tidak korosif, sulit terjadi peleburan dan tahan terhadap sebagian besar bahan kimia. Platina dapat dibentuk menjadi filamen yang tipis dan batang yang tipis-tipis.
Pada laboratorium tentang oven atau tungku pembakaran yang memerlukuan suhu tinggi yaitu diatas 1300˚C, untuk termokopel platina-rhodium ( bekerja diatas 1600˚C), platina dengan diameter ± 1 mikron digunakan untuk menggantung bagian gerak pada meter listik dan instrument sensitive lainnya, bahan untuk potensiometer.
Table : 1-2
Konstanta Bahan Penghantar
Bahan
|
Massa
Jenis
g/cm
|
α 0 - 100˚
x 10⁻⁶
|
Titik leleh
|
Titik didih panas
|
konduktifitas
|
Kekuatasn tarik
|
Aluminium
Baja
Tembaga
Air raksa
Molibdenum
Wolfram
Platina
|
2,7
7,7
8,96
13,55
10,22
19,27
21,5
|
23,86
10,5 – 13,2
16,86
61
54
4,5
9,09
|
659,7
1170-1530
1083
-38,86
2620
3390
1769
|
2447
-
2595
356,73
4800
5500
4300
|
0,57
0,11
0,944
0,02
0,33
0,31
0,17
|
20-30
37-64
40
-
100-250
420
34
|
1.7. Air Raksa
Air raksa adalah satu- satunya logam yang berbentuk cair pada suhu kamar, Resistivitasnya adalah 0,95Ω. mm / m, koefisien suhu 0,00027 per ˚ C. pada pemenasan di udara air raksa sangat mudah terjadi oksidasi. Air raksa dan campurannya khususnya uap air raksa adalah beracun.. Penggunaan air raksa antara lain : gas pengisi tabung-tabung elektronik, penghubung pada saklar air raksa, cairan pada pompa diffuse, elektroda pada instrument untuk mengukur sifat elektris bahan dilelektrik padat. Logam-logam lain dan niobium. Tantalum dan niobium dipadukan dengan aluminium banyak digunakan sebagai kapasitor elekrtolitik.
1.8. Bahan-bahan Resistivitas Tinggi
Bahan-bahan resistivitas tinggi yang digunakan untuk peralatan yang memerlukan resistansi yang besar agar bila dialiri arus akan terjadi tegangan anjlok yang besar. Contoh penggunaan bahan-bahan resistifitas tinggi antara lain pada pemanas listrik, rheostat dan resistor. Bahan-bahan ini harus mempunyai koefisien suhu yang rendah. Untuk elemen pemanas, pada suhu yang tinggi untuk waktu yang lama tidak terjadi oksida dan meleleh. Bahan-bahan yang resistivitasnya boleh tinggi antara lain : konstantan, manganin, nikrom dan fehral yang komposisinya ditunjukkan pada Tabel.1-3
Tabel : 1-3
Bahan Resistivitas Tinggi
Nama paduan
|
Komposisi (%)
|
Masa
jenis
|
Resistivitas
Ω.mm /m
|
Koeffisien
suhu 10⁻⁵ /˚C
|
Konstantan
Kromel
Manganin
Nikrom
Fechral
Nikelin
|
60 Cu, 40 Ni
0,7 Mn, 0,6 Ni, 23 s/d
27 Cr, 4,5 s/d 6,5 Al +Fe
86 Cu, 12 Mn, 2 Ni
1,5Mn,75 s/d78Ni
20 s/d 23 Cr sisanya Fe
0,7 Mn, 0,6 Ni, 12 s/d
15 Cr, 3,5 s/d 5Al, sisanya Fe
54 Cu, 26 Ni, 20 zn
|
8,9
6,9 s/d
7,3
8,4
8,4 s/d
8,5
7,1 s/d
7,5
-
|
0,48-0,52
1,3 s/d 1,5
0,42 s/d 0,48
1 s/d 1,1
1,2 s/d 1,35
0,4 s/d 0,47
|
5,25
6,5
5,3
10 s/d 20
10 s/d 12
23
|
1.8.1. Konstantan
Konstantan merupakan logam paduan dari tembaga dan nikel seperti ditujukan pada Tabel 1-3. Hubungan antara resistivitas, koeffisien suhu (α) dan komposisi antara tembaga dan nikel ditunjukkan Gambar 1.6. Dari gambar 1-6 terlihat bahwa resistivitas tertinggi adalah pada perbandingan 60% Ni dengan 40% Cu, tetapi koefisien suhu terendah adalah 40% Ni dengan 60% Cu. Sebagai bahan elemen resistansi tinggi, misalnya : rheostat, elemen pemanas dengan suhu kerja 400˚ hingga 500˚ C dibuat komposisi 60% Ni dengan 40% Cu yaitu Konstantan. Bersama-sama dengan tembaga atau besi, konstantan dapat merupakan termokopel yang dapat membangkitkan emf ± 40 mikro volt setiap perbedaan suhu 1˚C diantara sambungan-sambungannya. Hal ini memungkinkan terkopel konstantan tembaga atau konstantan besi digunamakan alat ukur. ika dipanasi dengan suhu yang cukup tinggi, pada konstantan akan terbentuk lapisan oksida tipis dan ini memungkinkan terjadinya isolasi jika dililitakan. Tegangan tembus untuk isolasi tersebut tidak lebih 1 volt.
1.8.2. Kromel
Logam ini merupakan perpaduan 0,7% Mn, 0,6% Ni, 23 sampai 27% Cr dengan 4,5 hingga 6,7% Al, sisanya Fe. Kromel baik untuk elemen pemanas air, setrika, pemanggang dan peralatan yang memerlukan ketahanan korosi dan panas.
Gambar 1-6 α dan p = f (% Ni + Cu )
1.8.3. Manganin
Warna logam ini kuning kemerah-merahan, komposisi manganin dapat dilihat pada table 1-3. Suhu kerjanya ± 70˚C, dibawah suhu kerja konstantan. Logam ini biasanya digunakan untuk rheostat yang presisi karena resistivitasnya tinggi dan α nya rendah.
1.8.4. Nikrom
Nikrom mempunyai suhu kerja yang tinggi. Hal ini merupakan alas an digunakan nikrom sebagai elemen pemanas. Dipasaran nikrom dapat dijumpai dengan penampang bulat diameter 0,1 mm ke atas dan berbentuk pita dengan ukuran penampang 0,1 x 1 mm keatas.
1.8.5. Karbon
Peranan karbon pada teknik listrik cukup penting jika dilihat kegunaannya sebagai berikut : sikat-sikat pada mesin listrik, resistor dan rheostat, elektroda pada tungku pembakaran ( tanur ) busur kolam galvanis. Beberapa perangkat elektronik dan telekomunikasi juga terbuat dari karbon. Untuk penggunaan karbon sebagai sikat pada mesin listrik, fungsinya adalah sebagai jembatan yang harus dilaluai arus. Untuk itu ukuran sikat mesin-mesin listrik tergantung besarnya kapasitas mesin. Rapat aarus untuk karbon sebagai sikat pada mesin-mesin listrik juga perlu diperhitungkan sesuai dengan daya mesin. Selain factor kekerasan, koeffisien kontak juga perlu diperhatikan. Beberapa jenis yang digunakan sebagai sikat adalah : karbon-grafit,grafit, elektro-grafit,grafit-tembaga dan grafit kuningan.
Grafit-tembaga dan grafit kuningan paling banyak digunakan karena resistivitasnya rendah, tegangan anjlok pada persinggungan antara sikat dengan komulaor atau cincin seret adalah rendah. Pada tungku pembakaran busur, elektroda yang digunakan diantaranya adalah karena : tidak lumer, menghantarkan listrik, sifat tidak larut, kemurnian kimianya, kekuatan mekanis dan tahan terhadap kejutantermal. Secara kimianya, karbon dan grafit adalah sama, tetapi secara fisis dan elektris banyak perbedaannya. Karbon adalah berongga sedangkan grafit tidak. Grafit diperoleh dengan cara memanasi karbon pada temperature yang tinggi. Resistivitas grafit adalah 0,25 resistivitas karbon sehingga Kemempuan Hantar Arus ( KHA ) grafit adalah lebiih besar dari pada karbon. Untuk itu tungku pembakaran yang besar yaitu 3 MVA ke atas, tidak menggunakan karbon tetapi grafit sebagai lektroda.
1.8.6 Sikat Karbon
Sebagai sikat pada bagian berputar pada mesin listrik, karbon mempunyai kelebihan karena :
-
Tahan terhadap efek yang disebabkan suhu tinggi. Hal ini karena sikat karbon
mampu menahan suhu hingga 3000˚C.
-
Kepadatanya rendah. Karbon lebih ringan disbanding logam pada umumnya (kecuali Magnesium). Hal ini memudahkan adaptasi deangan gerakan permukaan yang tidak beraturan.
-
Tidak terjadi pengelasan (menyatu) dengan logam pada kondisi yang sama jika logam-logam menyatu satu sama lain, misalnya karena panas.
Untuk kebutuhan sikat-sikat komutaor atau slip-ring pada mesin listrik bubuk karbon dicampur dengan bubuk konduktor antara lain : tembaga, perunggu. Bedasarkan tingkatannya, sikat karbon dibedakan seperti ditunjukan pada Tabel 1-4.
Tabel 1-4
Jenis-jenis sikat karbon
Jenis
|
Kekerasan
(vickres)
|
Resistifitas
10⁻³Ω cm
|
Rugi
Kontak
|
Aplikasi
|
Karbon resistifitas tinggi
Karbon resistifitas rendah
Elektrografit
Elektrografit
Kecepatan tinggi
Grafit tembaga
|
-
30
15
15
10 s/d 20
|
5 hingga 30
4
4
6
0,5 s/d 0,003
|
Tinggi
Rendah
Sedang
Sedang
Rendah
|
Motor kecil, daya
< 1 HP
Crane
Mesin dc
Generator
Mesin ac & dc
|
1.9. Timah Hitam
Timah hitam mempunyai massa jenis 11,4 g/cm3, agar lunak, meleleh pada suhu 327◦ C, titik didih 1560◦ C, warna abu-abu dan sangat mudah dibentuk. Merupakan bahan tahan korosi dan mempunyai konduktivitas 4,5 m/Ω. mm2 . Pemakaian timah hitam pada teknik listrik antara lain : sel-akumulator, selubung kabel tanah di samping digunakan sebagai pelindung pada industry nuklir. Timah hitam tidak tahan terhadap pengahur getaran dan mudah mengikat asam. Untuk itu pemakaian sebagai pelindung kabel tanah jika ditanam pada tempat-tempat tersebut, diperlukan pelindung tambahan. Kapur basah, air laut dan semen basah dapat bereaksi dengan timah hitam. Itulah sebabnya timah hitam digunakan sebagai pelindung kabel tanah, digunakan timah hitam karena mempunyai struktur Kristal yang lebih halus, lebih kuat, lebih tahan getaran. Tetapi lebih mudah korosi.
1.10. Bimetal
Setiap logam mempunyai muai panjang ᾳ yang berbeda. Hal ini berarti bila dua buah logam dengan ᾳ berbeda dipanasi dengan suhu yang sama panjangnya akan menjadi berbeda. Besar lengkungan (penyimpangan) a ditentukan oleh
perbedaan muai panjang (ᾳ2 -ᾳ1), panjang 1, beda suhu (t2-t1 ) dan ketebalan h dari kedua logam. Penyimpanan maksimum bimetal adalah:
Gambar 1-7 Penyimpangan bimetal
Penggunaan bimetal pada teknik listrik adalah untuk rele-termal misalnya pada: miniature Circuit Breaker (MCB), Over Load Relay (OLR). Bimetal sebagai rele-termal tidak selamanya dilewati arus, pada rele ada belitan pemanas khusus yang ditempatkan disekeliling bimetal. Pengaruh panas lilitan inilah yang digunakan untuk mempengaruhi pembengkokan bimetal. Hal ini ditempuh sebab bila bimetal langsung dilewati arus yang besar dan sekaligus sebagai pemutus, bimetal cepat aus.
Latihan Soal
-
Jelaskan bahan penghantar dari aluminium.
-
Sebutkan aplikasi kelistrikan dari bahan penghantar aluminium.
-
Jelaskan karakteristik dari bahan penghantar aluminium.
-
Sebutkan kelebihan dan kekurangan dari bahan penghantar aluminium.
-
Jelaskan dan sebutkan aplikasi kelistrikan dari bahan penghantar tembaga.
-
Sebutkan kelebihan bahan penghantar tembaga.
-
Sebutkan aplikasi kelistrikan dari bahan penghantar baja dan wolfram.
-
Jelaskan bahan penghantar platina.
-
Sebutkan aplikasi kelistrikan dari bahan penghantar air raksa dan timah hitam.
-
Sebutkan kelebihan dari bahan penghantar bimetal.
BAB 2
BAHAN ISOLATOR
Bahan isolasi digunakan untuk memisahkan bagian-bagian yang bertegangan atau bagian-bagian yang aktif. Untuk itu sifat kelistrikannya memegang peran yang sangat penting. Namun demikin sifat mekanis, sifat termal, ketahanan terhadap bahan kimia
2.1. Sifat Kelistrikan
Terdapat 3 hal pokok yang di bahas di dalam sub-bab ini yaitu resistivitas, permitivitas dan sudut kerugian dielektrik
2.1.1. Resistivitas
Sesuai dengan fungsi nya , bahan isolasi yang baik adalah bahan isolasi yang resistivitasnya besar nya tak terhingga. Tetapi sampai saat ini semua bahan isolasi pada teknik listrik masih mengalirkan arus listrik ( walaupun kecil ) yang lazim disebut arus bocor.
Besar nya resistansi bahan isolasi yang sesuai dengan Hukum Ohm adalah :
…………………………. …………………… ………………………….….. (2-1)
Ri : resistansi isolasi ( ohm )
V : tegangan yang digunakan ( Volt )
Ib : arus bocor ( ampere )
Kalau diperhatikan lebih jauh , terdapat 2 macam resistansi yaitu resistansi volume ( Rv ) dan resistansi permukaan ( Rp )
Resistansi Volume dan Resistansi Permukaan memiliki persamaan sebagai berikut
…………………………………………………………………………..( 2-2)
…………………………………………………………………………. (2-3)
………………………………………………………………..….….(2-4)
Besarnya resistivitas volume adalah
…………………………………………………………………………...(2-5)
pv : adalah resistivitas volume ( ohm – meter )
l : adalah panjang bagian yang di lewati arus ( m )
S : adalah luas penampang ( m2)
Besarnya hal yang harus di perhatikan sehubungan dengan resistivitas adalah :
Baik resistivitas volum maupun resistivitas permukaan akan berkurang besarnya suhu jika di naikan .
Untuk bahan isolasi yang higroskopis , di daerah yang lembab resistivitas nya akan turun secara mencolok.
Resistivitas akan turun jika tegangan yang di berikan naik
2.1.2. Permitivitas
Setiap bahan isolasi mempunyai permitivitas. Hal ini penting bagi bahan-bahan yang digunakan sebagai dielektrik kapasitor. Besarnya permitivitas udara hamper 1 yaitu 1,000589, sedangkan besarnya permitivitas untuk zat padat dan zat cair selalu lebih besar dari 1
2.1.3. Sudut Kerugian Dielektrik
Pada saat bahan isolasi di beri tegangan bolak-balik, maka terdapat energi yang diserap oleh bahan tersebut. Besarnya kerugian yang diserap bahan isolasi adalah berbanding lurus dengan tegangan V ( Volt), Frekuensi f ( Hertz ) , Kapasitansi C ( Farad ) dan sudut kerugian dielektrik ( tan )
…….. ……………………………………………………………..(2-6)
Sehingga
……………………………………………………………….………..(2-7)
Bahwa makin besar tegangan , frekuensi dan kapasitansi untuk kerugian sama , maka makin kecil harga tan atau makin kecil sudut diantara arus kapasitif Ic dengan arus total I dan makin besar sudut antara arus resistif Ir denga arus total I
2.2. Sifat terhadap panas
Penghantar yang di alirkan arus listrik selalu terjadi kerugian , dan kerugian itu diubah ke dalam bentuk energi panas. Untuk itu perlu di pelajari pengatuh panas terhadap bahan isolasi.
Suatu bahan isolasi dapat rusak disebabkan oleh panas dalam kurun waktu tertentu. Dan waktu tersebut dikatakan sebagai umur panas bahan isolasi
Dan klasifikasi bahan isolasi menurut IEC ( International Electrotechnical Commision ) didasarkan atas batas suhu kerja bahan
Tabel 2-1
Klasifikasi bahan isolasi
Kelas
|
Bahan
|
Suhu kerja maks
|
Y
|
Katun,sutra lam,wolsintetis,rayon,serat
Poliamid,kertas,prespan,kayu,poliakrilat
Polietilen, polivinil,karet
|
900 C
|
A
|
Bahan kelas Y yang di impregnasikan dengan Vernis, aspal, minyak trafo
Email yang dicampur dengan vernis dan poliamid
|
1050 C
|
E
|
Email kawat yang terbuat dari : Polivinil formal,poli urethane dan dammar, bubuk plastik,bahan selulosa pengisi pertinaks,tekstolit,triasetat polietilen tereftalat
|
1200 C
|
B
|
Bahan anorganik (mika,fiberglas,asbes) bitumen, bakelit, poli monochloro tri fluor etilen, poli etilen tereftalat, poli karbon, sirlak
|
130o C
|
F
|
Bahan–bahan anorganik yang diimpregnasi atau direkat dengan epoksi, poliurethan, atau vernis dengan ketahanan panas yang tinggi
|
155o C
|
H
|
Mika, fiberglas dan asbes yang diimpregnasi dengan silicon tanpa campuran bahan berserat, karet silicon, email kawat, poliamid murni
|
180o C
|
C
|
Bahan-bahan anorganik tanpa di impregnasi atau diikat dengan subtansi organic yaitu mika, mikanit tahan panas, mikaleks, gelas keramik, Teflon (politetra fluoroetilen) adalah satu-satunya subtansi organic
|
Diatas 180o C
|
Dostları ilə paylaş: |