Program magister ilmu komunikasi pascasarjana unisba



Yüklə 333,96 Kb.
səhifə2/14
tarix26.07.2018
ölçüsü333,96 Kb.
#59541
1   2   3   4   5   6   7   8   9   ...   14

Fokus Penelitian


Adapun fokus Penelitian ini adalah menggambarkan diferensiasi sosial umat Islam di Indonesia.

  1. Tujuan Penelitian


Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kaum muslimin di Indonesia.

  1. Subjek Penelitian


Subjek Penelitian ini adalah umat Islam di Indonesia.

  1. Metode Penelitian


Metode Penelitian yang dilakukan adalah dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Sedangkan pengumpulan data dilakukan melalui studi pustaka dan berdasakan pengalaman Peneliti selama berinteraksi dengan berbagai kalangan, khususnya beberapa gerakan Islam di Indonesia.

  1. Kegunaan Penelitian

  1. Kegunaan Praktis


Di antara kegunaan Penelitian ini yang bersifat praktis adalah untuk,

  1. Memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Antar Budaya,

  2. Mengetahui apa dan bagaimana diferensiasi umat Islam di Indonesia, serta sebab-sebab yang menjadi latar belakang terjadinya diferensiasi tersebut,

  3. Menjadi acuan bagi pihak-pihak terkait dalam rangka membangun dan memperbaiki ukhuwah Islamiyah di Indonesia.



  1. Kegunaan Teoritis


Adapun kegunaan teoritis Penelitian ini adalah untuk,

  1. Menambah wawasan dan khazanah keilmuan dalam bidang Sosiologi dan Komunikasi Dakwah.

  2. Digunakan sebagai bahan Penelitian lebih lanjut.


  1. Sistematikan Penulisan


Bab I Pendahuluan

Dalam bab ini dijelaskan latar belakang Penelitian, rumusan masalah, tujuan Penelitian, subjek Penelitian, metode Penelitian, kegunaan Penelitian, dan sistematika penlulisan. Bab ini merupakan pintu gerbang untuk memasuki tulisan hasil Penelitian.


Bab II Kerangka Konseptual dan Teori yang Digunakan

Bab ini menjelaskan beberapa hal mendasar yang menjadi acuan dalam Penelitian yang akan dilakukan. Beberapa konsep seperti diferensiasi sosial, madzhab akidah atau yang lebih dikenal sebagai firqah, madzhab fikih, gerakan islam transnasional, corak keberagamaan umat Islam, dan komunikasi dakwah dipaparkan terlebih dahulu untuk mendapatkan gambaran yang utuh dan persepsi yang sama mengenai persoalan yang akan dibahas kemudian.


Bab III Madzhab-Madzhab dalam Islam yang Mempengaruhi Kondisi Umat Islam di Indonesia

Pada bab iniPeneliti memberikan gambaran umum tentang madzhab-madzhab dalam Islam yang keberadaannya memberikan pengaruh yang besar bagi kaum muslimin di Indonesia. Indikator pengaruh itu sendiri dilihat dari besarnya penganut madzhab yang bersangkutan. Lalu, dipaparkan realita umat Islam di Indonesia yang menganut masing-masing madzhab yang telah disebutkan.

Peneliti sengaja hanya membahas sebagian madzhab saja, yakni madzhab yang kemudian dianut, baik secara keseluruhan atau sebagian pemikirannya saja oleh kaum muslimin di Indonesia. Hal ini disebabkan terlalu banyaknya madzhab yang ada dalam kaum muslimin bila harus dibahas secara lebih luas.
Bab III Kebangkitan Gerakan Islam Transnasional

Selain madzhab-madzhab teologis dan fikih yang berkembang dalam dunia Islam, kaum muslimin di Indonesia juga dipengaruhi dengan gaya gerakan-gerakan Islam kontemporer yang dikenal dengan istilah Gerakan Islam Transnasional. Gerakan Islam Transnasional adalah gerakan Islam yang memiliki kekuatan dalam skala internasional. Gerakan ini memandang umat Islam sebagai satu kesatuan yang utuh dan tidak dibatasi oleh batas-batas politis dan geografis. Corak ini kemudian memberikan pengaruh yang signifikan bagi gaya beragama kaum muslimin di Indonesia dalam beberapa dekade terakhir. Maka, untuk memahami bagaimana perkembangan kaum muslimin di Indonesia, perlu dijelaskan beberapa gerakan Islam kontemporer yang memberikan pengaruh dan warna baru bagi perjalanan kaum muslimin di Indonesia.

Gerakan Transnasional yang dimaksud adalah Ikhwanul Muslimin, Aliran-Aliran Ishlah Tarbawi, Gerakan Salafi, Hizbut Tahrir, dan Jamaah Tabligh. Penyebutan sebagian gerakan tersebut merupakan hasil kajian dari edaran milik BIN yang berjudul Gerakan Islam Transnasional dan Pengaruhnya di Indonesia, Perjalanan Gerakan Jihad yang ditulis Abu Mush’ab As-Suri, dan Mencari Format Gerakan Dakwah Ideal yang ditulis oleh Shadiq Amin.

Dalam edaran BIN, disebutkan bahwa Gerakan Islam Transnasional terdiri atas Ikhwanul Muslimin, Hizbut Tahrir, Salafi, Jamaah Tabligh, dan Syi’ah. Menurut Abu Mush’ab As-Suri, gerakan Islam kontemporer yang cukup berpengaruh adalah Ikhwanul Muslimin dan Gerakan yang Serupa Dengannya, Hizbut Tahrir, Aliran Ishlah Tarbawi, Jamaah Tabligh dan Dakwah, serta Gerakan Salafi. Adapun Shadiq Amin menyebutkan lima gerakan dakwah dalam bukunya: Jamaah Tabligh, Salafi, Sufi, Hizbut Tahrir, dan Ikhwanul Muslimin.

Peneliti sengaja tidak memasukan Syi’ah dan Sufi ke dalam bab ini karena sejatinya mereka adalah termasukke dalam madzhab-madzhab akidah. Karenanya mereka dimasukan ke dalam Bab I yang membahas madzhab-madzhab dalam Islam. Selain itu, Peneliti melakukan rincian terhadap gerakan Salafi, yang dalam perkembangannya mengalami perubahan-perubahan, sebagaimana yang disebutkan oleh Abu Mush’ab As-Suri dan apa yang dijelaskan oleh Akram Hijazi dalam Salafi Jihadi dan Masa Depan Palestina.
Bab IV Corak Beragama dan Komunikasi Dakwah Umat Islam di Indonesia

Dalam bab ini Peneliti berusaha melihat diferensiasi umat Islam berdasarkan sudut pandang corak beragama dan komunikasi dakwah masing-masing kelompok. Menurut Budhy Munawar Rahman (2013), corak beragama umat Islam profesional, khususnya dalam sebuah perusahaan, terbagi ke dalam lima kategori: tradisional, puritan, fundamentalis, modern, dan liberal. Hal ini disampaikan dalam acara Studium General Program Studi Perbandingan Agama di UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta pada Rabu (2/10/13).4 Namun, Peneliti hanya akan membahas empat kelompok saja: tradisional, puritan, modern, dan liberal. Karena istilah “fundamental” sendiri kurang sesuai dengan kondisi real yang ada di lapangan.

Selain itu Peneliti juga akan melihat diferensiasi kaum muslimin di Indonesia dari sudut pandang komunikasi dakwah masing-masing kelompok. Menurut As-Suri (2009), pendekatan dakwah gerakan Islam terbagi menjadi empat aliran: non-politik, politik, jihadi, dan aliran-aliran yang menyimpang.5Sedangkan Kuntowijoyo pernah mengeluarkan istilah Islam Kultural dan Islam Struktural untuk membedakan pendekatan dakwah gerakan Islam di Indonesia.6

Apa yang disebutkan oleh As-Suri sebagai gerakan non-politik, praktiknya terbagi dua: mereka yang melakukan pendekatan sosial-budaya (Islam kultural menurut bahasa Kuntowijoyo) dan mereka yang melakukan pendekatan dakwah dan amar ma’ruf nahi munkar (sebagaimana yang dilakukan oleh Salafi, Sufi, Jamaah Tabligh, dan FPI). Sedangkan apa yang disebutkan oleh As-Suri sebagai aliran politik adalah mereka yang oleh Kuntowijoyo disebut melakukan pendekatan dakwah struktural. Dari sini, Peneliti menyimpulkan bahwa komunikasi dakwah umat Islam di Indonesia terbagi ke dalam empat aliran: pendekatan sosial-budaya (kultural), pendekatan tarbiyah dan dakwah, pendekatan politik, dan pendekatan jihad.

Peneliti akan mencoba melihat kelompok-kelompok Islam dari sudut pandang tersebut agar dapat terlihat dengan jelas bagaimana warna kelompok yang bersangkutan. Walaupun harus Peneliti akui bahwa gradasi masing-masing kelompok realitanya begitu nyata sehingga hampir tidak terihat batasnya.
Bab V Penutup

Bab ini berisi kesimpulan dari apa yang telah dibahas dan saran yang ditujukan kepada beberapa orang terkait dengan makalah yang telah ditulis.


BAB II

Yüklə 333,96 Kb.

Dostları ilə paylaş:
1   2   3   4   5   6   7   8   9   ...   14




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin