Konsorsium sertifikasi guru



Yüklə 3,94 Mb.
səhifə38/45
tarix06.08.2018
ölçüsü3,94 Mb.
#67442
1   ...   34   35   36   37   38   39   40   41   ...   45

g). Tema

Setiap tarian pada dasarnya memiliki tema akan tetapi ada pula yang tidak mempunyai tema, karena tarian tersebut semata-mata disusun berdasarkan pada pengungkapan emosional pribadi. Untuk itu suatu bentuk tari dapat dibedakan menjadi :

1). Bertema

Gerak-gerak yang dibangun seluruhnya mempunyai keterkaitan dengan tema yang ingin disampaikan penari kepada penonton.

2). Non-tema

Gerak yang dibangun semata-mata hanya mengungkapkan emosional pribadi tidak memiliki tema, bahkan cenderung pada gerak-gerak yang eksploratif.


h). Tata Busana

Pada mulanya pakaian yang dikenakan oleh penari adalah pakaian sehari-hari. Perkembangan berikutnya, pakaian tari telah disesuaikan dengan kebutuhan penyajian tarinya. Oleh karena itu di dalam penataan dan penggunaan busana tari hendaknya mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

1). Enak dipakai dan menambah daya tarik maupun perasaan pesona penonton

2). Sesuai dengan isi atau tema tari

3). Tidak mengganggu gerak tarinya

4) Harmonis dalam pemilihan atau perpaduan warna-warna serta memperhatikan efeknya terhadap tata cahaya.


i). Tempat Pentas

Untuk mempergelarkan karya tari diperlukan tempat pementasan apa pun bentuknya. Tempat atau gedung-gedung pertunjukan di Indonesia terbagi menjadi dua yaitu 1) bentuk pentas terbuka adalah tempat pertunjukan yang berada di luar gedung atau bangunan rumah, contohnya halaman, pendopo, lapangan, arena, dsb. 2) bentuk pentas tertutup adalah tempat pertunjukan yang ada di dalam gedung. Bentuknya pentas tertutup misalnya proscenium yaitu suatu bentuk pentas yang menggunakan bingkai panggung, dirancang tertentu untuk pertunjukan, baik pertunjukan tari, musik dan drama, misalnya Gedung Kesenian Jakarta (GKJ), Graha Bakti Budaya di Taman Ismail Marzuki Jakarta, Teater Tanah Airku di Taman Mini Indonesia Indah dan sebagainya.


j). Tata Lampu dan Tata Suara

Elemen komposisi tari yang terakir adalah penataan lampu/cahaya dan penataan suara. Tata lampu dan tata suara dalam teknik kerjanya tidak dapat dipisahkan dalam suatu pertunjukan, yang ke duanya berfungsi membantu kesuksesan pergelaran karya tari. Penataan suara dalam suatu pertunjukan harus mempertimbangkan besar-kecilnya gedung pertunjukan bila ingin memperoleh kualitas suara yang sesuai dengan konsep karya yang dikehendaki. Demikian juga penataan lampu dalam suatu pertunjukan bukan hanya sekedar sebagai penerangan semata, tetapi juga berfungsi untuk menciptakan suasana atau efek dramatik dan memberi daya hidup pada sebuah pertunjukan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung maksudnya adalah efek sinar atau cahaya dari lampu dapat memberi kontribusi pada suasana daramatik pertunjukan, sedangkan secara tidak langsung dapat memberi daya hidup pada busanannya, penarinya dan perlengkapan lain yang dipergunakan dalam pergelaran itu sendiri.


Sebuah penataan lampu yang baik bila memberikan kontribusi terhadap objek-objek yang ada di dalam pentas, sehingga semua yang ada di pentas tempat hidup mendukung sajian tari. Dalam penataan suara, dapat dikatakan berhasil bila dapat menjadi jembatan komunikasi antara pertunjukan dengan penontonnya artinya penonton bisa mendengar dengan baik dan jelas tanpa gangguan apapun.
PROSES GARAPAN TARI

Penggarapan Tari Melalui Berbagai Eksplorasi

Eksplorasi atau penjagagan merupakan proses berpikir, berimajinasi, merasakan dan merespon suatu objek untuk dijadikan bahan dalam karya tari jika kalian ingin memproduksi atau menata sebuah tarian kegiatan yang harus dimulai adalah eksplorasi. Proses kreatif yidak akan terjadi apabila pembentukan gerak lewat suatu eksperimen tidak dilaksanakan. Pada langkah coba ini pembentukan gerak diawali dengan melatih rangsang estetis terhadap berbagai sesuatu yang ada di sekitar kalian. Wujudnya bisa berupa benda, irama, cerita, tema, tentang kebesaran alam, keajadian, sikap-sikap pribadi, tingkah laku makhluk hidup, kesan yang ada pada benda mati, mendengarkan musik dsb yang berfungsi sebagai perangsang untuk kita mulai berkarya.


Rangsang dalam tari dapat berupa rangsang visual atau pandang, rangsang auditif atau rangsang dengar, rangsang gagasan, rangsang rabaan dan rangsang kinestetik.

  1. Rangsang Visual

Jika kalian mengamati suatu benda baik itu benda hidup maupun benda mati sebagai rangsang, ini disebut sebagai rangsang visual. Rangsang visual adalah sesuatu yang timbul dan benda yang kalian lihat. Rangsang visual dapat timbul dari pengamatan kalian terhadap patung, gambar, dll. Dari gambaran visual tersebut kalian bias mengamati dari aspek latar belakang, garis, tekstur, wujud, warna, fungsi, sudut pandang, ritme dll.

Sebagai awal dari kegiatan ini cobalah kalian memulainya dengan mengadakan eksplorasi terhadap salah satu objek yang menarik. Kalian amati aktivitas kehidupan anak remaja yang menginjak dewasa ketika mengungkapkan rasa syukurnya. Berdasarkan hasil pengamatan cobalah kalian ekspresikan ungkapan-ungkapan kegembiraan tersebut.



  1. Rangsang Auditif

Berbagai macam suara/bunyi-bunyian bisa kalian jadikan rangsangan dalam membuat suatu karya tari, yang termasuk rangsang dengar antara lain : musik iringan tari, musik-musik daerah, suara kentongan, lonceng gereja, suara deru mobil, suara-suara yang ditimbulkan oleh angin, suara manusia, suara hewan, dll. Dari suara tersebut cobalah kalian bergerak seirama atau bahkan bergerak dengan irama yang berlawanan.

Berdasarkan suara atau bunyi-bunyi yang ada di sekitar kalian, dapat dimanfaatkan dalam membuat karya tari. Hal tersebut juga sebagai rangsang dalam mencari dan menemukan gerak-gerak yang akan ditata dalam karya tari kalian.



  1. Rangsang Gagasan/Ide

Gagasan atau ide membantu kalian dalam berkarya tari. Jenis rangsang ini banyak digunakan oleh beberapa piñata tari dalam proses berkarya. Ide/gagasan bisa timbul dari berbagai hal, misalnya permainan, aktivitas anak remaja/dewasa, aktivitas petani, nelayan, dsb.

  1. Rangsang Kinestetik

Jika kalian mencoba membuat atau menata karya tari, kalian dapat menggunakan gerak atau frase gerak tertentu sebagai rangsang kinestetiknya. Gerak atau frase gerak tersebut dapat berasal dari gerak tari tradisional maupun gerak tari-tari kreasi baru atau modern. Sebuah karya tari bias tercipta menggunakan cara ini (lihat peta jarring laba-laba pada kelas 1 semester 2).

  1. Rangsang Peraba

Rangsang peraba merupakan rangsang yang juga dapat menghasilkan gerak yang dapat dipakai oleh piñata tari sebagai dasar pijakannya. Misalnya sentuhan halus dari bahan sutra, butiran pasir lembut pantai akan menghasilkan gerak-gerak yang sangat bervariasi, dan jika diolah akan menghasilkan karya tari tari yang bagus.

Setelah kalian memahami dan mencoba berimprovisasi gerak melalui rangsang, baik rangsang dengar/auditif, lihat/visual, ide maupun kinestetik, selanjutnya silakan kalian mencoba memproduksi suatu karya tari berdasarkan rangsang tersebut.

Eksplorasi dapat dilakukan melalui :


  1. Lingkungan alam

Lingkungan alam di sekitar kita dapat berupa pohon, bunga, gunung, lembah dan ngarai, laut, danau, hutan, benda hidup atau benda mati. Lingkungan ala mini dapat kalian amati dan dijadikan sebagai pijakan dalam berkarya tari.

  1. Eksplorasi melalui Binatang

Bermacam-macam binatang hidup dan berkembang biak di sekeliling kita dengan bentuk, karakter dan jenis yang sangat beragam pula. Ada yang hidup di darat, di air dan di udara. Binatang dapat diamati dari wujudnya, jenis, suara, tingkah laku, fungsi dan kegunaannya. Eksplorasi melalui binatang yang diamati dari tingkah lakunya seperti cara berjalan, makan, terbang, berenang, bercengkrama, dan sebagainya.

c) Eksplorasi melalui buku cerita

Buku cerita atau bacaan lainnya dapat memberikan sumber inspirasi dalam menemukan tema dan mengembangkan gerak. Kalian dapat melihat cerita bergambar/komik mauun cerita tidak bergambar. Temanya ada yang diangkat dari legenda, cerita rakyat, kepahlawanan, dongeng, hikayat, sejarah, dan sebagainya. Buku cerita ini ada yang berasal dari Indonesia seperti Malin Kundang (Sumatera), Cinde laras (Jawa), dan sebagainya atau di luar Indonesia seperti Cinderela, Putri salju, Sailor Moon, dan sebagainya.

Eksplorasi gerak melalui buku cerita ini dapat diamati dari temanya, suasana, jalan cerita, karakteristik tokoh yang ada dalam cerita tersebut, nilai moral yang ingin disampaikan dalam cerita tersebut.

d) Eksplorasi melalui Lingkungan Sekitar

Lingkungan sekitar dapat dijadikan sumber pijakan dalam membuat karya tari. Keadaan lingkungan sekitar yang sangat beragam dari kehidupan ini seperti watak atau pibadi, warna, ukuran, manfaat atau fungsinya dapat diamati di setiap ruang kehidupan misalnya kehidupan di jalanan, aktivitas sesorang ketika berada di ruang tamu, di dapur atau di halaman, keadaan dan kehidupan di suatu pesta dan sebagainya.


Penggarapan Tari melalui Improvisasi

Gerak hasil eksplorasi harus diaktifkan untuk menanggapi kesan-kesan yang telah diperoleh kemudian diproyeksikan dalam kebebasan bergerak. Improvisasi merupakan suatu kegiatan yang sangat menunjang dalam proses berkarya tari. Ciri khas dari kegiatan ini adalah gerakan-gerakan yang spontan. Menemukan gerak-gerak secara kebetulan adalah awal dari suatu pengembangan kemampuan refleksi tubuh. Dengan improvisasi akan hadir suatu kesadaran baru dari ekspresi gerak dan juga munculnya pengalaman-pengalaman yang pernah dipelajari. Latihan eksplorasi dapat memberikan kepekaan dalam menggarap, menemukan atau mencari motif gerak baru.


Improviasi dapat dilakuakn secara bertahap. Dimulai dengan gerak-gerak yang sederhana dari anggota badan, kemudian kembangkan gerak yang sederhana tersebut dengan berpindah tempat, bahkan dapat dilakukan dengan mengisi ruangan seperti berbeda arah hadap, tempo, level dan ritme.
Selanjutnya mulailah dengan mendengarkan musik, kemudian merespons musik tersebut dengan cara mengisinya yaitu dengan gerak-gerak spontan. Di samping itu dapat mencoba gerak dengan mengunakan alat, misalnya tongkat, selendang, kain, kipas, holahop dan sebagainya. Sentuhan tangan, kaki atau badan orang lain atau teman dapat digunakan ketika kalian berimprovisasi.
Kegiatan di atas dapat dilakukan secara berahap, pertama dengan melakukan I tempat, kemudian lakukan berpindah tempat, selanjutnya merespons musik, ditambah dengan menggunakan properti atau alat. Tahap selanjutnya mulai merasakan sentuhan dan kemudian meresponsnya.

Improvisasi dapat dilakukan melalui :




  1. Properti atau alat

Properti atau alat dalam tari digolongkan menjadi dua yaitu 1) alat yang menempel atau merupakan bagian dari busana penari (seperti selendang/ sampur, keris, rok panjang atau kain panjang, rambut yang tergerai panjang, dan sebagainya. 2) alat yang tidak menempel pada penari (seperti kipas, tongkat, kursi, panah, dan masih banyak lagi alat yang bias dijadikan alat untuk berekspresi.

Cara menggunakan properti harus mengenali dengan baik karakteristiknya, mulailah dengan memegangnya, kembangkan gerak dengan menggunakan property tersebut, lakukan gerak di tempat, berpindah tempat, permainan level, arah hadap bahkan mungkin respons antar penari atau tema lain dengan mempergunakan property yang sama.

Properti dalam tari memiliki fungsi yang berbeda-beda, ada yang digunakan sebagai senjata (seperti keris, kipas, tongkat panah, dsb) dan ada pula yang digunakan sebagai penggambaran suasana (seperti kain panjang sebagai gambaran laut, angina, dsb). Properti dalam tari dapat berfungsi sebagai iringan atau bagian dari iringan tari, misalnya rebana, kentongan, tifa, kastanyet dan lainnya.


  1. Suara Lingkungan

Suara lingkungan ang dapat digunakan sebagai kegatan improvisasi antara lain suara hujan, suara gemuruh angin, suara percikan dan air yang mengalir, suara petir. Suara-suara tersebut dapat merangsang kalian hanyut ke dalam suasana tertentu, sehingga gerak yang dilakukan larut dalam iramanya. Misalnya, di tepi pantai di malam gelap yang terdengar saat itu deburan ombak, kadang besar namun kadang kecil. Terdengar pula tiupan angin dan suara gesekan daun nyiur. Bayangkan suasana lingkungan tersebut, ada dan bagaimana gerak yang diekspresikan pada keadaan itu? Catat motif gerak yang dilakukan, lakukan bersama temanmu agar terjadi komunikasi gerak yang selaras dan saling merespons.

  1. Suara Musik

Musik sangat beragam, baik bentuk, sifat, fungsi, suasana bahkan jenis alatnya. Ada yang bernada diatonis dan ada yang bernada pentatonis. Musik daerah yang berkembang di Indonesia umumnya menggunakan musik pentatonis seperti : gamelan Jawa, gamelan Sunda, gamelan Bali, sedangkan musik dari daerah timur biasanya bernada diatonis.

Musik dapat menggambarkan suasana. Musik yang menggambarkan gembira biasanya ritmenya cepat dan bergairah, sedangkan musik menggambarkan suasana duka, sedih atau menderita biasanya mengalun lembut dan menyayat hati.

Kegiatan improvisasi dapat dilakukan melalui suara musik yang kita dengar, baik menggunakan musik tradisional maupun non tradisional, bahkan baik yang menggunakan vocal seperti lagu-lagu daerah maupun yang tanpa vocal. Sebelum kalian berimprovisasi kenali dulu jenis musiknya dan bagaimana suasana musik tersebut, perhatikan ritem dan tempo musik, kemudian lakukan gerak sesuai dengan suasana musik tersebut. Gerak yang dilakukan harus dirasakan benar-benar sesuai dengan suara musiknya yang ditimbulkan, jika musiknya bernada rendah dan mengalun maka gerak yang dilakukan mengalun lembut, apabila irama yang mengalun dengan nada tinggi dank eras maka gerak yang dilakukan dapt berupa hentakan-hentakan yang dinamis. Atau sebaliknya gerak yang dilakukan melawan irama musiknya.


  1. Bermain Peran

Bermain peran dapat dilakukan secara monolog atau dialog. Berimprovisasi melalui bermain peran harus memperhatikan beberapa unsur, seperti berbicara dan memainkan ekspresi wajah.Improvisasi dengan bermain peran harus dilakukan hati-hati karena akan menggiring pada gerak-gerak pantomim. Apabila bermain peran dengan dialog, ada peran protagonis atau antagonis. Improvisasi dengan bermain peran akan lebih banyak menggunakan kata-kata daripada geraknya. Improvisasi bermain peran dapat mengambil cerita yang sudah ada, bias juga yang dibuat sendiri dengan teman-teman kalian dalam satu kelompok. Gunakan ekspresi wajah untuk memperjelas perwatakannya dan juga maksud yang ingin disampaikan.
Forming atau Pembentukan

Dari kegiatan improvisasi akan menghasilkan perbendaharaan gerak, maka segera lakukan pemilihan gerak yang sesuai dengan ide. Pada tahap forming atau pembentukan ini mula-mula lakukan seleksi atau evaluasi gerak dengan memilih dan memilah gerak-gerak yang sudah ada kemudian sesuaikan dengan ide garapan. Gerak-gerak yang sudah diseleksi atau dievaluasi digabungkan menjadi suatu kesatuan yang utuh. Pada tahap ini juga dilakukan penggabungan antara gerak dan musik pengiring tari. Penggabungan antara gerak dan musik tari memerlukan waktu untuk penyesuaian dengan karakter dan atau suasana yang dibutuhkan dalam gerak tari.



KOMPOSISI KELOMPOK

Sebuah kelompok tari bisa disajikan secara tunggal, berpasangan dan kelompok. Komposisi tari tunggal dan berpasangan, lain sekali cara penggarapannya dengan komposisi tari kelompok. Apabila dalam tari tunggal elemen-elemen komposisi seperti desain lantai, desain atas, desain musik, desain dramatic, dinamika merupakan elemen-elemen yang harus ada, maka untuk komposisi kelompok masih memerlukan satu desain lagi yaitu desain kelompok.

Ada 5 desain kelompok yaitu :


  1. Union atau serempak yaitu penataan geraknya dilakukan secara rampak atau bersama-sama

  2. Balanced atau berimbang yaitu penataan posisi penari di atas pentas yang menimbulkan kesan ruang yang berimbang

  3. Alternate atau selang-seling yaitu pola yang menunjukkan posisi penari pada kedudukan yang berselingan.

  4. Canon atau bergantian yaitu penataan sebuah pola gerak yang dilakukan secara bergantian atau susul menyusul

  5. Broken atau terpecah yaitu pola penataan dimana penari terbagi atas kelompok-kelompok dengan gerakan yang berbeda.


ORGANISASI SENI PERTUNJUKAN

Organisasi seni yang kegiatan seninya terbatas atau sedikit tentu membutuhkan pengetahuan manajemen yang berbeda dengan organisasi yang kegiatan seninya beragam. Demikian juga organisasi seni yang kegiatan dan lingkup fungsi menajemen hanya produksi saja, tentu membutuhkan pengetahuan manajemen yang berbeda dengan organisasi yang kegiatnnya lebih variatif dan telaah mencakup semua fungsi menajemen.


Berdasarkan pandangan tersebut, maka pengklasifikasian organisasi seni pertunjukan untuk kepentingan manajemen dapat dilihat dari aspek fungsional manajemen. Pada organisasi seni pertunjukan aspek fungsional manajemen cenderung mengkhususkan atau memfokuskan diri pada satu fungsi manajemen, misalnya kegiatan produksi saja dan sedikit melakukan kegiatan pemasaran.
Apabila dilihat dari jenis kegiatan seni pertunjukannya, maka dapat dirinci atas dasar jenis standar yang biasanya digelar dalam bentuk pergelaran terjadwal dan jenis seni yang digelar atas dasar pesanan atau permintaan. Di sekolah hal ini dapat dilakukan melalui kegiatan assembly yang jadwalnya telah diatur sekolah, misalnya per semester atau per tiga bulan, demikian pula jenis pertunjukan biasanya diatur berdasarkan minat siswa atau muatan lokal sekolah.
Organisasi seni pertunjukan yang baru memulai kegiatannya biasanya akan berkonsentrasi atau memfokuskan diri pada salah satu bidang seni yang dipergelarkan, dipentaskan atau dipamerkan. Tuntutan untuk menghasilkan suatu karya seni yang bermutu tentu membutuhkan dukungan antara lain kualitas kostum, tata rias, alat musik dan peralatan terkait lainnya.Untuk itu diperlukan akses sumber daya manusia yang baik.
Keterlibatan sumber daya manusia atau tenaga pengelola yang menjalankan organisasi seni pertunjukan dapat dikelola langsung oleh koreografer itu sendiri dan para pendukungnya.
Manfaat Berorganisasi dalam Seni Pertunjukan

Berkesenian dapat dilakukan secara individu, misalnya menari, membaca puisi, menyanyi solo, bermain musik solo atau berpantomim. Banyak seniman yang berhasil dan terkenal karena berkesenian secara individu. Namun demikian akan lebih baik hasilnya jika dilakukan berkelompok atau memang harus berkelompok, misalnya teater, drama, sinetron, ketoprak atau band, orkestra.


Ditinjau dari apek non kesenian pembentukan grup atau organisasi dinilai dapat memberikan manfaat lebih besar kepada pencapaian tujuan jika dibandingkan dengan yang dilakukan secara individual. Tuntutan untuk membentuk organisasi akan lebih besar jika orang-orang yang terlibat memiliki misi besar yang sulit untuk dicapai tanpa kerja sama, misalnya merevitalisasi dan melestarikan jenis seni pertunjukan tertentu atau meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap suatu jenis kesenian.
Manfaat Manajemen dalam Seni Pertunjukan

Banyak organisasi seni pertunjukan yang sangat bagus dari aspek artistic. Namun, karena organisasi itu tidak dimenajemeni dengan baik akhirnya bubar. Permasalahan-permasalahan tersebut merupakan aspek nonartistik atau aspek manajemen yang kuang mendapat perhatian dari para seniman seni pertunjukan. Pimpinan grup juga sering bekerja sendiri, seperti menulis naskah, mencipta lagu, mencipta aransemen musik, mengurus pemasaran kontrak, mengolah keuangan atau mengurus pengadaan property dan akomodasi, padahal kemampuan non artistiknya sangat minim. Akibatnya aspek artistik menjadi kurang mendapat dukungan, anggota tidak senang dan penonton mendapat suguhan karya yang kurang berkualitas dan tidak disiapkan dengan baik. Di lain pihak kita dapat menyaksikan berbagai pentas yang sangat berhasil dilihat dari segi kualitas, kelancaran kegiatan dan banyaknya penonton.



Organisasi dan Manajemen Seni Pertunjukan

Organisasi merupakan sekelompok orang yang sepakat bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Karya seni dihasilkan oleh organisasi seni pertunjukan melalui suatu proses. Proses untuk mementaskan karya teater misalnya dimulai dari penulisan scenario, casting, pelatihan, pencarian tempat pentas, penataan panggung, penataan cahaya, penyediaan kostum dan property, promosi, dan sebagainya. Dalam proses tersebut dimanfaatkan input-input seperti pemain, dana, sarana dan prasaran dan property. Jadi pada dasarnya oragnisasi seni pertunjukan memproses input menjadi karya seni untuk dapat dinikmati oleh anggota organisasi sendiri atau oleh kelompok masyarakat yang menjadi target penonton atau pengunjung.


Oleh karena organisasi seni pertunjukan berkeinginan agar karya seni yang dihasilkan juga dinikmati oleh masyarakat, maka perlu diperhatikan kebutuhaan dan minat masyarakat. Walaupun pada akhirnya organisasi seni pertunjukan berkewajiabn mendidik dan meningkatkan apresiasi seni masyarakat. Walaupun pada akhirnya organisasi seni pertunjukan berkewajiban mendidik dan meningkatkan apresiasi seni masyarakat. Di lain pihak organisasi seni pertunjukan juga perlu berinteraksi dengan pihak lain dalam pengadaan input yang dibutuhkan seperti dengan pemilik sound system, pemain yang bukan angota organisasi, penyedia gedung pertunjukan, dan sponsor. Bahkan sering terjadi sebuah organisasi seni pertunjukan berkolaborasi dengan organisasi seni pertunjukan lain untuk menghasilkan suatu karya seni. Jadi ternyata organisasi seni pertunjukan itu tidak dapat menutup diri. Ia merupakan suatu subsistem dari suatu system kebudayaan yang ada dalam masyarakat.
Selain perlu memperhatikan aspek lingkungan yang bersifat langsung seperti penonton, sponsor, organisasi seni pertunjukan lain, organisasi seni pertunjukan juga perlu memperhatikan faktor-faktor lain yang bersifat tidak langsung, seperti factor sosial masyarakat, dan perkembangan teknologi. Faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi kondisi dan perkembangan seni pertunjukan yang kemudian berpengaruh pada kondisi dan perkembangan organisasi seni pertunjukan.
Manajemen akan membantu organisasi seni pertunjukan untuk dapat mencapai tujuan dengan efektif dan efesien. Efektif artinya dapat menghasilkan karya seni yang berkualitas sesuai dengan keinginan senimannya atau penonton. Efesien berarti menggunakan sumber daya secara rasional dan hemat, tidak ada pemborosan atau penyimpangan.
PERGELARAN KARYA TARI

Suatu kegiatan pergelaran dapat dilaksanakan di sekolah maupun di luar sekolah Penyelengaran pergelaran di sekolah biasnya terkait dengan bentuk hasil karya studi yang dihasilkan dari proses belajar mengajar di sekolah, baik yang berupa tugas-tugas intakuriler maupun ekstrakurikuler. Kegiatan pergelaran di sekolah biasanya dilaksanakan di setiap akhir semester atau akhir tahun, tetapi dewasa ini banyak sekolah yang menyelenggarakan pergelaran sebagai kegiatan refreshing yang dilaksanakan setiap tiga bulan sekali yang lebih dikenal dengan assembly. Pergelaran atau juga pameran diselenggarakan di sekolah merupakan kegiatan untuk mempertunjukan hasil karya dan prestasi siswa dalam bidang seni tari, seni musik, seni rupa atau teater.


Ada beberapa manfaat dalam kegiatan pergelaran atau pameran di sekolah yaitu 1) menumbuhkan dan menambah kemampuan siswa dalam memberi apresiasi terhadap karya orang lain, 2) menambah wawasan dan kemampuan dalam memberikan evaluasi karya secara lebih objektif, 3) melatih kerja kelompok (bekerja sama dengan orang lain), 4) mempertebal pengalaman social, 5) melatih siswa untuk bertanggung jawab dan bersikap mandiri, 6) melatih siswa untuk membuat suatu perencanaan kerja dan melaksanakan apa yang ingin direncanakan, 7) membangkitkan motivasi dalam berkarya seni, 8) sebagai sarana untuk penyegaran bagi siswa dari kejenuhan belajar di kelas, dan sebagainya.
Yüklə 3,94 Mb.

Dostları ilə paylaş:
1   ...   34   35   36   37   38   39   40   41   ...   45




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin