Program magister ilmu komunikasi pascasarjana unisba



Yüklə 333,96 Kb.
səhifə1/14
tarix26.07.2018
ölçüsü333,96 Kb.
#59541
  1   2   3   4   5   6   7   8   9   ...   14

DIFERENSIASI UMAT ISLAM DI INDONESIA

Makalah
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah

Komunikasi Antar Budaya
Dosen : Dr. Hj. Kiki Zakiah, M.Si.

e:\image\unisba.jpg
Nama: Rd. Laili Al Fadhli

NPM: 20080013047




PROGRAM MAGISTER ILMU KOMUNIKASI

PASCASARJANA UNISBA

BANDUNG

2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah subhaanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya dan dengan pertolongan serta atas izin-Nya pula Peneliti dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam tidak lupa untuk disampaikan dan semoga tetap tercurahlimpahkan kepada uswatuna wa qudwatuna, nabiyullaah wa rasuulullaah Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Serta kepada keluarganya (ahlul bait), para Khulafaau Rasyidiin dan Shahabat, para tabi’in, tabi’ut tabi’in hingga seluruh umatnya yang tetap istiqamah di seluruh penjuru dunia, Peneliti ungkapkan sebuah ucapan terindah yang merupakan sunnah Rasulullah, Assalamualaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuh.

Dalam kata pengantar ini Peneliti mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua atas segala doa dan dukungannya, Ibu Dr. Hj. Kiki Zakiah, M.Si. selaku dosen mata kuliah Komunikasi Antar Budaya atas segala arahannya dan kepada seluruh pihak yang telah membantu Peneliti dalam menyelesaikan makalah ini, syukran katsiran, jazakumullaahu khairan.






Bandung, Juni 2014

Peneliti



DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

PENDAHULUAN 4

1.1.Latar Belakang Penelitian 4

1.2.Fokus Penelitian 7

1.3.Tujuan Penelitian 7

1.4.Subjek Penelitian 8

1.5.Metode Penelitian 8

1.6.Kegunaan Penelitian 8

1.6.1.Kegunaan Praktis 8

1.6.2.Kegunaan Teoritis 8

1.7.Sistematikan Penulisan 8

KERANGKA KONSEPTUAL DAN TEORI YANG DIGUNAKAN 12

2.1.Diferensiasi Sosial 12

2.2.Madzhab Akidah (Firqah) 12

2.3.Madzhab Fikih 14

2.4.Gerakan Islam Transnasional 16

2.5.Corak Beragama 17

2.6.Komunikasi Dakwah 18

MADZHAB-MADZHAB DALAM ISLAMYANG MEMPENGARUHI KONDISI UMAT ISLAM DI INDONESIA 20

3.1.Madzhab-Madzhab Aqidah (Firqah) 20

3.1.1.Ahlul Hadits/ Ahlul Atsar 20

3.1.2.Asy’ariyah 22

3.1.3.Khawarij 25

3.1.4.Murji`ah 28

3.1.5.Mu’tazilah 30

3.1.6.Syi’ah 32

3.1.7.Sufiyah 34

3.2.Madzhab-Madzhab Fikih 36

3.2.1.Syafi’iyyah 36

3.2.2.Hanabilah 38

3.2.3.Ja’fariyah 39

3.2.4.Madzhab Talfiq (Lintas Madzhab) 41

GERAKAN ISLAMTRANSNASIONAL YANG MEMPENGARUHI UMAT ISLAM DI INDONESIA 44

5.1.Ikhwanul Muslimin (IM) dan Gerakan yang Serupa Dengannya 44

5.2.Aliran-Aliran Ishlahi Tarbawi (Reformasi Pendidikan) 48

5.3.Gerakan SalafiKonvensional 48

5.4.Gerakan SalafiHaraki 51

5.5.Gerakan SalafiJihadi 52

5.6.Hizbut Tahrir (HT) 56

5.7.Jamaah Tabligh dan Dakwah 58

CORAK BERAGAMA DAN KOMUNIKASI DAKWAH UMAT ISLAM DI INDONESIA 62

5.1.Corak Beragama Umat Islam di Indonesia 62

5.1.1.Tradisional 62

5.1.2.Modern 64

5.1.3.Puritan 68

5.1.4.Liberal 75

5.2.Komunikasi Dakwah Beberapa Kelompok Umat Islam di Indonesia 78

5.2.1.Pendekatan Sosial-Budaya (Kultural) 78

5.2.2.Pendekatan Dakwah dan Amar Ma’ruf Nahi Munkar 81

5.2.3.Pendekatan Politik (Struktural) 82

5.2.4.Pendekatan Jihad 83

PENUTUP 85

DAFTAR PUSTAKA 88




BAB I

PENDAHULUAN




  1. Latar Belakang Penelitian


Dalam Penelitian lapangan di Mojokuto dari bulan Mei 1953 sampai bulan September 1954, Clifford Geertz menggolongkan penduduk berdasarkan tipe utama kebudayaan berdasarkan tingkah laku. Petani, buruh, pekerja tangan, pedagang, dan pegawai Jawa digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu abangan, santri, dan priyayi. Hasil Penelitian ini kemudian diajukan sebagai disertasi doktoral dan diterbitkan dengan judul The Religion of Java (1960).

Trikotomi Clifford Geertz menuai banyak kritikan. Salah satunya disampaikan Profesor Harsja W. Bachtiar dalam tulisannya. Ia mengidentifikasi terdapat beberapa kritik terhadap trikotomi Clifford Geertz. Pertama mengenai pengertian tentang agama. Geertz sangat kabur membedakan agama dengan kepercayaan. Trikotomi ini juga tidak merepresentasikan seluruh agama orang Jawa karena hanya daerah Mojokuto (nama samaran untuk kota Pare, Kediri) sebagai obyek penilitian. Selain itu, agama Kristen dan Katolik (yang juga diimani oleh sebagian minoritas orang-orang Jawa) tidak dijelaskan pada tesisnya ini (Bachtiar, 1973).

Kritik yang kedua mengenai dasar pembagian ketiga varian ini. Terdapat ketidaksamaan dasar pembagi untuk ketiga varian yang disampaikan oleh Geertz. Di satu sisi, abangan dan santri dikategorikan dengan dasar yang sama yaitu pola kesalehan dan keimanan mereka. Namun, di sisi lain priyayi dikategorikan dengan pola yang lain. Kuntowijoyo pun sependapat dengan hal ini. Untuk priyayi, Geertz memberi monopoli terhadap kesenian klasik dan populer, hal yang tidak diberikannya kepada varian lain, abangan dan santri. Untuk abangan hanya disebutkan simbol-simbol berupa magis, mitologi, dan ritual, sedangkan untuk santri pembicaraan terutama berkisar pada soal organisasi sosial dari agama (Kuntowijoyo, 1987).

Kritik lain juga disampaikan Mitsuo Nakamura (1983) dalam bukunya mengenai pergerakan Muhammadiyah di Kotagede.Ia berpendapat bahwa trikotomi Clifford Geertz tidak relevan. Menurutnya peletakan struktur masyarakat jawa, khususnya anggota Muhammadiyah sangat sulit karena batas-batas dari kategori-kategori ini semakin kabur.

Zaini Muchtarom (1988: 8) juga sependapat dengan hal ini. Akan sangat sulit membatasi peng-kotak-an kepercayaan agama jawa berdasar pada kategori-kategori seperti itu. Santri maupun abangan terdapat pada setiap lapisan masyarakat jawa, mulai dari wong cilik sampai ndara.

Kalaupun apa yang dikemukakan oleh Geertz mengenai trikotomi ini benar dan sesuai fakta di lapangan pada saat itu, namun Ahmad Farid Okbah menyebut bahwa trikotomi hasil Penelitian Geertz sudah out of date. Dalam ceramah yang disampaikan pada acara bedah buku “Mendamaikan Ahlus Sunnah di Nusantara”1ia menyebutkan bahwa pemetaan kaum muslimin di Indonesia tidak lain dan tidak bukan merupakan sebuah grand design yang dirancang oleh kekuatan Amerika dan Eropa untuk mengalahkan kekuatan kaum muslimin pasca runtuhnya Komunisme. Asumsi ini berpijak dari tesis “Clash of Civilization” yang diangkat oleh Samuel P. Huntington.

Berbagai Penelitian dilakukan di Indonesia, sebagai komunitas umat Islam terbesar di dunia, untuk memilah dan mengkotak-kotakan, bahkan membenturkan sesama umat Islam. Dari trikotomi Geertz, lalu muncul istilah modernis-tradisional, dan kini diangkat wacana di tengah-tengah umat Islam tentang adanya kaum fundamentalis, liberalis, formalistik,2 dan nasionalis.3 Farid Okbah menyebutkan bahwa seluruh umat Islam yang bercita-cita mengembalikan syariat Islam dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dimasukan ke dalam kategori fundamentalis yang dikenal juga dengan istilah Islam Radikal. Adapun ketiga golongan yang lain berusaha dibenturkan dengan golongan fundamentalis.

Golongan formalistik dan nasionalis yang lebih dikenal dengan istilah Islam moderat hari ini sedang diarahkan untuk berkolaborasi dengan golongan liberalis. Padahal sebagaimana kita ketahui bersama bahwa liberalisme yang lahir di tengah-tengah kaum muslimin tidak bersih dari campur tangan Barat. Akhirnya, umat Islam akan dihadapkan pada pilihan yang sulit. Bila ia bercita-cita menegakkan syariat Islam maka ia termasuk fundamentalis-radikal dan menjadi musuh bersama. Namun bila ia tidak ingin menjadi musuh bersama, maka ia “terpaksa” menjadi muslim moderat, yang hari ini diarahkan pada liberalisme Islam.

Dalam struktur sosial, diferensiasi merupakan hal yang tidak bisa dihindari. Bahkan, bila kita melihat dari sudut pandang Islam, diferensiasi di tengah-tengah umat manusia adalah sunnatullah. Hal ini sebagaimana firman-Nya,

يٰأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوباً وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوۤاْ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Artinya: Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. [QS. Al Hujuraat, 49: 13]

Kenyataannya, dalam struktur sosial masyarakat, secara horizontal mereka telah terbagi-bagi ke delam perbedaan suku, ras, agama, adat-istiadat, gender, bahasa, dan pekerjaan. Lebih dari itu, diferensiasi sosial juga dapat terjadi lebih kecil lagi. Misal dalam Islam, diferensiasi antar umat Islam dapat terjadi karena beberapa sebab. Di antaranya adalah perbedaan madzhab, gaya beragama, komunikasi dakwah, dan organisasi atau jamaah.

Bila kita mengkaji sejarah perjalanan umat Islam sejak awal kemunculannya, perbedaan tersebut dapat ditemui sejak lama. Perbedaan-perbedaan dalam, tubuh umat Islam seringkali menjadi sebab perpecahan. Diawali dari perbedaan pendapat dalam memandang dan memahami Al-Quran dan As-Sunnah atau perbedaan pendapat dalam isu politik, kemudian berkembang menjadi perbedaan paham dan melahirkan madzhab-madzhab teologis, atau yang kemudian dikenal dengan istilah “firqah” atau “sekte”.

Namun demikian, perbedaan pendapat dan perpecahan yang terjadi di tengah-tengah kaum muslimin pada masa lampau tidak selalu harus berakhir dengan pedang. Bahkan, banyak sekali perbedaan-perbedaan tajam dalam masalah akidah justru menjadi sebab lahirnya semangat keilmuan dan khazanah di tengah-tengah kaum muslimin, bukan melahirkan perpecahan dan permusuhan yang berkepanjangan. Kecuali beberapa aliran yang memang memiliki kecenderungan bersikap keras terhadap golongan di luar kelompoknya.

Adapun hari ini, perbedaan pendapat di tengah-tengah kaum muslimin hampir selalu melahirkan permusuhan. Jangankan dalam permasalahan akidah, bahkan dalam permasalahan fikih yang sifatnya cabang sekalipun, yang para ulama terdahulu sudah saling legowo dan “sepakat untuk tidak sepakat” kemudian diangkat kembali sebagai isu yang harus dibahas.

Makalah ini berusaha menampilkan realita umat Islam dilihat dari berbagai sudut pandang. Hal tersebut bertujuan untuk menampilkan wajah kaum muslimin di Indonesia dengan apa adanya, sekaligus berusaha mencari titik temu di antara masing-masing kelompok sehingga perbedaan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat tidak menjadi bom waktu, namun justru akan menjadi khazanah keilmuan sebagaimana yang pernah terjadi pada masa lampau.

Peneliti melihat diferensiasi umat Islam di Indonesia dari sudut pandang perbedaan madzhab, pengaruh gerakan Islam Transnasional, gaya beragama, dan komunikasi dakwah masing-masing kelompok. Apa yang ditampilkan dalam makalah ini tidak bermaksud untuk mengangkat satu kelompok tertentu dan menjatuhkan kelompok yang lain. Semua kelompok ditampilkan apa adanya dan sesuai dengan apa yang mereka yakini, yang telah disebarkan melalui sumber-sumber resmi mereka.

Walaupun latar belakang dan pemikiran pribadi Peneliti akan sangat mempengaruhi gaya penulisan, namun Peneliti berusaha untuk tetap menampilkan setiap kelompok umat Islam dengan objektif. Objektivitas yang didukung oleh data dan fakta yang kebanyakan berasal dari sumber kelompok yang bersangkutan. Lalu, ditambah penjelasan atau komentar beberapa tokoh tentang kelompok tersebut.




  1. Yüklə 333,96 Kb.

    Dostları ilə paylaş:
  1   2   3   4   5   6   7   8   9   ...   14




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin