Tidak baik pula dalam pengetahuan tanpa memahaminya



Yüklə 1,02 Mb.
səhifə25/34
tarix18.01.2019
ölçüsü1,02 Mb.
#101160
1   ...   21   22   23   24   25   26   27   28   ...   34

1231. Dari Ibnu Abbas r.a., katanya: Nabi s.a.w. bersabda mengenai anak puteri Hamzah: "Ia tiada halal untuk saya. Haram karena sesusuan sama dengan haram karena seketurunan. Dan ia adalah anak dari saudara ku sesusuan".

1232. Dari Aisyah r.a., isteri Nabi s.a.w., sesungguhnya Nabi s.a.w berada didekatnya ketika ia mendengar suara laki-laki minta izin masuk ke rumah Hafsah. Kata Aisyah, saya berkata: "Hai Rasulullah! Saya kira orang itu si Anu, bapa kecil Hafsah sesusuan! Kata Aisyah seterusnya: "Hai, Rasulullah! Laki-laki ini minta izin masuk ke rumah tuan". Rasulullah s.a.w. bersabda: "Saya juga mengira bahwa orang itu bapa kecil Hafsah kerana sesusuan". Kata Aisyah: "Kalau sekiranya si Anu bapa kecilku kerana sesusuan masih hidup, bolehkah ia masuk ke rumahku?" Rasulullah s.a.w. bersabda: "Ya, sesungguhnya sesusuan itu menjadi muhrim, sebagaimana muhrim kerana keturunan".

1233. Dari Aisyah r.a., katanya: Nabi s.a.w. masuk ke rumah saya. Ketika itu di rumah saya ada seorang laki-laki. Beliau bertanya: "Hai Aisyah! Siapa orang ini?" Jawab saya: "Saudaraku karena sesusuan". Sabda beliau: "Hai Aisyah! Perhatikanlah mana yang orang baik dari

antara saudara mu sesusuan itu, karena sesungguhnya menyusu itu karena lapar"

1234. Dari Urwah bin Zubair r.a.: Ada seorang perempuan mencuri waktu peperangan menaklukkan Makkah. Lalu ia dihadapkan kepada Rasulullah s.a.w. Beliau memerintahkan supaya dipotong tangannya. Aisyah berkata: "Kemudian perempuan itu sempurna tobatnya dan ia kawin. Sesudah itu pernah ia datang dan saya sampaikan permintaannya kepada Rasulullah s.a.w."

1235. Dari Imran bin Husain r.a., katanya: Nabi s.a.w. bersabda: "Yang paling baik di antara kamu ialah mereka yang ada pada abadku, di bawah itu orang-orang yang setelah mereka, seterusnya orang-orang yang setelah mereka". Dan selanjutnya Nabi s.a.w. bersabda: Setelah kamu nanti akan ada kaum yang berkhianat dan mereka tiada dipercayai. Mereka turut jadi saksi, sedangkan mereka tiada diminta untuk itu; mereka bernazar, tetapi mereka tiada memenuhinya (tiada membayarnya), dan di antara mereka ada gemuk-gemuk badannya".1236. Dari Abdullah r.a., dari Nabi s.a.w., beliau bersabda: "Manusia yang paling baik ialah mereka yang ada pada abadku. Dibawah itu adalah mereka yang dibelakangnya. Kemudian datang beberapa kaum. Seseorang di antara mereka mendahulukan kesaksian dari sumpahnya dan sumpahnya dahulu dari kesaksiannya".

1237. Dari Aisyah r.a., katanya: Nabi s.a.w. mendengar seorang laki-laki membaca Qur'an dalam mesjid. Beliau bersabda: "Kiranya Allah memberi rahmat kepadanya! Ia mengingatkan saya akan ayat ini dan ayat itu yang saya lupa memasukkannya dalam surat ini dan surat itu". Abbad bin Abdullah r.a. menambahkan dari Aisyah r.a.: Nabi s.a.w. tahajjud

di rumahku dan beliau mendengar suara Abbad sedang sembahyang dalam mesjid. Beliau bersabda: "Hai Aisyah! Suara Abbadkah ini?" Jawab ku: "Ya!" Sabda beliau: "Ya Tuhan, kasihilah kiranya Abbad!"

1238. Dari Aisyah r.a., katanya: Rasulullah s.a.w. kalau hendak bepergian, beliau undi antara isteri-isteri beliau. Siapa di antaranya yang keluar undiannya, beliau membawanya berangkat. Beliau mengundi antara kami untuk pergi kepada suatu peperangan. Maka keluarlah

undian saya. Lalu saya berangkat bersama beliau sesudah turun ayat hijab (perintah bertutup muka). Saya dibawa dan ditumpangkan di atas sekedup, lalu kami berjalan. Setelah Rasulullah s.a.w. selesai dari peperangan itu, beliau berangkat pulang. Setelah kami berhenti dekat Madinah, malam harinya diberitahukan untuk berangkat. Ketika pemberitahuan itu, saya pun berdiri lalu berjalan hingga saya

melampaui tentara. Setelah saya menyiapkan keperluan, dan saya bersiap-siap untuk berangkat, saya raba dada saya, kebetulan kalung saya jaz'i azfar (sebangsa akik) telah putus. Segera saya kembali

mencari kalung saya, sehingga saya terlambat karena mencarinya. Mereka yang akan berangkat itu datang ke tempat saya tadi, lalu mereka angkat sekedup saya dan mereka letakkan di atas punggung unta kendaraan saya.

Mereka mengira saya dalam sekedup itu, karena perempuan waktu itu berbadan ringan tiada berat badannya dan tiada banyak dagingnya, karena mereka makan hanya sedikit. Orang itu tiada curiga ketika mengangkatnya, lalu sekedup itu mereka bawa. Mereka menyuruh unta berdiri dan terus berjalan. Kalung saya dapat kembali sesudah tentang pergi. Saya datang ke tempat tentara tetapi tiada seorang juapun lagi di situ, maka saya tujulah tempat yang saya tempati semula, karena menurut dugaan saya, tentu setelah mereka tahu bahwa saya hilang, mereka akan mencari saya. Ketika saya sedang duduk, mata saya mengantuk, lalu saya tertidur. Safwan bin Mu'aththal Assulami Zakwani berjalan di belakang tentara. Waktu subuh ia tiba dekat tempatku, maka dilihatnya bayangan manusia sedang tidur. Lalu ia datang menemui saya, dan ia pernah melihat saya sebelum bertutup, lalu saya terbangun karena ia membaca: Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun, ketika ia menyimpuhkan untanya. Kemudian diinjaknya tangan unta itu, lalu saya kendarai, dan ia pun berjalan menghela unta saya, sehingga kami sampai kepada tentara ketika mereka sedang beristirahat waktu mulai tengah hari.Maka curigalah orang yang curiga. Yang memelopori kabar dusta itu ialah Abdullah bin Ubayy bin Salul. Kemudian kami sampai di Madinah dan saya sakit selama sebulan. Mereka menyiarkan kabar bohong. Saya merasakan sewaktu saya sakit, saya tiada melihat kesayangan Nabi s.a.w. sebagaimana biasa saya lihat kalau saya sakit. Hanya waktu

beliau masuk, beliau memberi salam, kemudian bertanya: "Bagaimana keadaanmu?" Saya tiada mengetahui hal yang demikian itu sampai saya sembuh. Waktu saya telah sembuh, saya ke luar bersama Ummu Misthah ke tempat buang air besar. Kami hanya ke luar malam hari. Itu sebelum kami membuat kakus dekat rumah kami. Dan keadaan kami sebagaimana keadaan orang Arab zaman dahulu, buang air di tengah padang. Lalu saya berjalan bersama Ummu Misthah binti Abu Ruhmin. Ia terbentur (tertarung) pada kainnya, lalu berkata: "Celaka Misthah!" Saya berkata kepadanya: "Alangkah jeleknya perkataanmu! Mengapa engkau caci laki-laki yang turut serta dalam peperangan Badar?" Jawabnya: "Hai! Tidakkah engkau tahu apa yang mereka perkatakan?" Lalu diceritakannya kepada saya berita bohong itu. Maka bertambah hebatIah penyakit saya di samping sakit yang telah ada. Setelah saya kembali ke rumah. Rasulullah s.a.w. masuk ke tempat saya, lalu beliau memberi salam dan bertanya:"Bagaimana keadaanmu?" Kata saya: "Izinkan lah saya menemui ibu bapa saya". Kata Aisyah: Ketika itu saya hendak meyakinkan tentang pekhabaran itu dari keduanya. Rasulullah mengizinkan saya, lalu saya datang menjumpai ibu bapa saya. Saya bertanya kepada ibu: "Apakah yang ramai dibicarakan orang banyak?" Jawabnya: "Wahai anakku! Janganlah engkau perdulikan keadaan itu terhadap dirimu! Demi Allah, sesungguhnya jaranglah perempuan cantik di samping laki-laki yang mengasihinya dan ia bermadu, tentulah madunya akan memperbanyak cacian kepadanya." Kata saya: "Subhanallah! Benarlah orang banyak membicarakan hal ini!" Kata Aisyah: Malamnya saya tinggal di situ sampai pagi. Air mata ku mengalir



tiada putus-putus, dan saya tidak bisa tidur. Pada paginya, Rasulullah s.a.w. memanggil Ali bin Abu Thalib dan Usamah bin Zaid, ketika wahyu lambat (terhenti) turunnya. Beliau bermusyawarat dengan keduanya mengenai perpisahan dengan isteri beliau. Adapun Usamah memberikan pandangannya kepada beliau dengan nama Tuhan yang mengetahui diri beliau tentang kasihnya terhadap mereka. Usamah berkata: "Dari hal isteri tuan hai Rasulullah! Demi Allah, tiada yang kami ketahui melainkan baik." Ali bin Abu Thalib berkata: "Hai Rasulullah! Tuhan tiada akan menyulitkan tuan. Perempuan yang lain masih banyak. Tuan tanyalah jariyah (hamba), dia akan berkata benar kepada tuan!" Rasulullah s.a.w. memanggil Barirah, lalu beliau bertanya: "Hai Barirah! Adakah engkau ketahui pada Aisyah sesuatu yang mencurigakan engkau?" Barirah menjawab: "Tidak, demi Tuhan yang mengutus tuan dengan hak. Tiada hamba ketahui padanya keadaan yang dapat hamba cela. Tapi ia hanya seorang perempuan yang muda usianya. Ia tidur meninggalkan tepung yang dibasahi untuk dibuat roti, dan binatang-binatang kecil datang memakannya." Hari itu Rasulullah s.a.w. berdiri berkhutbah. Beliau menyatakan keberatan terhadap Abdullah bin Ubayy bin Salul. Rasulullah s.a.w. bersabda: "Siapakah yang akan menolong saya terhadap laki-laki yang saya dengar mengganggu isteri saya. Demi Allah! Saya hanya mengetahui isteri saya sebagai seorang yang baik. Dan mereka menyebut laki-laki yang menurut pengetahuan saya orang baik. Ia tiada pernah masuk ke rumah isteri saya selain dengan saya." Maka Sa'ad bin Mu'az berdiri lalu berkata: "Hai Rasulullah! Demi Allah, saya menolong tuan terhadapnya. Kalau ia dari golongan Aus, kami penggal lehernya. Kalau ia saudara kami dari golongan Khazraj perintahkan lah kepada kami. supaya kami lakukan perintah tuan. "Sa'ad bin Ubadah lalu berdiri. Dia pemimpin Khazraj. Sebelum itu dia seorang laki-laki yang baik. Tetapi dia didorong oleh rasa kesukuan (kesombongan), katanya: "Demi Allah! Engkau bohong! Jangan engkau bunuh dia dan engkau tidak bisa membunuhnya." Usaid bin Hudair berdiri pula, katanya: "Demi Allah! Engkau bohong. sesungguhnya kami mesti membunuhnya. Sebenarnya engkau munafik, engkau membela orang-orang munafik." Maka ributlah dua golongan Aus dan Khazraj, sehingga terjadi keributan dan hampir berbunuh-bunuhan dan Rasulullah s.a.w. sedang di atas mimbar. Segera beliau turun, lalu beliau tenangkan mereka, sehingga mereka diam dan beliau diam pula. Kata Aisyah: Hari itu saya menangis, air mata ku tiada putus-putusnya dan saya tidak bisa tidur. Pagi harinya ibu bapa berada di sisi saya. Saya telah menangis sehari dua malam, hingga saya kira tangis itu membelah hatiku. Ketika keduanya sedang duduk di sisi saya dan saya menangis, tiba-tiba seorang perempuan Ansar minta izin masuk, lalu saya izinkan ia duduk menangis bersama saya.Kata Aisyah: Ketika kami dalam keadaan demikian, tiba-tiba Rasulullah s.a.w. masuk lalu beliau duduk. Beliau tiada duduk di sisi saya semenjak hari orang memperkatakan diri saya. Selama satu bulan beliau tiada menerima wahyu mengenai keadaan saya. Kata Aisyah: Nabi mengucapkan syahadat membaca: (Asyhadu an la ilaha illallah, wa asyhadu anna Muhammadar Rasulullah), kemudian beliau bersabda: "Hai Aisyah! Saya telah mendapat berita tentang diri mu begini dan begitu. Kalau engkau tiada bersalah (suci), maka Tuhan akan membebaskan engkau. Tetapi kalau engkau berbuat dosa, maka mohonlah ampunan kepada Allah dan taubatlah kepadaNya. Sesungguhnya seorang hamba kalau mengakui dosanya, kemudian ia tobat. Tuhan akan menerima tobatnya." Setelah Rasulullah s.a.w. selesai bersabda, keringlah air mata saya hingga tiada terasa setetes pun. Saya berkata kepada bapa saya: "Bapak, tolonglah menjawabkan kepada Rasulullah." Saya berkata kepada ibu: "Ibu, tolonglah menjawabkan kepada Rasulullah!" Jawabnya: "Saya tidak mengetahui apa yang akan saya katakan kepada Rasulullah!" Kata Aisyah selanjutnya: "Saya seorang perempuan yang masih muda, tiada banyak membaca Qur'an." Katanya: "Demi Allah! Sesunguhnya saya mengetahui bahwa tuan telah mendengar apa yang diperbincangkan manusia dan masuk ke dalam hati tuan dan tuan pun membenarkannya. Demi, jika saya katakan kepada tuan, bahwa saya tiada bersalah (dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya saya tiada bersalah) tuan tiada juga akan membenarkan saya tentang itu. Demi, jika saya mengaku bersalah (sedang Allah mengetahui bahwa saya tiada bersalah) tentulah tuan akan membenarkan. Demi Allah, tiada saya dapati perumpamaan antara saya dan tuan, melainkan ketika bapa Yusuf berkata: "Hanyalah sabar yang lebih elok! Dan Allah tempat minta tolong terhadap apa yang kamu terangkan." Kemudian saya pindah ke tikar tempat tidur saya, sambil mengharapkan dibebaskan (disucikan) Tuhan saya kiranya. Tetapi, demi Allah, tiada saya kira bahwa wahyu diturunkan mengenai keadaan saya. Saya sendiri merasa terlalu kecil untuk disebutkan keadaan saya di dalam Qur'an. Hanya saya mengharapkan bahwa Rasulullah s.a.w. akan melihat (bermimpi) waktu tidur suatu mimpi, bahwa Tuhan membebaskan saya (menyatakan tiada bersalah). Demi Allah sebelum beliau hendak pergi ke majlis beliau, dan belum seorang pun dari isi rumah yang ke luar, maka diturunkan lah wahyu kepada beliau. Beliau merasa payah, sehingga keringat beliau bercucuran seperti mutiara, pada hal waktu itu musim dingin. Setelah wahyu kepada Rasulullah s.a.w. selesai, beliau tertawa. Perkataan pertama yang beliau katakan dihadapkan kepada saya: "Hai Aisyah! Pujilah Allah! Sesungguhnya Tuhan telah membebaskan engkau (menyatakan tiada bersalah)." Ibu berkata kepada saya: "Berdirilah engkau menghadap Rasulullah s.a.w.!" Jawab saya: "Tidak, demi Allah! Saya tidak akan berdiri menghadap beliau, dan tiada yang akan saya puji melainkan Allah!" Tuhan yang Maha Tinggi telah menurunkan ayat yang artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah golongan kamu juga sampai akhir ayat. (Surat An Nur, 11 . 12). Setelah Tuhan menurunkan ayat tentang kesucian saya, Abu Bakar Siddik, yang membelanjai Misthah bin Asasah karena kerabatnya, berkata: "Demi Allah, untuk selamanya saya tiada akan membelanjai Misthah sedikit pun, sesudah ia memperkatakan tentang hal Aisyah." Tuhan yang Maha Tinggi lalu menurunkan ayat yang artinya: "Orang-orang yang mempunyai kekayaan dan kelapangan di antara kamu janganlah bersumpah bahwa mereka tiada akan memberi pertolongan kepada kerabat sampai Tuhan itu Pengampun dan Penyayang". (Surat An Nur, ayat 22). Kemudian Abu Bakar berkata: "Demi Allah, sesungguhnya saya suka bahwa Tuhan akan mengampuni saya." Lalu ia kembali membelanjai Misthah sebagai dahulu. Dan Rasulullah s.a.w.. menanyakan pada Zainab binti Jahsy dari hal keadaanku. Nabi bertanya: "Apakah yang engkau ketahui tentang apa yang engkau lihat?" Jawab Zainab: "Hai Rasulullah! Saya menjaga pendengaran dan penglihatan saya. Demi Allah, tiada saya ketahui tentang dirinya melainkan baik." Katanya Aisyah: "Dan dia (Zainab) yang menyamai saya, maka Tuhan memeliharanya dengan wara' (taqwa kepada Tuhan)."

1239. Dari Abu Bakrah r.a., katanya: Seorang laki-laki memuji laki-laki lain di sisi Nabi s.a.w. Lalu beliau bersabda: "Ah! Engkau telah memotong leher teman engkau". Perkataan ini diulangnya beberapa kali. Kemudian beliau bersabda: "Barangsiapa di antara kamu yang terpaksa memuji saudaranya, hendaklah ia berkata: "Saya kira si Anu (hanya Tuhan mengetahui dan saya tidak akan mengatakan bersih seseorang di sisi Tuhan) sepanjang dugaan saya orang itu begini atau begitu; kalau ia mengetahui tentang orang tadi."1240. Dari Abu Musa r.a., katanya: Nabi s.a.w. mendengar seorang laki-laki memuji laki-laki lain dan berlebihan dalam pujiannya. Beliau bersabda: "Kamu membinasakannya atau memotong punggung orang itu."1241. Dari Ibnu Umar r.a., ia meminta kepada Rasulullah s.a.w. untuk jadi tentara pada waktu peperangan Uhud, sedang dia ketika itu berusia empat belas tahun. Beliau tiada membolehkan. Kemudian dia kemukakan pula permohonan pada peperangan Khandaq dan dia telah berusia lima

belas tahun. Beliau mengabulkan permohonannya.

1242. Dari Ibnu Abas r.a., Hilal bin Umaiyah berada di sisi Nabi s.a.w. menuduh isterinya berbuat jahat dengan Syarik bin Sahma. Beliau bersabda: "Bukti atau hukuman had (dera) di punggung engkau!" Kata Hilal: "Hai Rasulullah! Apabila salah seorang di antara kami melihat isterinya berjalan dengan seorang laki-laki lain, perlukah juga bukti? Beliau bersabda: "Perlu bukti, dan kalau tidak hukum had (dera) di punggung engkau".

1243. Dari Abu Hurairah r.a.: "Nabi s.a.w. menawarkan pada satu kaum untuk bersumpah. Mereka berebut hendak dahulu, lalu beliau memerintahkan supaya diundi antara mereka siapa yang akan lebih dahulu melakukan sumpah."1244. Dari Abdullah r.a., Nabi s.a.w. bersabda: "Barangsiapa yang bersumpah, hendaklah bersumpah dengan nama Allah atau hendaklah diam saja".1245. Dari Jabir bin Abdullah r.a., katanya: Setelah Nabi s.a.w. wafat, harta 'Ala' bin Hadrami dibawa kepada Abu Bakar. Kata Abu Bakar: "Barangsiapa yang berpiutang kepada Nabi s.a.w. atau ada janji dari beliau, hendaklah datang kepada kami!" Jabir berkata: Kata saya: "Rasulullah s.a.w. menjanjikan, bahwa beliau akan memberi saya sekian, sekian dan sekian". Lalu ditampungkannya kedua tangannya tiga kali. Kata Jabir: "Abu Bakar menghitung di tangan saya lima ratus, kemudian lima ratus dan kemudian lima ratus".

1246. Dari Anas r.a., katanya: Ada orang mengatakan kepada Nabi s.a.w.

"Mohon tuan datangi Abdullah bin Ubaiyy". Lalu Nabi s.a.w. berangkat untuk menemuinya dan beliau mengendarai keldai. Orang-orang Islam turut berangkat berjalan bersama dengan beliau sedangkan di situ tanah kering. Waktu Nabi s.a.w. datang kepadanya, ia berkata: "Menghindarlah tuan dari saya! Demi Allah, sesungguhnya saya merasa sakit karena bau busuk keldai tuan". Seorang laki-laki dari orang Ansar di antara mereka

berkata: "Demi Allah! Sesungguhnya keldai Rasulullah s.a.w. lebih harum baunya dari engkau". Seorang laki-laki dari kaum Abdullah lalu marah. dan keduanya saling memaki-maki dan saling bermarahan. Lalu keduanya berpukul-pukulan dengan pelepah kurma, tangan, dan terompah. Kemudian sampai kepada kami, ayat yang diturunkan artinya: "Dan kalau dua golongan dari orang mukmin berperang-perangan, maka hendaklah kamu damaikan antara keduanya". (Surat Al Hujurat, 9)1247. Dari Ummu Kalsum binti 'Uqbah r.a., sesungguhnya ia mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:" Bukanlah termasuk pendusta orang yang mendamaikan manusia. Ditambahnya yang baik atau dikatakannya yang baik".1248. Dari Sahl bin Sa'ad r.a.: Bahwa sesungguhnya penduduk Quba' berperang-perangan (berkelahi) sampai mereka berlempar-lemparan dengan batu. Lalu hal itu dikhabarkan kepada Rasulullah s.a.w. Beliau bersabda: "Marilah kita pergi ke sana dan kita damaikan mereka".

1249. Dari Abu Hurairah r.a. dan Zaid bin Khalid Al Juhani r.a. keduanya berkata: Orang Arab dusun datang, lalu berkata: "Hai Rasulullah! Putuskanlah perselisihan antara kami dengan dasar Kitab Allah!" Lawannya lalu berdiri, katanya: "Benar begitu, putuskanlah perkara kami dengan dasar Kitab Allah!" Orang Arab dusun tadi berkata: "Anak saya bekerja dengan orang ini, kemudian berzina dengan isterinya': Mereka mengatakan pada saya: "Anak engkau mesti direjam (hukum mati)." Maka saya tebus anak saya dengan seratus ekor kambing dan seorang budak perempuan. Kemudian saya bertanya kepada ahli pengetahuan. Mereka menjawab: "Sesungguhnya hukuman anak engkau hanya seratus dera dan diasingkan setahun." Nabi s.a.w. bersabda: "Saya putuskan perkara kamu keduanya dengan Kitab Allah. Adapun hamba sahaya dan kambing kembali kepada mu dan hukuman anakmu seratus dera dan diasingkan setahun". Dan adapun engkau, hai Unais! Esok pagi pergilah kepada perempuan orang ini, maka rejamlah dia!" Pagi harinya Unais pun datang kepadanya, lalu direjamnya perempuan itu.

1250. Dari Aisyah r.a., katanya: Rasulullah s.a.w. bersabda: "Barangsiapa yang mengada-ada dalam pekerjaanku ini (dalam agama) apa yang tiada di dalamnya, maka ia ditolak". 1251. Dari Bara' bin Azib r.a. katanya: Setelah Rasulullah s.a.w. mengadakan perdamaian dengan ahli Hudaibiyah, Ali menulis sebuah surat perjanjian. Maka ditulisnya: "Muhammad Rasul Allah s.a.w." Orang musyrik berkata: "Jangan engkau tuliskan: 'Muhammad Rasul Allah!' Kalau kami percaya engkau Rasulullah, tiadalah kami akan memerangi engkau". Beliau bersabda pada Ali: "Hapuslah tulisan itu!" Jawab Ali: "Saya tidak akan menghapusnya". Maka dihapus oleh Rasulullah s.a.w. dengan tangan beliau sendiri. Beliau bersama sahabat-sahabat mengadakan perdamaian dengan mereka untuk masuk Mekkah selama tiga hari dan mereka hanya boleh masuk dengan senjata tidak terhunus. Mereka bertanya: "Apakah ertinya senjata tidak terhunus?" Jawabnya: "Senjata dalam sarungnya".

1252. Dari Bara' bin Azib r.a., katanya: Nabi s.a.w. mengerjakan Umrah pada bulan Zulkaedah. Penduduk Mekkah tiada mahu membiarkan beliau masuk ke Mekkah, kecuali jika diputuskan untuk tetap di Mekkah hanya selama tiga hari saja. Waktu menulis surat perjanjian dituliskan: "lnilah apa yang telah diputuskan oleh Muhammad Rasulullah s.a.w." Mereka (orang kafir) berkata: "Kami tiada mengakui tulisan itu, kalau sekiranya kami mengakui bahwa tuan Rasulullah, tentu kami tidak akan melarang tuan. Tuan hanya Muhammad anak Abdullah. Sabda beliau: "Saya Rasulullah dan saya juga Muhammad anak Abdullah". Kemudian bersabda pada Ali: "Hapuslah kata-kata: Rasulullah". Jawab Ali: "Tidak, demi Allah. Selamanya saya tiada akan menghapusnya". Rasulullah s.a.w. lalu mengambil surat itu, maka ditulis: "Inilah apa yang diputuskan oleh Muhammad anak Abdullah. Senjata tiada boleh dibawa ke Mekkah melainkan dalam sarungnya. Seseorang di antara penduduk Mekkah yang hendak mengikuti beliau tiada dibolehkan ke luar Mekkah, dan bahwa beliau tidak akan melarang seseorang di antara sahabat-sahabat beliau yang hendak menetap di Mekkah." Setelah beliau masuk Mekkah dan telah lewat masa perjanjian, mereka datang kepada Ali. Kata mereka: "Katakanlah kepada kawan engkau supaya ke luar dari negeri kami. Sesungguhnya telah lewat masa perjanjian". Nabi s.a.w. lalu ke luar. Anak perempuan Hamzah turut mengikuti mereka, katanya: Hai paman ku!" Maka tangannya dipegang Ali. Ia berkata kepada Fatimah: "Bawalah anak saudara bapa engkau, bawalah dia!" Kemudian terjadi pertengkaran tentang anak itu antara Ali, Zaid, dan Ja'far. Kata Ali: "Saya lebih berhak dengan dia, karena dia anak saudara bapa ku". Kata Ja'far: "Anak saudara bapa ku dan saudara ibunya jadi isteri ku." Kata Zaid: "Anak saudara ku." Maka diputuskan oleh Nabi s.a.w. untuk saudara ibunya (bibinya) dan beliau bersabda kepada Ali: "Engkau sama dengan saya." Sabda beliau pada Ja'far: "Bentuk dan pembawaan engkau serupa dengan saya." Sabda beliau pada Zaid: "Engkau saudara kami dan maula kami".

1253. Dari Anas r.a.: Rubaiyi' binti Nadr memecah gigi seorang anak perempuan, lalu pemiliknya meminta pembayaran, sedang keluarga Rubaiyi meminta maaf, maka antara kedua belah pihak tiada dapat persetujuan. Lalu mereka datang mengadap Nabi s.a.w. Beliau memerintahkan qisas kepada mereka. Anas bin Nadr berkata: "Apakah akan dipecah pula gigi Rubaiyi', ya Rasulullah! Jangan, demi Tuhan yang mengutus tuan dengan yang hak, tak usahlah dipecah giginya". Dan beliau bersabda: "Hai Anas! Kitab Allah (hukum Tuhan) ialah qisas". Keluarga anak perempuan itu kemudian mahu memberi maaf. Nabi s.a.w. bersabda: "Bahwa sesungguhnya di antara hamba Allah, ada yang bersumpah dengan Allah dibaikkannya (disempurnakannya) sumpah itu".



1254. Dari Abi Bakrah r.a.. katanya: Saya melihat Rasulullah s.a.w. di atas mimbar dan Hasan bin Ali di samping beliau. Kadang-kadang beliau melihat kepada orang banyak dan kadang-kadang kepada Hasan, dan beliau bersabda: "Sesungguhnya anakku ini seorang pemimpin. Mudah-mudahan Allah mendamaikan kerananya antara dua golongan besar dari kaum Muslimin."

1255. Dari Miswar bin Makhramah dan Marwan r.a. katanya: Rasulullah s.a.w. ke luar dalam masa peperangan Hudaibiyah. Ketika telah sampai di suatu jalan, Nabi s.a.w. bersabda:"Sesungguhnya Khalid bin Walid di Ghamim dalam pasukan berkuda orang Quraisy menjadi pengintip, maka ambillah jalan ke sebelah kanan". Demi Allah, Khalid tiada mengetahui. sehingga ketika dalam debu tentara berangkatlah Khalid memacu kudanya untuk memberi peringatan kepada orang Quraisy. Dan Nabi s.a.w. terus berjalan, hingga ketika beliau berada di puncak bukit yang akan dituruni menghadap mereka. Unta beliau bersimpuh (berhenti). Orang banyak berkata: "Hal, hal!" (ucapan menghalau unta). Unta itu tiada mahu berjalan. Mereka berkata: "Qashwa mogok, Qashwa mogok!" Nabi berkata:" Qashwa bukan mogok, dan itu bukan sifatnya. Melainkan ia ditahan oleh yang menahan gajah (yang datang untuk meruntuh Ka'bah)". Kemudian Nabi s.a.w. bersabda: "Demi Tuhan yang diri ku di tanganNya, setiap mereka minta pada ku satu rencana buat membesarkan kehormatan Tuhan, selalu aku berikan kepada mereka." Kemudian beliau mengherdik unta beliau, lalu ia melompat. Kata Rawi (yang meriwayatkan hadis): Kemudian beliau berpaling dari mereka sehingga berhenti di tengah padang Hudaibiyah. Di situ ada lobang yang berisi sedikit air. Orang banyak menyauknya sedikit-sedikit dan tinggal di situ, sehingga mereka menghabiskan air itu. Maka diadukanlah kehausan kepada Rasulullah s.a.w. Lalu beliau mengambil anak panah dari tabungnya, kemudian beliau suruh mereka menancapkannya dalam lobang itu. Maka demi Allah, memancarlah air dengan derasnya sehingga mereka kembali. Ketika mereka dalam keadaan demikian, tiba-tiba datanglah Budail bin Warqa' Al Khuza'i dalam satu rombongan dengan kaumnya suku Khuza'ah. Mereka adalah kepercayaan Rasulullah s.a.w. di antara penduduk Tihamah. Kata Budail: "Saya meninggalkan Ka'ab bin Luai dan Amir bin Luai, berhenti di tempat-tempat air Hudaibiyah dan dengan mereka ada unta yang masih menyusukan anaknya. Mereka akan memerangi dan melarang tuan untuk mengunjungi Baitullah. Rasulullah s.a.w. bersabda: "Bahwa sesungguhnya kami datang bukanlah untuk memerangi seseorang, akan tetapi kami datang untuk mengerjakan 'umrah. Sesungguhnya orang Quraisy itu telah dilemahkan dan dirusak oleh peperangan. Kalau mereka menghendaki, saya beri tempoh kepada mereka dan mereka dibiarkan tidak perang antara saya dan mereka, biarpun saya akan menang. Kalau mereka hendak masuk ke dalam apa yang dimasuki orang banyak, iaitu perang, mereka boleh melakukannya! Kalau tidak, maka mereka dapat berehat. Kalau mereka tiada mau, maka Tuhan yang, diri ku di tanganNya, mereka akan saya perangi atas dasar tugas , sampai leher saya putus. Sesungguhnya Tuhan akan melaksanakan pekerjaanNya". Budai! berkata: "Nantilah saya sampaikan kepada mereka apa yang tuan katakan itu". Kata Rawi: Lalu ia berjalan hingga ditemuinya orang Qureisy. Katanya: "Bahwa sesungguhnya kami datang kepada mu dari laki-laki itu (Nabi Muhammad s.a.w.) dan kami dengar beliau mengucapkan sabdanya. Kalau kamu menghendaki supaya kami sampaikan kepada mu, kami lakukan". Orang-orang bodoh di antara mereka berkata: "Satu pun tidak perlu bagi kami untuk engkau khabarkan sabdanya itu". Orang cerdas di antara mereka berkata: "Terangkanlah apa katanya yang engkau dengar! Jawab Budak: "Saya dengar beliau bersabda begini dan begitu". Terus diceritakannya kepada mereka semua yang disabdakan Nabi s.a.w.

Urwah bin Mas'ud lalu berdiri, katanya: "Hai kaumku! Bukankah kamu sebagai bapak?" Jawab mereka: "Ya!" Katanya: "Bukankah saya sebagai anak?" Jawab mereka: "Ya!" Katanya: "Kamu curigaikah saya'!" Jawab mereka: "Tidak!" Katanya: "Bukanlah kamu telah mengetahui bahwa saya meminta bantuan kepada penduduk 'Ukaz tatkala mereka tiada membantu saya, lalu saya datang kepada mu bersama-sama dengan keluarga, anak dan orang yang mengikut saya'?


Yüklə 1,02 Mb.

Dostları ilə paylaş:
1   ...   21   22   23   24   25   26   27   28   ...   34




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin