Kisah Qarun Ingatkah kalian tentang kisah Qarun? Qarun adalah orang yang sangat kaya raya. Harta kekayaannya sangat melimpah namun dia termasuk orang yang kikir, sombong dan tamak terhadap harta. Karena kekayaan yang dimilikinya itu ia tidak mau menyembah Tuhannya dan enggan mengeluarkan zakat. Dia beranggapan bahwa apa yang dimiliki semata-mata adalah karena jerih payahnya sendiri dan ilmu yang dimiliki sehingga menganggap tidak ada keterlibatan Tuhan di dalamnya. Akibat keserakahannya dan ketamakannya terhadap harta itu, Allah kemudian mengadzab dengan menenggelamkan harta kekayaan yang ia miliki bersama dirinya ke dalam tanah. Kisah tersebut menggambarkan sikap seseorang yang menjadikan harta kekayaan sebagai tujuan hidup dan menjadikan harta sebagai “berhala” yang selalu dipuja-puja sehingga melahirkan sikap kikir dan serakah. Hidup di dunia yang sementara seharusnya kita jadikan sebagai jembatan menuju kehidupan akhirat yang hakiki. Kehidupan dunia merupakan lahan tempat kita menanam kebajikan yang hasilnya akan kita panen di kehidupan akhirat nanti.
B
UNGKAPKAN RASA INGIN TAHU
Setelah membaca dengan seksama kisah di atas, tentu ada banyak hal yang kalian pikirkan. Maka cobalah untuk menulis apa yang kalian renungkan dari kisah tersebut pada kolom berikut ini:
-
No.
|
Kata tanya
|
Kalimat Tanya
|
1
|
apa
|
Apakah yang dimaksud dengan tamak terhadap harta?
|
2
|
|
|
3
|
|
|
4
|
|
|
5
|
|
|
6
|
|
|
BUKALAH WAWASANMU
C
-
Tamak terhadap Harta
Islam mewajibkan umatnya untuk bekerja mencukupi kebutuhan hidup dengan cara yang benar. Dengan bekerja maka manusia akan memperoleh hak milik berupa harta benda. Selain untuk memenuhi kebutuhan hidup, harta tersebut juga harus dimanfaatkan dengan tujuan beribadah kepada Allah SWT.
Tahukah kalian, bahwa kepemilikan harta yang melimpah terkadang bisa memunculkan perilaku Akhlakul mazmumah yaitu tamak terhadap harta? Sifat tamak muncul karena manusia sangat mencintai harta kekayaan. Karena kecintaannya terhadap harta yang mendalam, sebagian manusia berkeinginan menimbun harta untuk kepentingan pribadi, dengan kekayaan yang bertambah bersamaan itu muncul sikap batin yang tidak baik, yaitu keserakahan dan keinginan yang tidak terkendali terhadap harta kekayaan, selalu berusaha mengejar dan mencari kekayaan dengan segala macam cara. Dia tidak pernah memiliki kepuasan terhadap apa yang ada padanya dan tidak mampu membendung keinginan-keinginan terhadap apa yang belum berhasil dicapai. Dia tidak pernah merasa bersyukur dengan apa yang dia miliki, tetapi justru keserakahan terhadap apa yang belum dimiliki menjadi memuncak. Sikap seperti inilah yang disinyalir oleh Allah dalam al-Qur’an surat at-Takatsur, bahwa pada dasarnya manusia mempunyai kecenderungan untuk tamak dan serakah terhadap harta. ”Obsesi untuk mengumpulkan kekayaan yang sebanyak-banyaknya tidak pernah berakhir dalam diri manusia sampai dia masuk ke liang kubur” Naudzubillah min dzalik!
-
Pengertian tamak
Era sekarang manusia lebih memilih hidup mewah dan berlaku konsumtif. Salah satu efek negatif dari gaya hidup konsumtif adalah menumbuhkan sifat tamak terhadap harta. Lalu apakah yang dimaksud dengan tamak terhadap harta?
Tamak terhadap harta adalah suatu keinginan yang amat besar untuk memperoleh harta sebanyak-banyaknya. Keinginan untuk memperoleh harta itu didorong oleh kecintaan terhadap harta melebihi yang lain.
Sebenarnya Islam tidak melarang jika seseorang itu mencintai harta, hanya saja Islam mengingatkan agar kecintaannya pada harta itu bukan dijadikan sebagai tujuan hidup. Tujuan hidup manusia tidak terletak pada kecukupan harta, tetapi kepuasan ruhani yang mengantarkan manusia menikmati kehidupan di masa datang (kehidupan Akhirat) secara lebih hakiki.
Al-Qur’an mengungkapkan bahwa salah satu faktor yang membuat manusia senang terhadap harta, karena harta merupakan hiasan kehidupan dunia. Coba renungkan firman Allah yang terdapat pada surah al-Kahfi ayat 46, berikut :
Artinya:” Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan”.
Sepanjang hayat masih dikandung badan keinginan manusia untuk menambah dan mengumpulkan harta tidak akan pupus. Semakin bertambah kekayaan yang diperoleh dan dikuasai , semakin tinggi semangatnya untuk menambah kekayaan. Rasulullah dalam salah satu hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari bersabda: ” Seandainya manusia ada yang memiliki dua lembah yang penuh dengan emas maka dia akan tetap mengharapkan mempunyai lembah yang ketiga”.
-
Akibat buruk dari sifat Tamak terhadap Harta
Prilaku-perilaku negatif yang ditimbulkan dari sifat tamak antara lain :
-
Bakhil yaitu sikap terlalu sayang terhadap harta sehingga enggan memberikan kepada orang lain.
-
Egois yaitu suatu sikap yang mementingkan diri sendiri
-
Individualis yaitu suatu sikap yang tidak peduli dengan lingkungannya.
-
Ambisius yaitu keinginan berlebih-lebihan untuk memperoleh harta sebanyak-banyaknya.
-
Menjadikan harta sebagai ”berhala” ( suatu yang dipuja-puja, diimpi-impikan) sehingga melalaikan tujuan kehidupan hakiki (akhirat).
Sifat tamak sangat dibenci oleh Allah, sebagaimana yang terkandung dalam Surat al-Humazah dan at-Takatsur.
Pembelajaran kali ini akan membahas Surat al-Humazah dan at-Takatsur yang didalamnya terkandung peringatan Allah SWT agar kita tidak tamak terhadap harta benda. Surah ini menggambarkan tentang ancaman Allah bagi orang-orang yang suka mencela, dan suka menimbun harta, bermegah-megahan dengan harta serta enggan menafkahkan harta di jalan Allah.
-
Kandungan Surah al-Humazah dan at-Takatsur
Surah al- Humazah dan at-Takatsur merupakan dua surah yang membahas tentang sifat orang yang tamak terhadap harta. Mari kita pelajari surah tersebut dengan sungguh-sungguh!
-
Surah al- Humazah
Pembahasan surah al-Humazah meliputi lafal surah, terjemah dan penjelasannya.
-
Lafal dan terjemahan surah al-Humazah
-
|
“Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela, yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya, dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya. Sekali-kali tidak! Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam Huthamah. Dan tahukah kamu apa Huthamah itu? (yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan, yang (membakar) sampai ke hati. Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka, (sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang.”
-
Asbabun Nuzul
Dalam satu riwayat dikatakan bahwa Utsman dan Ibnu Umar berkata: Masih segar terngiang di telinga kami bahwa ayat ini ( surah al-Humazah 1-2) turun berkenaan dengan Ubay bin Khalaf, seorang tokoh Quraisy yang kaya raya dan selalu mengejek dan menghina rasul dengan kekayaannya.” Demikianlah yang diriwayatkan Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Utsman dan Ibnu ‘Umar.
-
Penjelasan Ayat
Surah al-Humazah termasuk golongan Surah Makiyyah, Surah al-Humazah terdiri dari sembilan ayat. al-Humazah artinya pengumpat, yaitu salah satu sifat tercela dan dilarang oleh agama. Pokok kandungan surah al- Humazah sebagai berikut:
Ayat 1, menjelaskan tentang orang yang suka mencela dan mengumpat akan celaka.
Ayat 2, menjelaskan tentang perilaku orang kafir yang gemar mengumpulkan harta dan sibuk menghitung kekayaannya, mereka lebih berkonsentrasi pada kehidupan dunia yang fana.
Ayat 3, menjelaskan tentang perilaku orang kafir yang menganggap bahwa harta yang dimiliki bisa membawa pada kesenangan selama-lamanya.
Ayat 4, Allah menjelaskan bahwa semua anggapan orang kafir itu salah, kekayaan yang mereka miliki tidak bermanfaat. Mereka akan mendapat balasan dari perbuatannya, yaitu dilempar ke neraka Hutamah.
Ayat 5-7, menjelaskan tentang tempat bagi pencela dan pengumpat, yaitu neraka Hutamah merupakan api neraka yang akan membakar hingga masuk ke dalam hati mereka.
Ayat 8-9, menjelaskan keadaan mereka ketika berada di neraka hutamah, yaitu tidak dapat keluar karena sudah ditutup rapat dan mereka diikat di tiang-tiang panjang.
Setelah kalian memahami kandungan surah al-Humazah pasti kalian akan berfikir lebih jauh untuk mampu menghindari perilaku-perilaku buruk yang terungkap dalam surah tersebut. Yakinlah bahwa kalian mampu dan mohonlah perlindungan dari Allah, karena Allah adalah sebaik-baik tempat berlindung.
Ancaman bagi orang-orang yang tidak mampu menghindari sifat-sifat buruk yang terungkap dalam surah al- Humazah adalah neraka Hutamah, sifat api Hutamah berbeda dengan api yang berada di dunia. Api Hutamah dapat menyusup masuk ke rongga badan hingga membakar hati. Hati merupakan anggota badan yang sangat sensitif, jika hati terbakar tentunya rasa sakitnya tiada terkira. Neraka tersebut terkunci rapat, sehingga setiap kali mereka hendak keluar karena merasakan kesengsaraan, niscaya mereka dikembalikan ke dalamnya lagi, begitulah penderitaan yang mereka alami. Yakinlah bahwa kalian mampu dan mohonlah perlindungan dari Allah, karena Allah adalah sebaik-baik tempat berlindung.
-
Surah at- Takatsur
Pembahasan surah at-Takatsur meliputi lafal surah, terjemah dan penjelasannya.
-
Lafal dan terjemah surah at-Takatsur
-
|
”Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahim, dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan `ainul yaqin, kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).”
-
Asbabun Nuzul
Surah at-Takatsur ayat 1-2 turun berkenaan dengan dua kabilah Ansar: Bani Haritsah dan Banil Harits yang saling menyombongkan diri dengan kekayaan dan keturunannya. Mereka saling bertanya:” Apakah kalian mempunyai pahlawan segagah dan secekatan si anu?” Mereka saling menyombongkan diri dengan kedudukan dan kekayaan orang-orang yang masih hidup. Mereka saling mengajak pergi ke kuburan untuk menyombongkan kepahlawanan golongannya yang sudah gugur dengan menunjukkan kuburannya. Ayat ini turun sebagai teguran kepada orang-orang yang hidup bermegah-megah sehingga ibadahnya kepada Allah terlalaikan. (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Ibnu Buraidah)
-
Penjelasan Ayat
Surah at-Takatsur terdiri dari delapan ayat, termasuk golongan Surat Makiyyah. at-Takatsur berarti bermegah-megahan.
Pokok kandungan surah at-Takatsur adalah tentang perilaku manusia yang suka bermegah-megahan dalam soal kehidupan duniawi sehingga menyebabkan melalaikan dari tujuan hidupnya, yaitu taat kepada Allah. Ia baru akan menyadari kesalahannya jika maut sudah menjemputnya. Allah sangat mencela perilaku yang bermegah-megahan dan membangga-banggakan status sosial. Allah menjelaskan bahwa kelak, di akhirat nanti Allah akan menyediakan tempat bagi mereka yaitu neraka jahim dan mereka benar-benar kekal di dalamnya. Di akhir surah Allah menegaskan bahwa pada hari kiamat nanti manusia akan dimintai pertanggung jawaban tentang kenikmatan yang dimegah-megahkan ketika di dunia itu.
Setelah kalian memahami kandungan surah at-Takatsur pasti timbul keinginan pada diri kalian untuk menghindari perbuatan-perbuatan tercela tersebut, pastikan bahwa kalian mampu dengan berharap pertolongan dari Allah.
Kandungan surah al- Humazah dan at- Takatsur mempunyai kaitan yang erat, yaitu :
-
Surah al-Humazah dan at-Takatsur sama-sama mengungkap tentang perilaku orang yang membanggakan kemewahan dunia dan bermegah-megahan sehingga melalaikan kehidupan akhirat.
-
Orang yang berperilaku bermegah-megahan menganggap bahwa ia akan memperoleh kenikmatan yang abadi, padahal kehidupan dunia adalah bersifat sementara, dan kelak mereka pasti akan dimintai pertanggung jawaban tentang harta yang dimiliki serta yang mereka bangga-banggakan di dunia.
-
Baik surah al-Humazah maupun surah at-Takatsur sama-sama mengiformasikan tentang ancaman siksa yaitu berupa neraka. Bagi orang yang suka mencela dan mengumpat akan berada di neraka Hutamah, sedang tempat bagi orang-orang yang suka bermegah-megahan dan membanggakan harta sehingga melalaikan tujuan kehdupan hakiki kelak akan berada di neraka Jahim.
Setelah kalian mempelajari kandungan yang terdapat pada kedua surah di atas, maka kalian harus mampu mengambil hikmah akibat dari perbuatan tercela yang diungkapkan dalam kedua surah tersebut. Dalam penerapannya kalian harus mampu menghindari prilaku tercela tersebut, antara lain dengan cara-cara sebagai berikut :
-
Tidak membangga-banggakan harta yang dimiliki.
-
Memilih pola hidup sederhana tapi bermartabat.
-
Tidak menjadikan harta kekayaaan sebagai tujuan hidup.
-
Harta kekayaan yang dimiliki tidak menjadikan lalai dalam mengingat Allah.
-
Bersikap selektif dalam mencari harta dengan tidak menghalalkan segala cara.
-
Mencari harta yang halal dan thayyib adalah bersifat wajib.
-
Menganggap bahwa harta kekayaan yang dimiliki adalah amanah yang kelak akan dimintai pertanggung jawaban di hadapan Allah.
D
KEMBANGKAN PIKIRANMU
-
Diskusi
Dengan memahami materi di atas, ada hal-hal yang perlu kalian diskusikan dengan temanmu.
-
Berkelompoklah 5 orang dengan tertib!
-
Diskusikan hal-hal berikut dengan saling menghargai pendapat teman!
-
Jangan lupa, untuk menuliskan hasil diskusimu dalam buku tulis, dan presentasikan di depan kelompok lainnya!
-
BAHAN DISKUSI
1
|
Sikap cinta terhadap dunia seperti tamak terhadap harta, bermegah-megahan serta membangga-banggakan harta bisa melupakan tujuan hidup yang hakiki yaitu kehidupan akhirat, mengapa demikian?
|
BAHAN DISKUSI
2
|
Realitas kehidupan di masyarakat ada anggapan yang menyatakan, apabila seseorang mempunyai harta kekayaan yang lebih banyak akan memberikan jaminan kesejahteraan hidup, Benarkah?
|
-
Temukan Peristiwa
Lakukan studi pustaka dan temukan kisah para sahabat nabi yang mempunyai perilaku dermawan yang rela menginfakkan hartanya untuk kepentingan islam, buatlah rangkuman dari kisah sahabat nabi tersebut, temukan nilai-nilai karakter yang bisa kalian teladani dan jangan lupa cantumkan sumbernya ( dari mana kamu mendapat kisah tersebut), kemudian serahkan kepada guru untuk dinilai!
E
AKHIRNYA AKU TAHU
Larangan untuk berperilaku tamak terhadap harta merupakan sinyal kuat bagi pikiran cerdasku untuk berperilaku dermawan, berempati terhadap teman dan mendorongku untuk berbagi kebahagian bersama mereka. Dengan tidak tamak terhadap harta alangkah nikmatnya hidup. Karena itu saya harus bisa melakukan kegiatan – kegiatan positif dan saya tahu tujuannya.
No
|
Jenis Kegiatan
|
Tujuan
|
1
|
|
|
2
|
|
|
3
|
|
|
4
|
|
|
5
|
|
|
F
MUTIARA HIKMAH
مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
Artinya : Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (Q.S. al- Baqarah: 261)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلا أَوْلادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
Artinya:” Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barang siapa yang membuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi” Q.S. al Munafiqun: 9).
G
RANGKUMAN
-
Tamak terhadap harta termasuk akhlak mazmumah. Tamak terhadap harta berarti suatu keinginan yang amat besar untuk memperoleh harta sebanyak-banyaknya.
-
Antara kandungan Q.S. al-Humazah dan at-Takatsur memiliki kaitan yang sangat erat. Diantara kaitan dari kedua surat tersebut adalah :
-
Keduanya menerangkan tentang orang yang bangga dan bermegah-megahan dengan kehidupan dunia bisa melupakan kehidupan akhirat.
-
Orang yang berperilaku bermegah-megahan menganggap bahwa ia akan memperoleh kenikmatan yang abadi, padahal kehidupan dunia adalah bersifat sementara, dan kelak mereka pasti akan dimintai pertanggung jawaban tentang harta yang dimiliki serta yang mereka bangga-banggakan di dunia.
-
Keduanya mengandung ancaman Allah terhadap orang yang bangga dan bermegah-megahan terhadap kehidupan dunia hingga melalikan kehidupan akhirat. Ancaman itu berupa neraka Hawiyah dan neraka Jahim.
-
Kehidupan dunia merupakan lahan untuk kita semai bibit-bibit kebajikan yang akan kita panen untuk kehidupan akhirat.
Keduanya mengandung ancaman Allah terhadap orang yang bangga dan bermegah-megahan terhadap kehidupan dunia hingga melalikan kehidupan akhirat. Ancaman itu berupa neraka Keduanya menerangkan tentang orang yang bangga dan bermegah-megahan dengan kehidupan dunia hingga melupakan kehidupan akhirat.
BERLATIHLAH
H
-
Penerapan:
-
Uji Kompetensi
-
Pokok kandungan surah at- Taktsur adalah perintah tidak boleh bermegah-megahan, artinya dalam hidup kita harus menanamkan pola hidup sederhana. Bagaimana pendapatmu dengan perilaku selebritis yang mengeluarkan uang Rp 200.000.000, hanya untuk membeli sepasang sepatu?
-
Bagaimana pendapatmu dengan koruptor-koruptor yang ada di negara kita, apakah motivasi mereka melakukan perbuatan tercela dengan korupsi termasuk dampak negativ dari pola hidup bermegah-megahan? Jelaskan pendapatmu!
BAB –VI
KUPERINDAH
BACAAN AL-QUR’AN
DENGAN TAJWID
(Hukum Bacaan Lam dan Ra)
http://www.carigold.com.
Kompetensi Inti (KI)
KI 4
|
Mengolah, menyaji dan menalar , dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
|
Kompetensi Dasar (KD)
4.1
|
Menerapkan hukum bacaan lam dan ra dalam Q.S. al- Humazah (104) dan at-Takatsur (102).
|
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan diharapkan peserta didik mampu menjelaskan ketentuan hukum bacaan lam dan ra, menerapkan dan melafalkan contoh hukum bacaan lam dan ra dalam Q.S. al- Humazah (104) dan Q.S. at-Takatsur (102)
CERMATI AYAT-AYAT BERIKUT
A
No
|
Lafal
|
Hukum bacaan
|
1
|
شَعَائِرَ اللَّهِ
|
Lam tafkhim
|
2
|
وَلا الشَّهْرَ الْحَرَامَ
|
Ra tafkhim
|
3
|
وَلا يَجْرِمَنَّكُمْ
|
Ra Tarqiq
|
4
|
وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
|
Lam Tafkhim
|
5
|
وَمَا أُهِلَّ لِغَيْرِ اللَّهِ
|
Lam Tarqiq
|
6
|
مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ
|
Jawazul Wajhain
|
7
|
يَوْمَئِذٍ لَخَبِيرٌ
|
Ra Tarqiq
|
8
|
عَلَى أَدْبَارِكُمْ فَتَنْقَلِبُوا خَاسِرِينَ
|
Ra Tarqiq
|
UNGKAPKAN RASA INGI TAHU
B
Setelah kalian mengamati dan mencermati beberapa ayat di atas, tentu ada banyak hal yang kalian pikirkan, muncul beberapa pertanyaan di benak kalian. Maka cobalah untuk menulis apa yang kalian pikirkan pada kolom berikut ini:
No.
|
Kata tanya
|
Pertanyaan
|
1
|
Apa
|
Apakah Ra Tarqiq?
|
2
|
Kenapa
|
Kenapa di baca Ra Tarqiq
|
3
|
|
|
4
|
|
|
5
|
|
|
C
BUKALAH WAWASANMU
Membaca al-Qur’an harus benar dan sesuai dengan kaidah ilmu Tajwid. Tahukah kalian bahwa salah dalam membaca akan merusak arti dan makna yang terkandung di dalamnya. Membaca al-Qur’an dengan benar juga akan menambah kekhusu’an dan menambah pahala ibadah. Selain itu nantinya akan menjadikan kita mendapat syafa’at di akhirat.
Agar kalian mampu membaca al-Qur’an dengan baik dan benar kalian harus mempelajari Ilmu Tajwid dengan teliti. Nah pada kesempatan ini kalian akan mempelajari Ilmu Tajwid yaitu hukum bacaan Lam dan Ra.
Dostları ilə paylaş: |