Prawancana



Yüklə 470,23 Kb.
səhifə2/6
tarix20.02.2018
ölçüsü470,23 Kb.
#42946
1   2   3   4   5   6

Reka cipta Kereta Api seperti yang terjadi di negara Jepang pada akhir abad 20, mengikuti prinsip Kesetimbangan (stabilitas) diatas. Seperti tampak pada gambar dibawah ini adalah rel tunggal gantung. Kereta gantung ini mengikuti prinsip kesetimbangan yang stabil, yaitu titik beratnya berada dibawah porosnya (roda beban). Berdasarkan prinsip tidak mungkin kereta kehilangan kesetimbangannya, kecuali bergoyang-goyang; pembuatannya juga lebih sederhana dan lebih murah.

Beda halnya dengan Kereta Api di tanah air yang kemung terguling besar sekali.



Gambar 15

Stabilits dari Kereta Gantung


Batasan :

1. Stabil, Suatu benda atau seseorang itu dalam kesetimbangan stabil, kalau benda atau orang tersebut mendapat pengaruh dari luar (pengaruh yang relatif kecil) kesetimbangannya tidak berubah atau kembali dalam kesetimbangan yang semula.


G = gaya, pengaruh dari luar

B = beban,

t.b. = titik berat kembali dalam kesetimbangan yang semula

Gambar 16
2. Labil, Suatu benda atau seseorang itu dalam kesetimbangan labil, kalau benda atau orang tersebut mendapat pengaruh dari luar (pengaruh yang relatif kecil) kesetimbangannya akan hilang/jatuh.

G = pengaruh dari luar

B = beban, menyebabkan kesetimbangan hilang

Gambar 17


3. Indifferent/Neutral. Suatu benda atau seseorang itu dalam kesetimbangan indifferent atau neutral, kalau benda atau orang tersebut mendapat pengaruh dari luar (pengaruh yang relatif kecil) kesetimbangannya berubah (tidak hilang) atau dalam kesetimbangan baru.

Gambar 18

Roda tetap dalam keadaan setimbang, tetapi Kedudukannya berubah

(A pindah tempat ke A1, A1 pindah ke A2 dan A3)


Contoh berbagai macam Kesetimbangan


Gambar 19

Hukum Kesetimbangan

Gambar 20

Kedua lengan dan tungkainya dikedangkan untuk menjaga/ mencari kesetimbangannya
Uraian dan Contoh

Perhatikan orang yang akan jatuh dari balok titian, tubuhnya meliuk-liuk, lengan dan sebelah tungkainya dikedangkan. Semua manuver tersebut adalah usaha agar dia tidak terjatuh. Kalau orang tersebut akan terjatuh ke kiri, berarti titik beratnya berada di sebelah kiri tumpuan kakinya. Tubuh yang meliuk dan lengan serta tungkainya akan dicondongkan/diarahkan kekanan untuk mengimbangi badannya yang berat ke kiri. Usaha untuk mengimbangi ini akan menyebabkan titik beratnya kembali berada diatas bidang tumpuan kakinya. Ternyata yang menentukan agar dia tidak terjatuh adalah kedudukan titik beratnya, lebih tegas lagi proyeksi titik beratnya. Yang dimaksud dengan proyeksi disini adalah garis tegak dari tb. kearah bidang tumpuannya.

Karena badan kita tunduk pada hukum gaya berat, maka hi tentang kesetimbangan perlu kita kuasai betul-betul. Kita harus mengetahui letak t.b. proyeksi t.b. terhadap bidang tumpuannya, dan jarak datar (horisontal) maupun jarak tegak (vertikal) dari tb.
Jarak Horisontal dan Jarak Vertikal

t.b. = titik berat

Pr = proyeksi titik berat

d-B = bidang tumpuan

t.b-Pr = Garis ┴ ke AB
Gambar 21
Benda berupa batu pada gambar diatas, bisa dijungkir-balikank ke arah kiri atau kanan. Pertanyaannya; kearah mana lebih mudah dibalikkan? Ternyata lebih mudah dibalikkan kearah kanan, artinya ke arahj batu tersebut lebih labil.

Ke arah kanan, titik tumpuannya ialah B; jarak horisontal (datar) dari batu tersebut ke arah kanan ialah Pr – B. Sebaliknya ke arah kiri, titik tumpuannya ialah A; jarak horisontal dari batu tersebut ke arah kiri ialah Pr – A.

Ciri dari kesetimbangan yang labil ialah : jarak antara titik berat d titik tumpu (jarak horisontal) sangat kecil/dekat. Ke arah kanan, jarak horisontalnya kecil (= labil), sedang ke arah kiri, jarak horisontalnya besar (=stabil).

Apa yag dimaksud dengan jarak horisontal dan jarak vertikal ?

Jawaban :

Pada gambar di bawah ini ada dua titik, A dan B. Untuk mencari jarak horisontal antara kedua titik tersebut adalah sebagai berikut :



Gambar 22

1. tarik garis tegak pada titik A (yaitu garis k)

2. tarik garis tegak pada titik B (yaitu garis l)

Jarak horisontal ialah jarak antara garis k dan l. Untuk menentukan jarak ini.


  • tarik garis datar pada titik A (yaitu garis m)

  • tarik garis datar pada titik B (yaitu garis n)

  • misalkan garis m memotong l di P, dan

  • misalkan garis a memotong k di Q, maka

Jarak horisontalnya ialah AP atau QB

Sebaliknya, kalau akan menentukan jarak vertikal antara A dan B,



  • tarik garis datar m pada titik A

  • tarik garis datar n pada titik B

Jarak vertikalnya adalah jarak antara garis m dan n, yaitu AQ atau BP.
Contoh pada saat start berdiri

Gambar 23



Jarak horisontal antara titik berat (t.b) dan titik tumpu T ialah; h

Jarak vertikal antara titik berat (t.b) dan titik tumpu T ialah; v
Hukum Kesetimbangan ke I

Uraian dan contoh


Gambar 24



  1. Berdiri bersandar pada dinding/tembok

  2. Membungkuk saat bersandar pada tembok

  3. Membungkuk tidak bersandar pada tembok

Cobalah berdiri rapat pada dinding tembok seperti pada gambar 24a. Saat berdiri, proyeksi Lb. jatuh pada tumpuan kaki. Sekarang lanjutkan dengan membungkukkan badan kedepan seperti pada gambar 24b. T.b. akan bergeser kedepan (sebab bagian badar, pindah kedepan) dan sedikit turun ke bawab (sebab tubuh bagian aLis turun). Proyoksi t.b.b akan jatuh dlluar tumpuan kaki. Pada posisi seperti garubar 24b ini akan terjatuh.

Kalau kita membungkuk di ternpat yang bebas (tidak rapat ke dinding), seperti gambar 24c, tidak akan terjatuh, sebab saat t.b.. bergeser kedepan, pantat kita bergeser ke belakang. Pergeseren pantat ini, menyebabkan proyeksi t.b. tetap berada dalam bidang tumpuan kaki.

Gambar 25

Posisi statis ini dapat mempertahankank eseimbangannya,

oleh karena proyeksi titik berat badannya jatuh pada tumpuan kakinya
Bunyi hukum Kesetimbangan ke I
Tubuh selalu dalam keadaan setimbang selama proyeksi dari titik berat tubuh tersebut jatuh dalam bidang tumpuannya
A = Setimbang, proyeksi t.b.nya jatuh dalam bidang tumpuan

B = Terjatuh, proyeksi t.b.nya jatuh diluar bidang tumpuan


Gambar 26

Ayunan tungkai pada latihan senam di palang sejajar, harus diimbangi dengan sikap kepala yang berubah-ubah, agar t.b.nya tetap berada di atas tumpuan tangan


1 = tungkai ke depan, kepala ke belakang

2 = tungkai ke belakang, kepala ke depan

3 = tungkai ke atas, kepala ke bawah


Gambar 27





Pada sikap berdiri, bidang tumpuan tubuh kita ialah kedua telapak kaki dan luasnya berbentuk trapesium. Lihat gambar 28.


Gambar 28


Hukum Kesetimbangan ke II

Uraian dan Contoh

Cobalah berdiri dengan kedua kaki dibuka selebar 30 cm. Kemudian buka kaki lebih lebar lagi menjadi 60 cm. Ternyata makin lebar atau makin luas tumpuan kaki kita, makin stabil posisi kita.

Bunyi Hukum Kesetimbangan ke II

Stabilitas berbanding lurus* dengan luas bidang tumpuannya
Artinya : makin luas bidang tumpuan, makin besar stabilitasnya; sebaliknya makin kecil bidang tumpuannya, makin kecil pula stabilitasnya.
Walaupun sama besar dan sama beratnya A lebih stabil dari pada B, sebab luas bidng tumpuan A lebih besar dari B.
Gambar 29

Hukum Kesetimbangan ke III

Uraian dan Contoh

Seandainya terjadi benturan dan pergumulan (scrimmage) antara dua pemain rugby atau gulat yang berat badannya jauh berbeda, maka orang yang lebih ringan akan terjatuh lebih mudah dan lebih cept, sedangkan yang jatuh lebih berat tak akan beranjak dari posisinya. Ternyata orang yang lebih berat lebih stabil dari pada yang ringan.

Bunyi Hukum Kesetimbangan ke III

Stabilitas berbanding lurus dengan berat benda/tubuh


Artinya : Semakin berat tubuh seseorang, semakin besar stabilitasnya; sebaliknya semakin ringan tubuh seseorang, semakin kecil stabilitasnya.
A lebih stabil dari pada B, sebab A lebih berat dari pada B (bidang tumpuannya sama besar)

Gambar 30


Pada pertandingan bela diri tinju, ada kelas-kelas berdasarkan katagori berat tubuhnya. Berat tubuh yang sesuai, akan sesuai pula stabilitasnya sehingga tidak akan terjadi kecelakaan yang fatal, bila salah seorang kalah dalam pertandingan.
Hukum Kesetimbangan ke IV

Uraian dan Contoh

Perhatikan orang-orang yang beradu tarik-tambang. Mereka membuat sikap begitu rupa sehingga bagian badan dan kepala condong ke belakang, sedangkan kaki yang satu dijulurkan ke depan. Posisi yang demikian menyebabkan t.b.nya jauh dari kaki tumpuan yang depan. Sebaliknya perhatikan orang yang saling mendorong, badannya dicondongkan ke depan, sedangkan sebelah kakinya jauh berada di belakang. Posisi ini juga menyebabkan t.b.nya jauh dari kaki tumpuan yang belakang.

A. Saling tarik-menarik B. Saling dorong-mendorong


Gambar 31

Dari kedua contoh tersebut dapat dimengerti bahwa agar stabilitasnya besar, seseorang berusaha agar jarak datar (horisontalnya) menjadi sebesar-besarnya. Orang yang saling tarik-menarik, tidak akan mau jatuh ke depan, jadi jarak horisontal ke arah depan harus besar, sedang orang yang saling dorong-mendorong tidak mau jatuh ke belakang, jadi jarak horisontal ke arah belakang harus lebih besr.

Bunyi Hukum Kesetimbangan ke IV

Stabilitas berbanding lurus dengan jarak horisontal dari t.b. terhadap sisi bidang tumpuan ke arah mana benda bergerak

Artinya : Makin besar jarak horisontal ke arah tertentu, makin besar stabilitas ke arah tersebut; sebaliknya makin kecil jarak horisontal, makin kecil pula stabilitasnya.

Gambar 32


Stabilitas ditentukan oleh jarak horisontalnya. Stabilitas ke arah R lebih besar dari pada ke arah S, sebab hR lebih besar dari pada hs.

Sebaliknya orang yang akan lari harus dalam keadaan labil. Contohnya pada permainan softball (atau start berdiri) pelari yang akan berlari ke base berikutnya, sebelum lari memindahkan berat badannya ke tumpuan kaki yang depan. Ini berarti titik berat badannya didekatkanke sisi tumpuan, jadi jarak horisontalnya diperkecil.

Hukum Kesetimbangan ke V

Uraian dan Contoh

Lihat bentuk mobil balap, dan bandingkan dengan mobil untuk kepentingan angkutan biasa (mobil niaga). Mobil balap selalu dibuat rendah, artinya jarak tegak (vertikal)nya selalu dibuat serendah-rendahnya. Dengan kecepatan yang tinggipun, kalau membelok pada tikungan yang tajam mobil balap tersebut tidak dikhawatirkan akan terbalik.

Perhatikan pula orang yang sedang tarik-tambang kecuali mencondongkan ke belakang, badannya direndahkan mendekati tanah.


Gambar 33

Mobil balap lebih rendah (jarak vertikalnya lebih kecil)

dari pada mobil yang lain


Orang yang sedang tarik menarik berusaha menyondongkan badan ke belakang (jarak horisontal diperbesar) dan merendahkan badan (jarak vertical diperkecil).

Bunyi Hukum Kesetimbangan Ke V

Stabilitas berbanding terbalik* dengan jarak vertikal dari t.b. terhadap bidang alasnya.

Artinya : Makin besar jarak vertikalnya, makin kecil stabilitasnya; sebaliknya makin kecil jarak vertikalnya, makin besar stabilitasnya.

Contoh 1 : Dalam cabang olahraga bela diri orang yang membuat sikap kuda-kuda selalu lututnya agak ditekuk dan kakinya agak terbuka lebar. Dengan lutut ditekuk dan kaki agak terbuka, titik berat badannya turun sehingga jarak vertikalnya lebih kecil; ini berarti stabilitasnya lebih besar.

VA = jarak vertikal dari A

VB = jarak vertikal dari B

VA > VB = berarti B lebih stabil dari pada A

Gambar 34

Contoh 2 : Pada cabang olahraga angkat besi (weight lifting) pegangan tangan snatch lebih lebar dari pada clean and jerk. Sikap tangan yang lebih lebar ini menyebabkan snatch (saat jongkok) titik beratnya lebih rendah dari pada kalau pegangan tangannya lebih sempit/dekat. Pada gambar di bawah ini menunjukkan hubungan lebar pegangan tangan dengan tinggi bar.


A. sat ekstensi

B. saat jongkok (squat)

Snatch dengan pegangan yang lebih lebar lebih stabil.

Jarak vertikalnya lebih kecil

Gambar 35

Contoh 3 : Pada cabang olahraga judo, A dan B saling membanting

Gambar 36

Orang yang membanting harus lebih stabil dari pada yang dibanting,

B lebih stabil dari pada A sebab VB lebih kecil dari pada VA.


Contoh 4 : Perhatikan pula orang yang bertanding gulat. Lawan yang akan dibalik selalu berusaha agar badannya rapat ke matras, sehingga jarak vertikalnya menjadi sekecil-kecilnya. Jarak vertikal yang kecil, berarti stabilitasnya besar sehingga susah untuk dikalahkan.

Prinsip-prinsip Kesetimbangan


1. Tumpuan kaki

Setiap sikap atau kerja kaki (foot work) yang dilakukan oleh seorang atlit bergantung dari tumpuan kakinya. Tumpuan kaki menentukan luasnya bidang tumpuan. Cara menentukan luas bidang tumpuan : “luas bidang tumpuan ialah besarnya permukaan yang paling luas dari setiap titik tumpuannya”

Perhatikan contoh berikut ! Dari (a) yang benar ialah a3, dan (b) yang benar b3, dan (c) yang benar c2, dari (d) yang benar ialah d3.

Cara menentukan luas bidang tumpuan pada kaki


Gambar 37


Yang menahan berat dalah bola kaki (1 dan 2), dan tumit. Segitiga yang menghubungkan 1, 2, dan 3 disebut Tripoid.

1 = Sesamoideus Metatorsal I

2 = Sesamoldeus Metatrsal V

3 = roc. Medius Tuberculum Calcaneus

Gambar 38

Bidang Tripoid


2. Sikap siap, Waspada atau kuda-kuda

Agar dapat mengantisipasi gerakan lawan atau peralatan (mis. Bola, senjata) yang dimanipulasi lawan, atlet harus selalu waspada, siap menghadapi segala kemungkinan. Berdiri dalam situasi demikian disebut sikap siap atau sikap sedia. Sikap sedia dalam keadaan berdiri, haruslah berdiri dalam keadaan setimbang (balance) apda kedua kaki. Jadi tumpuan pada kedua kaki haruslah cukup lebar. Dilihat dari esensinya, kesetimbangan tersebut ada dua macam, yaitu :



  1. Kesetimbangan yang memerlukan waktu agak lama dalam keadaan stabil (= enduring stability), misalnya pada cabang olahraga panahan, menembak dan sebagainya.

  2. Kesetimbangan yang dilakukan dalam sekejap dan segera harus berubah sikap (= momentary stability), misalnya pada cabang olahraga basket, tinju dan sebagainya.




    1. Panahan; stabilitas yang agak lama, memerlukan efisiensi atau tenaga yang relati kecil untuk tetap siap dan tenang.

    2. Bulutangkis; stabilitas yang sekejap, waspada (paraat) menghadapi segala kemungkinan; harus cepat bergerak ke segala arah untuk menjemput bola.

Gambar 89

Kesiap-siagaan dalam bela diri harus stabil bila hendak dijatuhkan dan harus labil bila hendak bergerak (menghindar dan menyerang). Usahakan jarak kedua kaki cukup lebar, tetapi tidak mengganggu untuk bergerak cepat. Badan agak condong, lutut ditekuk. Lutut yang ditekuk, otot sekitar persendian akan berkotraksi. Tegangan otot ini akan membuat reaksinya cepat.



Gambar 40

A. Sikap bertahan B. Sikap Siaga

- Tumpuan diperbesar

- Badan direndahkan


3. Dari sikap diam ke gerak

Kalau hendak bergerak dengan seketika/cepat ke suatu arah, badan harus dalam posisi labil. Jadi t.b. harus dipertinggi (jarak vertikal diperbesar) dan t.b. didekatkan ke sisi tumpuan (jarak horisontal diperkecil).

Perhatikan seorang atlet yang melakukan start jongkok. Saat aba-aba “aws” pantat diangkat berarti t.b. dinaikkan (jarak vertikal diperbesar); badan dicondongkan kedepan (jarak horisontal diperkecil).

pada aba-aba “siap”

V1 > Vo

H1 < ho


V1 > V2

H1 < ho
Gambar 41

Menurut penelitian Slater-Hammit, sikap atau posisi untuk dapat bergerak dengan cepat ke suatu arah adalah sebagai berikut :


  • kedua kaki jaraknya selebar bahu

  • tidak goyah (stagger)

  • berat badan terbagi rata pada kedua tumpuan kaki

  • berat pada masing-masing tumpuan kaki tersebar rata antara bola kaki sampai tumit

  • lutut ditekuk antara 90 – 120; besar sudut ini tergantung pada unsur kekuatan otot quadriceps, makin kuat otot ini, makin alam tekukan lutut/makin mendekati 90.

4. Dari Bergerak ke Diam

Kalau kita dalam keadaan bergerak (lari) dan tiba-tiba hendak berhenti (dengan seketika), maka badan kita dari keadaan labil harus menjadi stabil. Pada baselsoft-ball kebelakang, berarti jarak horisontal diperbesar. Badan direndahkan berarti jarak vertikal diperkecil. Pada saat bergeser di tanah, paha dan seluruh badan dikenakan permukaan tanah, berarti bidang tumpuan diperbesar dan gesekan diperbesar juga. Kadang-kadang langsung merebahkan badan, telungkup keepan.


Jarak h diperbesar

Jarak v diperkecil

Jarak v dierkecil, bidang tumpuan diperbesar
Gambar 42

Sliding pada permainan sotball


Pada dribble basketball, kalau hendak berhenti dengan seketika, kaki jaraknya dibesarkan, berarti bidang tumpuan diperbesar, badan direndahkan dan kaki depan dijulurkan. Artinya jarak vertikal diperkecil dan jarak horisontal diperbesar. Semua manuver ini untuk membuat badan menjadi stabil.
5. Mempertahankan Kesetimbangan dalam keadaan bergerak

Kerja kaki (foot work) pada permainan bulutangkis, tenis atau beladiri selalu harus memperhatikan prinsip-prinsip kesetimbangan.

Contoh yang lebih jelas misalnya pada gerakan dasar kaki saat melakukan tinju bayangan (shadow boxing) yang menitik beratkan pada bergesernya kaki secara tepat menurut prinsip kesetimbangan di atas. Kalau akan bergerak ke kiri, kaki kiri bergeser ke kiri lebih dahulu. Pergeseran kaki ini akan memperluas bidang tumpuan. Kalau sebaiknya yang dilakukan (kalau kaki kanan bergeser ke kiri lebih dulu), maka bidang tumpuannya menjadi lebih kecil, stabilitasnya kecil dan akibatnya fatal kalau kena pukul.

Rangkuman

Harus labil

bidang tumpuan diperkecil

Dari diam ke gerak jarak horisontal diperkecil

jarak vertikal diperbesar

Harus labil



bidang tumpuan diperbesar

Dari gerak ke diam jarak horisontal diperbesar

jarak vertikal diperkecil

Prinsip-prinsip untuk Bergerak

Kalau kita hendak bergerak ke suatu arah, pada prinsipnya diperlukan beberapa syarat, yaitu :


  1. Ada gaya dorong yang memindahkan badan

  2. Ada momentum* dari bagian tubuh, misalnya dari lengan, tungkai, togok

  3. Tubuh dalam keadaan labil

  4. Tubuh dalam keadaan goyang

Ad.1) Ada gaya dorong yang memindahkan badan

Gaya yang memindahkan badan disebut gaya Propulsive. Agar ada gaya tersebut diusahakan agar lutut dalam keadaan ditekuk. Dari keadaan lutut ditekuk, bila diluruskan (ekstensi**) terjadilah gaya yang dapat mendorong badan sehingga proyeksi titik berat tubuh mendekati sisi tumpuan kaki yang lain. Kecuali itu keuntungan dari lutut yang ditekuk ialah adanya tegangan otot (tonus) yang meningkat. Bila tonus meningkat, otot tungkai lebih cepat bereksi. Sikap sedia dengan tumit yang agak diangkat mempunyai tujuan yang sama dengan maksud di atas.




Dengan meluruskan salah satu lutut, terjadi gaya dorong/gaya propulasive (= reaksi pada tubuh) sehingga terjadi gerak
Sikap sedia pada cabang olahraga basket
Gambar 43

Ad.2) Ada momentum dari bagian tubuh

Bila lengan digerakkan kearah tertentu, misalnya saat start pada renang gaya bebas, maka terjadilah momentum atau jumlah gerak ke arah depan sehingga badan terbawa ke depan juga. Sama halnya kalau tungkai diayun ke samping, misalnya pada atlet tolak peluru, terjadilah momentum ke samp ing.

Seorang petenis yang semula membungkuk badannya agak dalam kemudian didongakkan kedepan, adalah s



Pada cabang olahraga tolak peluru ayunan tungkai menyebabkan terjadinya momentum untuk bergeser (shift) ke depan




Pada cabang olahraga tenis, mendongakkan badan, terjadi momentum untuk bergerak

Gambar 44


Ad 3). Badan dalam keadaan labil

Agar badan dalam keadaan labil ada 2 cars raelakukannya, yaitu:



  1. Perkecil bidang tumpuannya dengan mengangkat sebelah kaki, akibatnya tumpuan yang semula pada dua kaki, tinggal pada satu kaki sehingga tumpuan menjadi kecil dan labil. Apabila saat itu pula kaki yang diangkat tadi dilangkahkan jauh kedepan, terjadilah langkah serang (anggar = uitvral) atau membuat langkah kecil (kaki depan mendarat diikuti dengan menarik kaki belakang rapat ke kaki depan) dan melangkah lagi kaki depan jauh-jauh (= closed stap).

    Yüklə 470,23 Kb.

    Dostları ilə paylaş:
1   2   3   4   5   6




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin