Berkata Imam Ali bin Abi Thalib, semoga Allah meridhoinya: Tidak ada kebaikan dalam ibadah tanpa pengetahuan dan tidak baik pula dalam pengetahuan tanpa memahaminya



Yüklə 3,73 Mb.
səhifə89/107
tarix18.04.2018
ölçüsü3,73 Mb.
#48892
1   ...   85   86   87   88   89   90   91   92   ...   107

kamu menjatuhkan hukuman antara dua orang yang bersengketa ketika kamu sedang marah."

1700. Dari 'Aisyah r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda; "Siapa yang mengada-ada urusan agama kami yang kami tidak pernah mengadakannya, maka hal itu ditolak."

1701. Dari 'Aisyah r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Siapa yang mengamalkan suatu amal (ibadat) yang tidak pernah kami lakukan, maka amalnya itu ditolak."

1702. Dari Zaid bin Khalid Al Juhani r.a., katanya Nabi saw. bersabda: "Sukakah kamu kuberitahukan kepada mu saksi-saksi yang baik? Iaitu orang yang memberikan kesaksiannya sebelum diminta."

1703. Dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi saw., sabdanya: "Pada suatu ketika, ada dua orang wanita sedang bermain-main bersama anak-anak mereka. Tiba-tiba datang seekor serigala, lalu diterkamnya anak salah seorang dari mereka, kemudian dibawanya lari. Si ibu yang punya anak itu berkata kepada temannya, "Anakmu ditangkapnya." Jawab temannya, "Bukan! Tetapi anakmulah yang ditangkapnya."

Kemudian mereka pergi kepada Nabi Daud a.s. Beliau memutuskan, anak (yang masih hidup) untuk wanita lebih tua. Kemudian keduanya pergi kepada Nabi Sulaiman a.s. Lalu mereka menceritakan kepada beliau sengketa mereka berdua. Kata Nabi Sulaiman, "Bawa pisau kemari! Aku akan membelah dua anak ini, kemudian membaginya untukmu berdua." Jawab yang muda, "Jangan! Semoga Allah melimpahkan rahmatNya bagi Anda - Anak ini adalah anaknya (wanita yang tua)." Kerana itu Nabi Sulaiman memutuskan, anak itu adalah anak wanita yang muda. 1704. Dari Abu Hurairah r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Seorang lelaki membeli sebidang tanah dari orang lain. Si pembeli mendapatkan sebuah tempayan berisi emas dalam tanah itu, lalu dikatakannya kepada si penjual, "Hai, Anu! Ambillah emasmu!" Jawab si penjual, "Aku telah menjual tanah itu kepada mu beserta segala isinya." Kerana itu mereka pergi kepada seorang hakim minta keadilan. Hakim bertanya, "Adakah Anda keduanya mempunyai anak?" Jawab yang satu, "Ada, aku punya anak lelaki." Kata yang lain, "Ada, aku punya anak perempuan." Kata hakim, "Kahwinkanlah kedua anak

kalian itu dan belanjakan harta itu, untuk keperluanmu berdua dan sedekahkan sebagiannya."

1705. Dari Zaid bin Khalid Al Juhani r.a., katanya: "Seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah saw., tentang penemuan barang tercecer. Maka bersabda beliau, "Umumkan selama setahun. Kemudian tandai ikatan atau bungkusannya (ciri-cirinya), sesudah itu boleh anda pergunakan. Tetapi jika pemiliknya datang meminta, berikanlah kepadanya." Lelaki itu bertanya pula kepada beliau, "Bagaimana kalau menemukan kambing hilang?" Jawab Nabi saw., "Ambil kambing itu untukmu atau untuk saudara mu (berikan kepada orang lain), atau untuk binatang buas (biarkan saja). Tanyanya pula, "Bagaimana kalau menemukan unta hilang?" Rasulullah saw. marah mendengarnya, sehingga muka beliau menjadi merah. Kemudian beliau bersabda, "Apa pedulimu dengan unta itu? Bukankah dia punya sepatu, punya kantong air, biarkan saja unta itu sampai ditemukan oleh pemiliknya sendiri."

1706. Dari Suwaid bin Ghafalah r.a., katanya: "Aku pernah pergi berperang bersama-sama dengan Zaid bin Shuhan dan Salman bin Rabi'ah. Di tengah jalan aku menemukan sebuah cambuk, lalu kuambil. Kata kedua kawanku, "Jangan diambil! Biarkan saja!" Jawab ku, "Tidak! Tetapi aku akan mengumumkannya. Jika pemiliknya datang meminta akan kuberikan kepadanya. Jika tidak ada yang datang meminta, akan ku manfaatkan sendiri." Aku tidak setuju dengan pendapat

kedua orang kawanku itu. Setelah kami kembali dari peperangan, ditakdirkan Allah bagi ku mendapat kesempatan untuk menunaikan ibadah haji, lalu aku sampai ke Madinah. Di Madinah aku bertemu dengan Ubay bin Ka'ab. Kuceritakan kepada beliau perihal aku menemukan cambuk itu serta bagaimana pendapat kedua orang kawanku. Jawab beliau, "Pada masa Rasulullah saw., aku pernah pula menemukan pundi-pundi berisi seratus dinar emas. Pundi-pundi itu kubawa kepada Rasulullah saw. Sabda beliau, "Umumkan selama setahun!" Lalu kuumumkan, tetapi tidak ada orang yang datang memintanya. Maka kubawa kembali pundi-pundi itu kepada Rasulullah saw. Sabda beliau, "Umumkan selama setahun!" Maka kuumumkan selama setahun, tetapi tidak ada yang mengaku sebagai pemiliknya. Kemudian kubawa pula kembali kepada Rasulullah saw., maka bersabda beliau, "Umumkan selama setahun!" Lalu kuumumkan lagi, tetapi tidak ada juga orang yang memintanya. Maka bersabda beliau, "Catat jumlahnya, tandai bungkus dan ikatannya (ciri-cirinya). Kalau pemiliknya datang meminta, berikan! Jika tidak ada yang datang meminta, boleh engkau pergunakan." Akhirnya emas itu ku pergunakan bagi keperluan ku.

1707. Dari 'Abdurrahman bin 'Usman At Taimi r.a., katanya: "Rasulullah saw. melarang memungut barang-barang orang haji yang tercecer."

1708. Dari zaid bin Khalid Al Juhani r.a., dari Rasulullah saw., sabdanya: "Siapa yang memungut barang hilang, maka dia itu bersalah selama dia tidak mengumumkannya."

1709. Dari Ibnu 'Umar r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda : "Janganlah kamu memeras susu ternak orang lain, kecuali dengan izin pemiliknya."

1710. Dari Ibnu Syuraih Al 'Adawi r.a., katanya: "Kedua telinga ku mendengar dan kedua mata ku melihat ketika Rasulullah saw. mengucapkan sabdanya, "Siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhirat, maka hendaklah dia memuliakan tamunya, selebihnya," Para sahabat bertanya, "Apa yang dimaksud dengan selebihnya, ya Rasulullah?" Jawab beliau, "Iaitu siang dan malamnya. Bertamu itu hanya tiga hari. Lebih dari itu adalah sedekah atas tamu itu." Dan sabda beliau, "Siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka hendaklah dia berkata dengan perkataan yang baik-baik, atau diam!"

1711. Dari Abu Syuraih Al Khiza'iy r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Bertetamu itu tiga hari; dan selebihnya siang maupun malam. Tidak halal bagi seorang muslim menetap di rumah saudaranya, sehingga saudaranya itu berdosa kerananya. Tanya para sahabat, "Bagaimana caranya dia berdosa?" Jawab beliau, "Orang itu menetap tinggal di rumah saudaranya, padahal saudaranya itu tidak punya apa-apa lagi yang akan disuguhkannya kepada tamunya."

1712. Dari 'Uqbah bin 'Amir r.a., katanya, "Kami pernah bertanya kepada Rasulullah saw. "Ya, Rasulullah! Anda mengutus kami, lalu kami menumpang pada suatu kaum sebagai tamu, tetapi mereka tidak melayani kami sebagaimana layaknya. Bagaimana pendapat Anda?" Maka bersabda beliau kepada kami, "Jika kamu menumpang pada suatu kaum, lalu mereka melayani kamu sebagaimana layaknya bagi seorang tamu, maka terimalah pelayanan mereka. Jika mereka tidak melayani kamu, boleh kamu ambil dari mereka hak tamu yang pantas mereka berikan. "

1713. Dari Abu Sa'id Al Khudri r.a., katanya: "Pada suatu waktu, ketika kami sedang dalam perjalanan bersama-sama dengan Rasulullah saw., tiba-tiba datang seorang lelaki mengendarai kenderaannya, sambil ia menoleh ke kanan dan ke kiri. Maka bersabda Rasulullah saw., "Siapa yang mempunyai kelebihan tempat di kenderaannya, hendaklah dia memberikannya kepada orang yang tidak punya tempat. Dan siapa yang mempunyai kelebihan perbekalan, hendaklah dia memberikannya kepada orang yang tidak punya perbekalan."

1714. Dari Iyas bin Salamah r.a., dari bapanya, katanya: "Kami pergi berperang bersama-sama dengan Rasulullah saw. dalam suatu peperangan. Dalam perjalanan kami ditimpa suatu kesulitan (iaitu kekurangan perbekalan), sehingga kami bermaksud akan menyembelih sebagian unta tunggangan kami. Nabi saw. memerintahkan supaya mengumpulkan seluruh sisa-sisa perbekalan kami. Lalu kami bentangkan di hadapan beliau sehelai tikar kulit, maka terkumpullah di atas tikar itu seluruh sisa perbekalan kami." Kata Salamah, "Aku berusaha menaksir jumlah anggota pasukan ketika itu, seperti halnya seorang penggembala menaksir jumlah kambingnya. Menurut taksiranku, semua anggota pasukan berjumlah kira-kira 1,400 orang. Kami semuanya dapat makan (dari sisa perbekalan yang terkumpul itu) sampai kenyang, bahkan sesudah makan kami isi pula kantong-kantong perbekalan kami. Rasulullah saw. bertanya, "Masih adakah air untuk wudhuk?" Maka datanglah seorang lelaki membawa kantong airnya, lalu dituangkan beliau ke dalam ember. Kemudian seluruh anggota pasukan yang berjumlah 1,400 orang itu dapat berwudhuk dengan air itu." 1715. Dari Ibnu 'Aun r.a., katanya: "Aku pernah menulis surat kepada Nafi', menanyakan perihal pernyataan perang sebelum peperangan itu dimulai. Dia membalas suratku itu, katanya: "Yang demikian itu terjadi pada permulaan Islam. Kemudian pernah terjadi, Rasulullah saw. menyerang Bani Musthaliq secara mendadak di saat mereka sedang lengah, iaitu ketika mereka sedang memberi minum ternak mereka. Maka terjadilah perang, sehingga mereka banyak yang terbunuh dan tertawan. Dan pada bari itulah Juwairiyah binti Harits tertawan. Hadis ini disampaikan kepada ku oleh 'Abdullah bin Umar, di mana dia ikut berperang sebagai prajurit dalam pasukan Rasulullah saw. ketika itu."

1716. Dari Sulaiman bin Buraidah r.a., dari bapanya, katanya: "Apabila Rasulullah saw. mengangkat seorang panglima atau komandan pasukan perang, beliau selalu memberikan amanat kepadanya dan kepada seluruh anggota pasukannya. Pertama-tama, terutama beliau wasiatkan supaya mereka semua taqwa kepada Allah. Kemudian beliau perintahkan. "Berperanglah kalian dengan nama Allah dan Fi Sabilillah (di jalan Allah untuk menegakkan agama Allah). Perangilah orang-orang yang kafir terhadap Allah. Berperanglah kalian, jangan menipu dan jangan berkhianat, jangan kejam dan jangan membunuh anak-anak. Apabila kamu bertemu dengan orang-orang musyrik yang menjadi musuhmu, tawarkanlah kepada mereka tiga macam perkara. Mana saja di antara ketiganya yang disetujui mereka, terimalah persetujuan mereka dan jangan mereka diserang lagi. Ajaklah mereka masuk Islam. Jika ajakanmu itu mereka terima dengan baik, terimalah kesediaan mereka itu dan jangan mereka diserang lagi. Kemudian, ajaklah mereka pindah dari rumah mereka ke rumah-rumah orang muhajirin. Dan beritahu mereka, jika mereka mahu pindah, mereka akan diperlakukan sama seperti orang-orang muhajirin dalam hak dan kewajipan mereka. Tetapi jika mereka enggan pindah, beritahukan kepada mereka bahwa status mereka sama dengan kaum muslimin di desa-desa, di mana diperlakukan kepada mereka hukum Allah seperti yang dijalankan kepada orang-orang mukmin. Mereka tidak mendapat pembagian harta rampasan baik yang diperoleh dengan perang atau bukan (fay-i), kecuali jika mereka turut berperang bersama-sama dengan kaum muslimin. Jika mereka menolak masuk Islam, kenakan pajak kepada mereka, dan jika mereka bersedia membayar pajak, terimalah pajak mereka dan jangan diserang lagi mereka. Jika mereka menolak pula membayar pajak, maka mohonlah pertolongan kepada Allah dan perangilah mereka. Apabila kamu kepung penghuni sebuah benteng, lalu mereka ingin memperoleh perlindungan serta jaminan Allah dan Rasul-Nya, jangan engkau terima permintaannya itu, tetapi berikanlah jaminanmu (peribadi) beserta sahabat-sahabatmu, kerana jaminan kamu dan para sahabatmu lebih ringan risikonya daripada jaminan Allah dan Rasul-Nya. Dan apabila engkau kepung penghuni suatu benteng, lalu mereka ingin supaya kepada mereka diperlakukan hukum Allah, jangan engkau terima permintaannya itu, tetapi lakukan hukummu (peribadi) dan sahabat-sahabatmu, kerana kamu belum mengerti apakah sudah tepat hukum Allah yang engkau jatuhkan kepada mereka atau belum."

1717. Dari Abu Musa r.a., katanya: "Apabila Rasulullah saw. mengangkat salah seorang sahabatnya memegang suatu jabatan, beliau bersabda, "Berilah mereka kabar gembira agar mereka tidak menjauhkan diri, mudahkanlah segala urusan mereka dan jangan dipersulit."1718. Dari Sa'id bin Abu Burdah r.a., dari bapanya, dari kakaknya, katanya; "Bahwasanya Rasulullah saw. pernah mengutus kakaknya bersama Mu'adz ke negeri Yaman, maka bersabda beliau: Mudahkanlah kamu berdua, jangan mempersulit; dan gembirakanlah, dan jangan menjauhi; saling patuhlah kamu berdua, dan jangan jangan saling sengketa!"

1719. Dari Ibnu 'Umar r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Apabila Allah Ta'ala telah mengumpulkan orang-orang dahulu dan orang-orang yang terakhir kelak di hari kiamat, maka dikibarkan bendera bagi setiap pengkhianat serta diteriakkan, "Inilah bendera si Fulan bin Fulan."

1720. Dari 'Abdullah bin 'Umar r.a., katanya dia mendengar Rasulullah saw. bersabda: "Kelak di hari kiamat, setiap pengkhianat membawa benderanya masing-masing."

1721. Dari Abu Sa'id r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Kelak di hari kiamat, setiap pengkhianat membawa sebuah bendera yang dikibarkannya tinggi-tinggi sesuai dengan pengkhianatannya. Ketahuilah, tidak ada pengkhianatan yang lebih besar daripada pengkhianatan seorang penguasa terhadap rakyatnya."

1722. Dari Jabir r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Perang itu adalah tipu muslihat."

1723. Dari Abu Hurairah r.a., katanya Nabi saw. bersabda: "Janganlah kamu minta-minta bertemu dengan musuh. Tetapi bila kamu bertemu dengan mereka, maka teguhkanlah hatimu!"

1724. Dari 'Abdullah bin Abi Aufa r.a., dia menulis surat kepada 'Umar bin 'Ubaidillah, ketika dia sedang melakukan perjalanan ke Haruriyah, mengabarkan bahwa Rasulullah saw. pada suatu hari akan bertemu dengan musuh, maka beliau menunggu hingga matahari tergelincir. Beliau berpidato di hadapan tenteranya, sabdanya: "Hai, manusia! Janganlah kamu meminta-minta supaya bertemu dengan musuh. Tetapi mintalah kepada Allah keselamatan, dan apabila kamu bertemu dengan musuh, teguhkanlah hatimu. Ketahuilah, sesungguhnya syurga itu di bawah kilatan pedang. Kemudian beliau mendoa: "Allahumma munzilal kitab, wa mujiryas, sahab, wa hazimal ahzab, ahzimhum wan shurna 'alaihim."1725. Dari 'Abdullah bin Abi Aula r.a., katanya: "Rasulullah saw. mendoakan kehancuran bagi pasukan gabungan musuh, "Allahumma munzilal kitab, sari'al hisab, ahzimil ahzab. Allahumma ahzimhum wa zalzilhum."1726. Dari Ibnu 'Umar r.a., katanya: "Seorang wanita kedapatan mati terbunuh dalam suatu peperangan. Lalu Rasulullah saw. melarang membunuh wanita dan anak-anak."1727. Dari Ash Sha'bi bin Jatsuiamah r.a., katanya: "Nabi saw. ditanya orang mengenai anak-anak orang musyrikin yang terbunuh ketika terjadi serangan malam. Maka terbunuh di antaranya wanita-wanita dan anak-anak mereka. Jawab beliau, "Mereka itu termasuk musuh."

1728. Dari 'Abdullah r.a., katanya: "Rasulullah saw. membakar dan menebang pohon kurma Bani Nadhir di Buwairah. Lalu Allah menurunkan ayat: "Setiap pohon kurma yang kamu tebang, atau kamu biarkan tegak di atas pokoknya, semuanya itu adalah dengan izin Allah, kerana Allah hendak memberikan pembalasan kepada orang-orang yang jahat." (Al Hasyr, 59: 5).

1729. Dari Mush'ab ibnu Sa'ad r.a., dari bapanya, katanya: "Bapaku, Sa'ad, mengambil sebuah pedang dari seperlima bahagian harta rampasan perang (yang telah dikhususkan untuk Nabi saw. Lalu pedang itu dibawanya ke hadapan Nabi saw.), seraya berkata, "Berilah aku pedang ini, ya Rasulullah!" Tetapi Nabi saw. enggan hendak memberikannya kepada Sa'ad. Maka diturunkan Allah ayat: "Mereka meminta kepada mu, hai Muhammad, harta rampasan perang. Katakanlah kepada mereka, rampasan perang itu untuk Allah dan Rasul-Nya." (Al Anfal, 8 : 1).

1730. Dari Ibnu 'Umar r.a., katanya: "Nabi saw. mengirim satu pasukan ke Nejed, di mana aku sendiri termasuk di dalamnya. Mereka beroleh harta rampasan berupa unta banyak sekali, sehingga masing-masing mereka mendapat pembahagian dua belas atau sebelas ekor unta. Kemudian Rasulullah saw. menambah pula untuk mereka masing-masing satu ekor unta (iaitu dari pembahagian beliau sendiri)."

1731. Dari 'Abdullah r.a., katanya: "Rasulullah saw. pernah memberikan tambahan pembagian harta rampasan kepada para anggota pasukan yang dikirimnya berperang selain pembagian umum, yang diambilkan beliau dari bagian khusus untuk beliau, iaitu seperlima bagian dari seluruh harta rampasan wajib dibagikan untuk beliau."

1732. Dari Abu Qatadah r.a., katanya: "Ketika perang Hunain, kami pergi berperang bersama-sama dengan Rasulullah saw. Tatkala kami telah berhadapan dengan musuh, maka sebagian kaum muslimin mundur. Aku melihat seorang lelaki musyrik sedang menguasai seorang muslim. Lalu aku berbalik sehingga aku dapat mendatangi dari belakangnya, maka ku pukul batang lehernya. Tetapi si musyrik itu berbalik kepada ku dan merangkul ku dengan kuat. Aku tahu dia hampir mati. Setelah dia tewas, barulah aku dilepaskannya. Kemudian aku bertemu dengan 'Umar bin Khaththab. Dia menanya kepada ku, "Bagaimana keadaan pasukan?" Jawab ku, "Urusan Allah." Kemudian pasukan pulang kembali semuanya. Rasulullah saw. duduk seraya bersabda, "Siapa yang membunuh tewas seorang musuh, dan dia punya saksi, maka segenap perlengkapan si terbunuh boleh dimilikinya." Aku berdiri seraya berkata, "Siapa yang mahu menjadi saksi bagiku?" Kemudian aku duduk kembali dan Rasulullah berkata pula seperti tadi. Aku berdiri pula kembali sambil berkata, "Siapa yang mahu menjadi saksi bagi ku?" Kemudian aku duduk pula kembali dan Nabi saw. bersabda pula untuk ketiga kalinya. Aku berdiri pula. Maka bertanya Rasulullah saw. kepada ku, "Ada apa dengan engkau, hai Abu Qatadah?" Lalu ku ceritakan kepada beliau kisah bagaimana aku telah menewaskan seorang musuh. Berkata seorang anggota pasukan, "Abu Qatadah benar, ya Rasulullah. Sedangkan perlengkapan orang yang dibunuhnya itu ada di tangan ku. Kerana itu suruhlah dia merelakan haknya untukku." Kata Abu Bakar, "Jangan! Demi Allah, Nabi saw. tidak bermaksud terhadap seorang pahlawan di antara pahlawan-pahlawan Allah yang berperang untuk Allah dan Rasul-Nya, akan memberikan kepada mu harta rampasannya. Maka bersabda Rasulullah saw., "Itu memang benar. Kerana itu berikanlah kepada Abu Qatadah apa yang menjadi haknya." Kemudian baju besinya kujual, lalu ku belikan sebidang kebun di perkebunan Bani Salamah. Itulah harta yang mula-mula ku jadikan modal dalam Islam."

1733. Dari 'Abdurrahman Ibnu 'Auf r.a., katanya: "Ketika aku berada dalam barisan perang Badar, aku menengok ke kanan dan ke kiriku, kiranya aku berdiri di antara dua pemuda Anshar yang kedua-duanya masih berusia muda. Rasa hatiku, inginlah aku supaya tetap berada di antara keduanya. Seorang di antaranya mengedipkan mata kepada ku seraya bertanya, "Paman! Kenalkah Paman dengan Abu Jahil?" Jawab ku, "Kenal, apa keperluan mu kepadanya kemenakan?" Jawab anak muda, " Aku mendengar khabar, dia tukang maki Rasulullah saw. Seandainya aku melihatnya, maka aku tak akan berpisah dengannya sebelum salah satu di antara kami mati lebih dahulu." Kata Ibnu 'Auf, "Aku takjub mendengar ucapan pemuda itu. Lalu mengedip pula yang seorang lagi kepada ku, seraya berkata seperti ucapan temannya. Tidak lama antaranya, aku melihat Abu Jahil bergerak dengan tangkasnya di tengah-tengah orang banyak. Aku berkata kepada kedua pemuda itu, "Tidakkah kalian lihat dia? Teman kalian yang kalian tanyakan itu?" Keduanya segera mengejar Abu Jahil, lalu mereka penggal dengan pedang mereka sehingga

Abu Jahil tewas oleh keduanya. Kemudian mereka kembali kepada Rasulullah saw., lalu mereka ceritakan kepada beliau bahwa mereka berdua telah menewaskan Abu Jahil. Beliau bertanya, "Siapa di antara kalian berdua yang membunuhnya?" Masing-maSing menjawab, "Aku membunuhnya." Tanya beliau, "Apakah pedang kalian sudah dibersihkan?" Jawab mereka, "Belum!" Rasulullah melihat pedang keduanya, lalu beliau bersabda, "Ya, benar! Kalian berdua telah menewaskannya. Beliau memutuskan, supaya perlengkapan Abu Jahil diberikan kepada mereka berdua sebagai rampasan perang bagi mereka, kerna menewaskan pemiliknya." (Kedua pemuda itu

ialah: Mu'adz bin' Amr bin Jamuh, dan Mu'adz bin Afra').

1734. Dari 'Auf bin Malik r.a., katanya dia menewaskan seorang lelaki pihak musuh dari suku Himyar, dan 'Auf ingin memperoleh perlengkapan lawannya itu, tetapi dicegah oleh Khalid bin Walid yang menjadi komandan mereka ketika itu, 'Auf datang kepada Nabi saw., mengabarkan kepada beliau kasusnya tersebut. Kata Nabi saw. kepada Khalid, "Apa alasanmu untuk tidak memberikan rampasannya?" Jawab Khalid, "Dia telah banyak kuberi, ya Rasulullah." Khalid bertemu dengan 'Auf, lalu 'Auf menarik cadar Khalid dengan kasar seraya berkata, "Bukankah telah ku sampaikan kepada mu putusan dari Rasulullah saw.?" Rasulullah saw. mendengar ucapan 'Auf tersebut. Beliau marah kepadanya, lalu beliau bersabda, "Jangan diberikan kepadanya, hai Khalid! Jangan diberikan!" Kemudian beliau bersabda pula kepada 'Auf, "Mengapa tidak engaku serahkan saja kepada ku urusan dengan panglima-panglima yang kuangkat? Perumpamaan kamu dengan mereka ialah seperti penggembala unta atau kambing dengan haiwan-haiwan gembalaannya. Haiwan-haiwan itu digembalakannya, bila waktu minum telah tiba, haiwan-haiwan itu dibawanya ke telap. Maka haiwan-haiwan itu masuk ke dalam telap meminum air yang bersih, dan tinggallah air yang kotor. Air bersih untuk kalian, sedangkan yang kotor untuk mereka."

1735. Dari Abu Hurairah r.a., dari Rasulullah saw., sabdanya: "Setiap negeri yang engkau taklukkan tanpa pertempuran, maka engkau mendapat bagian atas harta rampasannya, dan setiap negeri yang engkau taklukkan dengan pertempuran, maka seperlima harta rampasannya untuk Allah dan Rasul-Nya, kemudian sisanya untuk kamu selain."

1736. Dari 'Umar r.a., katanya: "Harta rampasan dari Bani Nadhir termasuk harta yang didapati tanpa pertempuran. Maka kerana itu harta tersebut khusus untuk Nabi saw., untuk nafkah keluarganya setahun, sedang selebihnya dimanfaatkan untuk perlengkapan perang dan alat senjata persediaan perang fi sabilillah."

1737. Dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi saw. sabdanya: "Kami (para Nabi) tidak diwarisi; harta yang kami tinggalkan adalah sedekah."

1738. Dari 'Abdullah bin 'Umar r.a., katanya: "Rasulullah saw. membahagikan harta rampasan perang untuk tentera berkuda dua bahagian, sedang untuk tentera berjalan kaki satu bahagian."

1739. Dari 'Umar bin Khaththab r.a., katanya: "Pada hari terjadinya perang Badar, Rasulullah saw. melihat kaum musyrikin, semuanya berjumlah seribu orang, sedangkan para sahabat beliau hanya berjumlah tiga ratus sembilan belas orang. Nabi saw. menghadap ke kiblat, kemudian beliau tadahkan kedua tangannya ke langit lalu beliau mendo'a kepada Tuhannya, "Allahumma anjiz li ma wa'adtani; Allahumma aati ma wa'adtani; Allahumma ir tuhlika hadzihil 'ishabata min ahlil Islam, la tu'bad fil ardhi." Demikianlah, beliau sentiasa mendoa kepada Tuhannya, mengangkat kedua tangannya sambil menghadap ke kiblat, sehingga selendang beliau terlepas dari bahunya. Abu Bakar mendatangi Nabi saw., lalu diambilnya selendang beliau dan diletakkannya kembali ke bahu beliau, kemudian dia sentiasa berada di belakang beliau. Kata Abu Bakar, "Ya, Nabiyallah! Cukuplah kiranya Anda munajat dengan Allah, kerana Dia pasti akan menepati janjiNya kepada Anda. Lalu Allah menurunkan ayat: "Ingatlah ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhan mu, lalu diperkenankan-Nya bagi mu, sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepada mu, seribu

malaikat yang datang beriring-iring." (Al Anfal, 8:9). Jadi Allah membantu Nabi saw. dengan seribu orang pasukan malaikat. Kata Abu Zumail, Ibnu Aboas mengabarkan kepadanya bahwa pada hari itu, ketika seorang tentara Islam mengejar tentera musyrikin yang berada di hadapannya, tiba-tiba terdengar olehnya bunyi suara cambuk di atas (kepala si musyrik) dan suara seorang penunggang kuda berkata, " Ayuh, maju Haizum!" Tiba-tiba dilihatnya musyrik yang berada di hadapannya telah jatuh, tewas tertelentang dengan hidungnya bengkak, mukanya terbelah seperti bekas pukulan cambuk, dan seluruh tubuhnya menghijau. Tentera muslim Anshar itu datang melaporkan peristiwa itu kepada Nabi saw. Kata beliau, "Ceritamu itu benar belaka. Itu adalah pertolongan Allah dari langit ketiga." Pada hari itu tentera muslim dapat menewaskan tujuh puluh orng tentera musyrikin, dan menawan mereka tujuh puluh orang. Kata Abu Zumail selanjutnya, Ibnu 'Abbas mengatakan, bahwa tatkala tawanan telah mereka tahan, Rasulullah saw. bertanya kepada Abu Bakar dan 'Umar, "Bagaimana pendapat kalian mengenai para tawanan ini?" Jawab Abu Bakar, "Ya, Nabiyallah! Mereka itu adalah anak-anak paman dan famlli kita. Aku berpendapat sebaiknya kita pungut tebusan dari mereka. Dengan begitu kita akan bertambah kuat atas orang-orang kafir, semoga Allah menunjuki mereka untuk masuk Islam." Kemudian Rasulullah bertanya pula kepada 'Umar, "Bagaimana pendapatmu, hari Ibnu Khaththab?" Jawab ku, "Tidak! Demi Allah, ya Rasulullah, aku tidak setuju dengan pendapat Abu Bakar. Aku berpendapat, supaya Anda memberi kesempatan kepada kami untuk memenggal leher mereka. Berilah


Yüklə 3,73 Mb.

Dostları ilə paylaş:
1   ...   85   86   87   88   89   90   91   92   ...   107




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin