Konsorsium sertifikasi guru



Yüklə 3,94 Mb.
səhifə29/45
tarix06.08.2018
ölçüsü3,94 Mb.
#67442
1   ...   25   26   27   28   29   30   31   32   ...   45

Khusus pada Kompetensi Guru mata pelajaran Seni Budaya pada SMP/MTs, dan SMA/MA, SMK/MAK memiliki tujuan:


1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan (mencakup materi yang bersifat konsepsi, apresiasi, dan kreasi/rekreasi) yang mendukung pelaksanaan pembelajaran seni budaya (seni rupa, musik, tari, teater) dan keterampilan.

2. Menganalisis materi, struktur, konsep, dan pola pikir ilmu-ilmu yang relevan dengan pembelajaran Seni Budaya.
Standar Kompetensi sebagaimana digariskan dalam pendidikan terdapat pada bidang estetika. Dengan demikian kurikulum seni budaya mengharapkan terjadinya pengembangan karakter peserta didik agar menjadi manusia yang humanistis dan memahami seni budaya melalui olah cipta, rasa, dan karsa. Melalui pembelajaran seni budaya peserta didik diharapkan dapat memahami seni yang berbasis budaya, melalui kegiatan estetika yang terdiri dari tujuan:

a. Memahami konsep dan pentingnya budaya.

b. Menampilkan sikap apresiatif terhadap seni budaya.

c. Menampilkan kreativitas melalui seni budaya

d. Meningkatkan peran serta seni budaya pada tingkat lokal, regional dan global

e. Mengolah dan mengembangkan rasa humanistis.


Melalui pendidikan seni budaya diharapkan terjadi pengembangan karakter peserta didik agar menjadi manusia yang humanistis dan memahami seni budaya. Terdapat ciri dasar dalam Pendidikan Karakter, yaitu ketika seseorang meganggap nilai menjadi pedoman normatif setiap tindakan. Memiliki keberanian, yang membuat seseorang teguh pada prinsip, tidak mudah terombang-ambing pada situasi baru atau takut risiko. Ciri seseorang yang berkarakter menginternalisasikan aturan dari luar sampai menjadi nilai-nilai bagi pribadi. Ini dapat dilihat lewat penilaian atas keputusan pribadi tanpa terpengaruh atau desakan pihak lain. Memiliki keteguhan merupakan daya tahan seseorang guna mengingini apa yang dipandang baik.
Perlunya Pendidikan Karakter cukup mendesak saat ini karena karakter yang diharapkan lahir dari dunia pendidikan adalah karakter yang jujur dan mampu menemukan jatidiri. Menurut Littauer, sifat dan watak manusia itu ada empat macam:
1. Kolerik (tipe pemimpin; ingin tampil ke depan, bersifat keras layaknya komandan tempur). Nilai positif dari manusia kolerik adalah kalau menyelesaikan suatu pekerjaan maka seorang Kolerik akan menyelesaikannya dengan caranya sendiri. Kemauannya yang keras, optimistik, tegas, produktif dipadu dengan kegemaran untuk berpenampilan megah, suka formalitas dan kebanggan diri menjadikannya seseorang yang berbakat pemimpin.


  1. Sanguin (tipe kurang serius; periang, hampir tak pernah kelihatan susah namun pelupa dan selalu ingin mendapat perhatian orang lain). Bagi dia kalau pekerjaan itu menyenangkan baginya maka dia bisa-bisa tidak ingat waktu. Sayangnya, sang Sanguin ini terkesan bertele-tele karena ingin selalu mencari celah-celah pekerjaan yang bagi dia bisa menimbulkan kegembiraan. Si Sanguin ini juga suka menunda-nunda pekerjaan bahkan kerap melupakan apa yang sudah dikerjakannya.




  1. Melankolik (tipe pelaksana serius, sistematis dan selalu memikirkan sebuah tindakan masak-masak sebelum melakukannya). Senang kerapian dan sistematis dalam menyelesaikan pekerjaan, memilih cara terbaik (best way), bagaimanapun caranya. Dia bekerja sangat tekun dan serius, tetapi orang melankolik ini cepat sekali tersentuh perasaannya. Segala sesuatu amat penting bagi dia. Perasaannya adalah hal yang paling utama. Justru karena itu dia melihat sisi seni sesuatu, idealis, cermat, dan amat perfeksionis. Kelemahannya ialah ia selalu berpikir negatif, berprasangka buruk, yang membuatnya khawatir, dan sibuk berpikir.




  1. Plegmatis (tipe penonton; pasrah, tidak suka bertengkar dan nurut saja mana yang paling mudah). Sifat seorang plegmatis akan menerima pendapat orang lain apapun itu, meski belum tentu dia mengerjakannya. Kalau melakukan pekerjaan maka orang plegmatis akan melakukannya dengan cara yang paling mudah (easy way). Dapat disimpulkan bahwa masing–masing orang berbeda dengan yang lainnya, dan mereka semua unik dan mempunyai karakter yang kuat. Semakin kuat karakter seseorang, akan semakin terlihat kelebihan sekaligus kekurangan mereka. Mereka bisa bekerja dengan baik di suatu pekerjaan namun tampak tidak mampu ketika melakukan pekerjaan lainnya.

Pembelajaran seni berbasis budaya perlu dilandasi oleh estetika. Estetika berasal dari kata Yunani aisthetikos yang berarti mengamati dengan indera. Kemudian istilah aesthetic dipopulerkan pada tahun 1750 oleh Alexander Baumgarten untuk menyatakan sesuatu yang berkaitan dengan keindahan. Dapat diartikan sesuatu yang estetik bermakna sebagai sesuatu yang indah. Demikian pula ada yang merumuskan estetika sebagai filsafat seni, yang bersama etika dan logika membentuk apa yang disebut tritunggal ilmu pengetahuan normatif. Pengertian “seni” mencakup keindahan, kemampuan, perasaan dan cita rasa.


Terdapat tiga nilai dalam kehidupan manusia, yaitu kebenaran (truth) yang dikaji melalui logika dan kebaikan (goodness) yang dikaji melalui etika, serta nilai keindahan (beauty) yang dikaji melalui estetika. Estetika berkaitan dengan perasaan, keharuan dan keindahan (Paul Valery). Menurut Plato keindahan muncul karena ada sesuatu yang indah, yaitu perasaan indah yang hadirnya dari kecantikan pertama, sehingga barang yang indah itu menjadi indah. Baik keindahan alami atau keindahan hasil ciptaan manusia. Dalam hal ini keindahan mempunyai hubungan erat dengan kemampuan manusia untuk menilai karya atau benda seni, dengan tujuan menghargai keindahan itu sendiri.
Pengertian indah (beautiful) itu sendiri berarti kebaikan yang juga menyenangkan. Hal ini dapat menyangkkut pengalaman seseorang dari apa yang dicerapnya. Misalnya pengamatan pada benda yang memiliki kualitas hakiki, atau yang telah memiliki keindahan dari asalnya.
Herbert Read menyatakan bahwa keindahan adalah kesatuan dari hubungan-hubungan bentuk yang terdapat di antara pencerapan-pencerapan indrawi kita (beauty is unity of formal relations among our sense-perceptions).
Dapat disimpulkan bahwa estetika adalah pencerapan dari indra manusia terhadap yang diamatinya dengan timbulnya rasa indah, rasa seni dan cita rasa. Sehingga dalam perkembanganya muncul ilmu tentang keindahan (the Science of the beautiful). Objek dari estetika ialah bentuk cita manusia yang tertinggi yaitu keindahan. Sedangkan keindahan itu sendiri bukanlah suatu objek, tetapi suatu pengalaman seseorang, dimana dia dapat mengungkapkan emosi, ide, cita rasa dan pada akhirnya terungkap dalam karya. Rasa indah itu lahir bersamaan dengan karya seni lainnya seperti seni musik, seni rupa, seni sastra, desain produk dan arsitektur. Jadi estetika dapat diungkapkan dan dapat diamati, objeknya adalah bentuk seni atau bentuk keindahan. Semua dapat diciptakan dan dibentuk dengan adanya

kreativitas. Dengan kreativitas bentuk yang dibuat akan selalu baru, orisinal, menarik dan bagus.


4. Kompetensi Peserta PLPG


  1. Memahami dan menghayati konsep dan pentingnya seni budaya

  2. Menampilkan identifikasi unsur dan prinsip seni budaya

  3. Menampilkan hasil apresiasi pada karya seni budaya

  4. Menampilkan ekspresi melalui kreativitas berkarya seni budaya

  5. Memahami, menghayati dan melaksanakan pembelajaran seni budaya


5. Implementasi Pendidikan Seni Budaya di SMP dan SMA
Dalam implementasinya di sekolah pengetahuan tentang seni rupa tidak semua diajarkan di dalam pembelajaran seni rupa, tetapi secara ontologi konsep dan prinsip dasar dan strukturnya diberikan sebagai apresiasi. Kalaupun ada minat dan tuntutan lokal terhadap cabang-cabang seni rupa tersebut, sekolah dan guru dapat merancang pembelajarannya sesuai karakteristik peserta didik, sesuai strategi dan kemampuan sekolah dan kemampuan masyarakat setempat. Secara garis besar implementai bagi siswa SMP dan SMA:

a. Guru dapat memberikan apresiasi dalam mengembangkan pengetahuan dan keterampilan berkarya dalam bidang seni budaya.

b. Mengembangkan rasa estetika melalui kegiatan mengapresiasi produk

seni budaya, proses pendidikan seni budaya, dari berbagai wilayah nusantara dan mancanegara.

c. Membantu siswa mengidentifikasi potensi daerah setempat yang dapat

dikembangkan melalui kegiatan seni rupa, seni tari dan seni music dengan memanfaatkan teknologi. Dengan demikian diharapkan siswa SMP dan SMA dapat mendalami dasar kewirausahaan yang menekankan bahwa dengan pembelajaranseni budaya dapat menjadikan bekal berkreasi




  1. Seni Rupa

Tujuan Pendidikan Seni Rupa

Pendidikan seni rupa merupakan bagian dari pendidikan seni budaya yang memiliki sifat multilingual, multidimensional dan multikultural. Apresiasi seni rupa bertujuan mengembangkan kreasi, proses eksplorasi pada media seni rupa. Sedangkan hasil dari pendidikan seni dapat menjadikan peserta didik memiliki sikap apresiatif dengan terjadinya perubahan sikap yang terdiri dari Sikap empati dan Sikap ekspresif.


Pendidikan seni rupa memiliki peranan dalam pembentukan pribadi dengan memperhatikan kebutuhan perkembangan anak didik dalam mencapai kecerdasan interpersonal, intrapersonal, visual spasial, kreativitas, spiritual, emosional, dan moral. Dalam pendidikan seni rupa aktivitas berkesenian harus memberikan pengalaman yang mengembangkan konsepsi, apresiasi dan kreasi.
a. Tujuan Pembelajaran Seni Rupa

Secara konkrit pendidikan seni rupa mengajak peserta didik agar memiliki kemampuan untuk memahami konsep dan pentingnya seni budaya dan keterampilan. Peserta didik dapat menampilkan sikap apresiatip terhadap seni budaya dan keterampilan, dapatmenampilkan kreativitas melalui seni budaya dan keterampilan, serta dapat berperan


serta dalam seni budaya dan keterampilan melalui karya-karya yang dibuatnya. Untuk mencapai tujuan dan manfaat, pendidikan seni rupa memberikan pemahaman tentang beberapa standar isi yang bersifat komprehensif dalam wilayah seni rupa yaitu:
1) Mengerti, menguasai dan mampu menggunakan media, teknik dan proses seni rupa

2) Mampu menerapkan dan memilih pengetahuan yang bersifat struktural,

misalnya prinsip dan elemen visual dan fungsinya dalam seni rupa

3) Mampu memilih dan menggunakan sejumlah subject matter, sebagai simbol dan gagasan dalam seni rupa.

4) Memahami posisi seni rupa di dalam realisasinya dengan sejarah dan

kebudayaan nusantara dan mancanegara.

5) Merefleksikan berbagai karakter sehingga mampu menghargai karya

sendiri dan karya orang lain.



  1. Mampu membuat hubungan antara seni rupa dengan bidang atau disiplin lain secara terpadu.

Standar di atas dalam pengembangannya akan dikaitkan dengan kebutuhan anak didik secara makro dan mikro dalam wilayah pendidikan seni.





  1. KTSP Seni Rupa

Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Acuan operasional pada KTSP yaitu untuk peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta. Kurikulum disusun agar memungkinkan pengembangan keragaman potensi, minat, kecerdasan intelektual, emosional, spritual, dan kinestetik peserta didik secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya. KTSP Pendidikan Seni Budaya di SMP dan SMA memiliki tiga ranah yaitu kognitif dengan kata kunci rumusan mengidentifikasi, ranah afektif dengan kata kunci mengapresiasi, dan ranah psikomotor dengan kata kunci mengekspresikan diri. Ke-tiga ranah tersebut sebaiknya disajikan secara berurutan dari kompetensi dasar atau

satu dan seterusnya, tidak disusun secara tumpang tindih.


Masalahnya pada pembelajaran seni budaya, guru dan sekolah selalu kekurangan waktu. Untuk mengatasi terbatasnya jam pelajaran Pendidikan Seni Budaya di SMA dan SMP, sebaiknya disediakan kegiatan ekstra kurikuler, atau memilih sub bidang studi pendidikan seni tertentu yang tersedia dan sesuai dengan sumber daya gurunya, serta disesuaikan dengan minat peserta didik di sekolah masing-masing. Agar KTSP Pendidikan Seni Budaya dapat dilaksanakan dengan baik dan benar, diharapkan setiap guru memahami Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, dan dapat merumuskan indikator yang benar, memilih materi yang relevan, serta memilih pendekatan yang menarik.
Di dalam mengklasifikasikan materi pembelajaran di SMP dan di SMA guru perlu menentukan klasifikasi sebagai berikut; Klasifikasi Berdasarkan Wilayah yang terdiri dari materi pendidikan Seni Daerah Setempat , Seni Daerah Lain, Seni Nasional, Seni Mancanegara Asia atau materi Pendidikan Seni Mancanegara Luar Asia. Selain itu kalsifikasi dapat berdasarkan Zaman berupa materi Pendidikan Seni Tradisional dan materi
Pendidikan Seni Modern. Khusus untuk pembelajaran seni rupa dapat diklasifikasikan berdasarkan dimensi dan klasifikasi seni rupa berdasarkan fungsi. Klasifikasi berdasarkan dimensi, terbagi atas 2 jenis yaitu seni rupa 2 dimensi, dan seni rupa 3 dimensi, sedangkan klasifikasi berdasarkan fungsi terbagi atas 2 jenis juga yaitu seni rupa terapan dan seni rupa murni. Selain itu guru harus membantu siswa mengidentifikasi potensi daerah setempat yang dapat dikembangkan melalui kegiatan seni rupa dan kerajinan dan pemanfaatan teknologi sederhana. Dengan demikian tingkat penguasaan di tingkat SMP/SMA diharapkan siswa bisa mendalami untuk dasar berwirausaha yang menekankan bahwa dengan belajar seni rupa bisa menjadikan bekal untuk berkreasi.
Seni rupa merupakan salah satu cabang seni. Yaitu mengamati seni dan keindahan yang terkandung pada objek serta melahirkan pengalaman estetik bagi seseorang. Cabang-cabang seni yang terpadu pada mata pelajaran seni budaya tetap disajikan secara tersendiri dengan porsi dan sistematika yang serempak. Fokus pembelajaran seni rupa memberikan kemampuan kepada peserta didik untuk memiliki apresiasi dan pengalaman berkarya. Kemampuan mengapresiasi merupakan kemampuan seseorang untuk dapat menikmati, mengamati, menanggapi dan menilai karya seni rupa melalui kesanggupan seseorang dalam menemukan makna yang terkandung pada karya tersebut.
Kegiatan apresiasi dengan pendekatan multikultural dapat menumbuhkan apresiasi terhadap beragam budaya nusantara dan mancanegara untuk pembentukan sikap demokratis, beradab, toleran. Sedangkan secara multidimensional peserta didik dapat memahami konsepsi, apresiasi, dan kreasi dengan memadukan unsur estetika,logika, kinestetika, dan etika. Berdasarkan pendekatan mutilingual peserta didik dap mengekspresikan diri secara kreatif dengan berbagai cara dan media seperti bahasa rupa,

bunyi, gerak, peran.


Landasan pemberian materi pembelajaran Seni Rupa bagi peserta didik secara sadar guru sekaligus memberikan kompetensi berupa Ragam Dimensi Kompetensi Pengetahuan. Ragam kompetensi pengetahuan tersebut disampaikan dengan cara mengkaji tentang terminologi, fakta, trends dan tata urutan/ kronologi, simbol dan makna, klasifikasi dan kategori, tentang metodologi dan tentang kriteria pada objek karya dan aktivitas seni rupa.
Materi pembelajaran seni rupa di sekolah sejalan dengan pengetahuan dan paraktik yang berkembang di masyarakat, sebagaimana peta konsep kelompok seni rupa baru. Seperti halnya Seni Rupa terdiri dari cabang-cabang; seni lukis, seni patung, seni keramik, seni grafis, seni kriya, dan desain. Demikian pula pada pendidikan seni rupa perkembangan psikologis anak dan dewasa, unsur usia, sikap dan persepsi siswa menjadi dasar dalam membina dan menilai karya seni peserta didik. Demikian pula

berdasarkan sosiologis bahwa interaksi seni rupa dalam induvidu, masyarakat dan kebudayaan menjadi perhatian dalam penyusunan pembelajaran seni rupa.




Gambar 5.1. Peta Konsep Kelompok Seni Rupa.

Tabel 5.2. Pohon Seni Rupa yang terinci dengan cabang dan rantingnya.




NO

BIDANG

SENI

CABANG

RANTING 1

RANTING 2

AKTIVITAS

1

Seni Murni

Seni lukis

Seni grafis



Naturalis

Realis


Dekoratip

Ekspresif

Cetak dalam

Cetak tinggi

Cetak datar


Corak

Teknik


Medium

Corak


Teknik

Medium


1. Wawasan

2. Berkarya

3. Penyajian

4. Apresiasi



2

Seni

Terapan


Seni Kriya

Desain


Kriya bambu

Kriya kayu

Kriya rotan

Kriya tekstil

Dua dimensional

Tiga dimensional



Corak

Teknik


Medium

Corak


Teknik

Medium


1. Wawasan

2. Berkarya

3. Penyajian

4. Apresiasi



Yüklə 3,94 Mb.

Dostları ilə paylaş:
1   ...   25   26   27   28   29   30   31   32   ...   45




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin