1144. Dari Abdullah bin Zubair r.a., ia bercerita bahwa ada seorang laki-laki Ansar bertengkar dengan Zubair dekat Rasulullah saw. mengenai pengairan pohon kurma. Orang Ansar berkata: Biarkan air itu mengalir! Zubair tidak mau. Keduanya minta diadili oleh Rasulullah saw. Lalu Rasulullah saw. berkata kepada Zubair; "Airi dahulu kebun engkau hai Zubair, kemudian alirkan air itu kepada tetanggamu." Orang Ansar itu pun marah, seraya berkata: Tentu karena ia anak pamanmu. Air muka Rasulullah saw. berubah, lalu beliau bersabda: "Pergunakanlah air itu untuk engkau hai Zubair sampai menggenangi pematang." Zubair berkata: Demi Allah, mengenai peristiwa inilah turunnya ayat yang berbunyi: "Tidak, demi Tuhan mu, mereka belum benar-benar beriman, sampai mereka berhakim kepada mu mengenai perselisihan-perselisihan yang
terdapat di antara mereka" (Quran surat An-Nisa', 65)
1145. Dari Abu Hurairah r.a.: Rasulullah s.a.w. bersabda: "Ketika seorang laki-laki sedang dalam perjalanan, ia kehausan. Ia masuk ke dalam sebuah sumur yang curam, lalu minum di sana. Kemudian ia ke luar. Tiba-tiba ditemuinya seekor anjing yang menjulurkan lidahnya dan menjilat-jilat tanah karena kehausan. Orang itu berkata: Anjing ini sedang merasakan apa yang telah saya rasakan. Lalu ia turun kembali ke sumur itu, memenuhi sepatunya dengan air, membawanya ke atas dengan menggigit sepatu itu, terus naik kembali ke atas dan memberi minum anjing itu. Allah berterima kasih kepadanya dan mengampuni dosanya." Para sahabat bertanya: Hai Rasulullah! Kalau kami mengasihi binatang apakah kami memperoleh pahala? Beliau bersabda: "Setiap hati yang pengasih mendapat pahala. "1146. Dari Abdullah bin Umar r.a., Rasulullah saw. bersabda : "Ada seorang perempuan yang disiksa karena ia memenjarakan kucing sampai mati kelaparan. Karena itu dia masuk neraka.” Kemudian Rasul bersabda: "Tuhan tahu, bahwa engkau tidak memberi makan dan minum kucing itu waktu memenjarakannya,. kucing itu tidak pula engkau lepaskan agar dapat makan apa yang melata di bumi.” 1147. Dari Abu Hurairah r.a., Nabi s.a.w. bersabda: "Demi Tuhan Yang menggenggam diri ku! Apakah aku akan mengusir orang banyak dari telagaku, sebagaimana orang mengusir unta yang terasing dari telaga?"
1148. Dari Ibnu 'Abbas r.a., Nabi s.a.w. bersabda: "Semoga Allah mengasihi Ibu Ismail, kalau ia membiarkan sumur Zamzam." Atau Nabi bersabda: "Kalau tidaklah ia menyauk air sumur Zamzam, tentulah sumur itu akan menjadi mata air yang mengalir. Lalu akan datang orang dari suku Jurhum berkata: "Izinkanlah kami tinggal di sebelahmu." Ibu Ismail menjawab: "Boleh, tetapi kamu tidak berhak atas air" Mereka menjawab: "Baiklah!"1149. Dari Sha'b bin Jatsamah r.a., katanya: Rasulullah saw. bersabda: "Tiada yang berhak melarang selain Allah dan RasulNya." Perawi Hadis berkata: Kami mendapat berita bahwa Nabi s.a.w. pernah melarang Naqi', dan Umar pernah melarang Saraf dan Rabazah. 1150. Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah saw. bersabda: "Kuda dapat menjadi sumber pahala, menjadi alat untuk memenuhi kebutuhan, atau menjadi sebab dosa. Ia menjadi sumber pahala, kalau ia dipelihara untuk agama Allah, digembalakan di padang rumput.atau di perkebunan. Seberapa sampai oleh kuda itu menurut panjang talinya di padang rumput atau di kebun itu, itu menjadi pahala bagi yang punya. Kalau kuda itu putus talinya, lalu naik ke tempat yang tinggi, jejaknya dan tahinya menjadi sumber pahala bagi yang punya. Seandainya kuda itu melalui sebuah sungai, dan ia minum di sana, sedangkan yang punya tidak berniat memberinya minum, maka yang demikian itu menjadi sumber pahala baginya. Karena itu, kudanya menjadi sumber pahala baginya. Orang memelihara kuda untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, agar ia jangan menjadi pengemis, dan tidak melupakan hak Tuhan pada waktu membebani kuda itu. Karena kuda itu menjadi alat bagi pemenuhan kebutuhannya. Dan orang yang memelihara kuda karena bongkak, sombong, dan membanggakan diri terhadap orang lain, maka kuda itu menjadi sebab dosa baginya." Orang bertanya kepada Rasulullah s.a.w. tentang keldai. Beliau menjawab ''Tidak ada hal khusus yang diturunkan kepada ku mengenai keldai, tetapi sebuah ayat pendek lengkap telah diturunkan kepada ku, yaitu: "Siapa yang berbuat kebaikan sebesar atom pun, akan dilihatnya: siapa yang berbuat kejahatan sebesar atom pun akan dilihatnya." (Surat Al Zilzal. 7- 8)
1151. Dari Zaid bin Khalid r.a., katanya: Ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah s.a.w. bertanya tentang barang yang didapat di jalan. Beliau bersabda: "Ketahui di mana benda itu didapat dan bagaimana tali pengikatnya (tanda-tandanya), kemudian umumkan kepada orang banyak selama setahun. Kalau pemiliknya datang, serahkan kepadanya. Tetapi kalau dalam masa itu tidak ada orang yang datang, kamu dapat berbuat sesukamu dengan benda itu." Laki-laki itu bertanya: Kalau kambing yang didapat bagaimana? Nabi menjawab: "Kambing itu untukmu, atau untuk saudara mu, atau untuk serigala." Laki-laki itu bertanya lagi: Kalau unta bagaimana? Nabi menjawab: "Kamu tidak perlu mengambilnya. Binatang itu sanggup mencari minum dan tebal kulil kakinya. Ia dapat pergi sendiri ke tempat air dan makan rumput, sampai nanti pemiliknya datang."
1152. Dari Ali bin Abi Thalib r.a., katanya: Dalam peperangan Badar, saya dan Rasulullah s.a.w. masing-masingnya mendapat seekor unta rampasan. Rasulullah s.a.w. memberikan untanya kepada ku. Pada suatu hari saya tidurkan kedua ekor unta itu di depan rumah seorang Ansar. Saya bermaksud memuat tanaman Izkhir ke atas kedua unta itu untuk saya jual. Bersama saya waktu itu ada tukang logam dari Bani Qainuqa". Saya akan mempergunakan harganya untuk pesta perkawinan Fatimah. Hamzah bin Abdul Muttalib sedang minum di rumah itu. Ia disertai oleh seorang penyanyi. Penyanyi itu berkata: Hamzah, unta itu gemuk! Lalu Hamzah melompat menuju kedua unta itu dengan pedang. Ia memotong ponok unta itu dan menyayat-nyayat punggungnya, serta mengeluarkan hatinya. Ibnu Juraid bertanya kepada Ibnu Syihab setelah mendengar cerita ini: Juga ponoknya? Jawab Ibnu Syihab: Kedua ponok itu dipotongnya dan dibawanya. Selanjutnya Ibnu Syihab meneruskan hadis itu; Ali berkata: Saya anggap peristiwa itu amat mengerikan. Lalu saya menghadap Rasul, yang di sebelahnya pada waktu itu ada Zaid bin Haritsah. Saya menceritakan kepada beliau apa yang terjadi. Beliau langsung keluar bersama Zaid, dan saya ikut pergi mengiringinya. Nabi s.a.w. terus masuk ke tempat Hamzah. Beliau marah kepada Hamzah. Hamzah mengangkat pandangannya seraya berkata: Kamu semua hanya budak bapa-bapa ku. Rasulullah s.a.w. mundur, sampai keluar dari tempat mereka. Kejadian itu terjadi sebelum minuman keras diharamkan.
1153. Dari Anas r.a., Nabi saw. memanggil orang Ansar untuk membagikan tanah bagi mereka di Bahrain. Mereka berkata: Hai Rasulullah! Jika anda membagikan tanah, hendaklah sama dengan bagian saudara-saudara kami dari suku Quraisy. Rasulullah saw. Tidak menghendakinya begitu, lalu beliau bersabda: "Setelah aku nanti, kamu akan melihat orang-orang yang mementingkan diri sendiri. Hendaklah orang-orang itu sabar sampai kamu berjumpa denganku."1154. Dari Abu Hurairah r.a. Nabi s.a.w. bersabda: "Siapa yang berhutang dengan maksud membayarnya kembali, Tuhan akan menolongnya dalam membayar kembali. Siapa yang mengambil harta orang lain dengan maksud untuk menghilangkannya, Tuhan akan menolong menghilangkannya.”1155. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: Rasulullah s.a.w. bersabda: "Seandainya saya mempunyai emas sebesar bukit Uhud, saya tidak akan merasa senang kalau emas itu masih ada pada saya selama tiga hari, selain dari apa yang dipersiapkan untuk membayar hutang." 1156. Dari Jabir bin Abdullah r.a.. ia bercerita bahwa bapaknya meninggal pada hari peperangan Uhud dalam keadaan berhutang. Semua orang yang berpiutang mendesak menuntut hak mereka. Lalu saya menghadap Rasulullah s.a.w. Beliau meminta kepada orang-orang itu agar mereka mahu menerima buah kebun korma saya untuk pembayar hutang bapa saya, akan tetapi mereka tidak mahu. Rasulullah s.a.w. tidak mahu memberikan kebun saya itu kepada mereka. Beliau berkata: "Besok pagi kami akan datang kepada mu." Besok paginya beliau datang kepada kami. Beliau lalu mengelilingi pohon-pohon korma itu dan beliau mendo'akan buahnya. Kemudian saya memetik buahnya membayar mereka, sedang sisanya masih ada tinggal untuk kami.
1157. Dari Jabir bin Abdullah r.a., ia bercerita bahwa bapaknya meninggal dunia dengan berhutang sebanyak tiga puluh wasq kepada seorang laki-laki Yahudi. Jabir minta agar hutang itu ditangguhkan, tetapi orang Yahudi itu tidak mau. Jabir menceritakan hal ini kepada Rasulullah saw. Untuk minta pertolongan beliau terhadap orang Yahudi itu. Beliau pergi kepada orang Yahudi itu, lalu minta orang Yahudi itu mengambil buah kurma Jabir sebanyak piutangnya. Orang Yahudi itu tetap tidak mau. Rasulullah saw. Masuk ke dalam kebun itu dan terus berjalan di dalamnya. Kemudian beliau berkata kepada Jabir: "Petiklah buah kurma itu untuk orang Yahudi itu dan cukupkan haknya." Lalu Jabir memetiknya setelah Rasul pergi. Dipetiknya tiga puluh wasq, dan masih masih tinggal untuknya tujuh belas wasq lagi. Kemudian Jabir pergi menghadap Rasulullah saw. Untuk menceritakan apa yang telah terjadi. Dijumpainya beliau sedang sembahyang Ashar. Setelah beliau selesai sembahyang, langsung diceritakannya buah kurma yang berlebih-lebih itu. Beliau bersabda: "Ceritakanlah hal itu kepada Umar bin Khattab." Jabir pun pergilah kepada Umar menceritakan hal itu. Umar berkata kepadanya: Saya tahu bahwa sewaktu Rasulullah saw. Berjalan dalam kebun itu, sebenarnya beliau memintakan berkat untuk kebun itu.1158. Dari Aisyah r.a., ia menceritakan bahwa Rasulullah s.a.w. biasa berdo'a dalam shalat, dan dibacanya: "Hai Tuhan! Sesungguhnya aku berlindung dengan Engkau dari berbuat salah dan berhutang." Ada orang yang bertanya kepada beliau: Kenapakah engkau amat banyak minta perlindungan daripada berhutang? Beliau menjawab: "Orang yang berhutang bila berkata berdusta, bila berjanji tidak menepatinya. "1159. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: Saya dengar Rasulullah saw. bersabda:
"Barangsiapa yang menemukan harta bendanya pada seseorang atau beberapa orang yang jatuh muflis, ia lebih berhak atas benda itu dari orang lain."
1160. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: Dua orang laki-laki bertengkar, yang satu Islam dan yang satu lagi Yahudi. Orang Islam itu berkata: "Demi Tuhan yang memilih Muhammad lebih dari semua orang di dunia." Orang Yahudi itu berkata: "Demi Tuhan yang telah melebihkan Musa dari orang-orang sedunia." Orang Islam itu mengangkat tangannya dan menampar muka orang Yahudi. Orang Yahudi itu pergi menghadap kepada Rasulullah s.a.w. dan menceritakan kepada beliau apa yang telah terjadi antaranya dan orang Islam itu. Nabi saw. Memanggil orang Islam itu dan menanyakan halnya. Ia pun berceritalah kepada beliau. Nabi saw. Bersabda:"Janganlah kamu lebihkan saya dari Musa. Sesungguhnya manusia akan pingsan pada hari kiamat. Saya pun ikut pingsan bersama dengan mereka. Sayalah yang mula-mula sadar kembali. Tiba-tiba Musa berpegang di pinggir Arasy. Saya tidak tahu apakah Musa juga pingsan dan sadar lebih dulu dari ku, atau ia adalah orang dikecualikan oleh Tuhan.”
1161. Dari abu Sa'id Al-Khudri r.a., katanya: Pada suatu waktu, ketika Rasulullah saw. sedang duduk-duduk, datanglah seorang Yahudi berkata: "Hai Abu Qasim! Seorang dari sahabat Tuan telah menampar muka saya." "Siapa?" Tanya beliau. Orang Yahudi itu menjawab: "Seorang Ansar." Kata beliau: "Panggillah orang itu!" Lalu beliau bertanya: "Engkau tampar dia?" Orang itu menjawab: Saya dengar ia bersumpah dipasar dengan berkata: "Demi Tuhan yang telah memilih Musa lebih dari segala manusia." Saya berkata: "Kamu telah berbuat jahat terhadap Rasulullah saw." Saya marah, lalu menampar mukanya. Nabi saw. berkata: "Janganlah kamu melebihkan seseorang dari para Nabi. Pada hari kiamat seluruh manusia pingsan. Saya adalah orang yang pertama-tama sedar kembali. Tiba-tiba saya jumpai Musa berpegang pada salah satu tiang Arasy. Saya tidak tahu apakah ia ikut pingsan atau sudah tidak pingsan lagi."1162. Dan Anas r.a., ada seorang Yahudi yang memukul kepala seorang sahaya perempuan dengan dua batu. Sahaya itu ditanya: "Siapakah yang telah melakukan hal ini kepadamu! Si Anu atau Si Anu?" Ketika ia menyebutkan nama seorang Yahudi maka sahaya itu menganggukkan kepalanya. Orang Yahudi itu ditangkap dan ia mengaku. Kemudian Nabi memerintahkan agar kepala Yahudi itu dipukul pula dengan dua batu.1163. Dari Ka'b r.a., ia menagih piutangnya kepada Ibnu Abi Hadrat dalam mesjid sampai kedua orang itu mengeraskan suaranya sehingga kedengaran oleh Rasulullah s.a.w. Beliau waktu itu dalam rumah, lalu beliau ke luar melihat kedua orang itu. Ketika beliau membuka tirai kamar, beliau berkata: "Hai Ka'b! Ka'b menjawab: "Saya, ya Rasulullah!" Rasul berkata:. "Kurangkanlah piutangmu itu!" sambil memberi isyarat untuk mengurangi sebahagian dari hutangnya. Ia menjawab: "Telah saya lakukan, ya Rasulullah!" Beliau berkata kepada orang yang berhutang: "Bayarlah kepadanya."1164. Dari Umar bin Khattab r.a.. katanya, Saya mendengar Hisyam bin Hakim bin Hizam membaca surat Furqan dengan cara yang berlainan dari apa yang saya baca, sedangkan Rasulullah s.a.w. pernah membacakan surat itu kepada saya. Hampir saya marah kepadanya. Saya tunggu sampai ia selesai sembahyang. Lalu saya tarik kain tutup kepalanya dan saya bawa menghadap Rasulullah s.a.w. Saya berkata: "Saya mendengar orang ini membaca berlainan dari apa yang anda bacakan kepada saya." Beliau berkata: "Lepaskan dia!" Kemudian Nabi berkata kepadanya: "Bacalah!" Lalu ia membacanya. Rasul berkata: "Memang demikian surat itu diturunkan!" Kemudian ia berkata kepada saya: "Bacalah!" Lalu saya pun juga membacanya. Beliau berkata: "Memang, begitulah surat itu diturunkan. Sesungguhnya Qur'an diturunkan dari tujuh Qiraat. Maka bacalah dengan mudah daripadanya.”
1165. Dari Khabbab r.a., katanya: Saya adalah seorang tukang besi di zaman jahiliah. 'Ash bin Wail berhutang kepada saya beberapa dirham. Saya datang kepadanya menagih hutang itu. Ia menjawab: "Saya tidak akan membayar hutang kepada mu sebelum engkau kafir dengan Muhammad." Saya berkata: "Tidak, demi Allah! Saya tidak akan kafir dengan Muhammad s.a.w., walaupun engkau dimatikan Tuhan lalu dihidupkannya kembali." Kata 'Ash: "Biarlah saya mati, kemudian dihidupkan kembali, lalu saya diberi harta dan anak, baru saya bayar hutang saya kepada mu." Maka turunlah ayat yang berarti: "Adakah engkau lihat orang yang engkar terhadap tanda kebesaran Kami tetapi kendati pun begitu, ia berkata: Saya telah pasti akan diberi harta dan anak." (Haryam, 77)
1166. Dari Abdullah bin Umar r.a., Rasulullah s.a.w. bersabda: "Janganlah memerah ternak orang lain tanpa izinnya. Apakah kamu suka kalau tempat minumnya didatangi orang, tempat menyimpan minumannya dipecah orang dan makanannya dibawa orang lain! Susu ternak itu adalah tempat menyimpan makanan mereka. Kerana itu, janganlah memerah ternak orang lain, melainkan dengan izinnya. "1167. Dari Abi Sa'id al-Khudri, Rasulullah s.a.w. bersabda: "Kalau orang yang beriman itu telah bebas dari neraka, mereka ditahan pada jambatan antara syurga dan neraka, lalu orang saling membalas penganiayaan antara sesama mereka waktu di dunia. Setelah mereka dibersihkan dan disucikan, barulah mereka diizinkan masuk syurga. Demi Allah Yang diri Muhammad di tanganNya, orang lebih tahu tempatnya di syurga daripada tempatnya di dunia."1168. Dari Abdullah bin Umar r.a., Rasulullah s.a.w. bersabda: "Orang Islam itu saudara orang Islam; ia tidak menganiayanya dan tidak pula membiarkannya teraniaya. Siapa yang menolong keperluan saudaranya, Allah akan menolong keperluannya pula. Siapa yang menghilangkan kesusahan orang Islam, Allah akan menghilangkan kesusahannya di hari kiamat. Siapa yang menutup rahasia orang Islam, Allah akan menutup rahsianya di hari kiamat nanti."1169. Dari Abu Musa r.a., Nabi bersabda: "Orang yang beriman dengan orang beriman yang lain adalah seperti rumah; bahagian yang satu menggunakan bahagian yang lain." Dan sebagai perumpamaan beliau mempersilangkan anak-anak jari beliau.1170. Dari Abdullah Umar r.a., Nabi s.a.w. bersabda: "Aniaya itu menjadi kegelapan di hari kiamat."1171. Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah s.a.w. bersabda: "Siapa yang merusak nama baik atau harta benda orang lain, maka minta maaflah kepadanya sekarang ini, sebelum datang hari di mana mata uang tidak laku lagi. Kalau ia mempunyai amal baik, sebahagian dari amal baiknya itu akan diambil, sesuai dengan kadar aniaya yang telah dilakukannya. Kalau ia tidak mempunyai amal baik, maka dosa orang lain itu diambil dan ditambahkan kepada dosanya."1172. Dari Abu Salamah r.a., terdapat banyak permusuhan antara dirinya dengan orang banyak. Hal ini diberitakannya kepada Aisyah r.a. Aisyah berkata: Hai Abu Salamah! Hindarilah praktik mengambil tanah orang lain! Nabi s.a.w. pernah bersabda: "Barangsiapa yang mengambil tanah orang lain tanpa hak agak sejengkal, maka akan dikalungkan kepadanya tujuh lapis bumi."1173. Dari Ibnu Umar r.a.. kalanya: Nabi s.a.w. bersabda: "Siapa yang mengambil sebahagian tanah orang lain tanpa hak (dengan aniaya), maka pada hari kiamat ia akan dikubur sampai tujuh lapis bumi."1174. Dari Ibnu Umar r.a.. katanya: Rasulullah s.a.w. melarang orang mengambil lebih daripada haknya, kecuali kalau orang itu mendapat izin dari temannya yang berhak.1175. Dari Aisyah r.a., dari Nabi s.a.w. beliau bersabda: "Orang yang paling dibenci Allah adalah orang yang paling, suka bermusuhan."1176. Dari Ummu Salamah r.a., isteri Nabi s.a.w., ia bercerita bahwa Rasulullah s.a.w. mendengar suatu pertengkaran yang terjadi dekat pintu kamar beliau. Beliau keluar menemui orang-orang yang bertengkar itu dan berkata: "Saya ini manusia biasa. Orang-orang berdatangan kepada saya berperkara. Sebahagian dari kamu lebih pintar daripada lawannya. Saya mengira bahwa ia benar, lalu saya jatuhkan keputusan menurut hal yang dikemukakannya. Siapa yang saya beri keputusan dengan melanggar hak orang lain, maka sesungguhnya keputusan itu adalah sebahagian dari api neraka. Terserah kepada orang itu apakah ia akan mengambilnya atau tidak mengambilnya." 1177. Dari Uqbah bin Amir r.a., katanya: Kami berkata kepada Rasulullah s.a.w.: "Anda menyuruh kami untuk tinggal pada suatu kaum, tetapi mereka tidak mahu menjamu kami. Bagaimanakah pendapat anda dalam hal ini?" Beliau berkata kepada kami: "Jika kamu tinggal pada suatu kaum, dan kamu mendapat perlakuan yang pantas sebagai seorang tamu, maka terimalah. Tetapi kalau mereka tidak memperlakukan kamu secara demikian, maka ambillah hak tamu dari mereka!"
1178. Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah s.a.w. bersabda: "Janganlah orang melarang tetangganya menyandarkan kayu pada dindingnya!"1179. Dari Anas r.a.: Pernah saya memberi minum kepada banyak orang di tempat Abu Thalhah, dan minuman kerasnya pada hari itu dibuat dari anggur. Lalu Rasulullah s.a.w. menyuruh mengumumkan dan memberitahukan bahwa minuman keras itu diharamkan. Abu Thalhah berkata kepada saya: "Keluarlah engkau dan buangkanlah minuman keras itu!" Saya lalu keluar dan membuangkan minuman keras itu, sehingga mengalir di jalan-jalan-jalan Madinah. Ada orang yang berkata: "Celakalah orang-orang yang masih ada minuman keras dalam perut mereka." Di waktu itulah Tuhan menurunkan ayat yang berarti: "Orang-orang yang beriman dan beramal soleh tidaklah berdosa karena apa yang telah mereka makan (sebelum larangan). (Al-Maidah, 96). 1180. Dari Abdullah bin Abbas r.a., katanya: Saya selalu ingin bertanya kepada Umar r.a. tentang dua orang isteri Nabi s.a.w, yang Tuhan telah berfirman tentang mereka berdua: "Jikalau engkau berdua bertobat kepada Tuhan, maka memang hati mu telah cenderung untuk melakukan hal itu" (At-Tahrim, 4), sampai pada suatu kali ia pergi naik haji dan saya juga ikut naik haji dengannya. Ketika kami sedang dalam perjalanan, Umar menyimpang dan saya pun ikut menyimpang sambil membawa sebuah tempat air. Lalu ia buang air. Kemudian ia datang kepada saya, lalu saya tuangkan air ke tangannya dan ia pun berwudhu'. Saya berkata: "Ya Amirul Mu'minin! Siapakah dua orang isteri Nabi s.a.w. yang disebutkan oleh Allah dalam ayat: "Jika engkau berdua bertobat kepada Tuhan maka memang hati mu telah cenderung untuk melakukan hal itu?" Umar menjawab: "Anda sangat heran tentang hal ini, hai Ibnu Abas! Mereka itu adalah Aisyah dan Hafsah." Kemudian Umar melanjutkan ceritanya: Dia berkata: "Saya tinggal di kampung Umayyah bin Zaid dipinggir tepi kota Madinah. saya mempunyai tetangga seorang Ansar kami berganti-ganti pergi kepada Rasulullah s.a.w. Suatu hari ia pergi dan hari berikutnya saya pergi. Kalau ia yang pergi ia menceritakan kepada saya tentang wahyu yang turun dan berita-berita lain. Demikian pula keadaannya kalau saya yang pergi."Kami orang Quraisy adalah golongan yang berkuasa atas wanita. Ketika kami datang ke Madinah kami dapati orang-orang di sana sangat dikuasai wanita. Maka mulailah para wanita kami belajar dari wanita mereka. Pada suatu hari saya marah kepada perempuan saya, Lalu ia mulai menjawab perkataan saya. Saya berkata bahwa tidak boleh wanita membantah perkataan suaminya, Isteri saya menjawab: "Apakah saya tidak boleh menjawab perkataan mu? Demi Allah, para Isteri Nabi saw. sendiri menjawab perkataan Nabi. Malah ada salah seorang daripadanya yang tidak mahu mendekat kepada beliau dari siang hari sampai malamnya." Saya terus ke luar rumah dan terus pergi ke rumah Hafsah. Saya berkata kepadanya: "Apakah kamu berani menjawab perkataan Rasul s.a.w.?" Ia menjawab: "Ya!" "Dan ada salah seorang dan kamu yang sampai tidak mengindahkan beliau dari siang hari sampai malamnya?" Jawabnya: "Ya!" "Siapa yang melakukan hal itu di antara kamu, sesungguhnya telah celaka dan merugi. Apakah di antara kamu ada yang merasa tenteram dimarahi Allah karena Rasulullah s.a.w. marah kepadanya? Orang yang seperti itu sebenarnya telah hancur. Janganlah kamu menentang perkataan Rasulullah s.a.w. dan jangan kamu minta apa-apa kepadanya. Kalau engkau perlu apa-apa mintalah uang kepada ku. Janganlah engkau merasa sakit hati seandainya tetangga mu (maksudnya Aisyah r.a.) lebih cantik dari mu dan lebih dicintai oleh Rasulullah s.a.w." Di waktu itu kami berbincang-bincang bahwa orang Ghassan sedang
mempersiapkan kuda-kudanya untuk menyerang kami. Maka pada suatu hari tetangga saya pergi kepada Rasulullah s.a.w. dan ia kembali pada waktu malam. Ia mengetuk pintu saya keras-keras dan memanggil nama saya. Saya pergi ke luar, untuk menemuinya. Ia berkata: "Ada suatu peristiwa penting terjadi." Saya bertanya: "Apakah yang telah terjadi? Apakah orang Ghassan telah menyerang?" Ia menjawab: "Jauh lebih penting dari itu. Rasulullah s.a.w. telah menceraikan isteri-isterinya." Saya berkata: "Hancur dan
rugilah Hafsah! Saya telah menduga bahwa hal ini akan terjadi." Saya pun berpakaian dan berangkat. Saya sembahyang Shubuh bersama s.a.w. Setelah selesai sembahyang beliau masuk ke kamar khusus dan menyendiri di sana. Saya pun masuk ke dalam rumah Hafsah dan saya dapati ia sedang menangis. Saya bertanya kepadanya: "Apakah kamu semua telah diceraikan Rasulullah s.a.w.?" Ia menjawab: "Saya tidak tahu. Ia sedang menyendiri di kamar makan." Lalu saya ke luar rumah dan pergi ke mimbar mesjid. Saya dapati di dekat mimbar itu sejumlah orang sedang duduk-duduk dan sebahagiannya menangis. Saya duduk di tempat itu sebentar. Kemudian saya tidak dapat menahan perasaan saja, maka saya datang ke kamar makan di mana beliau berada. Saya datang kepada seorang pembantu berkulit hitam dan berkata kepadanya. "Tolong mintakan izin Umar hendak masuk," Pembantu itu masuk kemudian ke luar kembali. Ia berkata: "Saya telah menyebutkan nama anda, tetapi beliau diam saja." Kemudian saya bergegas pergi dan duduk bersama orang-orang yang di dekat mimbar. Saya tidak dapat menahan perasaan saya, lalu saya datang sekali lagi kepada pembantu laki-laki hitam itu dan berkata: "Tolong katakan Umar minta izin untuk masuk." Pembantu itu masuk ke dalam lalu ke luar kembali. "Saya telah menyebutkan nama anda, tetapi beliau diam saja." katanya. Lalu saya kembali ke luar dan pergi ke mimbar. Kemudian saya tidak dapat menahan perasaan saya dan pergi sekali lagi kepada pembantu berkulit hitam itu: "Tolong katakan bahwa Umar minta izin untuk masuk." Ia masuk ke dalam, lalu ke luar kembali. "Telah saya sebutkan nama anda, tetapi beliau diam saja." Saya pun bergegas pergi. Tetapi tiba-tiba pembantu itu memanggil saya: "Anda telah diberi izin untuk masuk!" Maka saya pun masuklah dan memberi salam kepada Rasulullah s.a.w. Saya dapati beliau tidur dengan tangan ditopangkan ke kepala diatas sehelai tikar kasar, sehingga kelihatan bekas tikar itu di sisi beliau. Saya berkata: "Ya Rasulullah s.a.w. Apakah anda telah menceraikan isteri-isteri anda?" Rasul mengangkat kepalanya ke arah saya dan menjawab: "Tidak!" Lalu saya berkata: "Tuhan Maha Besar! Bagaimanakah pendapat engkau, ya Rasulullah? Kita orang Quraisy ini adalah suatu golongan yang berkuasa atas wanita. Sewaktu kita datang ke Medinah, kita dapati mereka itu adalah golongan yang dikuasai oleh wanita." Umar meneruskan ceritanya. Nabi s.a.w, tersenyum. Kemudian saya berkata (Umar meneruskan ceritanya): "Bagaimanakah pendapat tuan ketika saya masuk ke tempat Hafsah dan saya berkata: "Janganlah engkau terpedaya oleh tetangga mu yang lebih cantik dari mu dan lebih dikasihi oleh Nabi (maksudnya Aisyah)?" Beliau tersenyum sekali lagi. Kemudian saya perhatikan keadaan dalam kamar beliau itu. Demi Allah, tidak ada yang menarik perhatian di dalam kamar itu selain dari tiga tempat simpanan air dari kulit. Saya berkata: "Berdo'alah anda kepada Tuhan agar Ia memberikan kelapangan kepada ummat anda. Orang-orang Persia dan Romawi telah diberi kelapangan. Kepada mereka diberikan dunia, padahal mereka tiada Tuhan." Ketika itu beliau sedang bertelekan dan beliau bersabda: "Masih ragukah engkau hai anak Khattab? Mereka itu adalah golongan yang dicepatkan mendapatkan keberuntungan hidup di dunia." Saya berkata: "Ya Rasulullah! Tolonglah minta ampunkan saya!" Beliau merasa kesal karena suatu kejadian, di mana Hafsah menceritakannya kepada Aisyah. Beliau bersabda: "Saya tidak akan masuk ke rumah mereka selama sebulan." Tuhan mencela beliau, karena beliau terlalu marah kepada
mereka. Setelah berlangsung selama dua puluh sembilan hari, beliau masuk ke rumah Aisyah. Aisyah berkata kepada beliau: "Tuan bersumpah tiada akan masuk ke rumah kami selama satu bulan. Menurut perhitungan saya, baru dua puluh sembilan hari." Nabi menjawab: "Bulan ini dua puluh sembilan hari!" Dan memang pada waktu itu bulan adalah dua puluh sembilan hari. Aisyah berkata: "Maka turunlah ayat pilihan (takhyir). Pertama-lama beliau mulai dengan saya. Beliau berkata: "Saya ingin mengingatkan kepada mu satu hal. Kamu tidak perlu menjawabnya sekarang juga. Kamu boleh bermusyawarat dahulu dengan kedua orang ibu-bapa mu." Aisyah menjawab: "Saya tahu bahwa kedua orang ibu-bapak saya belum pernah menyuruh saya agar bercerai atau berpisah dengan tuan. Kemudian beliau bersabda: "Sesungguhnya Tuhan telah berfirman:
Dostları ilə paylaş: |