Konsorsium sertifikasi guru



Yüklə 3,94 Mb.
səhifə32/45
tarix06.08.2018
ölçüsü3,94 Mb.
#67442
1   ...   28   29   30   31   32   33   34   35   ...   45

Kreasi dan Ekspresi

Kreasi merupakan aktivitas atau usaha seseorang untuk menciptakan sendiri karya yang diinginkannya. Pada hasil kreasi seni akan tampak nilai kreativitas seseorang. Yaitu kemampuan mencipta kombinasi, keunikan gagasan dan nilai kebaruan dari bentuk ekspresi suatu karya seni dengan lancar. Tetapi seseorang akan lancer mengungkapkan idenya menjadi karya yang terlebih dahulu telah memiliki keterampilan mengolah bahan



dan teknik, sehingga dalam proses tidak mengalami kesulitan yang sangat berarti. Keterampilan merupakan kemampuan psikomotorik yang berkaitan dengan penguasaan teknik dalam pengolahan dan penyajian media seni secara optimal melalui kegiatan eksplorasi dan eksperimentasi.
Aktivitas membuat karya dilakukan untuk mengungkapkan kreativitas menjadi sebuah kreasi. Dengan segenap daya seseorang meciptakan karya seni dengan kemampuan mencipta kombinasi, menuangkan keunikan gagasan dan nilai kebaruan dari bentuk ekspresi suatu karya seni. Keterampilan seni dilatihkan melalui kemampuan psikomotorik berkaitan dengan penguasaan teknik dalam pengolahan dan penyajian media seni secara optimal melalui kegiatan eksplorasi dan eksperimentasi. Dalam SKKD hanya dua hal yang dicakup yaitu kemampuan ekspresi dan apresiasi. Untuk ini perlu dua pengelompokan yaitu kemampuan ekspresi (berkarya) dan kemampuan apresiasi yang mencakup kemampuan pengamatan dan penghargaan.
Kemampuan kreatif adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu ungkapan yang baru dan orisinal didasarkan pada proses kemampuan berpikir bawah sadar. Kemampuan ini dikaitkan dengan proses berpikir lateral yang menggunakan belahan otak sebelah kanan, berlawanan dengan proses rasional yang menggunakan belahan otak sebelah kiri.
Kreativitas dalam limas citra manusia (Primadi, 2005) digambarkan sebagai suatu kesatuan dari kemampuan manusia yang terdiri dari kemampuan fisik, kreatif, rasio dan imajinasi, perasaan serta gerak. Keenam unsur kemampuan tersebut membentuk sebuah limas segi tiga dengan alasnya mencakup unsur kemampuan imajinasi, perasaan dan gerak. Ketiga rusuk berdiri dari limas tersusun atas kemampuan fisik, kreatif dan rasio.
Secara kejiwaan kemampuan kreativitas akan membentuk kepribadian dan emosi seseorang yang kelak akan memengaruhi perilaku kejiwaan ketika dewasa. Oleh karena itu untuk memelihara keseimbangan ketiga kemampuan tersebut dan kemampuan gerak, perasaan dan imajinasi, kreativitas perlu diasah terus melalui pendidikan seni.
Kata kreativitas (creativity) bermakna mempunyai sifat kreatif (creative) yang berasal dari kata to create (mencipta). Berdasarkan etimologi kemampuan kreativitas berarti kemampuan menciptakan sesuatu (ide cara produk) yang baru. Jadi, konotasi kreativitas berhubungan dengan sesuatu yang baru yang sifatnya orisinal. Kajian kreativitas merupakan kajian yang kompleks sehingga bisa menimbulkan berbagai pandangan-pendapat, tergantung dari sisi mana mereka membahasnya dan teori yang menjadi acuannya.
Kemampuan kreativitas menurut Munandar (dalam Reni, 2001) berkenaan dengan tiga hal, yaitu mengkombinasi, memecahkan masalah, dan operasional. Kemampuan mengkombinasikan berdasarkan data atau unsur-unsur yang ada,kemampuan memecahkan masalah berdasarkan informasi yang ada menemukan keragaman solusi dengan penekanan pada aspek kualitas dan efektivitas, kemampuan operasional berdasarkan pada\aspek kelancaran keluwesan orisinalitas.
7. Pengalaman Berkarya Seni Rupa

Pengalaman berkarya bagi peserta didik dapat diberikan mulai dari yang mudah berangsur ke yang lebih sulit secara bertahap. Latihan keterampilan dimulai dari menggambar. Misalnya mulai dengan membuat sketsa dan menggambar bentuk. Praktik menggambar perlu mengenalkan peserta didik pada teknik menggambar, cara ungkap, aspek pendekatan dan aspek nilai pada hasil menggambar. Perhatikanlah peta konsep menggambar di bawah ini:




Gambar 5.9. Peta Konsep Kemampuan Menggambar.

(Sumber: Eddy Fauzi, Widihardjo, 2011)


Peta konsep ini menjelaskan pelbagai aspek yang bisa diberikan secara teori untuk dipraktikkan. Cara menggambar, metoda pengungkapan, cara

pendekatan dan nilai gambar yang dihasilkan secara komprehensif akan memberikan pengetahuan teknik kepada anak agar bisa mengikuti pelajaran seni rupa, khususnya melalui gambar. Pada tahap selanjutnya untuk bisa membuat komposisi bentuk perupaan yang benar dan baik bisa

dipelajari melalui pengetahuan seni rupa seperti tergambarkan pada peta berikut. Berikut ini adalah beberapa contoh jenis gambar:




Gambar 5.10. Contoh Gambar Ilustrasi

(Sumber : jiunkpensmedia.2000-0000271)
Contoh Karya Seni Rupa Murni

Gambar 5.11. Contoh Sketsa karya Liem Keng

(Sumber: jiunkpensmedia.2000na.0000271

Gambar 5.12. Lukisan Naturalis karya Soebroto.



(Sumber: reproduksi foto Eddy Fauzi, 2006)


Gambar 5.13. Gambar Anak hasil lomba menggambar poster

dengan tema ”Pemanasan Gobal”

(Sumber: Pusat Kebudayaan Jepang, Jakarta , foto eddy fauzi, 2009)

Jenis karya seni murni terdiri dari yaitu seni lukis, seni grafis dan seni patung dengan berbagai corak atau gaya, antara lain naturalis, realis, dekoratif, ekspresif. Gaya dan corak ini akan terwujud bila didukung oleh corak, teknik dan medium yang sama atau berbeda, namun memperlakukannya menemukan kekhasan tersendiri. Pelukis seni murni akan berhasil bila dibekali pengetahuan dan wawasan tentang seni luskis, pengetahuan dan wawasan membantu dalam menentukan pengungkapan dan teknik yang digunakan. Hasil karya disajikan kepada masyarakat sebagai apresiasi. Dengan demikian perupa pada dasarnya memiliki apresiasi, mengungkapkan idenya menjadi ekspresi yang diwujudkan

dengan keterampilan yang dimilikinya.
Jenis karya seni grafis antara lain catak dalam, cetak tinggi dan cetak datar. Sedangkan seni patung sangat tergantung pada gagasan pepatung itu sendiri yang didukung oleh corak, teknik dan medium. Seni Terapan dikenal sebagai karya seni yang dibuat atas dasar adanya kebutuhan seseorang atau maasyarakat uuntuk kepentingan sehari-hari. Seni terapan terdiri dari seni kriya, yang dipecah lagi sesuai bahan yang digunakan, seperti kriya bambu, kriya kayu, kriya rotan, kriya tekstil. Karya seni rupa yang dimasukkan pada kelompok desain adalah karya desain dua dimensional dan karya desain tiga dimensional. Karya tersebut dapat berupa desain komunikasi visual, desain tekstil dan desi produk. Karya desain didukung oleh adanya kemajuan di bidang teknologi, sehingga konsep berkarya dalam seni rupa modern berdasarkan pada pelbagai konsep, misalnya konsep cara mengungkapkan, cara membuat komposisi, cara mengapresiasi, cara menafsirkan termasuk cara memaknai.
Manajemen Seni Rupa

Pengetahuan pameran merupakan bagian penting dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian aktivitas seni rupa. Kegiatan pameran sangat membutuhkan pengetahuan dalam penataan/display, kuratorial, penulisan dan kritik, dan pembuatan katalogus. Mempelajari pengelolaan pameran dengan praktik dan latihan penyelenggaraan pameran, secara tidak langsung guru memberikan pengalaman kepada peserta didik untuk

mempelajari manajemen seni, karena di dalam mempersiapkan dan menyelenggarakan pameran terdapat unsur keterampilan, apresiasi seni dan penilaian seni. Sebagaimana sebuah organisasi yang mempunyai visi, misi dan tujuan dan saaran, manajemen seni mengurusi perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian di dalam penataan/display, kuratorial, penulisan dan kritik, katalogus dan publikasi.
Manajemen seni dalam seni rupa sangat erat kaitannya dengan pameran. Pameran merupakan serangkaian aktivitas penyajian karya seni rupa yang akan berhasil dan mencapai tujuan bila didukung oleh unsur kurator, atau tim manajemen yang bukan perupa. Faktor lain pendukung manajeme seni adalah faktor keuangan, promosi, sumber daya manusia, dan pengetahuan dasar tentang pasar dan publik. Dikatakan bahwa; manajemen secara umum adalah suatu proses atau kerangka kerja yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang ke arah dan tujuan-tujuan organisasi atau maksud-maksud tertentu. Tujuan manajemen yaitu agar pengelolaan pameran dapat mencapai tujua secara efektif dan efisien.
Efektif berarti menghasilkan dan memamerkan karya seni yang berkualitas sesuai dengan keinginan, baik perupa atau pasar yang mengikutinya. Efesien berarti men menggunakan sumber daya manusia secara rasional dan hemat, tak ada pemborosan atau penyimpangan. Karena manajemen merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian, dengan memperhatikan situasi dan kondisi lingkungan

yang ada. (Susanto, 2004: 26-27).


Beberapa faktor yang terdapat pada proses pengelolaan;
a. Perencanaan (planning): menentukan kegiatan, mengurutkan kegiatan, melakukan penjadualan, mengintegrasikan antara tuas-tugas yang akan dijalankan.

b. Pengarahan (motivating): memimpin, mengembangkan kemampuan anggota tim, meningkatkan mlotivasi, mengkondisikan situasi dan lingkungan, dan melakukan pengawasan.

c. Pengendalian (controlling): melakukan evaluasi proyek, menetapkan standar dan metode pengukuran prestasi, mengukur hasil yang ada dan membandingkan hasil dengan standar, mengambil tindakan jika terjadi penyimpangan atau hal yang tidak standar.
Pekerjaan manajemen seni rupa utamannya adalah mengurusi pameran yang terdiri dari perencanaan dalam menentukan jenis atau model pameran apa yang akan diselenggarakan, menyiapkan konsep tujuan dan sasaran pameran, menyiapkan kurasi pameran, memilih strategi teknis pameran dan menyusun strategi untuk menyiasati publik demi keberhasilan pameran. (Sumber Mikke Susanto, 2004: 38)
Peran Kurator Seni Rupa

Awalnya kurator adalah seseorang yang secara profesional bekerja di museum sebagai ahli dan birokrasi, penataan, pengatur dan pengelola pameran. Tetapi kini pekerjaan kurator lebih berkembang, selain menjadi birokrasi pameran juga menjadi kreator pameran. Pekerjaan curator melakukan kurasi, mengkolaborasi antarperupa dengan menggabungkan gagasan dalam pameran dan utamanya adalah membangun wacana dan mempresentasikan ide dan wacana yang dibuat.


Jadi kurator dalam pekerjaannya mengedepankan unsur pleasuring yang mengacu kepada pada topik, tema, kecenderungan atau persoalan-persoalan, baik yang berkaitan dengan hal-hal visual maupun yang bersifat ideal/gagasan.
Secara umum kewajiban kurator pameran antara lain:

a. Pengurusan katalogus

b. Pemeliharaan koleksi

c. Penelitian koleksi.

d. Menentukan koleksi yang akan dipamerkan.

e. Mengawasi kerja staf dan volunter

f. Mengkhususkan diri dalam wacana dan menginterpretasi kajian dalam

pameran.


g. Konsultasi dengan pihak-pihak professional di masyarakat penyangga.

h. Menjadi penghubung perupa dengan lembaga, komunitas, sponsor,

publikasi dan yang diperlukan dalam pameran.
Secara garis besar manajemen seni rupa mengurusi tentang seluk beluk dan konsep manajemen seni meliputi manajemen produksi, manajemen pameran, dan manajemen pemasaran serta merencanakan, menyelenggarakan, mengevaluasi dan mengembangkan berbagai produksi seni ( seni murni, disain dan kria ) pada pameran dan pemasaran karya seni pada berbagai event dan kolaborasinya dengan berbagai aktifitas seni, sosial, budaya, dan pendidikan.
Penilaian hasil belajar seni rupa

Beragam teknik untuk menilai karya seni rupa, setiap jenis penilaian harus disiapkan bentuk instrumennya. Jenis teknik penilaian dapat berupa tes tulis untuk teoritik, sejarah dan apresiasi seni. Sedangkan untuk penilaian unjuk kerja dilakukan dengan; tes identifikasi, tes simulasi, penugasan proyek atau tugas rumah. Selain itu evaluasi pada pembelajaran

seni dilakukan dengan portofolio untuk penilaian konsep, penilaian ungkap tertulis, penilaian kinerja yaitu penilaian terhadap penguasaan teknik, eksplorasi dan unjuk kreativitas. Penilain produk dilakukan untuk menilai karya atau produk sebagai representasi belajar yang berkaitan dengan keterampilan dan krerativitas.
Rangkuman

Melalui pembelajaran seni budaya peserta didik diharapkan dapat memahami seni yang berbasis budaya, melalui kegiatan estetika yang terdiri dari tujuan memahami konsep dan pentingnya budaya. Estetika menyatakan sesuatu yang berkaitan dengan keindahan. Demikian pula ada yang merumuskan estetika sebagai filsafat seni, yang bersama etika dan logika membentuk apa yang disebut tritunggal imu pengetahuan normatif.

Pembelajaran seni budaya bertujuan mengembangkan karakter peserta didik menjadi manusia yang humanistis. Sifat mata pelajaran seni budaya memiliki muatan pembelajaran tentang konsepsi, apresiasi dan kreasi yang berorientasi pada tiga pendekatan, yaitu pendekatan multidimensional, multiligual dan pendekatan multikultural.Pendekatan multi-lingual menunjukkan aspek dalam mengekspresikan diri yang dilakukan melalui media atau unsur seni untuk mengekspresikan dengan berbagai cara, yaitu

dengan menggunakan media atau bahasa rupa, bunyi, gerak, dan peran Konsep pembelajaran seni tersebut mengaitkan faktor visual, kreatif, rasio, spiritual dan intuisi, komponen-komponen ini terdapat disebut pendekatan multidimensional. Selain itu pendekatan pembelajaran seni menggunakan pendekatan Belajar Melalui Seni, Belajar dengan Seni, dan Belajar tentang Seni. Konsep pembelajaran seni rupa terdiri dari materi pemahaman tentang Seni Rupa, Komposisi Vis tiga kategori aktivitas pengajaran seni, yaitu Aktivitas ekspresi diri, Aktivitas pengamatan, Aktivitas apresiasi. Menampilkan ekspresi melalui kreativitas berkarya seni rupa. Kreasi dalam pembuatan karya menggunakan kreativitas dalam mencipta kombinasi, keunikan gagasan dan nilai kebaruan dari bentuk ekspresi suatu karya seni. Didukung oleh latihan keterampilan berupa kemampuan psikomotorik berkaitan dengan penguasaan teknik dalam pengolahan dan penyajian media seni secara optimal melalui kegiatan eksplorasi dan eksperimentasi. Untuk dapat mengekspresikan diri melalui karya seni rupa dengan membuat lukisan atau gambar yang terpenting adalah dengan memanfaatkan gagasan dan teknik. Apresiasi seni rupa dilakukan dengan memberikan pengalaman tentang kemampuan pengamatan berupa kegiatan mengobservasi, mengeksplorasi media dan teknik untuk mempertajam kepekaan inderawi dan perasaan. Kemampuan penikmatan

berupa kemampuan penikmatan terhadap pengalaman dan kualitas estetik suatu karya seni yang memberikan kesenangan dan kepuasan batin. Pada saat siswa berolah seni secara langsung ia pun melibatkan pengalaman dan intelektualnya, hal ini disebut sebagai proses apresiasi. Pengamatan yang mendalam saat mengapresiasi karya seni rupa pada pandangan pertama, dan menyiapkan diri untuk merasa suka disebut sikap Empati.
Wawasan dalam apresiasi pembelajaran seni rupa di SMP dan SMA, karya seni rupaberorientasi pada karya seni setempat, karya seni nusantara dan karya seni mancanegara. Di antaranya Merancang karya seni kriya dengan teknik dan corak seni rupa terapan Nusantara antara lain dapat diterapkan pada jenis –jenis seni kriya seperti pada kriya tekstil, kriya kulit dan kriya logam. Konsep pendidikan Seni Rupa mengisyaratkan bahwa dalam pendidikan seni rupa aktivitas berkesenian harus memberikan pengalaman mengembangkan konsepsi, apresiasi dan kreasi. Sedangkan cara pembelajaran disandarkan pada konsep seni modern, yaitu dengan mempelajari unsur-unsur seni rupa dan prinsip seni rupa. Sedangkan pada

Seni Rupa Tradisional, mengenalkan dan memberikan pemahaman tentang corak hiasan dan memahami ornamen yang dibuat dari berbagai motif dan tema dengan stilasi yang ditujukan untuk hiasan semata atau sebagai fungsi simbolik. Secara hierarki tahap pembentukan hiasan dimulai dari Motif, Pola, Ornamen dan Ragam Hias, sebagaimana konsep dan teori seni rupa diimplementasikan pada pembelajaran seni rupa di SMP dan SMA.


Implementasi Pendidikan Seni Budaya di SMP dan SMA memberikan konsep dan teori Seni Rupa. Teori Seni Rupa meliputi unsur-unsur seni rupa yang diperlukan untuk menyusun komposisi visual, yang disususun merupakan hasil dari pengorganisasian unsur rupa dengan menggunakan prinsip seni rupa. Prinsip Seni Rupa digunakan agar tidak ada pemahaman yang berbeda dalam menata atau menilai karya seni rupa pada perupa maupun bagi pengamat. Menata sebuah komposisi karya seni rupa untuk menjadi karya yang bagus dan indah diperlukan cara-cara yang disebut prinsip seni rupa. Prinsip seni rupa dapat dikatakan sebagai prinsip desain terdiri dari kesatuan, keseimbangan, irama, proporsi dan fokus sehingga mencapai keserasian. Keserasian dapat dicapai bila komposisi tampak sederhana, pas, tidak berlebihan dan tampak tidak kurang. Keserasian susunan unsur-unsur rupa pada komposisi harus saling mendukung dan kompak.
Penilaian pembelajaran seni rupa merupakan unsur penting bagi kelengkapan pendidikan seni rupa secara menyeluruh, guru rupa diharapkan mampu memilih dan menggunakan Ragam teknik penilaian berupa Tes tulis, Tes lisan, Tes unjuk kerja, dan tes dalam bentuk Penugasan. Demikian pula dalam pelaksanaan penilaian guru harus mahir menggunakan teknik penilaian dan bentuk Instrumen berupa observasi. Wawancara, portofolio, angket dan penilaian diri. Sebagai pengayaan guru dapat melakukan penilaian dalam bentuk Penilaian Portofolio, yaitu dengan melakukan penilaian pada konsep, penilaian kinerja, dan penilaian Produk.
Manajemen Seni Rupa secara tidak langsung diberikan sebagai pengalaman peserta didik dalam melaksanakan perencanaan/ pelaksanaa/pengendalian sebuah pameran, yaitu dengan latihan penataan/ display, mengenal dan memahami bidang kuratorial, latihan membuat penulisan dan kritik secara terbatas, membuat katalogus, dan merancang publikasi pameran. Manajemen seni rupa yang diaplikasikan pada pembelajaran pameran memberikan pengetahuan tentang sebuah organisasi yang mempunyai visi, misi dan tujuan serta sasaran, manajemen seni juga mengurusi perencanaan, pelaksanaan dan

pengendalian di dalam penataan/display, kuratorial, katalogus dan publikasi.



Latihan

a. Latihan 1

Amatilah gambar di bawah ini, kemudian diskusikan pada kelompok yang terdiri dari lima orang, dengan menganalisis sesuai petunjuk sebagai berikut:



c:\documents and settings\acer\my documents\100_pana +kamp.naga\p1000177.jpg

Gambar 5.14: Kendi, Karya Panji Kurnia, 2012.


Petunjuk:

Setelah mengamati foto/gambar di atas, kerjakanlah butir-butir analisis di bawah ini:

1. Unsur-unsur rupa apa saja yang melekat pada karya tersebut.

2. Bagaimana dengan proporsinya?

3. Termasuk jenis karya apa karya tersebut?

4. Bagaimana komposisi pada karya tersebut?


b. Latihan 2

Amatilah foto karya di bawah ini, kemudian diskusikan pada kelompok yang terdiri dari lima orang, dengan menganalisis sesuai petunjuk sebagai berikut:


Setelah mengamati foto/gambar di atas, kerjakanlah butir-butir analisis di bawah ini:

1. Unsur-unsur rupa apa yang dominan pada karya tersebut.

2. Termasuk jenis karya apa karya tersebut?

3. Bahan apa yang digunakan untuk membuat karya tersebut?

4. Nilai esetik seperti apa yang terdapat pada komposisi dari karya

tersebut?

c. Latihan 3

Amatilah foto karya di bawah ini, kemudian diskusikan pada kelompok yang terdiri dari lima orang, dengan menganalisis sesuai petunjuk sebagai berikut:



untitled-truecolor-04

A.D. Pirous, Pilar Langit, 1996, marble paste, gold, acrylic

pada kanvas, 125 x 145 cm. QS Al Israa’ .



Petunjuk :

Setelah mengamati foto/gambar di atas, kerjakan dan tulislah butir-butir analisis di bawah ini:

1. Termasuk jenis karya apakah karya tersebut?

2. Unsur-unsur rupa apa yang dominan pada karya tersebut.

3. Nilai esetik seperti apa yang terdapat pada komposisi dari karya

tersebut?



  1. Apa makna dari karya tersebut bila membaca judulnya.


d. Latihan 4

Amatilah foto karya di bawah ini, kemudian diskusikan pada kelompok yang terdiri dari lima orang, dengan menganalisis sesuai petunjuk sebagai berikut:




Setelah mengamati foto/gambar di atas, kerjakan dan tulislah butir-butir analisis di bawah ini:

1. Termasuk jenis karya apakah karya tersebut?

2. Unsur-unsur rupa apa yang dominan pada karya tersebut.

3. Nilai esetik seperti apa yang terdapat pada komposisi dari karya

tersebut?



  1. Apa fungsi dari karya tersebut?



  1. Latihan 5

Diskusikan dan buatlah peta konsep pembelajaran seni rupa yang ditinjau dari konsep dan proposisi yang terdiri dari;

1. konsepsi, apresiasi dan kreasi

2.pendekatan multidimensional, multiligual dan pendekatan multikultural.
Buatlah catatan hasil diskusi bersama bagan/diagram peta konsepnya.


  1. KETERAMPILAN KERAJINAN

a. Tujuan Pembelajaran Keterampilan Kerajinan

1. Mengapresiasi karya seni rupa

1.1 Mengidentifikasi keunikan gagasan dan teknik dalam berkarya seni rupa daerah setempat.

1.2 Menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan gagasan dan teknik

dalam karya seni rupa terapan daerah setempat.


2. Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa

2.1 Merancang karya seni rupa terapan dengan memanfaatkan teknik dan corak daerah setempat.

2.2 Membuat karya seni rupa terapan dengan memanfaatkan teknik dan corak daerah setempat
b. Konsep Keterampilan Kerajinan

Keterampilan Kerajinan adalah bagian dari bidang Seni Rupa yang secara keilmuan masuk ke dalam seni kriya. Yaitu suatu bidang studi yang khusus dan dominan berorientasi kepada operasional, selain memiliki konseptual dan analisis–sintesis. Bidang keterampilan kerajinan berpeluang dan berperan penting dalam upaya pengembangan seni budaya. Karena dengan pengembangan hasil karyanya akan berkualitas,

maka pantas untuk dipromosikan dan di pasarkan. Keterampilan kerajinan juga sangat diharapkan menjadi bidang yang penting dalam seni kriya yang berperan penting didalam konservasi Seni Budaya Nusantara.
Dengan banyaknya perajin atau kriyawan maka hasil kerajinan masyarakat Indonesia dapat dikembangkan, dilindungi dan dilestarikan. Seperti halnya kerajinan batik sebagai kekayaan bangsa Indonesia yang memiliki karakteristik warna yang khas, sebagaimana warna batik Solo dan batik Jogja yang cenderung mengarah kepada komposisi warna analog, dari putih ke cream dan coklat. Komposisi warna seperti ini dalam

istilah lokal Jawa disebut Sogan.


c. Fungsi Pakai Benda Kerajinan

Di dalam tradisi keraton penggunaan corak batik diatur dengan pakem yang sangat ketat, corak batik yang hanya boleh dikenakan raja di lingkungan keraton Solo atau Jogja adalah Semen. Seperti yang sering kita amati bahwa seni kerajinan telah berkembang pesat karena para perajin dapat menyesuaikan diri untuk mendapatkan dukungan peminatnya, yaitu dengan berbekal sebagai produk seni tradisional, barang kerajinan banyak digemari masyarakat.


Berbagai ciri pekerja seni kerajinan yang disebut perajin yaitu para perajin yang memiliki keahlian tanpa pelatihan, mereka secara turun temurun belajar dari orang tua membuat dan memproduksi barang-barang berupa benda perhiasan, wadah, berupa keramik, batik, ukiran dan barang seni pakai sebagai hasil seni kerajinan dan sebagai karya seni rupa terapan. Seperti halnya di Kampung Naga Jawa Barat, masyarakat petani menggunakan waktu luangnya untuk membuat kerajinan, keterampilan membuat benda kerajinan didapat dari orang tua mereka. Benda kerajinan dibuat sebagai kebutuhan sehari-hari, namun selajutnya mereka menjualnya sebagai penghasilan tambahan. Barang kerajinan yang dibuat antara lain, bakul, kipas, rigen, nampah, tanggok yang terbuat dari bambu dan lidi daun enau. Contoh lain fungsi karya seni kerajinan adalah keranjang yang dibuat dengan teknik gulung buatan Sulawesi Selatan digunakan untuk menyimpan perhiasan, dan tikar digunakan sebagai alas duduk.
Selain fungsi pakai yang digunakan oleh masyarakat pedesaan, karya kerajinan kini banyak dibeli dan dimiliki oleh masyarakat modern. Namun bagi masyarakat kota atau pada hotel, restoran atau kantor, karya kerajinan banyak yang berubah fungsi.

Misalnya kerajinan caping atau kukusan dijadikan elemen interior berupa kap lampu. Demikian pula barang-barang anyaman atau ukiran kayu yang asalnya dibuat sebagai wadah makanan digunakan sebagai penempatan barang stasioner atau peralatan kantor. Hal ini seakan sebagai suatu gagasan kreatif dengan menampilkan barang tradisonal ke suasana modern. Jadi sentuhan etnik dijadikan sebegai elemen estetik mendekatkan masyarakat pada suasana alam pedesaan.



Yüklə 3,94 Mb.

Dostları ilə paylaş:
1   ...   28   29   30   31   32   33   34   35   ...   45




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin