Konsorsium sertifikasi guru



Yüklə 3,94 Mb.
səhifə37/45
tarix06.08.2018
ölçüsü3,94 Mb.
#67442
1   ...   33   34   35   36   37   38   39   40   ...   45

MENYUSUN KARYA TARI


Pada kegiatan belajar ini kalian akan dipandu dalam proses penciptaan tari sebagai materi ajar pembelajaran tari kreatif seperti yang telah diuraikan kegiatan belajar sebelumnya. Proses penciptaan tari tidak hanya menitik beratkan pada aspek penemuan-penemuan gerak dan merangkainya gerakan tersebut menjadi suatu bentuk tari, tetapi lebih dari pada itu, di mana improvisasi, eksplorasi dan forming (komposisi) menjadi bagian yang paling penting dalam proses penciptaan tari.
Eksplorasi

Proses eksplorasi sangat berguna bagi pengalaman tari, akan tetapi siswa masih perlu diarahkan dengan cermat. Anda melakukan eksplorasi (penjajagan), berarti Anda termasuk berpikir, berimajinasi untuk merasakan dan merespons.

Misalnya siswa diajak duduk atau melihat sesuatu, membayangkan pantai, sesuatu yang indah, bermain dengan pasir sambil tertawa, badai di tengah laut, ombak dan merasakan desiran angin. Guru memberikan isyarat kepada siswa untuk melakukan gerak kaki beralih ke gerak tangan lalu kegerakan kepala dan kegerakan seluruh tubuh. Maka siswa dalam melakukan suatu keseimbangan dan kesempatan untuk menciptakan responnya sendiri dalam waktu yang bersamaan, lama kelamaan siswa akan menemukan arti tentang kualitas gerak dan nilai ekspresi.
Jadi eksplorasi yang dilakukan siswa lebih diarahkan pada berbagai hal yang akan diungkapkan sesuai dengan kemampuan dan kreativitas yang dimiliki masing-masing peserta didik. Pencapaian tujuan yang diharapkan di dalam mewujudkan harapan hasil belajar eksplorasi gerak lalu diinterpretasikan sesuai dengan daya tangkap pikiran siswa.
Improvisasi

Apabila kalian menggunakan improvisasi secara secara baik, kalian dapat memperoleh suatu cara yang berharga bagi peningkatan pengembangan kreatif. Aktivitas gerak yang berasal dari improvisasi ditandai oleh spontanitas. Perlu menjadi perhatian Anda, bahwa improvisasi dapat memberikan kesempatan yang lebih besar bagi imajinasi dan menciptakan dari pada eksplorasi. Karena itu di dalam improvisasi terdapat suatu pengalaman yang baik dan akan terasa dengan timbulnya suatu kepuasan rasa yang benar-benar sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata.

Adapun tujuan dari improvisasi adalah meningkatkan motivasi dan memberikan pengalaman aktivitas yang diarahkan sendiri. Improvisasi dapat mendorong ingatan-ingatan tentang pengalaman hidup. Menyampaikan kesan-kesan dapat dijadikan sebagai acuan dalam merespons imajinasi baru dan mengembangkan ide-ide gerak. Di samping itu improvisasi juga dapat mengembangkan pengalaman-pengalaman eksplorasi dan respons imajinasi, akhirnya pengalaman improvisasi dan dibantu eksplorasi lahirlah kesadarn baru dalam bergerak dan siswapun dapat menemukan gerak pribadinya.

Misalnya mendengarkan musik berirama 2/4, ¾, 4/4, 6/4, siswa dapat menggunakan gerak spontanitas melalui kegiatan improvisasi gerak sesuai dengan kemampuan geraknya, imajinasinya dan arah yang diinginkan berdasarkan irama-irama tersebut. Mendengar suara-suara siswa dalam melaukan suatu gerakan duduk, berdiri dan saling berdekatan.


Forming (Pembentukan)

Membuat komposisi berarti kalian menata bagian-bagian yang saling berhubungan menjadi bentuk kesatuan yang utuh. Kemampuan dalam merangkai gerak tari ke dalam satu komposisi tidak dapat dipisahkan dengan kreativitas yan melalui tahapan seperti improvisasi dan eksplorasi, yang kemudian dipadukan dengan unsur-unsur yang terkait dengan pengetahuan tari dan artistik srta tingkah laku kreativitas maupun perkembangannya dan mempunyai tujuan. Menyusun atau mengkomposisi tari, memerlukan penekanan unsur tari dengan desain, irama, motivasi, ide. Dengan demikian unsur materi komposisi perlu dihayati dan dimengerti, metode penyusunan dan pengkombinasian berbagai unsur harus dipelajari dan dipraktekan

Sebagaimana yang sering dijabarkan bahwa materi dasar tari adalah gerak, maka belajar menari adalah belajar menguasai keterampilan psikomotorik dengan mengaitkan serta mengkoordinasikan gerakan-gerakan dari anggota tubuh. Dengan demikian pembelajaran gerak tari harus disesuaikan dengan kemampuan motorik siswa, yang bergantung pada kematangan otot.
Dengan adanya belajar kegiatan menari diperlukan kreativitas yang berhubungan dengan kemampuan berpikir menyangkut sikap dan perasaan seseorang. Namun kreativitas dalam sikap seseorang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibilitas), orisinalitas berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan. Memperkaya, memperinci) suatu gagasan. Dengan demikian orang kreatif ialah orang yang menggunakan imajiansinya untuk memecahkan persoalan. Berarti, Anda maupun siswa yang belajar tari dapat mengungkapkan gerak melalui gerak pribadi dan mengembangkan melalui potensi kreatif yang dapat menemukan gerak orisinalitas.
Materi ini merupakan wadah siswa untuk mengembangkan perasaan keindahan, belajar untuk menarikan suatu tarian melalui gerak pribadinya dalam membina kreativitas dan menciptakan sesuatu yang indah. Selanjutnya, kegiatan ini mempunyai tujuan apresiasi agar siswa dapat menghargai nilai-nilai yang terkandung di dalam seni tari.

PENYUSUNAN KONSEP GARAPAN TARI

Konsep garapan tari disusun dalam beberapa tahapan. Pada tahap pertama kalian harus membuat rancangan tentang garapan tari yang akan dibuat, isinya adalah rencana garapan. Peyusunan rencana garapan dibuat agar pada saat kita berkarya telah mempunyai gambaran yang jelas, apabila dalam praktiknya ada perkembangan, maka tidak mengubah konsep secara keseluruhan. Pada tahap ke dua adalah proses garapan yaitu penuangan konsep atau rencana garapan ke dalam karya tari.


Urutan penulisan konsep garapan di mulai dari :

  1. Latar Belakang

Latar belakang isinya memaparkan tentang latar yang membuat kalian berkeinginan berkarya tari dan atas pertimbangan apa kalian membuat karya tari tersebut. Contoh misalnya kalian ingin mengangkat kegembiraan atau pesta yang diadakan masyarakat tertentu setelah panen tiba. Kegembiraan pesta panen atau pesta rakyat tersebut diungkapkan melalui karya tari yang spektakuler, karena ungkapan kegembiraan ini merupakan hal yang jarang dilakukan, kalaupun dilakukan apabila ada kejadian di luar kebiasaan seperti ungkapan rasa syukur, sehingga diadakan pesta besar-besarn. Pesta ungkapan rasa syukur ini sangat akrab dengan fenomena kehidupan remaja, sehingga bentuk karya tarinya spektakuler dan hasil kreativitas yang lebih mengarah pada tari kreasi.


  1. Pemilihan judul dan tema

Makna sebuah tarian dapat tersirat di dalam judul, oleh karena itu judul merupakan sarana untuk mengidentifikasi tarian baik bagi piñata tari maupun bagi penonton. Judul sebaiknya dipilih sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa ingin tahu dari penonton. Judul di dalam tarian tidak perlu terlalu panjang, akan tetapi harus menarik dan mewakili seluruh tarian tersebut. Pemilihan tema sebaiknya disesuaikan dengan tingkat usia dan karakteristiknya, misalnya untuk tingkat usia remaja maka tema pesta sangat akrab dengan dunia remaja, apabila untuk anak-anak maka tema dolanan sangat akrab dengan dunia anak. Begitu pula dengan usia dewasa biasanya garapan lebih mengarah pada tari kontemporer yang menggambarkan fenomena peliknya tantangan kehidupan yang harus dihadapi, dan sebagainya.


  1. Tujuan dan sasaran

Kalian membuat karya tari tentu memiliki tujuan tertentu. Mengapa kalian berkarya ? Untuk apa kalian berkarya ? dan untuk siapa kalian berkarya ?



  1. Konsep garapan

Hal-hal pokok yang perlu diperhatikan dalam menyusun konsep garapan tari adalah :

    1. Tipe tari, dalam penetapan tipe tari penata tari menentukan dan menetapkan salah satu dari beberapa jenis atau tipe tari. Jenis-jenis yang telah banyak dikenal antara lain : tarian “lepas”, tari pergaulan, tipe komikal, tarian anak-anak, berpasangan, kelompok dan drama tari. Penetapan tipe tari ini akan mempengaruhi proses penataan karena msing-masing tipe tersebut akan menuntut cara penataan sendiri-sendiri.

    2. Metode penyajian tari, mode apa penyajian yang kalian pakai dalam garapan, Jika mengangkat cerita Malin Kundang, dan tokoh-tokoh dalam cerita itu kalian tampilkan secara jelas, maka mode penyajian dalam karya tari kalian adalah representasional. Jika tidak ada atau tidak jelas penokohan dalam garapan kalian, maka mode penyajiannya adalah simbolis representasional.

    3. Gerak tari, motif-motif gerak apa saj yang kalian gunakan sesuai dengan persepsi sumber garapan, yaitu gerak-gerak murni atau keseharian. Motif gerak yang kalian inginkan mungkin masih berpijak dari gerak-gerak tari tradisi, misalnya ragam gerak kewer (tari Betawi) yang kemudian dikembangkan.

    4. Tata iringan, dalam garapan ini iringan tai apa yang kalian gunakan iring ? musik tradisional atau non tradisional atau mungkin musik internal (musik langsung yang dinyanyikan sendiri, tepukan-tepukan atau teriakan-teriakan dan hentakan kaki). Instrumen apa saja yang digunakan ? menggunakan lagu atau tidak ? dan jangan lupa untuk mencantumkan judul lagu dan penciptanya

    5. Tata rias dan tata busana, tata rias apa yang digunakan dalam tarian tersebut. Apakah tata rias sehari-hari yang sederhana, tata rias panggung, tata rias karakter atau tata rias fantasi. Jika tarian yang ditampilkan tokoh-tokoh tertentu, maka kalian harus menggunakan rias karakter. Dalam menyusun tata busana, busana apa yang akan kalian gunakan ? Jangan lupa pemakaian busana tari harus disesuaikan dengan kondisi dan karakteristiknya serta perlu diperhatikan pula pemakaiannya tidak mengganggu penari dalam gerak.

    6. Tata teknik pentas, dala hal ini berkenan dengan tempat pentas atau setting panggung dan property atau perlengkapan panggung lainnya. Dalam konsep garapan tarian, apakah kalian menggunakan property/alat ? Proerty apa yang digunakan ? Fungsinya sebagai apa property tersebut ? Bagaimana cara penggunaan propertynya ? Selanjutnya tempat pentas adalah di mana kalian menggelar karya tari tersebut ? Di dalam ruangan, di gedung pertunjukan atau di aula sekolah dsb.


ELEMEN KOMPOSISI TARI

Komposisi tari menurut Jacquline adalah susunan elemen-elemen tari yang hormonis sebagai keseluruhan untuk dinikmati secara estetis. Proses penyusunannya dengan metode konstruksi tari yang menghasilkan bentuk tari. Lebih lanjut Sal Murgiyanto menjelaskan proses komposisi tari meliputi garapan bentuk yang meliputi desain, pengetahuan bentuk seni, pemilihan iringan, komposisi kelompok, kostum, tata cahaya, tata panggung dan penyusunan tema. Sedangkan garapan isi lebih kepada pengalaman emosional, psikologis yang ditentukan oleh luasnya pandangan dan kekayaan jiwa penata tari.



Doubler menjelaskan bahwa komposisi tari merupakan susunan atau kesatuan struktural elemen-elemen tari yang dikombinasikan sesuai dengan prinsip-prinsip variasi, kontras, balans, klimaks, sequence, transisi, repetisi dan hormoni. Prinsip tersebut dapat dimodifikasi, tetapi tidak pernah ditinggalkan. Elemen-elemen tari yang dikombinasi sesuai dengan prinsip-prinsip pada akhirnya akan memunculkan karakteristik bentuk komposisi tari.
Suatu bentuk tari dapat dikatakan mempunyai nilai, apabila penyusunan geraknya itu sendiri mengikuti teori atau kaidah-kaidah dalam komposisi tari. Bentuk dalam tari merupakan wujud dari sistem yang merupakan satu kesatuan serta memiliki ciri yang mudah dikenali. Setiap keinginan berupa gagasan yang dimiliki oleh penata tari akan diwujudkan ke dalam bentuk, karena bentuk adalah aspek yang secara estetis dapat dilihat langsung oleh penonton. Martin Habermem mendefinisikan bentuk sebagai berikut: Bentuk…….sesungguhnya dapat didefinisikan sebagai hasil pernyataan berbagai elemen yang didapat secara kolektif melalui vitalitas esttis, sehingga hanya dalam pengertian inilah elemen-elemen tersebut dihayati. Keseluruhan menjadi lebih besar dari jumlah bagian-bagiannya, proses penyatuan di mana bentuk dapat dicapai tersebut dengan komposisi.
Berdasarkan pendapat tersebut, maka komposisi tari merupakan pengetahuan dasar dalam menata atau menyusun suatu bentuk tari, sehingga dapat bermakna dan bernilai. Pengertian komposisi menurut Jacqueline Smith, melibatkan pembentukan bersama unsur-unsur selaras, yang dengan hubungan dan penyatuan ini membentuk “sesuatu” yang dapat diidentifikasikan.
Melihat esensi tari adalah gerak, berdasarkan pernyatan tersebut, maka tari merupakan hasil penataan gerak dengan unsur-unsur lain sehingga mempunyai keselarasan. La Meri dalam bukunya Dance Composition membagi unsur komposisi tari ke dalam beberapa elemen dasar yang meliputi pola ruang, musik, desain atas, dramatik, dinamika, tema dan gerak itu sendiri. Desain-desain tersebut yang membangun gerak menjadi selaras hingga menjadi suatu bentuk tari, dan akhirnya bermuara pada “koreografi” atau dalam komposisi tari sering disebut sebagai hasil akhir dari suatu proses penyusunan. Edi Sedyawati menerangkan komposisi tari atau pengetahuan koreografi sebagai pengetahuan yang berhubungan dengan bagaimana memilih dan menata gerakan-gerakan menjadi sebuah tarian.


  1. Gerak

Kalian telah mengetahui elemen dasar dari tari adalah gerak seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Gerak di dalam tari bukanlah gerak keseharian, melainkan gerak yang telah mengalami perubahan menjadi gerak yang indah. Yang dimaksud dengan gerak indah adalah gerak keseharian yang telah distilasi atau distorsi. Hal ini disebut juga dengan gerak yang telah diberi sentuhan seni. Gerak-gerak keseharian yang telah diberi sentuhan seni akan menghasilkan gerak tari yang indah. Misalkan gerak mencangkul, gerak menimba air di sumur, memotong kayu, dsb. Jika diberi sentuhan emosional yang mengandung nilai seni, maka gerak-gerak kseharian tersebut akan tampak lain.
Berdasarkan bentuk geraknya, secara garis besar ada dua jenis tari yaitu tari yang representasional dan tari non-representasional. Tari yang representasional adalah tari yang menggambarkan sesuatu pengertian atau maksud tertentu yang jelas. Selanjutnya tari non-representasional adalah tari yang tidak menggambarkan sesuatu pengertian tertentu.
Pada tari representasional dan tari non-representasional terdapat dua jenis gerak yaitu gerak maknawi dan gerak murni. Gerak maknawi adalah gerak yang mengandung arti jelas, seperti gerak yang menempelkan tangan di dada berarti menggambarkan kesedihan, gerak nandak pada tari Betawi berarti melangkah atau jalan, gerak mencangkul merupakan gerak peniruan dari petani, gerak berias diri, dsb. Tentu saja gerak maknawi tersebut telah mengalami stilasi atau distorsi yaitu gerak tersebut telah mengalami perubahan untuk dijadikan gerak tari.
Sedangkan gerak murni adalah gerak yang digarap untuk mendapatkanbentuk yang artistik dan tidak dimaksudkan untuk menggambarkan sesuatu. Gerak-gerak murni ini banyak digunakan dalam garapan-garapan tari yang non-representasional. Selanjutnya garapan-garapan tari yang representasional banyak memerlukan gerak-gerak maknawi, namun demikian dalam garapan tersebut dipenuhi oleh gerak-gerak maknawi akan lebih mengarah ke bentuk pantomim.


  1. Desain Lantai

Desain lantai adalah garis-garis lantai yang dilalui oleh seorang penari atau garis-garis di lantai yang dibuat oleh formasi penari kelompok. Secara garis besar ada dua pola garis dasar pada lantai yaitu garis lurus dan garis lengkung. Garis lurus dapat dibuat ke depan, ke belakang, ke samping atau serong. Selain itu garis lurus dapat ,menjadi desain huruf V atau kebalikannya, segitiga, segiempat, huruf T, Y atau desain zig-zag. Garis lurus memberikan kesan sederhana tetapi kuat. Garis lurus banyak digunakan pada tari tradisional baik klasik maupun kerakyatan. Garis lengkung dapat dibuat melengkung ke depan, ke belakang, ke samping dan serong. Dari desain lengkung ini dapat pula dibuat desain lengkung ular, lingkaran, angka tiga atau delapan juga bentuk spiral. Garis lengkung memberikan kesan lembut tetapi juga lemah. Garis lengkung banyak digunakan pada tari-tarian primitive dan tari-tarian komunal yang kebanyakan berciri sebagai tari bergembira, misalnya tari Kecak dari Bali, tari Serampang Dua Belas dari Sumtera, dan sebagainya.


  1. Desain Atas

Desain atas adalah desain yang berada di atas lantai yang dilihat oleh penonton, yang tampak terlukis pada ruang yang berada di atas lantai. Kalian perlu ketahui dalam garapan tari desain yang satu dipadukan dengan desain yang lain, sehingga perpaduan tersebut selain menimbulkan kesan artistik juga memberikan kesan emosional yang khas. Ada 19 desain atas yang akan dijelaskan di bawah ini, namun untuk memudahkan penjelasan desain-desain tersebut dilihat dari satu arah penonton yaitu dari depan. Desain-desain tersebut adalah :

1). Desain Datar

Penonton melihat badan penari dalam postur yang hampir tanpa perspektif.

2). Desain Dalam

Penonton melihat gerak penari dalam perspektif yang dalam yaitu anggota-anggota badan ditempatkan ke arah up stage dan down stage.

3). Desain Vertikal

Sebuah garis gerak ke atas dan ke bawah atau sebaliknya.

4). Desain Horisontal

Garis gerak yang melintang (horisontal).

5). Desain Kontras

Sebuah postur yang menggarap garis-garis bersilang pada tekukan- tekukan yang berlawanan dan mengandung satu kontinuitas garis dalam posisi.

6). Desain Murni

Sebuah postur tanpa garis-garis yang kontras.

7). Desain Statis

Pose statis, tetapi bergerak.

8). Desain Lurus

Desain yang menggunakan garis-garis lurus pada anggota badan.

9). Desain Lengkung

Sebuah postur, anggota badan dan badan dilengkungkan.

10). Desain Bersudut

Sebuah postur, anggota badan dan badan ditekuk menyudut.

11). Desain Spiral

Sebuah postur atau gerak anggota badan melengkung sekeliling

garis badan tengah.

12). Desain Tinggi

Ruang gerak dari dada penari ke atas.

13). Desain Medium

Ruang gerak antara bahu penari dan pinggang.

14). Desain Rendah

Ruang gerak yang terletak dari pinggang penari ke bawah.

15). Desain Terlukis

Sebuah garis yang dilukiskan di udara oleh satu bagian dari badan (satu prop), dan garis yang dihasilkan nampak lebih jelas dari anggota badan yang melukis.

16). Desain Garis lanjutan

Garis yang terlukis di udara di luar jangkauan badan penari.

17). Desain Garis tertunda

Garis yang terlukis di udara oleh rok panjang, rambut, atau sebuah property atau perlengkapan yang tidak punya nafas sendiri tetapi terkontrol oleh penari melalui kemauan yang sadar.

18). Gerak asimetris

Gerak yang disusun terdiri atas gerak-gerak yang tidak memiliki keseimbangan atau sebangun, baik ruang maupun desainnya.

19). Gerak Simetris

Gerak yang disusun terdiri atas gerak-gerak yang sebangun, baik ruang maupun desainnya.





  1. Musik/Iringan Tari

Aspek yang berkedudukan sebagai partner tari dan tidak boleh ditinggalkan adalah musik/iringan tari . Apabila elemen dasar tari adalah gerak dan ritme, maka elemen dasar musik adalah nada, ritme dan melodi. Musik/iringan tari dapat dibagi dua yaitu musik internal dan musik eksternal. Musik internal adalah musik yang ditimbulkan atau dihasilkan dari diri penari sendiri, misalnya tepukan, teriakan, hentakan kaki, nyanyian, dsb. Sedangkan musik eksternal adalah musik yang ditimbulkan dari luar diri penari. Lebih lanjut fungsi musik di dalam tari dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu 1) musik sebagai pengiring, adalah musik yang disajikan sedemikian rupa sehingga tari dalam hal ini sangat mendominasi musiknya. Penampilan dinamika musik sangat ditentukan oleh dinamika tariannya. Dalam hal ini musik menyesuaikan dengan kebutuhan tariannya. Musik sebagai pengiring tari biasanya tari ada lebih dahulu dan musik menyesuaikan tarinya. 2) musik sebagai pengikat tari, adalah musik yang dibuat sedemikian rupa sehingga mengikat tarinya. Dalam hal ini tari selalu menyesuaikan dengan bentuk atau pola musiknya. Pada umumnya musik ada lebih dahulu baru kemudian tarinya menyesuaikan dengan musik yang ada. Musik sebagai pengikat tari dapat dijumpai dalam musik tari tradisional klasik. 3) musik sebagai ilustrasi tari adalah musik tari yang dalam penyajiannya hanya bersifat ilustrasi, dalam arti hanya sebagai penopang suasana tari. Dalam hal ini tidak ada saling mengikat atau saling ketergantungan antara musik dengan tarinya. Musik dan tari berjalan sendiri-sendiri namun bertemu dalam satu suasana. Jadi gerak tari tidak terikat aturan musiknya, demikian juga musik tidak terikat oleh aturan gerak tari. Dalam penampilannya musik tari bisa bersifat ritmis, melodis atau mungkin sifat lainnya, misalnya dalam musik tradisional seperti arang-arangan dalam tari Betawi.


  1. Desain Dramatik

Desain dramatik dari sebuah komposisi tari adalah tanjakan atau mulai menaiknya emosional, klimaks dan jatuhnya keseluruhan.

1). Bagian awal

Susunan gerak-gerak yang merupakan introduksi dari suatu bentuk tari.

2). Bagian kekuatan yang merangsang gerak

Kekuatan yang merangsang gerak merupakan bagian kelanjutan dari introduksi suatu tari, gerak ini dibentuk atas stimulus gerak bagian awal.

3). Bagian perkembangan

Perkembangan dalam dramatik komposisi tari merupakan proses menaiki suatu klimaks dalam komposisi tari.

4). Bagian klimaks

Klimaks adalah bagian puncak dari suatu komposisi tari, biasanya klimaks merupakan gambaran dari adanya suatu konflik dalam tari.

5). Bagian penurunan

Setelah mencapai klimaks dalam komposisi tari akan mengalami penurunan, di mana proses ini merupakan tahap awal dari “ending” suatu tarian yang biasanya berlangsung cepat.

6). Bagian penahanan akhir

Saat akan mengakhiri suatu komposisi tari, sebelumnya melalui proses yang disebut dengan penahanan akhir, proses ini merupakan tahap penguatan untuk menuju akhir.

7). Bagian akhir

Bagian ini merupakan “ending” dari suatu komposisi tari.
D A. Permulaan

B. Kekuatan yang

Merangsan dari

C E gerak

C. Perkembangan

B F D. Klimaks

A G
E. Penurunan F. Penahanan akhir G. Akhir
Gambar 5.36. Desain dramatik dalam tari

f). Dinamika

Dinamika adalah cabang mekanis yang memberi efek-efek kekuatan

dalam menghasilkan gerak, sehingga dapat dilihat pada bagian

anatomis yang paling baik menggambarkan emosional.

1). Kekuatan

Mekanika dari kekuatan terletak pada kontrol fisik. Isadora Duncan menyatakan bahwa semua gerak yang ekspresif memiliki daya pada solar plexus (jaringan-jaringan energi pusat).

2). Desakan

Secara fisik, desakan adalah kekuatan, dorongan dalam gerak, artinya gerak yang dibentuk atas dasar desakan kekuatan emosional.

3). Dorongan

Dorongan dapat diartikan sebagai gerak yang dibentuk atas dasar kepekaan imajinasi, emosional maupun stimulus atau rangsangan lainnya.

4). Rangkaian Gerak

Adanya gerak penghubung atau sendi dari gerak bagian yang satu ke bagian gerak selanjutnya.

5). Stimulus

Gerak yang disusun karena adanya stimulus atau rangsangan, baik rangsang kinestetik, visual maupun audio berdasarkan pengamatan atau pengalaman pribadi, sehingga dapat mengekspresikan imajinasi individual, sehingga memberi kekuatan dan akan mendorong untuk bergerak secara emosional.

6). Timing (waktu gerak)

Gerak yang disusun berdasarkan pada accelerando (mempercepat) dan decresendo (memperlambat), sehingga akan nampak adanya gerak tersebut mengalun/lembut, kuat atau bertekanan dan patah-patah (stakato).

7). Level

Bagian yang akan ditonjolkan dalam mengekspresikan gerak melalui permainan bertingkat, yaitu gerak yang menggunakan level atas dan gerak level yang menggunakan level bawah.



Yüklə 3,94 Mb.

Dostları ilə paylaş:
1   ...   33   34   35   36   37   38   39   40   ...   45




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin