Program magister ilmu komunikasi pascasarjana unisba


Aliran-Aliran Ishlahi Tarbawi (Reformasi Pendidikan)



Yüklə 333,96 Kb.
səhifə8/14
tarix26.07.2018
ölçüsü333,96 Kb.
#59541
1   ...   4   5   6   7   8   9   10   11   ...   14

Aliran-Aliran Ishlahi Tarbawi (Reformasi Pendidikan)


Kelompok ini menjadikan penyebaran kesadaran beragama dan kebangkitan ilmiah sebagai cara untuk membangun kembali infrastruktur pada komunitas-komunitas bersenjata. Contohnya, gerakan Jam’iyyah Al Ulama Al Muslimin di Aljazair. Aliran ini telah melahirkan fondasi pandangan politik bagi kaum sipil (As-Suri, 2009: 16)

Ciri khas dari golongan ini adalah gaya keberagamaannya yang modern dan berfokus pada pendidikan dan pembinaan umat Islam. Sikap diri yang terbuka menerima perubahan dan perkembangan zaman juga menjadi ciri lain dari golongan ini. Karenanya, golongan ini juga biasa disebut sebagai gerakan pembaharuan Islam. Gerakan yang memiliki corak seperti ini di Indonesia adalah Persatuan Islam (Persis), Muhammadiyah, Al-Irsyad Al-Islamiyah, Persatuan Umat Islam (PUI), dan menyusul kemudian organisasi Hidayatullah.

Adapun dalam permasalahan madzhab akidah dan fikih, maka semua itu kembali kepada organisasi-organisasi bersangkutan. Masing-masing organisasi itu sendiri tidak memiliki ikatan secara struktural. Kesamaan mereka adalah pada visi dan misi global gerakan.

  1. Gerakan SalafiKonvensional


Gerakan Salafi atau gerakan tashfiyah (purifikasi) mulai berkembang karena melihat banyaknya praktik keagamaan yang dianggap menyimpang dan tidak sesuai dengan Sunnah Rasulullah. Mereka juga melihat banyak amalan-amalan yang dapat menjerumuskan seseorang ke dalam kesyirikan dianggap biasa (As-Suri, 2009: 17).

Salafiyun (para pengikut Salafi) meyakini bahwa penyebab kehinaan kaum muslimin adalah perbedaan metode (manhaj) dalam memahami Islam, fanatik, dan jumud terhadap pemikiran dan madzhab yang beragam.56 Gerakan ini merupakan pembaharuan dari gerakan yang digagas oleh Muhammad ibn Abdul Wahab (yang sering diistilahkan dengan Wahhabi).

Istilah Salafi sendiri secara bahasa bermakna “pengikut salaf’. Salaf yakni para ulama terdahulu, maksudnya adalah para sahabat, tabi’in, dan tabi’ut tabi’in. Kelompok Salafi berpendapat bahwa yang paling berhak menyandang nama “Salafi”, yakni pengikut salaf adalah mereka, tidak selainnya. Karena mereka berpendapat golongan-golongan di luar mereka telah terjatuh pada kekeliruan yang menyebabkan tidak bisa lagi digolongkan ke dalam Salafi.

Dalam perkembangannya, kelompok ini terpecah setidaknya menjadi tiga: Kelompok yang dimotori oleh Ali Hasan Al-Halabi (Markaz Al-Albani, Yordania) –kemudian akan disebut Salafi Halabi, kelompok yang dimotori oleh Rabi ibn Hadi Al-Madkhali (berasal dari Madinah dan kemudian pindah ke Yaman) –kemudian akan disebut Salafi Madkhali-, dan kelompok yang dimotori oleh Yahya ibn Ali Al-Hajuri (Darul Hadits, Dammaj, Yaman) –kemudian akan disebut Salafi Hajuri. Ketiganya memiliki kesamaan, yakni menyatakan bahwa kelompoknyalah yang paling layak disebut sebagai “pengikut salaf”, sedangkan selainnya tidak. Masing-masing tokoh kelompok tersebut saling terlibat debat dan saling menjatuhkan satu sama lainnya.

Di Indonesia, ketiga Salafi ini juga mewarnai perjalanan umat Islam, Salafi Halabi (atau sering disebut juga Salafi Rodja)57yang merupakan komunitas terbesar Salafi di Indonesia diwakili oleh para ustadz yang bernaung di bawah RodjaTV dan Radio Rodja. Selain dua media komunikasi tersebut, mereka juga memiliki Insan TV yang sudah melakukan siaran melalui TV Kabel dan Yufid TV yang melakukan siaran di Youtube. Mereka juga memiliki banyak sekali situs-situs internet yang digunakan untuk menyebarkan pemikiran mereka, di antaranya www.muslim.or.id dan www.manhaj.or.id. Tokoh yang paling terkenal adalah Yazid Abul Qadir Jawaz dan Abdul Hakim Abdat.

Salafi Madkhali juga memiliki pengikut yang cukup banyak di Indonesia. Tokohnya yang paling terkenal adalah Luqman Ba’abduh dan Muhammad As Sewed. Mereka memiliki situs resmi www.salafy.or.id. Sedangkan Salafi Hajuri tidak memiliki banyak pengikut, namun merupakan kelompok paling vokal dan gemar sekali menjatuhkan kedua kelompok yang telah disebut sebelumnya. Situs resmi mereka adalah www.isnad.net, tokohnya adalah Abu Turob.

Perpecahan ketiga kelompok Salafi ini disebabkan banyak faktor. Di antaranya adalah faktor akidah. Salafi Hajuri menyebutkan bahwa kelompok Madkhali dan Rodja sudah tidak berpegang teguh dengan pendapat para ulama salaf dan ahlul hadits karena mereka telah terjatuh dalam pemikiran Murji`ah. Hal ini dikuatkan oleh fatwa para ulama tentang pemikiran dan keyakinan yang dianutAl-Halabi dan Madkhali. Para ulama Sunni, di antaranya adalah para ulama yang berkumpul dalam Lajnah Daaimah Saudi Arabia, berkesimpulan bahwa Al-Halabi dan Madkhali telah terpengaruh pemikiran Murji`ah.58

Selain itu, Salafi Hajuri berpendapat haramnya mendirikan organisasi atau yayasan yang digunakan untuk kegiatan dakwah. Termasuk juga bekerjasama dengan organisasi atau yayasan dakwah dalam kegiatan keislaman. Salafi Hajuri tidak segan-segan memberikan peringatan yang keras akan hal ini karena dianggap tidak sesuai dengan As-Sunnah Rasulullah.

Adapun perbedaan SalafiRodja dan Salafi Madkhali di antaranya adalah dalam urusan boleh tidaknya bekerjasama dengan organisasi-organisasi keislaman yang bukan Salafi (bahasa mereka: ahlul bid’ah). Kedua kelompok ini membolehkan pendirian yayasan untuk kegiatan dakwah dan juga sepakat tentang larangan pendirian organisasi formal dalam dakwah.

Namun demikian, Salafi Madkhali berpendapat haramnya bekerjasama dengan yayasan atau organisasi non-Salafi, sedangkan SalafiRodja berpendapat hal tersebut diperbolehkan selama bekerjasama dalam hal-hal yang tidak melanggar syariat. Perbedaan ini membuat kedua kelompok terlibat konflik yang berkepanjangan.

Bahkan dalam perjalanannya, perpecahan juga terjadi di dalam kelompok tersebut. Salafi Madkhali merupakan kelompok yang di dalamnya banyak terjadi perpecahan internal. Di antara sesama ustadz mereka bisa saling menuduh dan menjatuhkan disebabkan perbedaan pendapat.59

Adapun Salafi Rodja, mereka mulai menunjukkan perubahan ke arah dakwah kultural. Akibatnya, masyarakat Indonesia mulai membuka diri untuk menerima tawaran dakwah mereka. Kesantunan dan sikap lemah lembut mulai digalakan para pengikut Salafi Rodja. Bahkan, mereka beberapa kali menggelar diskusi ilmiah dengan ormas-ormas lokal, seperti Persis dan NU. Di antara tujuannya adalah untuk menghilangkan kesalahfahaman dalam perbedaan pendapat di antara mereka dan juga membangun ukhuwah Islamiyah.

Selain itu, para tokoh muda mereka juga cukup jujur dan terbuka dengan kritik. Firanda Andirja misalnya, saat ia mendengar beberapa kritik atas Ali Hasan Al-Halabi (yang merupakan tokoh besar di kalangan Salafi Rodja), ia menjawab,

Saya (Firanda) juga tidak setuju dengan perkatan Syaikh Ali Hasan tentang iman, dan saya juga banyak menyelisihi beliau dalam perkara-perkara yang lain. Toh ulamapun tidak luput dari kesalahan dan kekeliruan. Akan tetapi bukanlah cara yang tepat mengejek beliau di hadapan orang awam, dengan ejekan yang menunjukkan seakan-akan antum seorang yang sangat hebat.60

Firanda melanjutkan,

Memang benar Al-Lajnah Ad-Daimah telah men-tahdzir Syaikh Ali Hasan Al-Halabi karena kesalahannya dalam permasalahan iman, sehingga buku yang ditulis oleh Ali Hasan ditahdzir. Akan tetapi apakah Al-Lajnah mentahdzir dari seluruh ceramah beliau, dan menghukum beliau sebagai ahlul bid'ah?

Kata-kata di atas menunjukkan bahwa walaupun Firanda merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari komunitas Salafi Rodja, namun ia tetap konsekuen menerima kritik, bila kritik tersebut memang benar. Bahkan, saat yang dikritik adalah tokohnya. Namun ia memang masih menaruh hormat pada Al-Halabi. Menurutnya, kesalahan seorang ulama tidak melazimi ia harus diejek dan dihinakan.




  1. Yüklə 333,96 Kb.

    Dostları ilə paylaş:
1   ...   4   5   6   7   8   9   10   11   ...   14




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin