Penyajian wajar pada kas


Catatan Harian – 19, Merancang Jadual Membuat Buku Induk Inventaris



Yüklə 324,63 Kb.
səhifə2/5
tarix22.08.2018
ölçüsü324,63 Kb.
#74280
1   2   3   4   5

Catatan Harian – 19, Merancang Jadual Membuat Buku Induk Inventaris

Melihat hasil kerja Pengurus Barang Dinas Pendidikan yang telah membangun sistem administrasi barang milik daerah yang sudah relatif seatle. Pekerjaanku hanya tinggal menyempurnakan apa yang masih kurang. Kekurangan yang kalau dikatakan sedikit ya tidak sedikit. Dikatakan banyak ya tidak terlalu banyak juga.

Sekarang yang penting aku harus menyeragamkan database aset semua SKPD. Tinggal menerapkan apa yang telah dilakukan Dinas Pendidikan ke semua SKPD. Pakai model aplikasi Dinas Pendidikan untuk semua SKPD yang ada.

Action.................action, hari ini kubuat jadual :


  1. Minta data file aset seluruh SKPD dalam bentuk softcopi (data per 31 Desember 2011) hingga 21 Mei 2012.

  2. Penyampaian hasil temuan BPK kepada Kepala SKPD dan klarifikasi atas kompetensi petugas pengurus barang dan penyimpan barang dengan menghadirkan Bapak Bupati pada tanggal 21 Mei 2012.

  3. Pengolahan data inventarisasi aset dari seluruh SKPD mendasar atas temuan BPK direncanakan tanggal 22 Mei – 1 Juni 2012

  4. Klarifikasi data ke SKPD bersama Irda (SATGAS WTP) pada 4 – 15 Juni 2012.

  5. Finalisasi data aset sesuai arahan temuan BPK pada tanggal 18 – 22 Juni 2012

Look : Jadual dibuat untuk dikerjakan.


Catatan Harian – 20, Menunjuk Siapa Berbuat Apa

Di ruang kerjaku yang berukuran 3 x 3 m hari ini penuh dengan tim work yang akan kuajak untuk menyelesaikan database aset. Semi komando ala militer namun tetap membuka komunikasi dua arah kutetapkan siapa harus berbuat apa.

Ada 41 SKPD, 12 UPTD Paud dan Dikdas, 8 TK, 286 SD, 35, SMP, 10 SMA, 6 SMK, 23 Puskesmas, ......

Harus dibuat data inventaris yang sama.............

Mbak Nurwati, Mbak Riyan, Pak Sudiantoro, Mbak Nining dibantu teman – teman PKL baik dari STAN, SMA dan SMK dikerahkan untuk menyelesaikan tugas.

“Laksanakan Tugas sebaik – baiknya, ingat tidak ada uang lembur, tidak ada honor, tidak ada SPPD........... Lakukan semuanya dengan membayangkan bahwa gaji yang diterima di awal bulan sebagai imbalan atas pekerjaan kalian. Semoga Sang Pemberi Imbalan memberikan ganti yang lebih baik. Amin”. Demikian sambutan Kepala Bidang Aset yang Serba Terbatas.

Tapi dalam hatiku kuberkata bahwa aku akan selalu membayangi dan memback-up apa yang kalian kerjakan. Tugas dapat kudelegasikan tapi tanggung jawab ada di pundakku.



Petunjuk : Tim harus dimotivasi untuk mencapai goal.

Catatan Harian – 21, Menyiapkan audiensi

Hari ini tidak kemana – mana, tidak blusukan ke SKPD seperti hari – hari sebelumnya. Hari ini kusiapkan rencana kerja yang akan kupaparkan besok pagi dihadapan Bupati dan Kepala SKPD se Kabupaten Kulon Progo.

Siang hari diskusi dengan Kepala Dinas untuk meminta masukan dan pengarahan................ Sore menjelang pulang paparan sudah siap.



Kata simpei : Lebih baik mandi keringat saat berlatih daripada mandi darah saat pertarungan.

Catatan Harian – 22, Audiensi dengan Bupati

“Pak Taufiq ternyata lebay juga”. Kata – kata itu masih terngiang dalam kepalaku. Sebaris kata yang sangat bermakna bagiku sebagai suplemen tambahan untuk menata aset mulai hari ini. Tadi siang merupakan langkah kongkritku untuk menyampaikan rencana kerja yang harus kulakukan. Rencana yang kusampaikan dihadapan Bupati, Wakil Bupati, Sekda, Asda III, Ka Irda dan semua Kepala SKPD di lingkungan Pemkab Kulon Progo yang menandakan bahwa komitmen untuk menyelesaikan asset cukup besar.

Tapi setelah orasi menyampaikan rencana kerja yang mungkin tidak masuk akal (bisa kalau dipaksa untuk dimasukkan dalam akal), malamnya kumerenung dalam kesendirian. Apa mungkin?...............

Ada 2 agenda besar yang kujanjikan pada forum tadi siang. Yang pertama penyusunan database aset seluruh SKPD. Yang kedua penyusunan draft regulasi kebijakan akuntansi aset. Kenapa berat? Karena tanggal 28 Juni atau satu bulan lebih seminggu kedua janji tersebut sudah harus kuselesaikan.

Tapi setelah kumerenung dalam keheninganku, muncul kesimpulan bahwa harus begitu untuk menata asset. Harus ada target output dan target waktu. Harus optimis untuk menyelesaikan permasalahan aset yang sudah menjadi penyakit yang kronis.

Permasalahan ini harus tuntas agar di akhir tahun 2012 nanti dapat predikat wajar….………………. Opo iso? Ya harus bisa dan diusahakan. Tidak ada masalah yang tidak ada solusinya. And never give up…………

Menata asset yang rumit ibarat menata batu – batu taman yang tadi siang sampai malam kususun sehingga membentuk mozaik yang indah…. (Menurutku dan istriku tentunya). Satu persatu batu disusun secara rapi, dinjak pelan – pelan sehingga tertanam dalam cairan semen untuk menutupi permukaan tanah yang selama ini selalu tumbuh rumput yang harus kusiangi sepanjang bulan. Menyelesaikan permasalahan asset mungkin dapat dibaratkan seperti itu…. Harus telaten, sabar dan istiqomah…… dan jangan pernah mengeluh. Kecuali pada Tuhan yang Maha Menata………..



Jangan Lupa : Buat target output – buat target waktu – laksanakan – sabar – terus menerus (tiada hari tanpa menata aset).

Catatan Harian – 23, Cari Data di Lapangan

Pak, biasanya SKPD itu kalau dimintai data tidak segera merespon. Kita seringkali agak disepelekan kalau minta data ke SKPD. Menurut Bapak bagaimana?” tanya rekan sejawatku pagi ini.

“Lha, apa surat menyurat sudah disampaikan?”, tukasku.

“Sudah pak, minggu kemarin............. tapi data yang masuk baru beberapa SKPD...........”, jawabnya.

“Apa pernah kita minta data dengan cara “blusukan” kayak Jokowi di Solo?” tanyaku.

“Belum pak...............”, jawabnya.

“Dah gini aja, ...... gimana kalau saya dan beberapa teman sekarang jalan – jalan ke SKPD, ngambil data ke pengurus barang.............. sekalian saya mau kenalan secara face to face dengan mereka”, simpulku di akhir diskusi.

Singkat cerita hari ini kami mendatangi Dinas Pemberdayaan, Dinas Pariwisata dan Dinas Kepenak............

Lelah tapi puas, karena semua data dalam bentuk softcopi telah diperoleh.



Harus dilakukan : Turun ke bawah tidak sekedar jargon.

Catatan Harian – 24, Briefing Kepala Dinas

Bidang aset yang dulu dikenal dengan Bagian Perlengkapan bukanlah unit kerja yang elit. Bukan pula unit kerja yang diminati oleh pegawai negeri sipil di negeri The Jewel of Java. Sebuah bidang yang tidak memiliki nilai tawar yang tinggi dan bergengsi. Tapi sekarang menjadi bidang yang menjadi sorotan banyak pihak karena masalah yang dihadapinya. Ternyata perlu penanganan langsung.

Hari ini kuminta atasanku memberikan motivasi pada semua personil dibawah komandoku. Kuminta beliau memberikan semangat dan menyampaikan kepada semua stafku, bahwa ditangan merekalah perubahan akan terjadi.

Dan akhirnya semua berjalan ................... Semua kru Bidang Aset mendukung apa yang disampaikan beliau serta akan “loyal” terhadap program yang kurencanakan.

Clue : Semua harus tahu apa yang ditargetkan.

Catatan Harian – 25, Sekarang kamu pembantu Bupati

Pak saya dulu hanya penjaga SD, tugas saya hanya menyapu halaman, kelas dan menyiapkan minuman untuk guru – guru. Saya tidak punya pengalaman selain itu pak”, ungkap salah seorang stafku di suatu pagi padaku.

“Semua hal bisa dipelajari............ asal kamu mau. Yang penting sekarang kamu tanamkan dalam hati yang paling dalam bahwa kamu sekarang bukan penjaga SD lagi. Kamu sekarang adalah pembantu Bupati yang harus paham betul tentang aset. Kamu harus ngerti aturan tupoksimu. Baca tugas pokok dan fungsi yang diemban atasan langsungmu,”kataku sambil mencari file tugas pokok dan fungsi dalam netbook-ku. Nih, lihat ........... pada uraian tugas yang pertama ditulis adalah Mempelajari peraturan perundang – undangan, kebijakan teknis, pedoman dan petunjuk pelaksanaan serta bahan lain yang berkaitan penilaian dan optimalisasi kekayaan”, kataku sambil menunjukkan uraian tugas padanya. “Sekarang pelajari tupoksi, baca Permendagri 17 Tahun 2007 sebagai kitab suci menatausahakan aset”, lanjutku.

“Siap pak”, jawabnya. “Eh, eh tunggu dulu ..... jabatanmu sekarang apa?” mengingatkannya. “Staf pak .............. eh pembantu bupati yang harus paham tentang aset pak”, ralatnya sambil tersenyum simpul.

Perlu diingat : Memposisikan staf pada tempatnya akan mendapat hasil yang maksimal.


Catatan Harian – 26, Kebersihan ruangan awal penataan aset

Hari Jum’at ini seluruh personil aset yang seluruhnya alumni IPB, bukan yang Bogor lho - IPB versi Pak Kasno teman baruku adalah Ikatan Pemulung Berseragam, memakai baju kaos tak lupa memakai masker penutup hidung. Hari ini kami semua membersihkan ruangan dan membuang barang – barang yang tidak berguna.

Siang hari pekerjaan selesai dan ditindaklanjuti dengan rapat Baperbakas – Badan Pertimbangan Barang Bekas. Keputusan rapat : kertas yang tidak terpakai segera dipertimbangkan.


Notes : Ruangan tertata – administrasi tertata.

Catatan Harian – 27, Pak Sekda on the spot

Didampingi Pak Sekda, eh.... maksudnya saya, hari ini saya mengajak Pak Sekda, Asek III dan Bapak Inspektur mendatangi Dinas Pariwisata, Badan Pemberdayaan dan Dinas Perhubungan. Agenda ini memang sengaja kurancang tidak formal. Tidak ada pemberitahuan resmi kepada SKPD, hanya sekedar telepon dan sms.

Kehadiran Pak Sekda untuk mengklarifikasi tentang pengelolaan barang milik daerah yang selama ini hanya diketahui oleh Pengurus Barang, agak memberikan kesan lain bagi pengurus barang.

Pengurus barang yang selama ini kurang mendapat perhatian dari Kepala SKPD menjadi pusat perhatian yang lebih dari jajaran pimpinan struktural. Pengurus barang yang selama ini dianggap kurang bergengsi dibanding tugas fungsi lain, hari ini menjadi pusat perhatian yang harus dibantu pekerjaannya. Tidak sendirian lagi tapi didampingi oleh Kepala SKPD.

Rembember : Perhatian dari pucuk pimpinan akan mendapat sambutan yang berbeda dari pengurus barang.


Ke – 28, Buku Inventaris 3 tahun yang lalu

Hari ini diundang Dinas Kesehatan untuk membahas masalah data barang milik daerah Dinas Kesehatan dan Puskesmas dibawah koordinasinya. Setelah mencermati data aset yang disajikan ternyata Buku Inventaris terakhir yang dibuat pada tahun 2009. Jadi sudah 3 tahun yang lalu buku tersebut dibuat.

Selama ini laporan semesteran dibuat hanya mendasar laporan mutasi yang tidak didukung buku inventaris dan kartu inventaris barang A – F.

Saya janji akan mengambil langkah berikutnya setelah semua data file aset dinas kesehatan dibuat dalam file excell versi bidang aset.

“Lha, ini pak adminsitrasi yang saya punya, warisan dari pengurus barang yang lama”, kata pengurus barang dinas, ketika ku mau pamit.



Hanya bisa bilang : pergantian jabatan semestinya di tindaklanjuti dengan serah terima data.


Catatan Harian – 29, Ambulan malang

Ternyata ada lagi yang perlu kucatat dari Dinas Kesehatan, ada mobil ambulan yang mengalami kecelakaan sangat lama sekali belum dilakukan eksekusi penghapusan aset.

Dengan alasan administrasi dan susahnya proses penghapusan mobil tersebut mangkrak selama bertahun – tahun dalam garasi yang sudah mirip gudang tak terpakai.

Aku harus segera mencari tahu, apa yang terjadi..................

Catat : Semakin kedalam semakin rumit kelihatannya.

Catatan Harian – 30, Korban kebakaran

Kesimpulan rapat TPTGTR yang di ruang Asek III mengambil kesimpulan bahwa kebakaran yang terjadi atas puskesmas pada tahun 2009 yang dikarenakan kelalaian petugas akan dikonsultasikan kepada BPK. Luar biasa.............. kasus 2009 baru diupayakan penyelesainya tahun ini.

Sifat kita : Menunda dan tidak langsung menuntaskan masalah.

Catatan Harian – 31, Dosa masa lalu

Ada keluhan kecil dari salah seorang pengurus barang sebuah kantor di lingkungan pemkabku. Dia menyampaikan bahwa jumlah nilai barang pada KIB B tidak sama dengan yang ada pada rekapitulasi buku inventaris. Kok bisa begitu. Ternyata pada saat menghitung jumlah KIB, dia menghitungnya dengan kalkulator. Sehingga ada barang yang kemungkinan dihitung lebih dari sekali. Sehingga ada selisih lebih kurang 8 jutaan.

Hal ini sudah terjadi lebih dari dua tahun. Pembuatan laporan telah didukung dengan buku inventaris. Tapi lebih catat dari yang seharusnya.

Tidak berani merevisi. Dan dibiarkan saja selama ini terjadi.

Keyword : Ternyata akuntansi itu menjadi momok seperti pelajaran matematika.

Catatan Harian – 32, Narasumber gratis

Kepepet dan menjadi kreatif adalah dua kata yang enak untuk disandingkan. Harus menyelesaikan masalah aset yang jadi kendala WTP , harus pula diikuti cara paling jitu untuk mengatasi masalah tersebut.

Kuundang narasumber gratis dari PSEKP UGM – sesama alumni Universitas Brawijaya Malang – (kera ngalam ker). Kuundang pula Kadinas, Sekdinas, Kabag Keuangan, Kepala Bidang - Kepala Bidang di lingkungan DPPKA dan seksi - seksinya, Irda, dan Pengurus Barang Dinas Pendidikan yang diundang khusus.

Kesimpulannya adalah : Wajar Tanpa Pengecualian adalah Hak bagi seluruh pemerintah daerah yang menjalankan fungsi kepemerintahannya. Wajar Tanpa Pengecualian dapat diraih dengan sebuah upaya melaporkan setiap akun dalam laporan keuangan daerah dengan apa adanya. Bukan ada apanya. WTP harus diupayakan dengan sepenuh hati dengan mengacu pada SAP dan melaksanakan SPIP dengan baik.

Begitu sederhana, tapi tidak sesederhana pada saat implementasi...............



Perlu dicatat: Miskin harus kreatif (kereaktif, bahasa Jawa kere : miskin)

Catatan Harian – 33, Pengurus Barang Tidak Berdosa

Seorang pengurus barang disalah satu dinas hari ini menemuiku dengan wajah yang memelas. Dia bercerita bahwa dia telah dituduh atasannya menghilangkan catatan barang senilai 1,4 M. Dia bersumpah bahwa dia tidak pernah menghapus data dari buku inventaris. Selama ini dia hanya menambah catatan pada buku inventaris apabila ada pengadaan baru. Dan mengurangi catatan apabila ada SK Penghapusan.

Setelah kuamati dan kucermati buku inventaris dan KIB yang dibuat memang ada perbedaan dengan laporan mutasinya. Segera kuminta stafku menghitung jumlah dari KIB dan Buku Inventaris yang dibuat. Ternyata ada jumlahnya memang berbeda dengan jumlah yang tercantum dalam laporan mutasi.

Selanjutnya kuminta penjelasan padanya dan kudapat penjelasan sebagai berikut: “Pak, saya jadi pengurus barang sudah tiga tahun yang lalu, data ini ya saya terima dari pengurus barang yang lama. Saya ndak pernah menghapus catatan dalam buku inventaris, kecuali yang sudah ada SK Bupati-nya. Benar pak saya ndak pernah menghapus......... ,” ungkapnya dengan terbata – bata. Kutenangkan ibu karena dengan tiba – tiba dia langsung ingin diganti saja jadi pengurus barang. “Saya kapok pak, tanggung jawabnya besar, selalu disalahkan terus kalau ada pemeriksaan, atasan tidak mau tahu kesulitan saya sebagai orang bawahan”, lanjutnya agak emosi.

Catat : Susah jadi pengurus barang – tanggung jawab besar – kompensasi tidak memadai – atasan tidak pernak melirik.

Catatan Harian – 34, Koordinasi dengan Pak Sekda untuk menerapkan aplikasi Pak Sudiantoro

Pemilihan sebuah alat atau sebuah aplikasi yang akan digunakan dalam penataan aset daerah akan sangat berpengaruh terhadap kebijakan yang ada atau yang akan dibuat ke depan. Pemilihan aplikasi excell yang mungkin bagi sebagian orang sangat sederhana juga pasti akan menimbulkan pro dan kontra. Kok bisa .... lha wong pekerjaan jelek aja dapat menimbulkan pendapat yang berbeda, apalagi ini saya anggap sebagai pekerjaan yang menurut saya cukup mulia.

Agar apa yang kurencanakan dapat dipahami dan direstui oleh pimpinan, hari ini kumenghadap Pak Sekda untuk berdiskusi dengan beliau agar ada satu bahasa. Satu bahasa ini sangat penting agar apa yang akan kujalankan dalam pembuatan database aset dapat berjalan lancar karena sudah mendapat restu dari pucuk pengambil kebijakan.

Sebelum keluar ruangan kusampaikan pada beliau bahwa beliaulah yang mempercayai saya tentang konsep KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) disaat semua pejabat meragukannya, sekarang beliau juga percaya bahwa aplikasi yang akan saya gunakan dapat implementatif.

Keyword : Oke Pak Taufiq Laksanakan, saya di belakang Anda.

Catatan Harian – 35, Menolak tugas yang akan membuat tidak fokus

Siang tadi namaku berubah jadi “Joyoendo” sebuah nama yang diberikan kepada orang yang suka menghindar dari suatu tugas atau pekerjaan. Sebuah tugas yang berawal dari disposisi untuk menarik dan mendistribusikan kendaraan dinas yang saya anggap akan memberikan polemik pada saat dieksekusi – saya tolak. Dalam bahasa militer ini dapat dikatakan disersi. Namun saya lakukan karena sekali lagi saya akan fokus membuat database aset dan penyelesaian administratif atas temuan BPK yang saya hadapi saat ini.

Ingat : Stay tune.




Catatan Harian – 36, Gugus Pengelola Aset

Wow keren komentarku saat Sang Desain Database menyampaikan keinginan untuk membangun sistem pelaporan dan koordinasi dalam rangka penatausaan aset di sekolah. Gugus Pengelola Aset ini dibentuk di tingkat UPTD (Kecamatan) yang mempunyai tanggung jawab melakukan koordinasi, membantu mendampingi penatausahaan aset di sekolah.

Kata kunci : Selalu ada yang baru bagi seorang pemikir.



Catatan Harian – 37, Tim Inti Tingkat Kecamatan

Ada lagi satuan kerja baru yang dibentuk oleh Dinas Pendidikan yang dikreasi oleh Pengurus Barang yang idenya selalu muncul. Tim Inti yang dibentuk merupakan orang – orang yang ditunjuk diantara pengurus barang di lingkup UPTD yang mempunyai kemampuan dan integritas lebih dari yang lain. Mereka bertugas untuk membantu penataausahaan aset dan persediaan dalam aplikasi yang diterapkan.

Kata Kabid Aset : Semakin diberi kepercayaan semakin banyak kreasinya.


Catatan Harian – 38, Audiensi dengan DPRD

Saya tunggu janjinya lho pak, kalau tidak jadi databasenya saya minta Kepala Bidangnya diganti,” ungkap salah seorang anggota DPRD saat aku presentasi dengan mereka. Hari ini aku diundang presentasi tentang langkah kerja yang akan kulaksanakan hingga akhir Desember 2012. Kujanjikan bahwa awal Juni 2012 seluruh data aset sebelum direkonsiliasi sudah jadi untuk semua SKPD di lingkungan Pemdaku.

Kata Lidah tak Bertulang : Janji adalah hutang yang harus dibayar.

Catatan Harian – 39, Koordinasi dengan Tim Irda

Semua database yang dibuat stafku dan aku juga kebagian menggarap beberapa puskesmas dan SKPD telah selesai. Namun setelah masuk dalam aplikasi database aset berbasis excell banyak sekali ketidaksesuaian antara data yang tercantum dalam neraca dengan data Buku Inventaris yang sudah dibuatkan. Untuk melakukan pengecekan sendiri ke seluruh SKPD dengan mengandalkan jumlah person yang hanya 5 orang tidaklah mungkin.

Perlu balabantuan dari SKPD lain, SKPD lain itu adalah Irda yang ternyata mempunyai rencana memeriksa aset. Klop sudah. Kerjasama menjadi kunci untuk mencapai tujuan yang sama dengan sumberdaya manusia dan dana yang berbeda.

Singkat cerita hari ini disepakati penjadualan rekonsiliasi aset ke seluruh SKPD yang masih ada selisih datanya.

Kata Eyang : Semakin banyak teman membantu semakin cepat pe kerjaan selesai.



Catatan Harian – 40, Database selesai tapi amburadul

Pak semua data aset sudah selesai, tapi masih banyak perbedaan data antara data yang tercantum dalam neraca dengan database yang kita buat”, kata Nurwati salah seorang kru asetku. “Ya, jelas to............ lha wong temuan BPK sudah bilang begitu. Laporan aset tetap kita hanya dibuat berdasarkan Laporan Mutasi Barang. Tugas kita selanjutnya buat jadual untuk rekonsiliasi dengan SKPD!!!”, jawabku. “Siap laksanakan Pak”, jawabannya tegas.

Sore harinya jadual rekonsiliasi dengan SKPD sudah ada di mejaku. Yang direncanakan mulai besok hari................. Eh, gila ............. secepat itu respon kru asetku.............



Kata eyang : Kalau Kabidnya gila, stafnya juga ikut gila..............Maksudnya gila kerja.

Catatan Harian – 41, Cari data lagi............... sebisa mungkin pas atau lebih dari neraca

Setelah kuteliti hasil pembuatan buku inventaris seluruh SKPD yang telah disiapkan teman – temanku ternyata......... hanya 18 SKPD yang nilai pada buku inventaris dan neraca sama, 13 SKPD nilai yang tercantum dalam buku inventaris lebih besar dari nilai pada neraca, dan 10 SKPD yang nilai pada neraca lebih besar dari buku inventaris.

Untuk 18 dan 13 SKPD tersebut jelas tidak ada masalah. Yang bermasalah adalah 10 SKPD yang catatan pada neraca lebih besar inilah yang menyebabkan agak memusingkanku hari ini.

Kenapa begitu, berarti selisih angka 11 milyar barangnya tidak ada. Tercatat dalam neraca tapi tidak tercatat dalam buku inventaris. Lha gimana? (sudah di Indonesiakan............. bahasa sehari – hariku “Njur kepiye?).

“Mb Nur dan Mas Supri tolong panggil 10 pengurus barang ini hari ini juga!!!”, perintahku spontan pada teman – temanku. “Njih, pak.......”, kata mereka sambil mengangkat telepon untuk menghubungi pengurus barang yang masih bermasalah dengan datanya.

Setelah pengurus barang tiba kusampaikan pada mereka,”Kita masih punya waktu 6 bulan hingga BPK datang lagi untuk memeriksa kita, namun masih ada masalah terhadap data yang mengindikasikan bahwa kita menghilangkan barang senilai 11 M”. “Ini cukup material, mari kita cari bersama dan coba ditelusuri dari dokumen – dokumen yang lama. Seminggu setelah pertemuan ini kita semua berharap agar clear”.

Kemudian kujadualkan mereka untuk melakukan “desk” dengan kru bidang aset dengan agenda sehari untuk dua SKPD.



Kata Kunci : Merunut data masa lalu lebih susah daripada membuat data baru.

Catatan Harian – 42, 5 CM mengurangi kegamangan

Setelah kejadian siang tadi aku jadi gamang. Apa bisa ya teman – temanku pengurus barang menyelesaikan semua itu. Apa bisa aku menyelesaikan tugasku ini.

Kuambil novel 5 CM dan kubaca lagi pada hal 362 – 363 :



Jadi kalo kita yakin sama sesuatu, kita cuma
harus percaya, terus berusaha bangkit dari kegagalan, jangan pernah
nyerah, dan taruh keyakinan itu di sini….”, Zafran meletakkan telunjuk di depan keningnya.
“Betul! begitu juga dengan mimpi-mimpi kamu,
cita-cita kamu, keyakinan kamu, apa yang kamu mau kejar taruh di sini.”
Ian membawa jari telunjuknya menggantung mengambang di depan keningnya…
“Kamu taruh di sini… jangan biarkan menempel di kening.
Biarkan..
Dia..
Menggantung..
Mengambang..
5 centimeter..
Di depan kening kamu…”
 
“Jadi dia ngga akan pernah lepas dari mata
kamu. Dan kamu bawa mimpi dan keyakinan kamu itu setiap hari, kamu lihat
setiap hari, dan percaya bahwa kamu bisa. Apapun hambatannya, bilang
sama diri kamu sendiri, kalo kamu percaya sama keinginan itu dan kamu
ngga akan bisa nyerah. Bahwa kamu akan berdiri lagi setiap kamu jatuh,
bahwa kamu akan mengejarnya sampai dapat, apapun itu, segala keinginan,
mimpi, cita-cita, keyakinan diri…”
“… biarkan keyakinan kamu, 5 centimeter menggantung, mengambang didepan kening kamu. Dan sehabis itu yang perlu cuma ..”
“ Cuma kaki yang yang akan berjalan lebih
jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya,
mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya, leher yang lebih
sering melihat ke atas.”
“Lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja…”
“ Dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya…”
“ Serta mulut yang selalu berdoa…”
“ Dan kamu akan dikenang sebagai seorang yang masih punya mimpi dan keyakinan, bukan cuma seonggok daging yang hanya punya nama. Kamu akan dikenang sebagai seorang yang percaya pada kekuatan mimpi dan mengejarnya, bukan seorang pemimpi saja. Bukan orang biasa-biasa saja tanpa tujuan, mengikuti arus dan kalah oleh keadaan.
Dan kamu ngga perlu bukti apakah mimpi-mimpi itu akan terwujud nantinya
karena kamu hanya harus mempercayainya.”
“Percaya pada.. 5 centimeter di depan kening kamu.”

“Mereka pasti bisa, ..........aku pun bisa, ........kami semua akan bisa...........,” bisikku dalam hati untuk menenangkan jiwa ini. Kembali pada jiwa yang tenang untuk menyelesaikan masalah yang berat ini.

Keyword : Ketenangan akan membuat pikiran menjadi jernih, membuat tangan bekerja dengan cepat.


Yüklə 324,63 Kb.

Dostları ilə paylaş:
1   2   3   4   5




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin