Urgensi sinergitas hmi untuk kebesaran hmi



Yüklə 11,32 Kb.
tarix18.04.2018
ölçüsü11,32 Kb.
#48847


URGENSI SINERGITAS HMI UNTUK KEBESARAN HMI

Oleh : Wahyu Saripudin

saya berpesan sebelum baca artikel ini, hilangkan kebencian tanamkan rasa cinta. Sebagus apapun gagasan orang lain pasti tidak akan diterima ketika kebencian tertanam dalam hati, namun ketika cinta tertanam sejelek apapun gagasannya insya allah diterima dan pasti memberikan kritik yang membangun”

cinta adalah kekuatan merubah duri jadi mawar, merubah malang jadi untung, merubah marah menjadi muhibbah. (meyda sefira) tanamkan cinta pada tulisan ini.photo resmi 2.jpg

Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial, yang memiliki naluri untuk hidup dengan orang lain, naluri manusia untuk selalu hidup dengan orang lain itu disebut gregariousness sehingga manusia juga disebut sosial animal = hewan sosial (Soekanto 1982 : 100). Dikenal dalam ilmu mantiq manusia adalah “hayawanun natiq”. Di dalam hubungannya antar manusia dengan manusia lain itulah yang kita sebut sebagai interaksi sosial. Dari interaksi tersebut akan timbul aksi dan reaksi. Misalnya, jika seseorang megemukakan sebuah gagasan, dia memerlukan dan menginginkan ada reaksi dari orang lain entah itu tanggapan, bantahan, persetujuan kritikan bahkan celaan yang kemudian itu semua merupakan dorongan untuk melakukan tindakan-tindakan selanjutnya.

Percaya ataupun tidak, reaksi akan sesuai dengan aksi yang dilakukan seseorang. Contoh si “a” menghina orang lain maka reaksinya orang yang dihinanya pasti akan menghina balik bahkan dengan hinaan yang lebih parah. Tapi, sebaliknya jika si “a” memuji kepada seseorang maka orang yang dipujinya akan melakukan reaksi dengan memuji kembali tau paling tidak dia tidak akan menghina sipemuji. Hukum aksi reaksi ini jelas secara ilmiah yang disebut sebagai hukum Newton ke-3, jelas pula secara agama sebagaimana dalam surat al-zalzalah ayat 7-8.

Di dalam memberikan reaksi tersebut manusia dengan manusia lainya ada kecenderungan untuk membuat/ memberikan keserasian dengan tindakan orang lain. Misalnya, si “a” mengemukakan gagasan tentang “pentingnya wibawa seorang pendidik dihadapan pendidik”. Dari sana akan muncul berbagai reaksi ada yang tidak setuju dan bahkan banyak yang setuju. Kedua kubu ini akan mencari keserasian dengan orang yang sependapat. Pun demikian dalam berorganisasi karena ada persamaan pemahaman, pandangan hidup, persamaan ideologil dll. seseorang berkumpul dan mengikat diri dengan aturan yang dibuatnya itulah organisasi. kenapa demikian? Karena sejak dilahirkan manusia sudah mempunyai dua hasrat pokok, yaitu:



  1. Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain disekelilingnya.

  2. Keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam sekelilingnya. (Soekanto 1982: 100).

Nah, hasrat tersebutlah yang melekat pada diri manusia yang pada akhirnya tidak ada yang tidak menginginkan keberadaan orang lain. Manusia dengan manusia lainnya dengan kondisi sosial, status sosial maupun stratifikasi sosial yang berbeda akan terbentuk identitas masing-masing dan dengan identitas itulah menjadi adanya sebuah perbedaan.

Perbedaan itu bukan sesuatu yang harus dihilangkan tapi harus disenergikan. Tanpa perbedaan alunan musik tak akan terdengar indah, tanpa perbedaan pelangi tak akan terlihat indah. Perbedaan itu sangat dibutuhkan untuk persatuan. Nah, tapi dalam hal ini baru tergantung pemimpinnya bisa gak mensinergikan perbedaan yang ada? Ya, yang disebut pemimpin diri kita masing-masingkan? Dari masing-masing kita berkumpul dan dari perkumpulan itu ada pemimpin kelompok. Jadi, konteks pemimpinnya luas bisa diri sendiri maupun pemimpin himpunan. Sinergitas akan menghasilkan harmonisasi. Sebagai contoh tim paduan suara itu bermacam-macam tipe suara tapi dengan sinergitas dan manajeman yang baik maka mereka bisa bernyanyi dengan indah, pun demikian dengan suara musik, pada gitar itu berbeda-beda nada namun dengan kelihaian Gitaris dia bisa menyinergikan perbedaan sehingga menjadi alunan harmoni yang indah. Ini yang harus kita pelajari sebagai pemimpin menjadi penyinergi perbedaan, bukan pengutuk perbedaan.

Sinergitas itu sangat perlu bagi oraganisasi besar seperti HMI. Ya, kebesaran HMI itu juga karena bersinerginya seluruh kader dan kahmi-kahminya. Mau tidak mau memang harus bersinergi jika memang masih mempertahankan kebesaran dan keelaganan HMI. Dengan sinergi semua menjadi mudah dan indah. Kita coba analisis dengan logika berpikir sederhana 1+1=2 itu secara matematis secara sosial bisa bernilai lebih atau kurang, tapi sudahlah yang kurang kita biarkan dulu. Analisis kelebihan jika 1 komisariat untuk membuat HMI jaya dikampus membutuhkan waktu 3 bulan, maka ketika masing-masing komisariat tidak bersinergi ada 6 komisariat sama-sama ingin membuat jaya HMI dengan caranya Masing-masing maka butuh waktu 6 x 3 = 24 bulan waktu yang lama bukan? Tapi jika bersinergi satu komando semua serentak bersama-sama maka 6 x 3 = 3 bulan. Ya, karena bersama-sama. Jika masih ragu ada satu analagi organisasi dengan sumbu kompor. Jika kita memasak air di atas kompor sumbu dan hanya ada satu sumbu yang menyala akankah mendidih air tersebut? Pasti mendidih tapi dengan waktu yang lama tapi jika sumbu-sumbu yang lain menyala maka air akan mendidih dengan cepat. Inilah yang disebut efisiensi kinerja organisasi (dalam teorinya R. Teri).

Hari ini, hemat saya persatuan kader HMI masih kurang. Perbedaan antar komisariat, ataupun dikomisariat masing-masing perbedaan antar jurusan yang menjadi sensitifitasnya. Rasa etnosentris terhadap HMI harus ditanamkan kembali untuk persatuan kader HMI. Persatuan itulah yang disebut sebagai kelompok sosial atau bukan? Hari ini jangan selalu melihat perbedaanya tapi mari kita cari persamaanya. Perbedaanya kita jadikan alunan harmoni yang indah. Interaksi yang kita ciptakan harus membuat kenyamanan satu kader dengan yang lainnya.ingat hukum aksi dan reaksi, kita senyum orang lain akan balas senyum, kita sopan orang lain akan sopan, kita selalu curiga pasti orang lain pun akan curiga, kita memiliki nitan jelek pastiakan orang lainpun demikian, kita berfikir negatif orang lain pun akan berfikir negatif. Sesuai dengan pendapat seorang ahli dinamika kelompok marvin shaw (1981) dalam bukunya David G. Myers 2010: 354) bahwa semua kelompok memiliki satu kesamaan: anggota mereka saling berinterkasi. Tinggal mau kah kita yang mengawali interaksi yang baik supaya menghasilkan reaski yang baik sehingga tercipta sinergitas kader HMI. Ciptakan kenyamanan dalam berkomunikasi pastikan semua orang merasa nyaman berda dipusgit, rasa memiliki terhadap hmi pun akan tumbuh maka tumbuh pula rasa cinta terhadp HMI.



WE LOVE HMI
Yüklə 11,32 Kb.

Dostları ilə paylaş:




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin