Berkata Imam Ali bin Abi Thalib, semoga Allah meridhoinya: Tidak ada kebaikan dalam ibadah tanpa pengetahuan dan tidak baik pula dalam pengetahuan tanpa memahaminya



Yüklə 3,73 Mb.
səhifə92/107
tarix18.04.2018
ölçüsü3,73 Mb.
#48892
1   ...   88   89   90   91   92   93   94   95   ...   107

Kata Anas selanjutnya. "Sungguh, aku melihat 'Aisyah binti Abu Bakar dan Ummu Sulaim, keduanya menyingsingkan baju, sehingga aku menampak gelang kaki mereka; keduanya membawa ghirbah di punggung mereka, kemudian dituangkannya ke mulut pasukan kaum muslimin. Sesudah itu mereka pergi lagi mengisi ghirbah mereka dan datang lagi menuangkannya ke mulut anggota pasukan. Seusai pertempuran, pedang terjatuh dari tangan Abu Thalhah dua atau tiga kali kerana sangat mengantuknya."

1780. Dari Yazid bin Hurmuz r.a., katanya Najdah pernah menulis surat kepada Ibnu 'Abbas, menanyakan lima masalah. Kata Ibnu 'Abbas, "Kalaulah aku tidak khawatir akan dianggap menyembunyikan ilmu, tidak kubalas suratnya." Surat Najdah itu begini, "Aroma ba'du (kemudian daripada itu), tolonglah kabarkan kepada ku, adakah kaum perempuan yang pergi berperang bersama-sama Rasulullah saw.? Adakah mereka diberi pembagian rampasan perang? Adakah beliau membunuh anak-anak? Bilakah habisnya masa keyatiman seorang anak yatim? Dan untuk siapakah diberikan seperlima pembagian rampasan perang?" Ibnu 'Abbas membalas surat

tersebut sebagai berikut: Anda menanyakan kepadaku,adakah perempuan pergi berperang bersama-sama dengan Rasulullah saw. "Memang, sesungguhnya lah beliau pergi berperang bersama-sama dengan kaum perempuan. Mereka bertugas mengubati yang luka-luka, dan mereka menerima pemberian (ala kadarnya) dari harta rampasan perang, tetapi tidak diberi pembagian jumlah tertentu. Dan sesungguhnya beliau tidak pernah membunuh anak-anak, kerana itu janganlah kamu bunuh anak-anak. Engkau menanyakan kepada ku bilakah habis masa keyatiman seorang anak yatim? Maka demi seumur hidupku, ada orang yang telah tumbuh janggutnya, tetapi dia masih lemah mengurus dirinya sendiri, mengambil atau memberi. Maka apabila dia telah sanggup mengurus dirinya sendiri, mengambil apa yang baik untuk dirinya seperti halnya orang-orang lain. Maka ketika itu dia telah habis masa keyatimannya. Dan Anda menanyakan pula tentang seperlima harta rampasan untuk siapa? Sesungguhnya kami pernah mengatakan itu untuk kami; tetapi keluarga kami keberatan terhadap kami!"

1781. Dari Ummu Athiyah Al Anshali r.a.. katanya: "Aku pergi berperang bersama-sama dengan Rasulullah saw. tujuh kali peperangan. Aku tinggal di kendaraan mereka, memasak makanan untuk mereka, mengubati yang luka-luka dan merawat orang-orang sakit."

1782. Dari Abu Ishaq r.a., katanya 'Abdullah bin Yazid melakukan solat Istisqa (solat minta hujan) bersama-sama dengan orang ramai. Mula-mula dia solat dua raka'at, sesudah itu dia mendo'a minta hujan. Kata Abu Ishaq, "Hari ini aku bertemu dengan Zaid bin Arqam, di mana tidak ada orang lain di samping kami, selain seorang lelaki. Lalu aku bertanya kepadanya, "Berapa kali Rasulullah saw. berperang?" Jawabnya, "Sembilan belas kali." Tanya ku, "Berapa kali anda ikut berperang bersama-sama dengan beliau?" Jawabnya, "Tujuh belas kali peperangan." Tanya ku, "Dalam perang apa anda ikut berperang pertama kali? Jawabnya, "Dalam peperangan Dzatul 'Usairi atau 'Usyairi."

1783. Dari Zaid bin Arqam r.a., katanya: "Rasulullah saw. berperang sembilan belas kali peperangan, dan beliau naik haji sesudah hijrah satu kali, di mana beliau tidak pergi haji lagi sesudah itu, selain haji Wada'."

1784. Dari Jabir bin 'Abdullah r.a., katanya: "Aku ikut berperang bersama Rasulullah saw. sembilan belas kali peperangan." Kata Jabir, "Aku tidak ikut dalam perang Badar dan perang Uhud, kerana bapa ku melarang ku. Maka ketika Abdullah (bapa ku) terbunuh di Uhud, aku tidak pernah lagi ketinggalan ikut berperang bersama Rasulullah saw."1785. Dari Salamah r.a., katanya: "Aku ikut berperang bersama Rasulullah saw., tujuh kali peperangan. Kemudian aku ikut dalam pasukan yang dikirim Rasulullah saw., sembilan kali peperangan; satu kali dipimpin Abu Bakar, dan satu kali di bawah pimpinan Usamah bin Zaid."

1786. Dari 'Aisyah r.a., isteri Nabi saw., katanya: "Ketika Rasulullah saw. pergi ke Badar, maka tatkala beliau sampai di Harratil Wabarah, beliau ditemui oleh seorang lelakii yang terkenal gagah berani. Para sahabat Rasulullah saw. merasa gembira ketika melihat kedatangannya. Dia berkata kepada Rasulullah saw., "Aku sengaja mengikuti Anda, kerana ingin berperang di pihak Anda dan bersama-sama dengan Anda." Tanya Rasulullah saw., "Apakah Anda sudah iman dengan Allah dan Rasul-Nya?" Jawab orang itu, "Tidak!" Sabda Nabi saW., "Kembalilah Anda! Aku sekali-kali tidak membutuhkan pertolongan orang musyrik." Kata 'Aisyah, "Maka pergilah orang itu." Tetapi setelah kami sampai dekat sebatang pohon, orang

itu datang kembali menemui Rasulullah saw., lalu dia berkata pula seperti semula. Maka bertanya pula Rasulullah saw. kepadanya seperti semula. Sabda beliau, "Pergilah Anda! Aku sekali-kali tidak membutuhkan pertolongan orang musyrik." Maka pergilah dia. Kemudian, tatkala kami sampai di Baida', dia datang kembali. Rasulullah bertanya pula kepadanya seperti semula, "Apakah anda sudah beriman dengan Allah dan Rasul-Nya?" Jawab orang itu, "Ya, aku beriman!" Maka bersabda Rasulullah saw., "Mari, Teruslah jalan!"

1787. Dari Jabir bin Samurah r.a., katanya: "Aku datang bersama

bapaku ke rumah Nabi saw., lalu kudengar beliau bersabda: "Pemerintahan ini tidak akan roboh hingga selesai memerintah dua belas orang khalifah." Kemudian beliau mengucapkan kata-kata yang kurang jelas bagi ku, lalu kutanyakan kepada bapaku apa yang diucapkan beliau. Jawab bapaku, "Semuanya dari bangsa Quraisy."

1788. Dari Jabir bin Samurah r.a., katanya dia mendengar Rasulullah saw. bersabda: "Islam sentiasa kuat dan berkuasa sampai dua belas khalifah." Kemudian beliau mengucapkan sebuah kalimat yang aku tidak mengerti, lalu kutanyakan kepada bapaku, "Apa kata beliau?" Jawab bapa, "Khalifah yang dua belas itu semuanya dari bangsa Quraisy."

1789. Dari 'Amir bin Sa'ad bin Abi Waqqash r.a., katanya: "Aku berkirim surat kepada Jabir bin Samurah melalui pelayan ku Nafi', meminta kepadanya supaya dia dapat mengabarkan kepada ku hadis yang pernah didengarnya dari Rasulullah saw. Dia membalas surat ku sebagai berikut: Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda pada hari Juma'at petang, iaitu ketika seorang suku Aslam direjam, sabdanya: Agama ini (Islam) akan sentiasa tegak hingga hari kiamat, atau sampai habis dua belas orang khalifah memerintah, yang kesemuanya dari Quraisy. Aku mendengarnya pula bersabda, "Satu kelompok kaum muslimin akan menaklukkan Istana Putih Kisra (Raja Persia)." Dan aku mendengar pula beliau bersabda, "Sebelum terjadi hari kiamat akan muncul para pembohong besar (Dajjal), maka waspadalah terhadap mereka. "Aku mendengar pula beliau bersabda, "Jika Allah mengurniai kamu suatu kebaikan (kekayaan), pertama-tama manfaatkanlah untuk diri mu sendiri, dan untuk keluarga mu." Aku mendengar juga beliau bersabda, "Aku lebih dahulu dan menunggu di telaga."

1790. Dari Ibnu 'Umar r.a., katanya: "Aku hadir ketika bapaku ('Umar bin Khaththab) kena musibah ditikam orang. Para sahabat beliau yang hadir ketika itu memujinya. Kata mereka, "Semoga Allah membalasi Anda dengan balasan yang baik." Jawab 'Umar, "Aku penuh harap dan juga merasa cemas." Kata mereka, "Tunjuklah pengganti Anda (untuk menjadi khalifah)!" Jawab 'Umar, "Apakah aku arus memikul urusan pemerintahan waktu hidup dan matiku? Aku ingin tugasku sudah selesai, tidak kurang dan tidak lebih. Jika aku menunjuk penggantiku, memang orang yang lebih baik daripada ku yakni Abu Bakar Shiddiq - pernah menunjuk penggantinya. Tetapi jika aku membiarkan kamu memilih sendiri siapa yang akan menjadi khalifah, maka orang yang paling baik daripada ku, yakni Rasulullah saw. pernah membiarkan kamu memilih sendiri penggantinya menjadi khalifah." Kata Abdullah. "Dengan ucapannya itu tahulah aku bahwa beliau tidak akan menunjuk penggantinya untuk menjadi khalifah."

1791. Dari 'Abdurrahman bin Samurah r.a., katanya: "Rasulullah saw. bersabda kepada ku, "Hai, 'Abdurrahman! Janganlah engkau meminta-minta hendak jadi pembesar negara. Kerana jika engkau jadi pembesar kerana permintaan, tanggung jawabmu akan besar sekali. Dan jika engkau di angkat tanpa permintaan, engkau akan ditolong orang dalam tugasmu."

1792. Dari Abu Musa r.a., katanya: "Aku datang menemui Nabi bersama-sama dua orang lelaki anak paman ku. Yang seorang berkata, "Ya, Rasulullah! Angkatlah aku jadi Amir (pembesar) di salah satu daerah yang telah dikuasakan Allah kepada Anda." Dan yang seorang lagi berkata pula seperti itu. Jawab Rasulullah saw.,"Demi Allah! Aku tidak akan mengangkat seseorang untuk memangku suatu jabatan, orang yang meminta-minta supaya dia diangkat, bahkan tidak pula orang yang mengharap-harap (berambisi) untuk itu."

1793. Dari Abu Dzar r.a., katanya dia pernah bertanya kepada Rasulullah saw., "Ya, Rasulullah! Apakah Anda tidak hendak mengangkat ku untuk memegang suatu jabatan pemerintahan?" Lalu beliau menepuk bahu ku dengan tangan beliau seraya berkata, "Hai, Abu Dzar! Engkau ini lemah. Sedangkan pekerjaan itu adalah amanah, yang pada hari kiamat kelak dipertanggung-jawabkan dengan risiko penuh kehinaan dan penyesalan, kecuali bagi orang yang memenuhi syarat dan dapat melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya dengan baik."1794. Dari 'Abdullah bin 'Umar r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Sesungguhnya orang-orang yang berlaku adil akan berada di atas panggung cahaya di sebelah kanan Allah 'Azza wa Jalla - kedua sisi tersebut sesungguhnya baik keadaannya dan tinggi darjatnya - iaitu orang-orang yang berlaku adil dalam hukum, adil terhadap keluarga, dan adil dalam melaksanakan tugas yang dikuasakan kepada mereka."

1795. Dari 'Aisyah r.a., katanya: "Aku mendengar Rasulullah saw. mendoa di rumahku, katanya: "Wahai, Allah! Siapa yang menjabat suatu jabatan dalam pemerintahan umat ku, lalu dia mempersulit urusan mereka, maka persulit pulalah dia, dan siapa yang menjabat suatu jabatan dalam pemerintahan umat ku, lalu dia berusaha menolong mereka, maka tolong pulalah dia."

1796. Dari Ibnu 'Umar r.a., dari Nabi saw. sabdanya: "Ketahuilah! Setiap kamu adalah penggembala (pemimpin), dan setiap kamu akan ditanya tentang gembalaanmu (kepemimpinan mu). Seorang Amir (raja, penguasa, pembesar atau pemimpin) yang berkuasa terhadap rakyat, akan ditanya tentang kepemimpinannya. Seorang lelaki adalah pemimpin atas keluarganya. Dia akan ditanya tentang kepemimpinannya. Seorang wanita adalah pemimpin di rumah tangga suami dan anak-anaknya. Dia akan di tanya tentang kepemimpinannya. Seorang hamba sahaya adalah pemimpin atas harta kekayaan majikannya yang dipercayakan kepadanya. Dia juga akan ditanya tentang kepemimpinannya. Ketahuilah setiap kamu adalah

pemimpin, dan setiap kamu akan tanya tentang kepemimpinannya."

1797. Dari Al Hasan r.a., katanya: "Ubaidullah bin Ziyad mengunjungi Ma'qil bin Yasar Al Muzani ketika dia sakit hampir meninggal. Kata Ma'qil kepada 'Ubaidullah, "Aku hendak menyampaikan kepada mu sebuah hadis yang kudengar sendiri dari Rasulullah saw., yang kalau aku yakin bahawa usiaku akan panjang, hadis ini belum akan ku sampaikan kepada mu. Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda. "Tidak ada seorang hamba yang dipercayakan Allah kepadanya memimpin rakyatnya, kemudian dia mati, sedangkan pada hari kematiannya dia (masih) menipu rakyatnya, nescaya Allah mengharamkan syurga baginya."

1798. Dari Abul Malih r.a., katanya: "Ubaidullah bin Ziyad mengunjungi Ma'qil bin Yasar ketika dia sakit. Kata Ma'qil kepada 'Ubaidullah, "Aku hendak menyampaikan sebuah hadis kepada mu, seandainya aku tidak hampir mati, nescaya hadis ini belum akan ku sampaikan kepada mu. Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, "Tidak seorang pun Amir (pembesar, penguasa, atau pemimpin) yang menguasai atau memerintah kaum muslimin, tetapi dia tidak berjuang dengan sungguh-sungguh dan tidak memberikan pengarahan untuk kemakmuran mereka, nescaya Allah tidak membolehkannya masuk syurga bersama-sama dengan mereka."

1799. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Pada suatu hari Rasulullah saw. berpidato di hadapan kamu tentang penggelapan (pencurian atau korupsi). Beliau mengatakan, penggelapan itu suatu perkara besar dan mempunyai akibat yang besar pula. Kelak di hari kiamat, janganlah ku dapati salah seorang kamu (yang menggelapkan atau korup) datang memikul di kuduknya unta yang sedang melenguh-lenguh. Lalu dia berkata, "Ya Rasulullah! Tolonglah aku!" Lalu jawab ku, " Aku tidak kuasa sedikit jua pun menolongmu. Bukankah dahulu telah kukatakan kepadamu?" Kelak di hari kiamat, janganlah ku dapati salah seorang kamu yang menggelapkan atau korup) memikul di kuduknya kuda yang meringik-ringik. Lalu dia berkata. "Ya, Rasulullah! tolonglah aku!" Lalu jawab ku, "Aku tak kuasa sedikit jua pun menolong kamu. Bukankah dahulu telah kukatakan kepadamu?" Kelak di hari kiamat, janganlah ku dapati salah seorang kamu memikul di kuduknya kambing yang mengembek-ngembek. Lalu dia berkata, "Ya, Rasulullah! Tolonglah aku!" Lalu jawab ku, "Aku tidak kuasa sedikit jua pun menolongmu. Bukankah dahulu telah kukatakan kepadamu!" Kelak di hari kiamat janganlah ku dapati salah seorang kamu memikul orang berteriak-teriak di kuduknya. Lalu katanya, '"Ya, Rasulullah! Tolonglah aku!" Lalu jawab ku, "Aku tidak dapat sedikit jua pun menolongmu. Bukankah dahulu telah kukatakan kepadamu?" Kelak di hari kiamat, janganlah ku dapati salah seorang kamu datang kepada ku membawa selembar kain berkibar-kibar di kuduknya, lalu dia berkata, "Ya, Rasulullah! Tolonglah aku!" Lalu jawab ku, "Aku tidak dapat sedikit jua pun menolongmu. Bukankah dahulu telah ku sampaikan kepadamu?" Kelak di hari kiamat, janganlah ku dapati salah seorang kamu memikul harta kekayaan berupa emas dan perak di kuduknya, lalu dia berkata, "Ya Rasulullah! Tolonglah aku!" Lalu jawab ku, "Aku tidak dapat sedikit jua pun menolongmu. Bukankah dahulu telah kukatakan kepadamu?"

1800. Dari Abu Humaid As Sa'idi r.a.,katanya: "Rasulullah saw. mengangkat seorang lelaki bernama Lutbiyah, dari Asd, suatu daerah di Yaman - kata 'Amru dan Ibnu Abi 'Umar - ditugaskan beliau mengumpulkan zakat. Ketika datang menyetorkan zakat yang dipungutnya, dia berkata kepada Rasulullah saw., "Ini zakat yang ku pungut ku simpankan kepada Anda, dan ini hadiah (pemberian) orang kepada ku." Kata Abu Humaid, "Sesudah itu Rasulullah saw. berpidato di mimbar. Mula-mula beliau memuji dan menyanjung Allah Ta'ala, kemudian beliau bersabda, "Ada seorang petugas yang kutugaskan memungut zakat, dia berkata, "Ini zakat yang kupungut ku simpankan kepada Anda, dan ini pemberian orang kepada ku." Mengapa dia tidak duduk saja di rumah ibubapanya menunggu orang mengantarkan hadiah kepadanya? Demi Allah yang jiwaku berada dalam kuasa-Nya, tidak seorang jua pun di antara kalian yang menggelapkan zakat yang ditugaskan kepadanya memungutnya, melainkan pada hari kiamat kelak dia akan memikul unta yang digelapkannya itu melenguh-lenguh di kuduknya, atau sapi yang menguak-nguak, atau kambing yang mengembek-ngembek." Kemudian beliau mengangkat kedua tangannya tinggi-tinggi, sehingga kelihatan oleh kami putih kedua ketiaknya. Kemudian beliau berkata, "Wahai, Allah! Telah kusampaikan!" Beliau mengatakannya dua kali.

1801. Dari 'Adi Ibnu 'Amirah Al Kindi r.a. katanya: "Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: "Barangsiapa yang kami angkat di antara kamu memangku suatu jabatan, lalu disembunyikannya terhadap kami sebuah jarum atau yang lebih kecil dari itu, maka perbuatannya itu adalah penggelapan. Dia akan datang pada hari kiamat membawa barang yang digelapkannya itu."

1802. Dari Abu Hurairah r.a., dari Rasulullah saw., sabdanya: "Siapa yang taat kepada ku bererti dia taat kepada Allah. Siapa yang durhaka kepada ku bererti dia durhaka kepada Allah. Siapa yang taat kepada Amirku (pejabat yang kuangkat) bererti dia taat kepada ku. Siapa yang durhaka kepada pejabat yang ku angkat bererti dia durhaka kepada ku."

1803. Dari Abu Hurairah r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Anda wajib patuh dan setia, baik dalam keadaan susah maupun senang, disukai atau dibenci, dan biarpun merugikan kepentinganmu."

1804. Dari Yahya bin Hushain r.a., katanya: "Aku mendengar nenekku mengabarkan bahwa dia mendengar Rasulullah saw. bersabda dalam khutbah beliau ketika Haji Wada', "Sekali pun pejabat yang diangkat dalam pemerintahanmu seorang hamba sahaya tetapi dia memerintah (memimpin) dengan Kitabullah, hendaklah kamu patuh dan setia kepadanya." 1805. Dari Yahya bin Hushain r.a., dari neneknya Ummul Hushain, katanya dia mendengar neneknya bercerita: "Aku pergi menunaikan ibadah haji bersama Rasulullah saw. ketika Haji Wada' Ketika itu beliau berkhutbah panjang lebar. Antara lain aku mendengar beliau bersabda: "Seandainya pejabat yang ku angkat dalam pemerintahan seorang budak pontong hidung - mungkin yang dimaksud nenek, budak hitam - tetapi dia memerintah kamu dengan Kitabullah, maka hendaklah kamu patuh dan setia kepadanya."

1806. Dari Ibnu 'Umar r.a., dari Nabi saw. sabdanya: "Setiap muslim wajib patuh dan setia terhadap pemerintah, disukai atau tidak disukainya, kecuali bila dia diperintah melakukan maksiat. Jika dia diperintah melakukan maksiat dia tidak perlu patuh dan setia."

1807. Dari Ali bin Abi Thalib r.a., katanya: "Pada suatu ketika, Rasulullah saw. mengirim sepasukan tentera (ke medan perang) dan mengangkat seorang lelaki menjadi komandan mereka. (Sampai di suatu tempat), sang komandan menyalakan api (unggun) dan memerintahkan anak buahnya melompat ke dalam api unggun tersebut. Sebahagian anak buahnya telah siap hendak melompat ke dalam api tersebut, tetapi yang lain berkata, "Kita harus lari dari api itu." Peristiwa itu mereka laporkan kepada Rasulullah saw. Maka beliau bersabda, "Seandainya kamu melompat ke dalam api itu, kamu akan sentiasa berada di dalamnya hingga hari kiamat nanti." Kemudian beliau berkata pula kepada yang lain dengan lemah lembut, "Tidak wajib taat terhadap perintah untuk mendurhakai Allah. Taat itu hanya wajib dalam rangka menegakkan kebajikan."1808. Dari Junadah bin Umaiyah r.a., katanya: "Kami datang ke rumah 'Ubadah bin Shamit ketika dia sakit. Kami berkata kepadanya, "Semoga Allah menyembuhkan Anda segera. Ajarkanlah kepada kami hadis yang pernah Anda dengar dari Rasulullah saw., semoga Allah memberikan manfaat kepada kami." Katanya, "Pada suatu ketika Rasulullah saw. memanggil kami, lalu kami bai'at (berjanji setia) dengan beliau. Beliau membai'at kami akan patuh dan setia dalam segala hal, baik yang kami senangi dan tidak kami senangi, dalam kesulitan dan kelapangan, dan dalam hal yang mungkin merugikan kami. Dan tidak akan melawan pejabat yang berwenang." Kata beliau, "Kecuali jika kalian telah mempelajarinya dari Kitab Allah."

1809. Dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi saw., sabdanya: "Sesungguhnya Imam (pemimpin, pembesar, atau penguasa) itu adalah bagaikan perisai, di mana orang berperang memakai perisai dan menjaga diri dengannya. Jika Imam memerintahkan supaya taqwa kepada Allah 'Azza wa Jalla dan berlaku adil, dia mendapat pahala kerananya, dan jika dia memerintahkan selain itu, maka dia mendapat siksa."

1810. Dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi saw., sabdanya: "Bani Israil selalu dipimpin oleh para Nabi. Tiap-tiap seorang Nabi meninggal, lalu digantikan oleh nabi yang lain sesudahnya. Namun begitu, tidak ada lagi nabi sesudahku. Yang bakal ada ialah para khalifah (kepala-kepala pemerintahan). Tetapi mereka akan banyak membuat kesalahan." Para sahabat bertanya, "Bagaimana petunjuk Anda kepada kami mengenai hal itu?" Jawab Nabi saw., "Tepatilah bai'at yang pertama, kemudian yang sesudah itu. Dan penuhilah hak mereka, kerana Allah akan meminta pertanggungjawaban mereka tentang pemerintah mereka."1811. Dari 'Abdullah r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Sepeninggal ku nanti akan ada pembesar-pembesar negara yang mementingkan diri sendiri dan bertindak dengan tindakan-tindakan/kebijaksanaan yang tidak kamu sukai (mengenai kekayaan negara). Tanya para sahabat, "Bagaimana petunjuk Anda kepada kami bila kami bersua dengan pembesar-pembesar seperti itu?" Jawab beliau, "Penuhi kewajipan mu dan mohonlah hak mu kepada Allah Ta'ala."

1812. Dari 'Abdur Rahman bin 'Abdu Rabbil Ka'bah r.a., katanya: " Aku masuk ke dalam masjid maka terlihat oleh ku 'Abdullah bin Amru bin 'Ash duduk dibawah naungan Ka'bah dikelilingi orang ramai. Lalu ku datangi mereka dan duduk ke dekat 'Abdullah. Katanya, "Kami pernah mengadakan suatu perjalanan bersama-sama Rasulullah saw., lalu pada suatu tempat perhentian kami berhenti. Sebahagian kami ada yang memperbaiki tempat tidur, sebahagian lagi berlatih memanah, sebahagian lagi memberi makan haiwan dan sebagainya. Tiba-tiba kedengaran Maudzdzin Rasulullah saw. memanggil kami solat berjama'ah, lalu kami berkumpul ke dekat beliau. Beliau bersabda, "Para Nabi sebelum aku bertugas menuntun umatnya kepada kebaikan yang diajarkan Allah kepada mereka dan mengingatkan bahaya yang mengancam mereka. Umat ku yang sempurna dan selamat ialah angkatan pertama-tama. Angkatan sesudah itu akan ditimpa berbagai cubaan berupa hal-hal yang tidak disenanginya, seperti timbulnya fitnah. Di mana-mana sebahagian mereka menghina bahagian yang lain, maka kerana itu timbullah bencana. Orang-orang mukmin berkata, "Inilah kiranya yang membinasakan ku. Setelah hilang suatu bencana timbul pula bencana yang lain. Dan orang mukmin berkata, "Ini....!Ini!" Siapa yang ingin bebas dari neraka mahu masuk ke syurga, hendaklah dia menemui kematiannya dalam beriman kepada Allah dan hari akhirat, dan hendaklah dia berjasa kepada umat manusia sesuai dengan yang diinginkan oleh masyarakat itu. Siapa yang bai'at dengan seorang Imam, (pembesar atau penguasa) lalu dia memenuhi janji setianya dengan sepenuh hati, hendaklah dia mematuhi Imam itu sehabis daya. Jika yang lain datang memberontak, penggallah lehernya. Kata ' Abdur Rahman, "Aku lebih mendekat kepada 'Amru, lalu kata ku, aku bertanya kepada Anda dengan nama Allah, apakah Anda mendengar sendiri hadis ini dari Rasulullah saw. Dia menunjuk dengan tangannya ke telinga dan hatinya seraya berkata, " Aku dengar dengan kedua telinga ku, dan ku simpan dalam hatiku." Lalu ku katakan kepadanya, "Ini anak-anak paman mu, Mu'awiyah. Dia menyuruh kita memakan harta sesama kita dengan cara yang haram serta membunuh sesama kita. Padahal Allah Ta'ala telah berfirman, "Hai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memakan harta sesamamu dengan cara yang haram, kecuali berjual-beli dengan cara suka sama suka sesamamu, dan janganlah kamu membunuh saudara mu (sesama muslim); sesungguhnya Allah Maha sayang kepada mu." Amru diam sebentar kemudian dia berkata, "Patuhilah perintahnya bila sesuai dengan perintah Allah dan langgarlah perintahnya bila melanggar perintah Allah!"

1813. Dari Usaid Ibnu Hudhair r.a., katanya: "Seorang lelaki Anshar berpencil dengan Rasulullah saw. lalu dia berkata: "Ya, Rasulullah! Angkatlah aku menjadi pegawai (pembesar) negeri seperti si Fulan." Jawab Nabi Saw., "Sepeninggal ku, kamu akan menemui sifat mementingkan diri sendiri. Kerana itu sabarlah kamu sampai aku menemui mu di telaga."

1814. Dari Hudzaifah Ibnu Al Yamani r.a., katanya: "Biasanya orang ramai bertanya kepada Rasulullah saw. tentang kebajikan. Tetapi aku bertanya kepada beliau tentang kejahatan. Kerana aku takut kejahatan itu menimpa ku. Lalu aku bertanya, "Ya, Rasulullah! Kami dahulu berada dalam kejahilan dan kejahatan. Kerana itu Allah Ta'ala menurunkan kebaikan (agama) ini kepada kami. Mungkinkah sesudah ini timbul lagi kejahatan?" Jawab Rasulullah saw., "Tentu!" Tanya ku, "Sesudah itu mungkin pulakah datang lagi kebaikan?" Jawab Nabi saw., "Ya, tetapi sudah cacat!" Tanya ku, "Apa cacatnya?" Jawab Nabi saw., "Suatu kaum (bangsa) membuat peraturan (perundangan) di luar sunnah ku dan memimpin tanpa hidayah ku. Engkau mengerti tentang kebijaksanaan mereka dan tidak menyukainya." Tanya ku, "Sesudah kebaikan itu, timbul lagikah kejahatan?" Jawab beliau. "Ada. Iaitu orang-orang yang selalu memanggil-manggil di pintu neraka, lalu siapa yang memenuhi panggilannya dilemparkannya ke dalam neraka itu."

Tanya ku. "Ya, Rasulullah! Tunjukkanlah kepada kami ciri-ciri mereka." Jawab Nabi saW., "Baik! Iaitu orang-orang yang kulitnya sama dengan kita (mengaku beragama Islam) dan mereka berbicara memakai lidah (hadis) kami." Tanya ku, "Bagaimana petunjuk Anda seandainya aku menemui hal yang demikian?" Jawab Nabi saw., "Tetaplah kamu bersama jama'ah kaum muslimin dan Imam (pemimpin atau pembesar) mereka!" Tanya ku, "Jika tidak ada jama'ah dan Imam?" Jawab beliau, "Tinggalkanlah partai-partai itu semuanya. Sekalipun engkau akan memakan akar-akar kayu, namun engkau tetaplah pada pendirianmu itu."


Yüklə 3,73 Mb.

Dostları ilə paylaş:
1   ...   88   89   90   91   92   93   94   95   ...   107




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin