by Setiyo on July 25th, 2009 at 9:43 pm
Posted In: sholat
sinkronisasi antara pikiran hati dan tubuh akan menimbulkan kenikmatan dalam beraktivitas apapun aktivitas itu. kesenangan dalam menjalankannya akan menghilangkan rasa capek dan lelah. sinkronisasi itu akan menyebabkan tubuh menjadi lebih relaks dan santai meski kita bekerja seharian.
ihlas karena Allah dalam berkativitas merupakan cara yang paling mudah untuk menuju bersatunya hati pikiran dan tubuh. dimana mereka akan bermuara di Allah, hati ke ALlah, pikiran ke Allah dan tubuh pun ke ALlah. maka yang namanya ihlas dalam bekerja ini harus selalu dipasang atau disengaja atau bahasa agamanya di niatkan menjadi suatu perbuatan yang menyengaja. dan niat ini bukan di awal perbuatan saja namun dalam seluruh aktivitas atau selama aktivitas itu berlangsung.
└ Tags: hati, niat, pikiran, semangat, tips, tubuh
by Setiyo on July 27th, 2009 at 6:02 am
Posted In: sholat
caranya ialah dengan melakukan dulu, berbuat dulu…nah jika hati belum sinkron biasanya akan terasa beban maka hati harus dipaksa untuk ihlas,… jadi semaca ihlas yang terpaksa, atau terpaksa ihlas…. terpaksa baik kan tidak apa apa.. dari pada terpaksa jahat.
contoh dalam sedekahh.. kalau kita sudah terlanjur sedekah 500.000 kemudian hati grundel… nah mau nggak mau kan kita harus ihlas… dan itu berlaku untuk semua kejadian dalam hidup kita sering dipaksa untuk ihlas oleh Allah nah ketika kita dipaksa inilah kita melatih hati kita untuk ihlas.
agar kuat dalam ihlas maka harus jelas arahnya yaitu Allah. kalau kita ihlas tidak ada tumpuannya maka ihlas susah … jadi harus ihlas kita harus ada yang menerima yaitu Allah… dan ALlah akan sangat menerima apa apa yang kita ihlaskan…
lama lama ihlas ini akan tambah kuat dan tambah kuat sehingga sedekah 500 ribu tidak nggrundel lagi …. nggrundel (tidak ihlas) kalau sedekah 1 juta… demikian terus tingkat akan keihlasan kita akan meningkat meningkat dan meningkat.. sehingga amal ibadah kita akan tambah berkualitas.
└ Tags: amal, ibadah, ihlas, quantum ihlas, tips ihlas
Who Am I
by Setiyo on July 29th, 2009 at 5:36 am
Posted In: sholat
kalau kita melihat diri kita maka ada yang bersifat kasar dan halus, kata orang jawa ono badan wadag lan ono badan alus.. siapa kita sebenarnya.. ? ini suatu pertnayaan yang selalu kita tanyakan pada diri kita… ini adalah pertanyaan yang sangat wajar ketika kita menggali diri kita untuk apa kita diciptakan dan lain sebainya. kita sempat merenung .. iya ya kenapa ya saya ini diciptakan.. iya ya siapa saya…
baik kita kembali ke 2 unsur dasar manusia yaitu badan kasar dan badan halus. seringkali kita mengatakan bahwa ini adalah badanku…. dari kata kata ini saja kita dapat mengambil sebuah kseimpulan bahwa ada badan dan ada yang memiliki badan… ada badan dan ada Aku…. suatu unsur yang berbeda yaitu antara pemiliki dan yang dimiliki (badan) dimanakah saya? jelas saya adalah bukan badan saya adalah saya yang memiliki badan yaitu Aku.
perbedaan ini harus dipahami benar hingga taraf merasakan mana aku dan mana yang bukan aku.. sehingga jelas siapa diri kita sebenarnya.. dan ini bukan hal yang sulit…kita rasakan saja … ada yang berniat ada yang berbuat mengikuti niat … yang berniat adalah aku dan yang mengikuti niat adalah tubuhku…
pada sesi pertama ini coba kita pahamkan diri kita tentang perbedaan aku dan yang bukan aku tadi…
└ Tags: diri, psikolgi kepribadian, psikologi islam, sejati, who am i
Who Am I (2)
by Setiyo on July 30th, 2009 at 11:11 am
Posted In: sholat
mengenal diri sejati ini harus dengan kesengajaan karena ini merupakan olah kesadaran menuju taraf yang lebih tinggi. yakni semakin sadar dan semakin sadar (the altered states of consciousness). sadar akan diri merupakan perluasan dan mikrokosmos menuju makrokosmos atau dalam istilah jawa jagad alit menuju kepada jagad ageng. sang Aku tidak bisa dibatasi oleh keterbatasan tubuh (mikrokosmos) namun luas (makrokosmos).
dasar dari tulisan kedua ini adalah membedakan diri berubah menjadi makro yaitu suatu kesadaran bahwa diri sebenarnya adalah diri yang bersujud (bukan tubuh).
pada sholat Allahu Akbar yang bisa membesarkan Allah secara hakiki adalah sang Aku bukan tangan yang terangkat atau mulut yang mengucap Takbir…
baik kita pahami dulu tujuan dari pengenalan diri ini dari mikro menjadi makro. untuk tulisan berikutnya kita akan bahas lebih dalam lagi tentang hakikat diri
└ Tags: diri, hakikat, jagad, kejawen, makrifat, makrokosmos, mikrokosmos, sejati
by Setiyo on July 30th, 2009 at 11:25 am
Posted In: sholat
malam nanti kita akan berlatih bagaimana menyadari diri dengan pelepasan diri menuju ke Allah yang tidak terikat (binding) oleh tubuh… sehingga lepas…. seperti orang yang meninggal dengan ihlas tidak terikat oleh harta, jabatan dan lainlain.
└ Tags: abu sangkan, halaqoh, malam jumat, patrap, sholat khusyu
Agustus
Tidak Sekedar Ingat Kepada Allah Tapi Mari Kita Tingkatkan Dengan Pasrah
by Setiyo on August 2nd, 2009 at 10:57 am
Posted In: sholat
pasrah lebih tinggi dibanding kan dengan sekedar ingat… mengingat (dzikir) secara otomatis ada dalam kepsrahan kepada Allah. kalau kita dzikir belum tentu pasrah namun kalau pasrah kepada Allah sudah pasti kita berdzikir kepada Allah.
pasrah ini adalah kita secara hati dan jiwa rela meninggalkan materi termasuk dunia dan seisinya, kita bisa saja kaya punya anak dan istri tapi secara hati kita bisa meninggalkannya untuk menuju kepada Allah… jika kita melakukannya maka bekerja kita adalah karena Allah, kita membesarkan anak juga ihlas karena Allah. inilah makna dari ihlas setiap waktu dan keadaan.
└ Tags: ihlas, patrap, quantum ihlas, tips ihlas
Who Am I (3) Tentang Jasad
by Setiyo on August 3rd, 2009 at 6:53 am
Posted In: sholat
jasad tersusun tas empat unsur yaitu air, udara, api dan tanah. keempat inilah yang memiliki sifat sifat tubuh kita (hawa nafs). seperti dalam teori psikoanalisa hawa nafs yang berasal dari fisik ini disebut dengan id yaitu dorongan biologis. misalnya kecenderungan marah… (api) kecendrungan bersenang senang (air) kecenderungan untuk mati atau hidup (tanah) dan lain lain….
daya tarik jasad ini sangat kuat sehingga kekuatan Ruh terkalahkan, pada posisi ini lah jiwa yang mengikuti dorongan jasadnya dinamakan dengan jiwa amarah (nafs amarah). kekuatan fisik ini terlihat ketika tubuh membutuhkan sesuatu misalnya lapar maka dorongan tubuh akan mencari makan, karena makan lewat mulut maka dorongan mulut (merasakan) maka dia akan mencari makanan yang enak dan lezat… lewat mata juga maka warna warna makanan juga dapat mengundang selera, oleh karena itu hakikat lapar itu adalah dorongan untuk makan berubah menjadi kemewahan dan pemborosan. banyak hal lain yang dapat kita jadikan contoh mengenai hal ini.
jasad ini sebenarnya sebagai Alat untuk kita bisa hidup di dunia, jasad bukan lah tujuan hidup kita sebenarnya adalah dalam ruh bukan dalam jasad. maka tarikan tarikan jasad (hawa nafs) dapat menyebabkan kelupaan atau tidak menyadarkan kita kepada hidup yang sebenarnya yaitu kehidupan RUH….
maka kita dianjurkan untuk meninggalkan jasad ini menuju kehidupan ruh yaitu dengan melatihnya melalui sholat, puasa dan haji.
└ Tags: diri sejati, fitri, haji, hakikat, ihram, makrifat, puasa, sholat
Dostları ilə paylaş: |