Pengantar ilmu pendidikan " tokoh tokoh sejarah pendidikan indonesia"



Yüklə 41,85 Kb.
tarix17.01.2019
ölçüsü41,85 Kb.
#99581

PENGANTAR ILMU PENDIDIKAN

TOKOH – TOKOH SEJARAH PENDIDIKAN INDONESIA”



logo_keren_unj.jpg

Kelompok VII


  • Achmad Kurniawan

  • Indah Murtini

  • Reza Andani

  • Rendy Frastyo

  • Sendy Resta Tirto


JURUSAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

REGULER 2011

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

KATA PENGANTAR


Puji serta syukur kita haturkan kehadirat ALLAH SWT atas segala rahmat dan karunia-Nyalah sampai saat ini kita masih diberikan nikmat berupa nikmat sehat walafiat serta nikmat iman dan islam. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan besar kita Nabi Muhammad SAW juga kepada para keluarganya, sahabatnya, dan para pengikutnya yang Insya Allah kita pun termasuk didalamnya yang tetap istiqomah dengan ajarannya hingga akhir zaman.

Makalah ini menjelaskan tentang lanjutan dari sejarah pendidikan di Indonesia sejak zaman kemerdekaan. Bberisikan tentang nama dari tokoh pejuang pendiri taman siswa, muhammadiah,pesantren dan juga INS. Isinya dilengkapi dengan dasar pemikiran para tokoh untuk mendirikan organisasi tersebut.

Dengan selesainya makalah ini kami berharap akan bertambahnya pengetahuan kami sebagai penyusun mengenai “Tokoh-Tokoh Sejarah Pendidikan di Indonesia” dan semoga dapat bermanfaat tidak hanya bagi kami pribadi tapi juga untuk yang membacanya. Dan yang terakhir saya ucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan berupa masukkan-masukkan dalam penulisan makalah ini.

Jakarta, Oktober 2011

Penyusun

DAFTAR ISI
Kata Pengantar ii
Daftar isi iii
Bab 1 4

Pendahuluan



  1. Latar Belakang 4

  2. Rumusan Masalah 4

  3. Tujuan 4


Bab 2 5

Sejarah tokoh-tokoh pendidikan di Indonesia

  1. Mohamad Syafei 5

  2. Ki Hajar Dewantara 6

  3. Kyai H. Ahmad Dahlan 7

  4. Willem Iskander 9

  5. Slamet Iman Santoso 10

Bab 3 9

Penutup


  1. Kesimpulan 11

  2. Saran 11


Daftar Pustaka 12

BAB I

PENDAHULUAN


  1. LATAR BELAKANG

Pendidikan sudah sepatutnya menentukan masa depan suatu negara. Bila visi pendidikan tidak jelas, yang dipertaruhkan adalah kesejahteraan dan kemajuan bangsa. Visi pendidikan harus diterjemahkan ke dalam sistem pendidikan yang memiliki sasaran jelas, dan tanggap terhadap masalah-masalah bangsa. Karena itu, perubahan dalam subsistem pendidikan merupakan suatu hal yang sangat wajar, karena kepedulian untuk menyesuaikan perkembangan yang disesuaikan dengan perkembangan zaman. Sudah seyogyanya sistem pendidikan tidak boleh jalan di tempat, namun setiap perubahan juga harus disertai dan dilandasi visi yang mantap dalam menjawab tantangan zaman.



  1. RUMUSAN MASALAH

Adapun masalah – masalah yang terdapat dalam topik ini diantaranya :



  1. Siapa saja tokoh – tokoh yang berpengaruh terhadap pendidikan di Indonesia ?

  2. Tahun berapakah gerakan organisasi pendidikan dimulai ?

  3. Hal apa saja yang menjadi dasar pemicunya gerakan organisasi tersebut ?




  1. TUJUAN

Selain untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Pendidikan, tugas ini juga bertujuan untuk



  1. Mengetahui siapa saja tokoh pejuang pendidikan di Indonesia

  2. Dapat membedakan dari setiap jenis organisasi pendidikan

  3. Dapat mengetahui sejak kapan pendidikan Indonesia mulai berkembang

  4. Menguasai dan memahami isi dari setiap materi yang diberikan


BAB II

PEMBAHASAN
Sejarah tokoh-tokoh pendidikan di Indonesia

  1. Mohamad Syafei

Mohamad Syafei mendirikan sekolah INS (Indonesisch Nederlandse School) di Sumatra Barat pada tahun 1926. Sekolah ini lebih dikenal dengan nama Sekolah Kayutanam, sebab sekolah ini didirikan di Kayutanam. Maksud utama Syafei adalah mendidik anak-anak agar dapat berdiri sendiri atas usaha sendiri dengan jiwa yang merdeka. Dengan berdirinya sekolah ini berarti Ia menentang sekolah-sekolah Hindia Belanda yang hanya menyiapkan anak-anak untuk menjadi pegawai-pegawai mereka saja.

Tujuan pendidikan INS adalah sebagai berikut :



  1. Mendidik anak-anak kearah hidup yang merdeka, melalui pendidikan hidup mandiri.

  2. Menanamkan kepercayaan kepada diri sendiri, membina kemauan keras, dan membiasakan berani bertanggung jawab.

  3. Membiayai diri sendiri dengan semboyan cari sendiri dan kerjakan sendiri.

  4. Mengembangkan anak secara harmonis, yang mencakup aspek perasaan, kecerdasan, dan keterampilan.

  5. Mengembangkan sikap sosial, agar dapat bermasyarakat dengan baik.

  6. Menyesuaikan pendidikan dengan masing-masing bakat anak.

  7. Membiasakan bekerja menurut kebutuhan lingkungan.

Untuk mencapai tujuan tersebut diatas, maka model sekolahnya diatur sebagai berikut

  1. Sekolah itu berbentuk asrama, anak-anak hidup bersama-sama melalui bekerja nyata atau belajar melalui bekerja.

  2. Belajarnya diatur menjadi sebagian belajar teori dan sebagian lagi belajar praktek.

  3. Ada bermacam-macam perlengkapan belajar, seperti tanah dan alat-alat tukang kayu, alat bercocok tanam, alat-alat menganyam, alat-alat mengolah karet, koperasi, lapangan olahraga, dan tempat pentas seni.

  4. Disamping bekerja anak-anak juga berupaya mencari uang sendiri dengan cara antara lain : menjual barang-barang hasil karya sendiri, berkoperasi, mengadakan pentas seni berkeliling.

Organisasi pendidikannya mencakup ruang bawah dan ruang atas, keduanya terdiri dari sekolah dasar, sekolah menengah, dan kemasyarakatan.

a. Ruang bawah sama dengan SD yang lama belajarnya 7 tahun. Disini teori dipelajari 75% dan praktek 25%, dipilih sesuai dengan kemampuan anak-anak tingkat SD.

b. Ruang atas, mempelajari teori 50% dan praktek 50%. Ruang atas berlangsung selama 6 tahun, yang terdiri dari : ruang antara 1 tahun, ruang remaja 4 tahun, ruang masyarakat 1 tahun.


  1. Ki Hajar Dewantara

Suwardi Suryaningrat, demikian nama kecil Ki Hajar Dewantara adalah putera kedua dari KPH Suryaningrat (cucu Paku Alam III), lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889. Setelah genap 40 tahun ia diganti nama Ki Hajar Dewantara. Ia memasuki sekolah rendah Belanda dan kemudian pindah ke OSVIA di Magelang. Berbagai macam pekerjaan telah dicobanya. Dari menjadi pegawai pabrik gula di Banyumas, pindah menjadi pegawai di apotek Rathkamp (Raja Farma), kemudian menjadi wartawan dan memasuki gelanggang politik.

Karena pendirian dan sikapnya yang tegas menentang penjajah Belanda, Ia dan teman-temannya dibuang diluar Jawa, termasuk juga Cipta Mangunkusuma, dibuang di Bandaria, Dr.Ernest Francois Eugene Deuwes Dekker diasingkan ke Timor Kupang, sedang Ia sendiri harus menjalani pengasingan ke Bangka. Kemudian ketiganya dibuang ke Belanda, disitulah Suwardi Suryaningrat memperdalam soal-soal pendidikan.

Pada tahun 1919 ia dikembalikan ke Indonesia (oleh Pemerintah Belanda), kembali ketanah air tetap meneruskan perjuangannya. Beliau menjabat sebagai Sekretaris Pedoman Besar NIP (National Indische Partij) dan juga sebagai redaktur surat kabar De Beweging, Persatuan dan Penggugah. Dua tahun kemudian ia menjabat guru sekolah Adidharma, suatu perguruan yang didirikan oleh kakaknya sendiri yang bernama Raden Mas Suryapranata. Pada tanggal 3 Juli 1922 Suwardi Suryaningrat mendirikan yayasan Perguruan Nasional taman siswa, di Yogyakarta. Pada permulaannya, didirikannya Taman Indria (TK) dan kursus guru. Kemudian dalam perkembangannya dikuti dengan didirikannya Taman Muda (Sekolah Dasar) dan pada tanggal 7 Juli 1924 didirikanlah bagian Mulo-Kweekschool (Taman Dewasa merangkap taman guru). Lama pelajaran tingkat ini adalah 4 tahun setelah Taman Muda. Demikianlah lembaga- lembaga pendidikan yang didirikannya semakin meluas dan berkembang, sehingga Taman Siswa mempunyai taman Indria, Taman Muda, Taman Dewasa, Taman Madya, Taman Guru, Pra Sarjana dan Sarjana Wiyata.

Pada tanggal 3 februari 1928, genap berusia 40 tahun, ia berganti nama yang kemudian menjadi sangat tenar.



  1. Kyai H. Ahmad Dahlan

Ahmad Dahlan adalah orang yang mendirikan organisasi Islam pada tahun 1912 di Yogyakarta, yang kemudian berkembang menjadi pendidikan agama islam. Pendidikan Muhammadiyah ini sebagian besar memusatkan diri pada pengembangan agama Islam. Asas pendidikannya adalah islam dengan tujuan mewujudkan orang-orang yang berakhlak mulia, cakap, percaya kepada diri sendiri, dan berguna bagi masyarakat serta negara.

Ada 5 butir yang dijadikan dasar pendidikan yaitu:



  1. Perubahan cara berpikir, ialah kesediaan jiwa berdasarkan pemikiran untuk mengubah cara berpikir dan bertindak dari kebiasaan lama yang kurang tepat, untuk mencapai tujuan pendidikan.

  2. Kemasyarakatan, artinya janganlah hanya mengembangkan aspek individu saja, melainkan juga aspek kemasyarakatan, agar pengembangan individu dan kemasyarakatan berimbang.

  3. Aktivitas, anak harus menggunakan aktiviotasnya sendiri untuk memperoleh pengetahuan. Dan harus pula melaksanakan serta mengamalkan semua hal yang telah diketahuinya.

  4. Kreativitas ialah untuk memperoleh kecakapan, keterampilan, dan kiat guna menghadapi situasi baru secara tepat dan cepat.

  5. Optimisme, anak-anak diberi keyakinan bahwa melalui pendidikan cita-cita mereka akan tercapai, asal dengan semangat dan berdedikasi mengerjakannya sesuai dengan yang digariskan oleh Tuhan.

Dan fungsi lembaga pendidikan ciptaan Ahmad Dahlan adalah sebagai berikut :

a. Sebagai alat dakwah, baik kedalam maupun keluar anggota organisasi Muhammadyah.

b. Tempat pembibitan dan pembinaan kader, yang dilaksanakan secara sistematis dan selektif sesuai dengan kebutuhan.

c. Merupakan wahana untuk melaksanakan amal para anggota organisasi.

d. Mensyukuri nikmat Tuhan, artinya apa pun kemampuan anak-anak, pendidik harus memberi kesempatan berkembang, menjaga, dan merawatnya dengan sebaik-baiknya.


  1. Willem Iskander

Willem Iskander adalah salah satu diantara orang Indonesia pertama yang telah berhasil membuktikan kemampuannya memimpin lembaga pendidikan yang penting. Liku-liku perjuangan Willem Iskander mengangkat martabat bangsa melalui jalur pendidikan memang penuh tantangan dan tanggung jawab. Ketekunannya bekerja keras, kreativitas yang produktif dan semngat pembaharuan yang menyala-nyala telah berhasil merubah cara berpikir orang Tapanuli Selatan untuk meraih kemajuan. Ini semua dilakukan Willem Iskander satu perempat abad yang lalu, ketika sarana pendidikan dalam keadaan serba sederhana dan kekurangan.

Pada tahun 1869 telah direncanakan suatu tugan bagi Willem Iskander untuk membawa 8 orang guru muda msing-masing 2 orang dari Mandailing, Sunda, Jawa dan Minahasa. Pada tahun 1873 sudah diketahui calon-calon penerima beasiswa itu. Tetapi ternyata bukan 8 orang. Yang berhasil memperoleh beasiswa itu hanya 3 orang, yakni Banas Lubis dari Mandailing (Kweekschool), Ardi Sasmita dari Sunda (Kweekschool) da Raden Mas Surono dari Jawa (Kweekschool Tanobato Surakarta). Jadi tidak benar apabila ada keterangan yang selama ini kita dengar bahwa Willem Iskander dibuang kenegeri Belanda. Yang benar adalah bahwa perjalanan ke negeri Belanda itu adalah rencana matang yang telah lama dipersiapkan oleh Willem Iskander. Ia bukan saja menghubungi pejabat-pejabat resmi di Indonesia, tetapi juga beberapa orang yang berpengaruh di negeri Belanda untuk melicinkan jalan pelaksanaan rencana itu. Antara lain dengan minta kesediaan mereka memberikan rekomendasi kepada pejabat-pejabat yang menentukan di Hindia Belanda ketika itu. Orang yang dihubungi antara lain D.Hekkar Jr, bekas gurunya di Oefenschool di Amsterdam.

Sejarah latar belakang jejak Willem Iskander terdapat dalam buku Si Bulus-Bulus Si Rumpuk-Rumpuk. Buku ini memang suatu gudang inspirasi bagi generasi demi generasi sesudah periode Willem Iskander. Buktinya dapat kita lihat dalam sejarah pergerakkan kebangsaan di Tapanuli Selatan pada awal abad ini. Para tokoh pejuang kebangsaan itu menggali ide kemerdekaan nasional dari buku ini dan mereka kobarkan semangat kebangsan itu dalam rapat-rapat raksasa yang dibayangi oleh orang-orang Politieke Inlichtingen Dients (PID), polisi rahasia kolonial. Sedemikian eratnya gerakan itu dengan karya-karya Willem Iskander, sehingga dalam arsip-arsip PID gerakan itu dijuluki Groep Si Roemboek-Roembok. Ketiga tiga tokoh yang disebut pertama dibuang ke Digul sebagai tahanan politik, ancaman peredaran buku karya utama Willem Iskander ini telah terbayang. Kemudian menjadi kenyataan beberapa waktu setelah para perintis kemerdekaan itu ditangkap.

5. Slamet Iman Santoso

Penerima penghargaan sebagi tokoh pendidikan nasional dari IKIP Jakarta (UNJ) pada tahun 1978, ini selain sebagai perintis dan pendiri fakultas psikologi UI juga ikut mendirikan Universitas Andalas, Universitas Sriwijaya, Universitas Airlangga dan Universitas Hasanuddin. Menurut Conny Semiawan, Slamet adalah tokoh pendidikan yang berani. Dia adalah orang pertama yang mengusulkan perlunya satu standar bagi semua jenjang pendidikan di Indonesia. Usul yang Ia lontarkan sepanjang tahun 1979-1981 ini membuat heboh dunia pendidikan. Dia juga orang yang mengkritik keras minimnya gaji guru yang dia sebut dapat merusak dunia pendidikan. Dia membandingkan gaji guru jaman Belanda yang dua kali lipat daripada gaji dokter. Sehingga guru tak perlu mencari tambahan dan dunia pendidikan tidak dicampurbaurkan dengan bisnis.




BAB III

PENUTUP


    1. KESIMPULAN

Dan pada akhirnya, kelak pendidikan mampu menjawab tuntutan untuk mensejahterakan masyarakat dan kemajuan bangsa. Setidaknya ada empat tujuan yang menjadi idealisme pendidikan:




  1. Perolehan pengetahuan dan keterampilan (kompetensi) atau kemampuan menjawab permintaan pasar.

  2. Orientasi humanistik

  3. Menjawab tantangan-tantangan sosial, ekonomi, serta masalah keadilan.

  4. Kemajuan ilmu itu sendiri.

Dari keempat tujuan pendidikan di atas, setidaknya poin nomor dua yang berorientasi pada tujuan memanusiakan manusia atau humanistis, menjadi poin yang penting dalam proses pendidikan, dan sudah sepatutnya bahwa pendidikan harus menjunjung hak-hak peserta didik dalam memperoleh informasi pengetahuan.





    1. SARAN

Pendidikan yang terjadi di Negara kita yaitu Indonesia masih jauh harapan untuk menjadi yang terdepan, karena diperlukan pembenahan pada system – system yang terdapat didalamnya. Baik pengajar, peserta didik dan juga pemerintahan maupun semuanya harus bisa mengintropeksi diri hal apa yang membuat pendidikan di Indonesia masih jauh tertinggal oleh Negara-negara lain. Dan kami sebagai generasi penerus bangsa penyambung perjuangan para pahlawan pendiri pendidikan wajib untuk ikut serta mempertahankan atau menjalankan warisan meraka mengantarkan Indonesia pada kearifa dan kemajuan kependidikan di Negara ini.



DAFTAR PUSTAKA


  • http://wikipedia.com/2011/11/11. tokoh sejarah pendidikan indonesia zaman kemerdekaan

  • http://www google.com/(searching sejarah pendidikan indonesia )

  • http://kurtek.upi.edu/kurpem/3-komponen.htm




Page


Yüklə 41,85 Kb.

Dostları ilə paylaş:




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin