Pengantar fasilitator



Yüklə 1 Mb.
səhifə22/42
tarix07.01.2022
ölçüsü1 Mb.
#78903
1   ...   18   19   20   21   22   23   24   25   ...   42
REKAM PROSES

UPGRADING PENGURUS JS 1424 H
Jum’at, 16 Mei 2003

Inilah training yang pertama kali dilakukan oleh kepengurusan baru di bawah pimpinan Yanuar Reza Yulias. Apakah training ini dapat memberikan hasil sesuai harapan?????...semoga..dan mari kita buktikan bersama-sama.

Rencananya training dimulai jam 13.30. Tapi sekarang sudah jam 13.30, yang ada di ruangan training baru beberapa orang: Rahmad Saleh, Syahrul Fa, Ona, Yanuar, Vanty, Niko, Anik, Indra, Purwoko, Maulin. Where are the others?

14.04

Akhirnya dimulai juga. Yanuar membuka dengan pengantar yang seperti biasanya. Peserta yang sudah datang : Anik, Vanti, Wulan, Maulin, Niko, Indar, Indra, Purwoko, Fajar.

Indra membacakan kalam Ilahi.

Yanuar bicara lagi, menyesalkan keterlambatan yang terjadi. Keterlambatan akan sangat berpengaruh terhadap acara. Yanuar persilahkan fasilitator untuk beraksi.



14.14

Fasilitator masuk (Syahrul, Saleh, Monika). Fasilitator menyalami peserta.

Saleh membuka dengan joke. Kehadiran Niko membahagiakan katanya. Menceritakan ke-nyleneh-an Niko. Niko yang “tak waras” ternyata hadir on time. Kiki, Rani datang.

14.29

Menit datang.

Tetap Saleh, masih flash back about Niko. Dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan Niko tentang training. Yang ingin disampaikan adalah kita belajar bareng untuk tepati waktu dan ikut training

ke program.

untuk belajar, saling mengisi. Acara ini untuk membantu memperlancar membumikan arahan kerja

dengan kesadaran. Setiap proses dari individu kita akan menjadi proses kolektif. Kita di sini adalah



14.25

Syahrul menuliskan alur acara.

Masih Saleh, ceritakan kondisi fasilitator (peran masing-masing fasilitator). Saleh yang kuasai teori, Syahrul yang kuasai kondisi Jama’ah Shalahuddin dan Monika yang lengkapi kekurangan kedua fasilitator lain yang notabene ikhwan ( ona membayangkan Monik harus berperan menjadi seorang ibu yang sabuuuaaaar banget menghadapi 2 anak bengalnya…hi…hi…hi…). Lanjut Syahrul, diawali dengan menceritakan tentang perubahan paradigma yang pernah dialami ketika ikut trainingnya Saleh (maksude TFT). Dengan tidak bermaksud mengubah paradigma peserta, intinya jangan lihat siapa yg bicara, but apa yang dibicarakan. Kemudian cerita tentang alur. Alur…baru ketemu tadi pagi bagannya. Di training ini akan banyak melakukan simulasi, baru kemudian dilanjutkan dengan pemberian teori yang akan dilakukan justru di akhir setelah simulasi .

Simulasi yang akan dilakukan yaitu untuk menurunkan arahan kerja yang masih mengambang. Bentuk dari simulasi yaitu diskusi di kelompok kecil yang nantinya diteruskan dengan presentasi dan diskusi di kelompok besar (forum) atau dengan kata lain diplenokan. Diskusi di kelompok kecil difasilitatori oleh masing-masing ketua bidang atau yang mewakili. Dalam diskusi, peserta melakukan analisis bebas berdasarkan arahan kerja dan berdasarkan pikiran masing-masing individu di semua bidang yang ada. Dalam proses penyusunan idealisasi di awal yang perlu dilakukan adalah melihat permasalahannya apa, mencari alternatif solusi, menentukan prioritas solusi. Setelah idealisme terbentuk diturunkan dalam dataran praksis (proker). Setelah proses itu berjalan alami di akhir acara peserta akan diajari bagaimana mendesain kegiatan, ansos, menentukan target, kontrol terhadap pelaksanaan, evaluasi.

Fasilitator selanjutnya menyatakan ingin menjadikan kegiatan ini sebagai prototipe untuk kegiatan, selanjutnya.
Saleh melanjutkan, penjelasan bagan ( lihat di desain )

Tahap 1 diskusi kelompok per struktur yang ada, untuk setiap sesi peserta dibagi dalam tiga kelompok yang terdiri dari 3 struktur. Anggota bidang yang bersangkutan masuk dalam kelompok, yang lain menyebar bergabung. Diskusi ini difasilitatori oleh ketua departemen, ketua biro dan ketua BSO atau yang mewakili.

Tahap 2 membuat proker berdasar hasil diskusi.

Tahap 3 baru masuk ke materi, membangun kapasitas .



14.46

Adi datang. Lanjut Monika, tanyakan adakah pertanyaan.

Niko tanyakan maksud agenda aksi.

Saleh menjelaskan maksud dari agenda aksi adalah apa yang akan dilakukan peserta setelah training ini selesai. Ex: apakah yang akan dilakukan peserta secara bersama setelah training untuk menindaklanjuti hasil training.

Lanjut Monika, jelaskan lebih detail. Intinya adalah bahwa di sini kita tidak sekedar berteori saja, tapi alangkah baiknya kalau ada aplikasi/ penerapan hasil training ini.

Indra tanyakan pleno

Mon jelaskan, di diskusi kelompok bahas tentang per bidang. Lalu dibawa ke pleno. Di sana dilakukan pengkritisan bareng2.

Saleh masuk lagi jelaskan alur lebih detail.

Adi tanyakan simulasi. Ini real atau just simulasi

Arul Simulasi, but tak tutup kemungkinan ini akan jadi real. Karena apa yang akan teman2 kerjakan nantinya terserah teman2.

Saleh Ini memang simulasi namun serius. Untuk ringankan beban di Musker.

Orientasi cukup sampai di sini. Fasilitator menyerahkan waktu ke peserta untuk membuat mekanisme sesi kontrak belajar. Peserta mebuat kesepakatan Purwoko didaulat sebagai fasilitator sesi kontrak belajar selepas Ashar. Setelah itu peserta keluar untuk sholat ashar karena panggilan dari Sang Maha Suci telah menghentak kalbu, menuntut untuk dipenuhi.



15.28

Peserta sudah mulai masuk. Ada pendatang baru rupanya…Rachmat Res sang bintang musyak bisa hadir.

Purwoko membuka sesi ini dengan pertanyaan apakah teman-teman membutuhkan kontrak belajar atau ngga’. Peserta menjawab dengan jawaban tegas…butuh..........

Pur apa yang perlu kita sepakati.

(Purwoko memberi peserta waktu 1 menit untukberpikir)

Wulan Ada ketegasan

Kiki Ijin keluar masuk

Rani waktu makan

Niko Ijin makan dan minum pas training

Yan ketepatan waktu

Pur ada yang mau nambah ngga’.

Pur adzan langsung shalat

Ijin pulang?

Maulin boleh, lihat alasannya dulu

Pur yang beri ijin siapa??

Peserta membuat kesepakatan bahwa ijin pulang pada pur. Selain itu peserta bersepakat bahwa ijin keluar masuk juga boleh.Waktu makan ada, siang dan sore (habis maghrib), makan dipesankan bendahara tapi bayar sendiri. Ijin makan di ruangan boleh asal tak ganggu.

Tepat waktu…….on time sesuai jadwal berapapun yang datang. Yang telat, diiqob membawa makanan yang penting bisa rata.

Adi Kedudukan peserta sama ngga’???

Peserta sama……

Saleh klarifikasi ijin keluar masuk. Perlu nggak?

Maulin nggak perlu.

Saleh mengatakan kalau secara pribadi ijin keluar masuk jugatidak perlu. Tapi kalo untuk training itu terserah teman-teman.kita berproses bersama, saling mengisi, saling memperbaiki. Persilahkan monik masuk.

Monik masuk, langsung ke sesi 1, diskusi kelompok. Monik menanyakan pada peserta bagaimana proses lobby yang dilakukan oleh Yanuar.

Monik Ketika mau menjabat di struktur pasti ada lobi dari Yanuar, seperti apakah lobby yang dilakukan ?

Wulan yang lobi bukan Yanuar but akhwat

Niko Yang lobi Nardi. H-1 curhat masalah pribadi, malam berikutnya dilobby, karena masih simpati sama Nardi maka diterima. diterima…karna arahan kerja sesuai karakter.

Pur Yanuar maksa

Wulan senior janji untuk bantuin

Rachmat nggak tau pertimbangannnya apa..

Kiki dari grass root.

Adi pertama di-lobby di pers, menolak karna merasa ngga’ sesuai. Truz di-lobby untuk masuk departemen extern akhirnya diterima.

Monika ternyata banyak latar belakang teman2 ketika mau menjabat di struktur. Ini penting untuk niat. Amanah sudah ditangan. Luruskan niat. Seorang pemimpin harus mampu berimajinasi ke depan mau seperti apa nantinya. Intinya harus punya visi.

Monika melanjutkan nanti teman-teman akan dikelompokkkan dalam 3 kelompok. Pers, Extern, Wacana, difasilitatori masing2 kadept. Tugas : buat idealisme, identifikasi masalah, klasifikasi, perumusan masalah. Setelah itu penentuan kebutuhan.

Saleh masuk memberi penjelasan lebih lanjut. Masing2 kadept beri penjelasan dulu setelah itu beralih jadi fasilitator. Penetuan kelompok dilakukan secara langsung. Saleh beri penawaran ke peserta. Dan inilah akhirnya pembagian kelompoknya :



  1. Wacana, terdiri dari Wulan, Adi, Yanuar.

  2. LP, terdiri dari Fajar, Maulin, Pur.

  3. Pers, terdiri dari Kiki, Rani, Indar, Indra.

Setelah pembagian kelompok selesai, training langsung dipending karena Adzan sudah berkumandang.

16.45

Wacana dan LP gank udah ngumpul. Ada kejadian lucu ketika Yanuar mau minta ijin untuk ke belakang, dia minta ijin dulu ke Pur sehingga diketawain oleh peserta lain. Eh Bapak…mau beri teladan ya...



16.51

dibuka oleh Saleh, beri waktu 20’ untuk masing-masing kelompok, untuk presentasi 5’ dan sisanya untuk tanya jawab.

Selanjutnya presentasi :

Dimulai dari Pers. Awalnya penjelasan ke anggota non pers. Tugas rutin pers adalah buat penerbitan tiap bulan.

Idealisme :

Kerja pers yaitu penerbitan tiap bulan, di dlm.nya ada penentuan grand thema, membuat rancangan buletin, menerbitkan buletin. Di dalam buletin sendiri ada pencarian dana, percetakan,….

Masalah timbul dari sana dan harus adanya sinergisasi dengan pers sendiri.

Idealisme Jama’ah Shalahuddin dipegang but nilai-nilai netral tetap dipegang sebab melihat pembaca boulevard. Pembaca Bouleverd adalah mahasiswa muslim yang terdiri dari 3 karakter : aktivis da’wah, mahasiswa muslim yang tak aktif, mahasiswa muslim yang baru belajar Islam. Dari sanalah akan muncul irisan2, yang kemudian berusaha dioptimalkan........

Masalah di dept. Shalahuddin pers ada 4, yaitu :


  1. Wacana………(bukan dept wacana)...sistem informasi belum oke, so…perlu ada pembenahan sistem informasi. Solusi : buat jadwal agenda semua dept. di Jama’ah Shalahuddin dan ditempel di dinding, kerja sama dg kesekretariatan untuk memasukkan info kegiatan semua dept. ke boulevard agar lebih ngirit dalam publikasinya.

  2. Distribusi boulevard ke publik. Solusi : Meminta anggota Jama’ah Shalahuddin untuk jadi penanggungjawab masing-masing fakultas.

  3. Dana….Pers lagi BT (butuh tuit). Sekarang pers tingggal punya duit 223.000 but masih punya utang u/ 4 kali penerbitan (300.000 ping 4=1.200.000)

  4. Paradigma. Ada kekhawatiran tidak bisanya bekerja sama dengan bidang wacana. Tawaran solusi : Pers tak akan memaksakan paradigma ke wacana, dan diharapkan wacana mau mengerti. Pers punya grand thema yang akan diwacanakan ke Jama’ah Shalahuddin yang diharapkan semua akan merespon.

Selanjutnya giliran Wacana yang beraksi

Rachmat maju dan mulai memberikan penjelasan tentang wacana dengan style khasnya. Cepat, berapi-api .......................

Arahan kerja yang diberikan ke wacana adalah : mengkaji dan merespon isue2 sentral dengan perspektif dakwah dan sosialisasi hasil point 1 dalam bentuk aksi. Dari arahan kerja tersebut maka ada 3 pilihan fungsi yang bisa diemban oleh Departemen Wacana :



  1. Wacana jadi think tanknya Jama’ah Shalahuddin, Jama’ah Shalahuddin mengemban fungsi sebagai MCP. So, wacana mau nggak mau harus mikir. Disini ada masalah : Kader dept. Wacana belum sanggup, masih memerlukan up grade internal

  2. Wacana jadi seperti kaderisasinya Jama’ah Shalahuddin. So, Dept. Wacana hanya menguatkan wacana ke dalam. Masalahnya, bisa jadi wacana yang dikeluarkan depart. Wacana bertentangan dg wacana yang dikeluarkan dept. kaderisasi. Padahal, di sisi lain Dept. Wacana harus menyediakan sarana terbentuknya kader Jama’ah Shalahuddin yaang punya karakter. Bisa jadi nanti kader Jama’ah Shalahuddin merupakan gabungan dari karakter wacana dan kaderisasi. Masalahnya adalah tsaqofah dinniyah kader js belum cukup sebagai landasan. Jika dalam waktu bersamaan harus dituntut untuk dapat berwacana, ini bisa berbahaya. Bisa-bisa terjadi perebutan kepentingan.

  3. Wacana spt LP.

Presentasi dari wacana selesai, dilanjutkan dengan diskusi.

Diskusi dimulai, pertanyaan pertama dari niko.

Niko Di arahan kerja, wacana bertugas untuk mengkaji isue-isue sentral dengan perspektif da’wah dan mensosialisasikan hasil kajian tersebut dalam bentuk aksi. Maksud dari peneluran ke aksi itu apa......?

Rachmat Aksi tak mesti harus dlm bentuk demo. Mensosialisasikan hasil diskusi ke publik js juga merupakan salah satu bentuk dari aksi.

Indra 1. Kerja konkrit dari wacana seperti apa???

2. Untuk pers…ada masalah apa dengan grand thema

Kiki: Masalahnya adalah sinergisitas dengan dept. wacana…Ada kekhawatiran tidak bisa sinergis dengan departemen wacana. Untuk kader..akan cari kader dari luar agar tak terjadi rebutan kader dan akan disekolahkan di Jama’ah Shalahuddin .

Pur (memberikan pertanyaan untuk dept. Wacana) opsi yang ada malah akan jadi overlapping. Wacana sendiri milih yang mana.?

Rachmat milih opsi kedua. Karena kalo pilih opsi 1 jelas bermasalah dg kader. Kader belum siap.

Pur Untuk aksinya bagaimana?

Rachmat nggak masalah. Toch kita punya LP, bisa kerja sama.

Anik Sorry notulen ketinggalan




Yüklə 1 Mb.

Dostları ilə paylaş:
1   ...   18   19   20   21   22   23   24   25   ...   42




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin