Al-khobir, yang maha mengetahui



Yüklə 247,48 Kb.
səhifə11/11
tarix01.08.2018
ölçüsü247,48 Kb.
#65629
1   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11

 k~1=eã oM=eãufeã kBæ


3. Jangan Mempersulit Diri

Andaikata kita mau jujur, sesungguhnya kita ini paling hobi mengarang, mendramatisasi, dan mempersulit diri. Sebagian besar penderitaan kita adalah hasil dramatisasi perasaan dan pikiran sendiri. Selain tidak pada tempatnya, pasti ia juga membuat masalah akan menjadi lebih besar, lebih seram, lebih dahsyat, lebih pahit, lebih gawat, lebih pilu daripada kenyataan yang aslinya, Tentu pada akhirnya kita akan merasa jauh lebih nelangsa, lebih repot di dalam menghadapinya/mengatasinya.

O
2 Penyejuk Jiwa Penerang Hati
rang yang menghadapi masa pensiun, terkadang jauh sebelumnya sudah merasa sengsara. Terbayang di benaknya saat gaji yang kecil, yang pasti tidak akan mencukupi kebutuhannya. Padahal, saat masih bekerja pun gajinya sudah pas-pasan. Ditambah lagi kebutuhan anak-anak yang kian membengkak, anggaran rumah tangga plus listrik, air, cicilan rumah yang belum lunas dan utang yang belum terbayar. Belum lagi sakit, tak ada anggaran untuk pengobatan, sementara umur makin menua, fisik kian melemah, semakin panjang derita kita buat, semakin panik menghadapi pensiun. Tentu saja sangat boleh kita memperkirakan kenyataan yang akan terjadi, namun seharusnya terkendali dengan baik. Jangan sampai perkiraan itu membuat kita putus asa dan sengsara sebelum waktunya.

Begitu banyak orang yang sudah pensiun ternyata tidak segawat yang diperkirakan atau bahkan jauh lebih tercukupi dan berbahagia daripada sebelumnya. Apakah Allah SWT. yang Mahakaya akan menjadi kikir terhadap para pensiunan, atau terhadap kakek-kakek dan nenek-nenek? Padahal, pensiun hanyalah salah satu episode hidup yang harus dijalani, yang tidak mempengaruhi janji dan kasih sayang Allah.

Maka, di dalam menghadapi persoalan apa pun jangan hanyut tenggelam dalam pikiran yang salah. Kita harus tenang, menguasai diri seraya merenungkan janji dan jaminan pertolongan Allah Swt. Bukankah kita sudah sering melalui masa-masa yang sangat sulit dan ternyata pada akhirnya bisa lolos?

Y
Penyejuk Jiwa Penerang Hati 1


akinlah bahwa Allah yang Mahatahu segalanya pasti telah mengukur ujian yang menimpa kita sesuai dengan dosis yang tepat dengan keadaan dan kemampuan kita. "Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu pasti ada kemudahan, dan sesudah kesulitan itu pasti ada kemudahan" (QS Al-Insyirah [94]:5-6). Sampai dua kali Allah Swt menegaskan janji-Nya. Tidak mungkin dalam hidup ini terus menerus mendapatkan kesulitan karena dunia bukanlah neraka. Demikian juga tidak mungkin dalam hidup ini terus menerus memperoleh kelapangan dan kemudahan karena dunia bukanlah surga. Segalanya pasti akan ada akhirnya dan dipergilirkan dengan keadilan Allah Swt.

4. Evaluasi Diri

Ketahuilah, hidup ini bagaikan gaung di pegunungan: apa yang kita bunyikan, suara itu pulalah yang akan kembali kepada kita. Artinya, segala yang terjadi pada kita adalah buah dari apa yang kita lakukan. "Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat balasannya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat balasannya pula" (QS Al-ZalZalah [99]: 7-8)

Allah Swt Maha Peka terhadap apapun yang kita lakukan. Dengan keadilan-Nya tidak akan ada yang meleset, siapa pun yang berbuat, sekecil dan setersembunyi apapun kebaikan, niscaya Allah Swt, akan membalas berlipat ganda dengan aneka bentuk yang terbaik menurut-Nya. Sebaliknya, kezaliman sehalus apapun yang kita lakukan yang tampaknya seperti menzalimi orang lain, padahal sesungguhnya menzalimi diri sendiri, akan mengundang bencana balasan dari Allah Swt, yang pasti lebih getir dan gawat. Naudzubillah.

A
2 Penyejuk Jiwa Penerang Hati


ndaikata ada batu yang menghantam kening kita, selain hati harus ridha, kita pun harus merenung, mengapa Allah menimpakan batu ini tepat ke kening kita, padahal lapangan begitu luas dan kepala ini begitu kecil? Bisa jadi semua ini adalah peringatan bahwa kita sangat sering lalai bersujud, atau sujud kita lalai dari mengingat-Nya. Allah tidak menciptakan sesuatu dengan sia-sia, pasti segalanya ada hikmahnya.

Dompet hilang? Mengapa dari satu bus, hanya kita yang ditakdirkan hilang dompet? Jangan sibuk menyalahkan pencopet karena memang sudah jelas ia salah dan memang begitu pekerjaannya. Renungkankah: boleh jadi kita ini termasuk si kikir, si pelit, dan Allah Mahatahu jumlah zakat dan sedekah yang dikeluarkan. Tidak ada kesulitan bagi-Nya untuk mengambil apapun yang dititipkan kepada hamba-hamba-Nya.

Anak nakal, suami kurang betah di rumah dan kurang mesra, rezeki seret dan sulit, bibir sariawan terus menerus, atau apa saja kejadian yang menimpa dan dalam bentuk apapun adalah sarana yang paling tepat untuk mengevaluasi segala yang terjadi. Pasti ada hikmah tersendiri yang sangat bermanfaat, andaikata kita mau bersungguh-sungguh merenunginya dengan benar.

J
Penyejuk Jiwa Penerang Hati 1


angan terjebak pada sikap yang hanya menyalahkan orang lain karena tindakan emosional seperti ini hanya sedikit sekali memberi nilai tambah bagi kepribadian kita. Bahkan, apabila tidak tepat dan berlebihan, akan menimbulkan kebencian dan masalah baru.

Ketahuilah dengan sungguh-sungguh, dengan mengubah diri, berarti pula kita mengubah orang lain. Camkan bahwa orang lain tidak hanya punya telinga, tetapi mereka pun memiliki mata, perasaan, pikiran yang dapat menilai siapa diri kita yang sebenarnya.

Jadikanlah setiap masalah sebagai sarana efektif untuk mengevaluasi dan memperbaiki diri karena hal itulah yang menjadi keuntungan bagi diri dan dapat mengundang pertolongan Allah Swt.

5. Hanya Allah-lah Satu satunya Penolong

Sesungguhnya tidak akan terjadi sesuatu kecuali dengan izin Allah Swt. Baik berupa musibah maupun nikmat. Walaupun bergabung jin dan manusia seluruhnya untuk mencelakakan kita, demi Allah tidak akan jatuh satu helai rambut pun tanpa izin-Nya. Begitu pun sebaliknya, walaupun bergabung jin dan manusia menjanjikan akan menolong atau memberi sesuatu, tidak pernah akan datang satu sen pun tanpa izin-Nya.

Mati-matian kita ikhtiar dan meminta bantuan siapapun, tanpa izin-Nya tak akan pernah terjadi yang kita harapkan. Maka, sebodoh-bodoh kita adalah orang yang paling berharap dan takut kepada selain Allah Swt. Itulah biang kesengsaraan dan biang menjauhnya pertolongan Allah Swt.

K
2 Penyejuk Jiwa Penerang Hati


etahuilah, makhluk itu "La haula wala quwata illa billahil' aliyyil ' azhim" tiada daya dan tiada upaya kecuali pertolongan Allah Yang MahaAgung. Asal kita hanyalah dari setetes sperma, ujungnya jadi bangkai, ke mana-mana membawa kotoran.

Allah menjanjikan dalam Surah Al-Thalaq ayat 2 dan 3, "Barang siapa yang bersungguh-sungguh mendekati Allah (bertaqwa), niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar bagi setiap urusannya, dan akan diberi rezeki dari tempat yang tidak disangka-sangka. Dan barang siapa yang bertawakal hanya kepada Allah, niscaya akan dicukupi segala kebutuhannya."

Jika kita menyadari dan meyakininya, kita memiliki bekal yang sangat kukuh untuk mengarungi hidup ini, tidak pernah gentar menghadapi persoalan apapun karena sesungguhnya yang paling mengetahui struktur masalah kita yang sebenarnya berikut segala jalan keluar terbaik hanyalah Allah Swt Yang Mahasempurna. Dia sendiri berjanji akan memberi jalan keluar dari segala masalah, sepelik dan seberat apapun karena bagi Dia tidak ada yang rumit dan pelik, semuanya serba mudah dalam genggaman kekuasaan-Nya.

Pendek kata, jangan takut menghadapi masalah, tetapi takutlah tidak mendapat pertolongan Allah dalam menghadapinya. Tanpa pertolongan-Nya, kita akan terus berkelana dalam kesusahan, dari satu persoalan ke persoalan lain, tanpa nilai tambah bagi dunia dan akhirat kita・benar-benar suatu kerugian yang nyata.

T
Penyejuk Jiwa Penerang Hati 1
erimalah ucapan selamat berbahagia, bagi saudara-saudaraku yang taat kepada Allah dan semakin taat lagi ketika diberi kesusahan dan kesenangan, shalatnya terjaga, akhlaknya mulia, dermawan, hati bersih, dan larut dalam amal-amal yang disukai Allah.

InsyaAllah, masalah yang ada akan menjadi jalan pendidikan dan Allah yang akan semakin mematangkan diri, mendewasakan, menambah ilmu, meluaskan pengalaman, melipatgandakan ganjaran, dan menjadikan hidup ini jauh lebih bermutu, mulia, dan terhormat di dunia akhirat.



INDAHNYA HIDUP MERDEKA

  k~1=eã oM=eãufeã kBæ


1. Tidak Diperbudak Asmara

Salah satu yang memperindah dan menghiasi hidup kita adalah cinta. Tapi kita lihat ada orang yang dikutuk orang tuanya, bahkan terjerumus ke lembah nista dalam perbuatan-perbuatan yang hina justru karena cinta --tentu cinta buta-- yang membuat tidak bisa melihat kebenaran.

W
2 Penyejuk Jiwa Penerang Hati
aspadalah saudaraku, jatuh cinta ibarat memasuki sebuah pusaran air, kalau tidak hati-hati semakin cinta semakin membelenggu, semakin hanyut, berkurang rasa malu, dan membara nafsu yang akhirnya menyengsarakan dunia akhirat, kecuali cinta di jalan Allah.

Jatuh cinta ibarat memasukkan ayam kampung ke kamar, akan sulit mengusirnya. Kalaupun susah payah mengusir, maka kamar akan berantakan. Begitulah orang-orang yang dilanda asmara dan tidak sungguh-sungguh menjaga diri.

Oleh karena itu jauhilah percintaan yang tidak disukai dan tidak di jalan Allah. Milikilah cinta yang asli karena Allah yang caranya betul-betul menegakkan apapun yang diaturkan dalam agama. Percayalah, rambu-rambu yang diberikan oleh Allah akan membuat diri kita tidak diperdaya oleh cinta yang tampaknya indah padahal bisa jadi menjerumuskan, nazubillahi mindzalik. Berlindunglah kepada Allah supaya kita tidak diperbudak oleh asmara buta.

泥an, adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Rabbnya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggalnya. (Q.S An-Nazit [79] : 40-41)



2. Orang yang Jujur

Saudaraku, setiap kali berbohong maka bohong itu akan menjadi penjara bagi kita. Kita akan selalu was-was, takut diketahui kebohongan (kedustaan) kita yang mengharuskan kita berbuat bohong lanjutannya. Dan bohong itu pun tentu akan menjadi penjara baru. Demikianlah kurang lebih bagi orang-orang yang berdusta, berbohong atau tidak jujur dalam hal apapun.

T
Penyejuk Jiwa Penerang Hati 1
idak akan merdeka orang-orang yang tidak menjaga dirinya dari kedustaan dan ketidakjujuran. Rasulullah bersabda, tidak ada akhlak yang paling dibenci Rasulullah, lebih dari bohong. Apabila beliau melihat seseorang bohong dari segi apa saja, maka orang itu tidak keluar dari perasaan hati Rasulullah sehingga beliau tahu bahwa orang itu telah bertaubat. (H. R. Ahmad)

Pastikanlah kita menjadi orang yang menikmati hidup jujur. Semakin sedikit rahasia semakin merdeka hidup ini. Semakin tidak mengenal dusta, semakin tidak terancam diri ini. Tak ada yang membuat kita takut harus diketahui aib dan kebohongan oleh orang lain karena memang kita tidak menyembunyikan sesuatu.

Lebih baik kita disisihkan karena kita jujur daripada kita diterima karena berdusta, berarti sepanjang waktu kita akan penuh ketegangan. Selamat berbahagi bagi saudara yang berjuang menjadi pribadi yang jujur terpercaya karena itulah milik orang-orang yang merdeka dan jujur.

3. Orang yang Tawadhu

Rendah hati adalah kunci kebahagiaan. Semakin kita ingin dihargai, semakin ingin dihormati, semakin ingin dipuji, semakin ingin diperlakukan lebih, maka semakin sengsara hidup ini, karena kita semakin butuh kepada orang lain. Padahal orang lain belum tentu sesuai keinginannya dengan kita.

O
2 Penyejuk Jiwa Penerang Hati
rang yang rendah hati, pikirannya adalah justru ingin melihat orang lain lebih berhak untuk dihargai, lebih berhak untuk dihormati, dan tidak melihat orang lain lebih rendah dari dirinya.

Sebagaimana yang difirmankan oleh Allah, 泥an hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu ialah orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik・ (Q.S. Al Furqaan [25] : 28). Ketawadhuan tidak akan pernah menghinakan, bahkan sebaliknya akan mengangkat derajat seseorang.

Adalah mimpi kita bahagia jikalau kita menjadi orang yang sombong dan takabur. Sabda Rasulullah, Tiada masuk surga orang yang dalam hatinya terdapat sebesar biji sawi dari kesombongan.(H.R Muslim). Kebahagiaan dan kemerdekaan adalah milik orang-orang yang rendah hati.

4. Orang yang Ikhlas

Ikhlas adalah kunci kemerdekaan hati. Orang-orang yang ria yang hidupnya tamak akan pujian akan menjadi korban mode dan korban jaman. Tetapi orang-orang yang ikhlas tidak pusing dengan penilaian manusia. Yang dia pikirkan adalah selalu memikirkan yang terbaik, dan puas dengan penilaian Allah Yang Maha Dekat serta ganjaran dari Allah yang melimpah dan tidak mengecewakan.

R
Penyejuk Jiwa Penerang Hati 1
asulullah bersabda, Allah tidak menerima amalan, melainkan amalan yang ikhlas dan yang karena untuk mencari keridhaan Allah. (H. R. Ibnu Majah)

Wahai saudaraku yang baik, marilah kita nikmati menjadi orang yang tidak terpengaruh oleh kerinduan dipuji orang lain. Pujian orang hanyalah tipu daya bagi kita, cobaan yang membuat kita sering menipu diri padahal kita tidak layak dipuji.

Tapi pujian dari Allah akan menyelamatkan kita dunia akhirat. Karena Allah yang menggenggam setiap rezeki, kedudukan, kemuliaan, bahkan nikmat dunia akhirat. Untuk apa kita dipuji makhluk yang pasti binasa. Lebih baik puaskan diri ingin dipuji Allah, itulah yang membuat kita merdeka dalam hidup ini.

5. Orang yang Tawakal

Semakin banyak bergantung kepada sesuatu maka kita akan takut kehilangan sesuatu. Seperti orang yang bersandar di kursi akan takut kursinya diambil. Tetapi bergantung kepada Allah, itulah yang akan memuaskan karena Allah menggenggam segala yang kita butuhkan. Allah Maha Tahu masalah kita, Allah Maha Tahu segala jalan keluar dari kesulitan kita, dan Allah-lah yang kuasa atas segala-galanya.

D
2 Penyejuk Jiwa Penerang Hati
an orang yang bertawakal, dicukupi kebutuhannya oleh Allah Yang Maha Tahu kebutuhan kita. Allah berfirman,
・..Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.・ (Q.S Ath Thalaaq [65] : 3)

Sahabat-sahabatku yang budiman, untuk apa kita bergantung kepada manusia. Makhluk adalah lemah tiada daya dan tidak bisa memberi manfaat bagi kita tanpa izin Allah dan juga tidak bisa memberikan mudharat.

Marilah kita puaskan diri kita, ikhtiar kita, dan ketawakalan kita. Gigihnya ikhtiar jangan mencuri hati dari tawakkal kepada Allah. Yakinnya kepada Allah jangan pernah mengurangi ikhtiar kita, itulah orang-orang yang akan menikmati kemerdekaan dalam hidup ini. Akhlaknya jadi mulia dan indah kalau setiap perilakunya bisa menjadi amal shaleh yang menjadi bekal kebahagiaan dunia dan menjadi bekal perjumpaan dengan Allah Azzawajalla.

Sekali merdeka tetap merdeka. Sekali menjadi hamba Allah selama-lamanya hanyalah untuk mengabdi kepada Allah.



RENDAH HATI

k~1=eã oM=eãufeã kBæ

A
Penyejuk Jiwa Penerang Hati 1
ndaikata kita benar-benar bisa menempatkan diri secara tepat sekali dalam hidup ini, niscaya hidup akan lebih ringan, lebih indah, dan lebih barokah. Sayang kita kadang tidak cukup waktu untuk mengenal diri sehingga kita merasa lebih dari kenyataan atau merasa lebih rendah dari karunia yang Allah berikan. Setidaknya inilah hikmah yang akan kita simak dalam kajian kitab Hikam kali ini.

"Tanamlah dirimu dalam tanah kerendahan. Sebab tiap sesuatu yang tumbuh tetapi tidak di tanam, maka tidak sempurna hasil buahnya."

Rasulullah SAW bersabda, "Siapa yang merendah diri, maka Allah akan memuliakannya. Dan siapa yang sombong, besar diri, Allah akan menghinanya."

Saudaraku, akar yang menghujam ke dalam tanah membuat pohon kian kokoh. Tapi pohon yang akarnya jauh dari tanah, disiram air, pohon bisa rontok. Makin kokoh menghujam, dihempas badai, diterjang topan, ditiup angin, tidak goyah. Tampaknya, orang-orang yang benar-benar menikmati hidup buah dari amal adalah orang yang tawadhu; orang-orang yang rendah hati.

S
2 Penyejuk Jiwa Penerang Hati
audara-saudaraku, banyak beramal tidak berarti langsung selamat. Sebelum amal terlaksana, tipu dayanya adalah enggan beramal dan niat yang salah yaitu ingin dipuji amal-amalnya sebagai kebaikan. Ketika sedang beramal, cobaannya adalah enggan menyempurnakan amal. Dan ketika selesai beramal, ada lagi cobaannya, yaitu menjadi ujub, merasa diri paling beramal dan merasa diri lebih dari orang lain. Semua ini benar-benar butuh perjuangan. Imam Ibnu Atailah menganjurkan agar kita tawadhu dengan menanam di bumi kerendahan hati agar sempurna amal-amal kita.   Jika kita benar-benar ingin menikmati tawadhu, beberapa rahasianya adalah, pertama : kita harus selalu sadar bahwa yang membuat kita beramal bukan kita tapi taufik Allah. Kita bisa bersodaqoh, uangnya dari mana kalau tidak dititipi rejeki dari Allah. Andai kita punya uang, tapi Allah tidak memberikan jalan bagi kita karena orang-orang di sekitar kita tidak butuh, tidak akan keluar itu uang. Setelah ada rejeki, oleh Allah digerakkan untuk bertemu dengan orang yang perlu pembangunan masjid, ada yang perlu dilunasi hutang, itu Allah yang mengatur. Setelah kita bisa bersodaqoh, diringankan hati kita. Kan ada yang sodaqoh tapi hati jadi kesal. Oleh karena itu kita harus tahu rangkaian semua amal ini hanya Allah-lah yang berbuat. Tidak usah diingat-ingat, tidak usah di sebut-sebut amal kita karena Allah-lah sebetulnya yang membuat kita bisa beramal.   Seperti mutiara hikmah dari Syekh Ibrahim bin Asyam, "Tidak benar-benar bertujuan kepada Allah siapa yang ingin masyhur atau terkenal." Bahkan Syekh Ayyub Asy Syahtiani berkata, "Demi Allah, tiada seorang hamba yang sungguh-sungguh ikhlas kepada Allah, melainkan ia merasa senang, gembira, jika ia tidak mengetahui kedudukan dirinya."

C
Penyejuk Jiwa Penerang Hati 1


iri-ciri kita kurang ikhlas adalah, andaikata kita sudah merasa beramal. Apalagi kita merasa ikhlas. Orang yang merasa ikhlas, dia ingin diketahui oleh orang lain keikhlasannya, berarti belum ikhlas. Karena dia masih membutuhkan orang lain agar tahu bahwa dirinya ikhlas dan dia senang ketika dia diketahui ikhlas. Berarti dia belum ikhlas. Oleh karena itu orang-orang yang ingin menikmati ketawadhuan, lupakan siapa diri kita. Kalau kita seorang sarjana, jangan diingat-ingat kesarjanaan kita. Disisi Allah bukan kesarjanaan yang penting, tapi amal yang ikhlas. Kalau kita seorang yang sudah pernah bersodaqoh sebanyak apapun, lupakan! Kalau kita ingat-ingat, kita menjadi butuh diakui, butuh ditulis, butuh disebut-sebut, itu bisa merusak. Inilah cara yang kedua, yakni dengan melupakan jasa diri sendiri.  Makin kita mengingat-ingat otoritas kita, kedudukan kita, amal kita, makin kita ingat makin kita butuh diakui oleh makhluk, makin tidak ikhlas. Sesuatu yang layak kita ingat agar kita tawadhu, adalah ingat akan dosa-dosa kita. Berlatihlah untuk tawadhu dengan mengingat kekurangan kita. Cara lainnya supaya kita tawadhu, sesudah yakin semua milik Allah dan tidak mengingat kebaikan jasa diri sendiri, maka cara yang ketiga adalah tidak melihat orang lain lebih rendah dari diri kita. Setiap melihat orang, cari titik kelebihannya.

K


2 Penyejuk Jiwa Penerang Hati
etika melihat anak-anak, subhanallah mereka dosanya masih sedikit. Melihat ibunya, ingatlah tetesan darah, keringat, pengorbanan dan air mata, mungkin inilah yang akan mengangkat derajat seorang ibu walaupun amalnya masih terbatas. Melihat orang yang lebih tua, subhanallah, bapak-bapak ini tentu amalnya lebih banyak dari kita. Melihat orang yang baru belajar baca Quran, siapa tahu baru belajar tapi lebih takut kepada Allah daripada perasaan takut kita kepada Allah. Melihat pedagang kecil, siapa tahu dalam pandangan Allah dia mulia karena kejujurannya walaupun dagangannya sederhana. Melihat seorang guru, mungkin dia mengajar dengan ikhlas, sehingga boleh jadi muridnyalah yang kelak akan menjadi benteng bagi agama dan bangsa ini. Pendek kata, ketika melihat orang lain, lihatlah kelebihan dan kebaikannya. Makin senang melihat kelebihan dan jasa orang lain, kita akan makin senang menghormat orang dan jauh dari kesombongan. InsyaAllah makin tawadhu.    Nabi Muhammad SAW adalah orang yang memiliki puncak kemuliaan, puncak kedudukan. Beliau adalah seorang nabi dan rasul terakhir. Beliau adalah seorang pemimpin yang tangguh, tapi beliau adalah seorang yang sangat rendah hati. Beliau menyapa dengan ramah dan lembut kepada siapa pun penuh dengan rasa hormat. Tiada seorang pun yang berjumpa kepada beliau kecuali beliau menatap dengan wajah penuh senyuman dan cerah bagai purnama. Subhanallah! Beliau tidak membeda-bedakan tamu kaya dan miskin. Beliau menerima undangan walau hanya makanan yang amat sederhana. Beliau berjalan dengan suka cita walaupun diundang oleh sekedar hamba sahaya. Beliau tidak menjadi bangga dengan naik unta yang bagus dan tidak pernah malu dan minder dengan menunggang keledai walaupun hanya dibonceng. Di rumah nabi Muhammad yang amat sederhana, beliau menjahit sendiri terompahnya, merapikan kamarnya, memeras susu tanpa ingin menjadi beban. Jikalau beliau ke pasar, beliau lebih menyukai jika beliau membawa sendiri belanjaannya.    Jika beliau datang ke sebuah majelis, beliau tidak menyukai andaikata orang-orang berdiri untuk menyambutnya. Beliau ingin diperlakukan sama. Jikalau beliau berjalan, beliau tidak ingin dikawal agar kelihatan menjadi berwibawa. Nabi Muhammad tidak mengharapkannya. Jika mau masuk ke sebuah masjid dan beliau tidak kebagian tempat duduk, beliau tidak menginginkan duduk yang utama. Beliau duduk di mana saja. Bahkan beliau jika menyapa seseorang berusaha mendahului sapaannya. Menjawab dengan sempurna. Mengantar tamu s
Penyejuk Jiwa Penerang Hati 1
ampai ke depan rumahnya. Beliau adalah orang yang setiap siapapun yang berjumpa dengannya selalu merasa puas akan sikapnya yang penuh kemuliaan dan rendah hati.    Tidak ada jalan bagi kesombongan untuk menjadi mulia. Kemuliaan, ketinggian hanyalah milik orang yang tawadhu.

Semoga Allah yang Maha Agung menjauhkan kita dari segala kesombongan yang amat hina dan memalukan. Tidak ada contoh kesombongan kecuali kesombongan yang dicontohkan oleh iblis yang akhirnya terkutuk. Oleh Firaun yang akhirnya terlaknat. Abu Jahal dan Abu Lahab yang akhirnya menjadi orang yang dihinakan dunia wal akhirat.

Laa ilaaha illa anta, subhaanaka innii kuntu minadz dzoolimiin.

Duhai yang Maha Mendengar, ampuni jikalau selama ini kami termasuk amat sombong dalam pandangan-Mu. Ampuni jikalau kami sering menbesar-besarkan diri kami dan meremehkan keagungan-Mu. Ampuni jika kami sering mendustakan kebenaranMu. Ampuni jikalau kami meremehkan agama-Mu ya Allah. Ampuni jikalau Engkau saksikan kami enggan menerima nasehat.



Saudara-saudaraku, alangkah indahnya jikalau kita termasuk orang yang ditatap oleh Allah. Apa yang harus kita sombongkan pada diri kita? Mudah-mudahan kerendahan hati kita memacu amal kebajikan yang kita lakukan. Menjadi amal yang diterima oleh Allah dan memperkokoh kehidupan kita. Selamat menikmati hidup dengan rendah hati.

2 Penyejuk Jiwa Penerang Hati

Yüklə 247,48 Kb.

Dostları ilə paylaş:
1   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin