Konsorsium sertifikasi guru



Yüklə 3,94 Mb.
səhifə3/45
tarix06.08.2018
ölçüsü3,94 Mb.
#67442
1   2   3   4   5   6   7   8   9   ...   45

BAB I

PENDAHULUAN


  1. Deskripsi

Modul ini merupakan bahan ajar yang digunakan pada Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) untuk mata pelajaran Seni Budaya yang mencakup bidang studi Seni Rupa, Seni Tari dan Seni Musik. Modul ini berisi materi yang memberikan penjelasan tentang 1) Pendahuluan yang berisi petunjuk penggunaan modul, 2) Kebijakan Pengembangan Profesi Guru yang berisi penjelasan profil guru yang profesioanl 3) Model Pembelajaran dan Perangkat Pembelajaran yang membrikan penjelasan tentang beberapa model pembelajaran untuk mata pelajaran Seni Budaya berikut contoh-contohnya, 4) Penelitian Tindakan Kelas yang berisi penjelasan secara teoretis dan teknis dalam bentuk contoh dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas, 5) Materi Bidang Studi yang berisi penjelasan secara teoretis dan praktik bidang studi seni rupa, seni tari, dan seni musik berikut contoh-contoh dalam bentuk peta konsep, gambar-gambar, dan implementasinya, 6) Assessment yang berisi soal-soal untuk memberikan penilaian terhadap kemampuan guru dalam menguasai materi yang dipaparkan pada modul ini.


  1. Prasyarat

Modul ini diperuntukkan bagi guru-guru yang mengajar mata pelajaran Seni Budaya, baik yang memiliki latar belakang pendidikan Seni maupun di luar bidang seni atau disiplin ilmu lainnya. Modul ini memberikan pengayaan bagi guru yang memiliki latar belakang pendidikan seni maupun non seni.
Agar memiliki pengalaman belajar Seni Budaya yang baik, maka guru Seni Budaya harus memiliki kemauan dalam mengekspresikan contoh-contoh seni, baik dalam bentuk gerak tari, gambar, bermain musik atau vokal. Pengalaman belajar dalam berkreasi dan bersekpresi merupakan syarat dalam menerapakan materi Seni Budaya.


  1. Petunjuk Penggunaan Modul

Modul ini dapat dipelajari secara mandiri maupun melalui pengarahan dan bimbingan dari instruktur. Secara madiri guru harus memahai konsep dan teori subsatansi materi yang dipaparkan, kemudian diimplentasikan melalui praktik dengan mengekspresikan dalam bentuk gambar dengan berbagai media, gerak anggota tubuh, dan memiankan alat musik serta menyanyikan lagu dengan teknik vocal dan pernapasan yang benar.
Demikian pula penerapan materi seni budaya ke dalam penelitian tindakan kelas yang diharapkan dapat membantu meningkatkan hasil belajar seni budaya melalui berbagai model pembelajaran sesuai yang dipaparkan dalam modul ini.
Perangkat pembelajaran sebagai contoh guru dalam mempersiapkan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran seni budaya dipaparkan dalam bentuk teori secara konseptual dan contoh praktik.


  1. Tujuan Akhir

Tujuan akhir setelah mempelajari modul ini diharapkan guru dapat memahami, baik secara teoretis maupun praktik dalam mempersiapkan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran seni budaya, sehingga diharapkan guru dapat menjadi guru Seni Budaya yang menguasai materi secara professional, dan menguasai ilmu pedagogik yang dapat membantu dalam mengimplementasi materi seni kepada peserta didik. Di samping itu diharapkan guru dapat memecahkan masalah melalui berbagai model, metode, dan strategi pembelajaran yang relevan dengan permasalahan.


BAB II

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU



  1. Tujuan

Memiki kemampuan mendeskripsikan pengertian profesi


  1. Uraian Materi

Pengertian Profesi

Kata profesi adalah kata benda yang diambil dari kata profession, sedangkan professional merupakan kata sifat yang berasal dari kata professional. Menurut Hornby, profession, n. occupation, esp one requiring advanced education and special training, eg the law, ar-chitecture, medicine, accountancy; … professional adj 1. of a profession (1): ~ skill; ~ eti-quette, the special conventions, form of politeness, etc asociated with a certain pofession: ~ men, eg doctors, lawyers. 2. Doing or practising something as a full time occupation or to make a living.


Page&Thomas (1979) memberikan batasan tentang profesi sebagai berikut: … profession, evaluative term describing the most prestigious occupations which may be termedprofessions if they carry out an essential social service, are founded on systematic knowledge, require lengthy academic and practical training, have high autonomy, a code of ethics, and generate in-service growth. Teaching should be judged as a profession on these criteria.
Pengertian profesi pada hakikatnya menunjuk kepada pekerjaan atau jabatan. Tidak semua pekerjaan disebut sebagai profesi. Ada sejumlah ciri atau persyaratan yang harus dipenuhi untuk mengatakan suatu pekerjaan sebagai profesi.
B. Karakteristik Profesi
1. Tujuan Pembelajaran

Memiliki kemampuan mengidentifikasi karakteristik profesi

2. Uraian Materi

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1, pengertian guru professional sebagai berikut.


Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
a. Ciri Profesi

Menurut Ornstein & Lavine (1984), suatu pekerjaan dikatakan sebagai profesi apabila memenuhi sejumlah ciri sebagai berikut:



  • masyarakat, dan pekerjaan tersebut merupakan karier yang dijalani seseorang dalam kurun waktu yang lama (sepanjang hayat, tidak mudah berganti).

  • pekerjaan tersebut membutuhkan bidang ilmu dan keterampilan yang khusus (tertentu), yang tidak semua orang dapat melakukannya.

  • menggunakan hasil penelitian dan aplikasi teori ke dalam praktik.

  • membutuhkan pelatihan (pendidikan) khusus dalam waktu yang panjang.

  • terkendali berdasarkan lisensi baku dan/atau memiliki persyaratan khusus (izin) untuk menduduki pekerjaan tersebut.

  • otonomi dalam membuat keputusan dalam lingkup pekerjaannya.

  • menerima tanggung jawab terhadap keputusan-keputusan yang diambilnya.

  • memiliki komitmen terhadap jabatan dan klien, khususnya berkaitan dengan layanan yang diberikannya.

  • menggunakan administrator untuk memudahkan profesinya, dan relatif bebas dari supervisi jabatan (dokter menggunkan tenaga administrasi untuk mengelola data klien, sementara tidak ada supervisi dari luar terhadap pekerjaan dokter).

  • mempunyai organisasi yang diatur oleh anggota profesinya.

  • mempunyai asosiasi profesi dan atau kelompok elit untuk mengetahui dan mengakui keberhasilan anggotanya (keberhasilan pekerjaan dokter dihargai dan diakui oleh IDI dan bukan oleh departemen kesehatan).

  • mempunyai kode etik, sebagai pedoman dalam melaksanakan layanan.

  • mempunyai kadar kepercayaan yang tinggi dari publik dan dari setiap anggotanya.

  • mempunyai status sosial dan ekonomi yang tinggi.

Penulis lain mencoba menggolongkan ciri profesi menjadi dua kelompok yaitu (1) ciri utama dan (2) ciri tambahan (Sulistiyo-Basuki, 2004). Ciri utama adalah ciri yang mutlak harus ada atau melekat dalam suatu pekerjaan untuk dikatakan sebagai profesi. Jika ciri utama ini tidak tampak atau beberapa di antaranya tidak ada, maka sulit untuk mengelompokkan pekerjaan tersebut ke dalam profesi.


Ciri Utama

Ada tiga ciri utama yang harus dipenuhi oleh suatu jenis pekerjaan untuk dikatakan sebagai profesi yaitu (1) Sebuah profesi mensyaratkan suatu pendidikan atau pelatihan yang ekstensif sebelum memasuki profesi tersebut. Pelatihan ini dimulai sesudah seseorang memperoleh gelar sarjana; (2) Pelatihan tersebut meliputi komponen intelektual yang signifikan. Pelatihan tukang batu, tukang cukur, dan pengrajin lebih merupakan ketrampilan fisik. Sedangkan pelatihan akuntan, engineer, dokter lebih didominasi oleh muatan intelektual; (3) Tenaga yang terlatih mampu memberikan jasa yang penting kepada masyarakat. Dengan kata lain profesi berorientasi kepada pemberian layanan jasa untuk kepentingan umum daripada kepentingan sendiri.


Ciri Tambahan

Ciri tambahan adalah ciri yang kehadirannya tidak mutlak harus ada. Jika ciri-ciri tambahan ini dipenuhi maka akan semakin memperkokoh kualitas atau eksistensi profesi dari pekerjaan tersebut. Ada tiga yang termasuk dalam katagori ciri tambahan, yaitu (1) Adanya proses lisensi atau sertifikat. Ciri ini lazim pada banyak profesi namun tidak selalu perlu untuk status profesional. Dokter diwajibkan memiliki sertifikat praktek sebelum diizinkan berpraktek. Namun pemberian lisensi atau sertifikat tidak selalu menjadikan sesuatu yang mutlak sebagai syarat profesi; (2) Adanya organisasi profesi yang mewadahi para anggotanya sebagai sarana komunikasi dan sarana perjuangan untuk memajukan profesinya dan kesejahteraan anggotanya; (3) Otonomi dalam pekerjaannya. Profesi memiliki otonomi atas penyediaan jasanya dan tindakan-tindakan atas pengambilan keputusan dalam profesinya. Kode etik juga merupakan ciri tambahan dalam sebuah profesi. Kode etik disusun oleh organisasi profesi. Jadi kehadirannya terkait dengan keberadaan organisasi yang juga masuk dalam katagori ciri tambahan.


b. Guru Sebagai Profesi

Apakah pekerjaan atau jabatan guru sebagai sebuah profesi? Jabawannya. Hal ini didasarkan kepada beberapa karakteristik sebagai berikut:



  • Pekerjaan guru memiliki fungsi dan signifikansi sosial yang menentukan (penting) dalam masyarakat.

  • Untuk bekerja sebagai guru dibutuhkan keterampilan atau keahlian tertentu (khusus).

  • Keahlian dalam pekerjaan guru didasarkan pada teori dan metode ilmiah.

  • Ilmu keguruan memiliki batang tubuh disiplin ilmu yang jelas, sistematik dan eksplisit.

  • Pekerjaan guru memerlukan pendidikan tingkat perguruan tinggi dengan waktu yang cukup lama.

  • Guru oemiliki organisasi profesi sebagai wadah untuk memperkuat kualitas profesinya.

  • Guru memiliki kode etik sebagai landasan dalam bekerja.

  • Dalam menjalankan tugasnya, para pendidik/guru berpegang teguh kepada kode etik yang dikontrol oleh organisasi profesi.

  • Setiap anggota yang bekerja sebagai guru mempunyai kebebasan dalam memberikan judgement terhadap masalah profesi yang dihadapinya.

  • Guru memiliki otonomi dan bebas dari campur tangan pihak luar dalam melaksanakan tugasnya memberi layanan kepada masyarakat.

  • Pekerjaan guru mempunyai prestise yang tinggi dalam masyarakat

  • Guru memperoleh imbalan (penghargaan finansial) yang cukup memadai.




  1. Profil Pendidik Guru

1. Tujuan Pembelajaran

Memiliki kemampuan untuk mendeskripsikan profil pendidik guru


Profil Guru

Luangkanlah waktu anda sejenak saja untuk membayangkan peran seorang guru di dalam masyarakat. Kita akan melihat hasil kerja guru melalui orang-orang yang telah dididik oleh para guru. Mereka mampu menciptakan arsitektur bangunan-bangunan menjulang tinggi, memproduksi teknologi canggih, sebagai contoh nyata. Bukti hasil kerja guru banyak dan begitu besar. Tentunya, disamping keberhasilan masih banyak pula masalah yang perlu dibenahi, terutama masalah peran pendidik dalam membangun mental bangsa yang sehat, membangun karakter bangsa yang akan membawa kedamaian . Masalah ini berkaitan dengan pendidikan, merupakan beban berat yang harus dipanggul oleh para guru. Kekecewaan terhadap karya guru banyak pula didengar. Perilaku guru yang tidak senonoh, korupsi yang terjadi di lingkungan pendidikan, premanisme yang berkembang di sekolah. Lantas, sosok guru seperti apa yang dapat membantu negara mengatasi masalah yang sangat kompleks dalam rangka menyiapkan pemimpin masa depan. Diharapkan para guru sendirilah yang harus memikirkan kembali, bermenung sejenak tentang dirinya dan profesi yang diembannya.


Mahmud Khalifah menuliskan (2009) tentang guru yang dirindukan: “Guru adalah orang yang bersamudrakan ilmu pengetahuan. Ia adalah cahaya yang menerangi kehidupan manusia, ia adalah musuh kebodohan, dan penghapus kejahiliyahan. Ia juga mencerdaskan akal dan mencerahkan akhlak.”
Begitu mulianya seorang guru dimata Khalifah, guru adalah orang yang pantas mendapatkan penghormatan. Sungguh, orang yang mendidik anak-anak dengan kesungguhan berhak untuk mendapatkan penghargaan dan penghormatan. Terpujilah engkau guru seperti yang dinyanyi anak-anak kita. Bagaimana mungkin bisa menghasilkan output siswa yang baik jika yang mengajar punya kualitas kurang?
Profil pendidik guru mewakili gambaran tujuan pendidikan nasional yang akan dicapai, yakni menyiapkan anak yang berkembang menjadi dewasa secara utuh, cerdas, beriman, taqwa dan berakhlak mulia, sehat jasmani dan rohaninya. Untuk mencerdaskan anak didiknya guru haruslah mencerdaskan dirinya dahulu. Cerdas dibidang spiritual, yang dapat membimbing anak didiknya menjadi manusia yang beriman dan berakhlak mulia. Cerdas menguasai, menerapkan dan mengembangkan keilmuannya. Cerdas dalam merawat kesehatan jasmani-rohani dan sosialnya sehingga patut ditiru. Dengan demikian profil guru pendidik adalah guru yang memiliki pribadi cerdas unggul.
Sebutan pendidik dan guru di dalam kehidupan sehari-hari sering diartikan sama maksudnya. Secara etimologi pendidik adalah orang yang melakukan bimbingan. Pengertian ini memberi kesan bahwa pendidik adalah orang yang melakukan kegiatan dalam bidang pendidikan. Pendidik memiliki batasan tugas yang lebih luas dalam pengertian awam, sedangkan guru lebih spesifik dimana tugasnya lebih jelas. Pendidik bisa siapa saja yang tertarik membantu mengembangkan orang lain dan waktu dan tempat tidak terbatas. Dalam bahasan ini digunakan kata pendidik guru.
Karakteristik pendidik guru di antaranya adalah sebagai berikut:

• Pendidik yang juga guru, adalah seseorang yang dituntut untuk komitmen terhadap profesinya, orang yang selalu berusaha memperbaiki dan memperbaharui cara kerjanya sesuai dengan tuntutan zaman

• Pendidik guru adalah orang yang memiliki ilmu, yang mampu menangkap hakikat sesuatu, orang yang mampu menjelaskan hakikat dalam pengetahuan yang diajarkannya.

• Pendidik guru adalah orang yang kreatif, yang mampu menyiapkan peserta didiknya agar mampu berkreaasi, sekaligus mengatur dan memelihara hasil kreasinya untuk tidak menimbulkan malapetaka bagi dirinya, masyarakat dan alam sekitarnya.

• Seorang guru yang berusaha menularkan penghayatan akhlak atau kepribadian kepada peserta didiknya.

• Pendidik guru adalah orang yang berusaha mencerdaskan peserta didiknya, melatihkan berbagai keterampilan mereka sesuai bakat, minat dan kemampuan.

• Pendidik guru adalah seorang yang beradab sekaligus memiliki peran dan fungsi untuk membangun peradaban yang berkualitas dimasa depan.
Perilaku guru hendaknya dapat memberikan pengaruh baik kepada para anak didiknya, yang dapat mempengaruhi dan merubah kehidupan anak ke arah yang lebih baik.
Pribadi unggul yang efektif

Adalah Guru Cerdas Berakhlak Mulia

Dan Guru untuk anak-anak yang memiliki masa depan

Guru biasa adalah yang mampu membagi pengetahuan

kepada anak didiknya

Guru baik yang mampu menjelaskan

Dan yang mampu mendemonstrasikan

Guru luar biasa adalah yang mampu memberi inspirasi anak didiknya menjadi cerdas dan sukses di masa depan

Lembar Latihan

1. Baca dan analisis tujuan pendidikan nasional dan buatlah rancangan profil guru yang akan mampu mewujudkan tujuan tersebut.

2. Lakukan evaluasi diri, apakah anda sebagai guru sudah memiliki profil pendidik guru yang digambarkan.
Lembar Evaluasi

1. Jelaskan pengertian guru ?

2. Jelaskan pengertian pendidik ?

3. Deskripsikan profil pendidik guru yang ideal menurut anda?




BAB III

MODEL DAN PERANGKAT PEMBELAJARAN

A Model Pembelajaran

  1. Model Pembelajaran Ekspositori

  1. Konsep Model Pembelajaran Ekspositori

Model pembelajaran ekspositori adalah model pembelajaran yang menekankan kepada proses penyarnpaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi secara optimal. Roy Killen (1998) menamakan model ekspositori ini dengan istilah model pembeiajaran langsung (direct instruction). Mengapa demikian? Karena daiam model pembelajaran ini materi pelajaran disampaikan langsung oleh guru. Siswa tidak dituntut untuk menemukan materi itu. Materi pelajaran seakan-akan sudah jadi. Oleh karena model ekspositori lebih menekankan kepada proses berturtur, maka seringjuga dinamakan istilah model “chalk and talk”.
Terdapat beberapa karakteristik model ekspositori. Pertama, model ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara verbal, artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam melakukan model ini, oleh karena itu sering orang mengidentikannya dengan ceramah. Kedua, biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehingga tidak menuntut siswa untuk berpikir ulang. Ketiga, tujuan utama pembefajaran adalah menguasai materi pefajaran itu sendiri. Arinya, setelah proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat memahaminya dengsn benar dengan cara dapat mengungkapkan kembali materi yang telah diuraikan.
Model pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembeiajaran yang berpusat pada guru (teacher-centered approaches). Dikatakan demikian, sebab dafam model ini guru memegang peran yang sangat dominant, sebab dalam model ini guru menyampaikan materi pelajaran secara terstruktur dengan harapan materi pelajaran yang disampaikan itu dapat dikuasai siswa dengan balk. Fokus utarna model ini adalah kemampuan akademik siswa.
Model pembeiajaran ekspositori akan efektif manakala :

  • Guru akan menyampaikan bahan-bahan baru serta kaitannya dengan yang akan dan harus dipelajari siswa.

  • Apabila guru menginginkan agar siswa mempunyai gaya model intelektual tertentu.

  • Jika bahan pelaran-yang akan diajarkan cocok untuk dipresentasikan, artinya dipandang dari sifat dan jenis materi pelajaran memang materi pelajaran itu hanya mungkin dapat dipahami oleh siswa manakala disampaikan oleh guru.

  • Jika ingin membangkitkan keingintahuan siswa tentang topik tertentu.

  • Guru menginginkan untuk mendemonstrasikan suatu teknik atau prosedur tertentu untuk kegiatan praktik.

  • Apabila seluruh siswa memiliki tingkat kesulitan yang sama sehingga guru perlu menjelaskan untuk seluruh siswa.

  • Apabila guru akan mengajar pada sekelompok siswa yang rata-rata memiliki kemampuan rendah. Berdasarkan hasil penelitian (Ross & Kyle, 1987) model ini sangat efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan untuk anak-anak yang memiliki kemampuan kurang.

  • Jika lingkungan tiak mendukung untuk menggunakan model yang berpusat pada siswa.


b. Prinsip-prinsip Penggunaan Model Pembeiajaran Ekspositori

Dalam penggunaan model pembeiajaran ekspositori terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh setiap guru.


1) Berorientasi pada Tujuan

Walaupun penyampaian materi pelajaran merupakan ciri utama dalam model pembeiajaran ekspositori melalui metode ceramah, namun tidak berarti proses penyampaian materi tanpa tujuan pembeiajaran; justru tujuan itulah yang harus menjadi pertimbangan utama dalam penggunaan model ini. Karena itu sebelum model pembeiajaran ini diterapkan terlebfh dahulu guru harus merumuskan tujuan pembeiajaran secara jelas dan terukur.


2) Prinsip Komunikasi

Proses pernbelajaran dapat dikatakan sebagai proses komunikasi, yang menunjuk pada proses penyampaian pesan darr seseorang (sumber pesan)

kepada seseorang atau sekelompok orang (penerima pesan), Pesan yang ingin disampaikan dalam hal ini adalah materi pelajaran yang diorganisrr dan disusun sesuai dengan tujuan tertentu yang ingin dicapai.Dalam proses komunikasi guru berfungsi sebagai sumber pesan dan siswa berfungsi sebagai penerima pesan.

3) Prinsip Kesiapan

Dalam teori belajar koneksionisme, “kesiapan” rnerupakan salah satu hukum belajar. Inti dari hukum belajar ini adafah bahwa setiap individu akan merespons dengan cepat dari setiap stimulus manakala dalam dirinya sudah memiliki kesiapan; sebaliknya, tidak mungkin setiap individu akan merespon setiap stimulus yang muncul manakala dalam dirinya belum memiliki kesiapan. Yang dapat kita tarik dari hukum belajar ini adalah agar siswa dapat menerima informasi sebagai stimulus yang kita berikan, terlebih dahulu kita harus memposisikan mereka dalam keadaan siap baik secara fisik rnaupun psikis untuk menerima pelajaran, Jangan mulai kita sajikan materi pelajaran, manakala siswa belum siap untuk menerimanya.


4) Prinsip Berkelanjutan

Proses pembelajaran ekspositori harus dapat mendorong siswa untuk mau mempelajari materi pelajaran lebih lanjut. Pembelajaran bukan hanya berlangsung pada saat itu, akan tetapi juga untuk waktu selanjutnya. Ekspositori yang berhasii adalah manakala melalui proses penyampaian dapat membawa siswa pada situasi ketidakseimbangan (disequilibrium), sehingga mendorong mereka untuk mencari dan menemukan atau menambah wawasan rnelalui proses belajar mandiri.


c. Prosedur Pelaksanaan Model Ekspositori

Sebelum diuraikan tahapan pengguapan penggunaan model ekspositori terlebih dahulu diuraikan beberapa hal yang harus dipahami oleh setiap guru yang akan menggunakan model ini

1) Rumuskan tujuan yang ingin dicapai

2) Kuasai materi palajaran dengan baik

3) Kenali medan dan berbagai hal yang dapat mempengaruhi proses Penyampampaian Keberhasilan penggunaan model ekspositori sangat tergantung pada kemampuan guru untuk bertutur atau menyampaikan materi pelajaran.
Ada beberapa langkah dalam penerapan mode! ekspositori, yaitu :

a) Persiapan (Preparation)

b) Penyajian (Presentation)

c) Korelasi (Correlation)

d) Menyimpulkan (Generalization)

e) Mengaplikasikan (Aplication)





  1. Model Pembelajaran Inkuiri

  1. Konsep Pembelajaran Inkuiri

Model pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang

menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui Tanya jawab antara guru dan siswa. Strategi pembelajaran ini sering juga dinamakan strategi heuristic, yang berasai dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein yang berarti saya menemukan.


Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama model pembelajaran inkuiri. Pertama, model inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya model inkuiri menempatkari siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalaui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri.
Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat rnenumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Dengan demikian, strategi pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa.
Ketiga, tujuan dari penggunaan model pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan demikian, dalam model pembelajaran inkuiri siswa tak hanya dituntut agar menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya.
Seperti yang dapat disimak dari proses pembelajaran, tujuan utama pembelajaran melalui model inkuiri adalah menolong siswa untuk dapat mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan berpikir dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan dan mendapatkan jawaban atas dasar rasa ingin tahu mereka.
Model pembelajaran inkuiri merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada siswa (student-centered approach). Dikatakan demikian, sebab dalam model ini siswa memegang peran yang sangat dominant dalam proses pembelajaran.
Model pembelajaran inkuiri akan efektif manakala :

  • Guru mengharapkan siswa dapat menemukan sendiri jawaban dari suatu permasalahan yang ingin dipecahkan. Dengan demikian dalam model inkuiri, penguasaan materi pelajaran bukan sebagai tujuan utarna pembelajaran, akan tetapi yang lebih dipentingkan adalah proses belajar.

  • Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan tidak berbentuk fakta atau konsep yang sudah jadi, akan tetapi sebuah kesimpulan yang perlu pembuktian.

  • Jika proses pembelajaran berangkat dari rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu.

  • Jika guru akan mengajar pada sekelompok siswa yang rata-rata memiliki kemauan dan kemampuan berpikir. Model inkuiri akan kurang berhasiLditerapkan kepada siswa yang kurang memiliki kemampuan untuk berpikir.

  • Jika jumlah siswa yang belajar tak terlaiu banyak sehingga bisa dikendalikan oleh guru.

  • Jika guru memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan yang berpusat pada siswa.


Yüklə 3,94 Mb.

Dostları ilə paylaş:
1   2   3   4   5   6   7   8   9   ...   45




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin