Tarbiyah dzatiyah



Yüklə 153,6 Kb.
səhifə4/5
tarix29.10.2017
ölçüsü153,6 Kb.
#20248
1   2   3   4   5

Qaulan layyinan yaitu perkataan yang lemah lembut.

Qaulan kriiman yaitu perkataan yang mulia, bercitarasa bahasa baik, berhadab, beretika sopan santun.

Qaulan sadiidah yaitu perkataan yang lurus, lugas, jelas antara yang haq dan yang batil, tidak bias dan tidak ditutup-tutupi.

Qaulan tsaqila yaitu perkataan yang berat, membawa misi dan amanah da’wah.

Qaulan baligha yaitu perkataan yang gamblang, jelas dan mudah dipahami.

Tarbiyah dzatiyah dalam da’wah
Da’wah tak dapat dipisahkan dari tarbiyah, tak terkecuali tarbiyah dzatiyah. Sukses tidaknya da’wah tergantung “Kepribadian da’i”. Betapa banyak da’wah yang terkontanminasi akibat prilaku tercela pada da’inya. Tarbiyah dzatiyah sangat penting dalam da’wah. Karena:


  1. Untuk menjaga keberlangsungan amal perlu ada mutaba’ah internal yang berkesinambungan.

  2. Da’wah membutukan kepeloporan para aktifis da’wah dalam mengawali kebaikan.

  3. Da’wah memerlukan kesabaran agar tidak menjadi melenceng dari tujuan yang digariskan.

  4. Da’wah merupakan medan tarbiyah dan laboratorium praktis untuk membentuk manusia. Da’wah ibarat orang mencari pakaian, sebelum bersih pakaian itu otomatis harus beripula tangannya. Ia juga ibarat orang yang melempar bola ketembok. Makin keras kita melempar, semakin keras pula pantulannya. Tarbiyah dzatiyah dalam da’wah.

Pada awal perkembangan da’wah Islam, bangun malam shalat tahajjud diwajibkan atas setiap Muslim. Kemudian kewajiban itu dihapus menjadi sunnah mu’akkad, namun bagi Rasulullah saw hal itu tetap merupakan kewajiban. Bila seorang da’i hendak memiliki karakter akhlak mulia seperti Nabi, maka amal-amal ruhani tentu harus menjadi wirid rutinnya.

Berikut “wirid amal-amal ruhani” yang mestinya melekat dalam pribadi dan aktifitas juru da’wah. Program latihan ruhani ini yang ditawarkan oleh Syaikh Said Hawwah dalam kitab “ Jalan Ruhani”. Yaitu:


  1. Shalat fardhu lima waktu dengan berjamaah.

  2. Menegakkan shalat dhuha, tahajjud dan witir.

  3. Melakukan sunnah-sunnah rawatib.

  4. Melakukan shalat tasbih setiap hari jika memungkinkan.

  5. Mengatur dan menentukan saat pengkhataman qur’an secara kusus bagi dirinya selama latihan berlangsung.

  6. Menyibukkan diri dengan wirid istighfa, shalawat, tahlil, tahmid dan lain-lain.

  7. Membaca wirid berkaitan hal-hal tertentu seperti wirid dan shalat, do’a pagi dan sebagainya.

  8. Berpuasalah pada hari-hari sunnah puasa yang memungkinkan seperti Senin dan Kamis, ayyamil bidh, hari Arofah, Asyura dan momen puasa lainya.

Pribadi juru da’wah ini digambarkan oleh Imam Syahid Hasan Al Bannah sebagai figur al akh al mujahid. Seorang akh yang pagi ba’da shubuh ia wirid ma’tsurat, kemudian siang aktif berbisnis di pasar, ba’da dhuhur mengisih daurah diberbagai tempat dan malamnya melakukan aktifitas da’wah bersama ikhwah yang lain. Subhanalah.


~o0o~

Tarbiyah Iqtishadiyah
Abdurrahman bin Auf dikenal sebagai wirausahawan ulung di antara para sahabat Nabi saw yang dijamin masuk surga ini memiliki kepribadian yang unik dalam membangun pribadi yang unik dan mandiri.

Imam Bukhari meriwayatkan. Setibahnya kaum Muhajirin di Madinah, Rasulullah saw segera mempersaudarakan Adburrahman bin Auf dengan Sa’ad bin Ar Rabi’. Kepada Abdurrahman bin Auf, sa’ad bin Ar Rabi’ berkata, “Aku termasuk orang Anshar yang mempunyai banyak harta kekayaan dan kekayaanku akan aku bagu dua, separo untuk Anda dan separo untukku. Aku juga mempunyai dua orang istri, lihatlah mana yang Anda pandang baik bagi Anda. Sebutkan namanya, ia akan segera kucerai dan sehabis masa iddahnya Anda kupersilakan nikah dengannya!”.

Abdurrahman bin Auf menjawab, “Semoga Allah memberkahi keluarga dan kekayaan Anda. Tunjukkan saja padaku, di manakah pasar di kota kalian?”

Abdurrahman bin Auf kemudian ditujukkan tempat pasar Bani Qainuqa’. Ketika pulang ternyata ia membawa gandum dan samin! Begitulah seterusnya ia berusaha dan berdagang di pasar.

Pada suatu hari Abdurrahman bin Auf datang kepada Rasulullah dengan pakaian bagus dan rapi. Rasulullah saw bertanya, “Apakah engkau sudah mempunyai penghasilan?” ia menjawab, “Benar wahai Rasulullah, aku telah nikah.” “Berapa mas kawin yang kau berikan kepada isterimu?” tanya Rasulullah. “Setail emas” jawab Abdurrahman.

Kisah yang dipaparkan oleh Muhammad Al Ghazali dalam Fiqhus Sirah halaman 308-309 ini memberikan teladan bagaimana membangun pribadi mandiri dengan “bekal tarbiyah” yang didapatkan dimadrasah Rasulullah. Abdurrahman bin Auf, yang hijrah dengan meninggalnya seluruh harta kekayaannya di kota Makkah, meninggalkan keluarganya, harus memulai hidup baru dari nol.

Pada saat seperti ada sahabat yang dipersaudarakannya, Sa’ad Bin Rabi’ yang siap membagi harta untuknya, tapi Abdurrahman justru minta ditunjukkan pasar. Abdurrahman bukan tipe orang opportunis yang “aji mumpung” serta tidak mau kerja keras, tapi ia justru membangun wirausahanya secara mandiri meski “kesempatan mudah” dan calon isteri ada di depan. Hasilnya?

Ia terjaga harga dirinya, memiliki iffah dan izzah sehingga menjadi pribadi yang utama. Abdurrahman dapat menikmati hasil kerja bukan menguntungkan pada orang lain. Dan yang terpenting, ia aktif menjadi problem solver bukan trouble maker.



Kuncinya: ubahparadigma “mencari lapangan kerja” menjadi “mengembangkan wirausaha.” Jadilah mengusaha menskipun itu kecil.

Imam Syahid Hasan Al Banna berpesan dalam kewajiban ke enam belas seorang mujahid, “Anda harus melakukan pekerjaan-pekerjaan produktif, meskipun Anda seorang kaya. Anda harus mengutamakan pekerjaan bebas, sekalipun kecil, dan memfokuskannya sekalipun kemampuan ilmiah Anda lebih tinggi.”


~o0o~

Membentuk wirausahawan

mandiri
Tarbiyah dzatiyah juga memperhatikan kemndirian usaha untuk membentuk pribadi yang “qadirun alal kasbi” sebagai aplikasi tarbiyah iqtishadiyah atau pembinaan jiwa wirausaha. Seorang Muslim tidak menggantungkan hidupnya dari orang lain. Karena ia dituntut untuk selalu menghidupkan dakwah dengan seluruh pengorbanan harta, waktu, tenaga, jiwa dan raganya. Sehingga dikenal dalam dakwah semangat ‘sunduquna juyubuna’ kas infaq kami dari kantong saku kami.

Pada da’i dapat mengembangkan usaha untuk mencari nafkah dengan bertani, berdagang, wirausaha, biro jasa dan sebagainya yang halal. Ini untuk membiyayai aktifitas dakwahnya sehingga benar-benar merdeka dan mandiri dalam menegakkan kalimat Allah, li-i’laa-i kalimatillah.



Da;lam kehidupan nabi, para sahabat dan salafush-shalih dikenal berbagai profesi juru dakwah seperti berdagang, tukang kayu, tukang roti dan sebagainya. Seperti Abu Bakar dan Abdurrahman bin Auf, Abu Hanifah yang dikenal sebagai pedagang air. Ayah Hasan Al Banna dikenal sebagai tukang jam sehingga masyhur dengan julukan “Abdurrahman As-Sa’ati”.
Urgensi kemandirian wirausaha


  1. Agar juru dakwah dapat istiqomah dalam menyuarakan kebenaran.

  2. Agar juru dakwah tenang dalam melaksanakan tugas dakwahnya.

  3. Agar dapat dijadikan pantunan oleh masyarakat.

  4. Agar dapat dioptimalkan dalam memberikan kontri busi kepada dakwah, yakni biamwalihim wa anfusihim, dengan harta dan jiwanya.

  5. Agar bisa saling membantu (ta’awun)dan menopang beban (takaful) sesama aktifis dakwah dan masyarakatnya.


Keitamaan Wirausaha
Allah berfirman, “Dan kami jadikan siang untuk mencari penghidupan(An-Naba’:11).
Dan Kami adakan bagi kalian di muka bumi itu (sumber) penghidupan. Amat sidikitlah kalian bersyukur(Al A’raaf:10).
Tidak ada dosa bagi kalian untuk mencari karunia (rezeki hasil peniagaan) dari rabb kalian.(Al Baqarah:198).
Apabila telah ditunaikan sembahyang maka bertebarankah di muka bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya supaya kamu beruntung.(Al jumuah:10).
Rasulullah saw bersabda, “Tidaklah sekali-kali seseorang makan-makanan yang lebih baik daripada makan dari kerja tangannya sendiri, dan sesunggunya Nabi Daud juga makan dari kerja tangannya sendiri.(HR Bukary).
Sesungguhnya Zakaria ‘alaihissalam adalah tukang kayu.(HR Muslim).
jika kiamat terjadi sedang di tangani kalian masih ada sebuah bibit kurma sedang dia mampu untuk menanamnya maka hendaklah ia menanamnya juga.(HR Bukhary dan Ahmad).
Barangsiapa pada malam hari merasakan kelelahan dari kerja kedua tangannya pada siang hari maka pada malam itu Allah memberi ampunan padanya.(HR Ahmad).
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu berkata, ‘Adam menjadi petani, Nuh menjadi tukang kayu, Idris menjadi penjahit, Ibrahim dan Luth menjadi petani, Shalih menjadi pedagang. Daud menjadi pandai besi, Musa, Syuib dan Muhammad menjadi penggembala.
Sedemikian besar Islam memberikan dorongan kepada setiap untuk berusaha, sehingga akan meningkatkan harta dan kehormatannya. Karena orang yang memberi lebih utama daripada orang yang meminta-minta.
Rambu-rambu wirausaha
Untuk membimbing umatnya dalam usaha, Islam memberikan rambu-rambu berusaha diantarkannya:

1. Dilakukan secara sah. Jual beli harus ada pelaku, obyek yang dipenjualbelikan, dan lafadz (akad dan ijab qabul) yang jelas. Hutang piutang harus dilengkapi pencatatan yang jelas dan dua orang saksi laki yang dipercaya. Bila berupa pinjaman yang pinjamannya bepergian jauh maka harus ada jaminan (borg).
2. Dilakukan secara adil dan tidak berbuat zhalim. Bisnis tidak boleh menimbulkan kerugian di pihak lain. Islam melarang menimbun barang karena akan melambungkan harga, melarang berlebihan dalam memuji-muji barang, melarang memalsu dan meniru, melarang mencapur adukkan barang jelek dan barang bagus agar barang yang jelek ikut mahal, melarang mengurangi timbangan, melarang menyembunyikan cacat barang dan sebagainya.
3. Melakukan mu’amalah secara baik. Islam mensyariatkan tenggang rasa dalam jual beli, tidak berdusta dalam masalah laba dengan cara-cara yang tidak wajar. Memberikan hak memilih (khiyar), baik karena masalah waktu (khiyar zaman), tempat (khiyar majlis) maupun cacat (khiyar aib).
4. Mementingkan agama. Yakni selalu berniat yang baik, dilakukan sebagai fardhu menggebu-gebu dan ambisius dalam urusan perniagaan, dan tidak meremehkan (tasahul) terhadap hal-hal haram meskipun itu sedikit, serta berhati-hati terhadap syubhat.
5. Menginfaqkan harta hasil peninggalannya di jalan Allah. Sisikan harta untuk diinfaqhkan di jalan dakwah di samping untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga, baik berupa zakat mal, zakat profesi, infaq maupun shadaqah. Bahkan bila mampu mewakafkannya untuk kepentingan umat.
6. Mendampingi usaha dengan dzikrullah. Yakni selalu berusaha dengan memilih yang terbaik (ikhtiar), berdoa, tawakkal. Sehingga saat sukses tidak ujub, riya’ dan takabur, dan saat rugi tetap sabar, tabah, istiqamah dan tidak berputus asa dari rahmat Allah, tetap terprasangka baik kepada Allah. Yakinilah bahwa Allah akan selalu menjamin rezeki dan tidak akan menzhalimi.
Eksistensi dakwah akan semakin maju karena senantiasa ditopang oleh para aktifis yang penuh izzah, kemudian, harga diri dan posisi tawar yang kuat. Ia tidak didikte gara-gara “kesulitan ekonomi.” Justru dapat memberikan solusi, seperti masalah kebodohan, kemiskinan, penganguran, pernikahan dan keterbelakangan maupun bahaya kemurtadan.
Juga dengan usaha para da’i diharapkan dapat terus untuk menjaga ruh ukhuwah, senantiasa ta’awun dan takaful di jalan Allah.
Kiat mengembangkan potensi usaha
Menjadi muslim mandiri adalah dambaan ummat, dan dambaan keluarga. Sesuai fitrahnya, yang mencari nafkah mencukupi kebutuhan keluarga adalah laki-laki suami/bapak. Namun tak tertutup kemungkinan penopang dana tiada lagi mampu atau bahkan telah habis masa tugasnya sebagai manusia. Maka dimungkinkan para muslimah ikut diperan dalam menopang tegaknya ekonomi rumah tangga, yang dimulai dengan mengelola anggaran dengan baik hingga ia bahkan depan menambah penghasilan.

Wirausaha penting agar da’wah tetap mampu survive dalam segala keterbatasan yang ada. Untuk memacu menjadi “wirausahawan” yang sukses seperti Abu Bakar, Umar, Utsman bin Affan, Abdurrahman bin Auf dan Ummahatul Mu’minin Khadijah Al Kubra ra berikut kami paparkan kiatnya:


Kiat membentuk karakteristik wirausahawan
David Mc Clelland dalam The Achieving Society menggariskan karakter wirausahawan berikut:

1. Punya rasa tanggung jawab pribadi terhadap hasil dari upaya-upaya yang mereka lakukan. Mengontrol sumber daya dan mengupayakan sumber daya tersebut untuk mencapai tujuan yang mereka pilih sendiri.


2. Menyukai resiko yang moderat. Wirausahawan bukanlah pengambilan resiko yang liar tetapi penuh perhitungan.
3. Yakni pada kesuksesan pribadi. Mereka percaya pada diri sendiri dan menopang kepercayaan dengan mengumpulkan data dan fakta sebelum mengambil keputusan.
4. Keinginan memperoleh umpan balik yang cepat. mereka gemar untuk mengetahui bagaimana kerja dan terus-menerus melakukan perbaikan.
5. Tingkat energi yang tinggi. Mereka lebih energi dari rata-rata orang.
6. Berorientasi pada masa depan. Mempunyai arah yang jelas pada kerja jangka pendek dan jangka panjang, dan menaruh perhatian terhadap apa yang dilakukan untuk masa depan.
7. Terampil berorganisasi. Yaitu menempatkan personil yang tepat bersama-sama, dalam kombinasi yang efektif dan pemerataan tugas.
8. Uang mendorong yang hebat keberhasilan tapi tak sepenting pencapaian (achievement). Uang sebagai pemacu untuk meraih prestasi dan mendorong usaha, sebagai bukti kesuksesan.
Karakter wirausahawan muslim
Dari karakter di atas nampaknya masih perlu digariskan agar Wirausaha yang Anda tekuni nantinya akan memiliki nuansa Islami serta dapat memberikan kontribusi dalam ibadah danda’wah.


  1. Meyakini bahwasannya bekerja bagian integral dari ibadah.

  2. Memperbaiki etos kerja untuk berubah dan berprestasi serta meningkatkan kinerja menjadi wirausahawan yang ihsan, itqon dan profesional serta istiqomah.

  3. Menghimpun semua potensi yang diberikan Allah dan mengarahkan semua keahlian.

  4. Banyak berlatih (tadribul amal) untuk tiap-tiap pribadi.

  5. Manajemen yang baik dunia akhirat.

  6. Mengembangkan kuantitas dan kualitas secara integral.

  7. Mengutamakan relasi seiman serta memberikan kontribusi usaha bagi peningkatan aktivitas da’wah.

  8. Mengutamakan iklim kerja dan jujur dan penuh tanggung jawab, serta menciptakan suasana kerja yang Islami, seperti diterapkannya hijab, ghodhul bashar serta ditegakkannya moroqobatullah dan ma’iyatullah yaitu adanya pengawasn dan kesertaan Allah.

  9. Menjaga kepercayaan relasi sebagai amanah.

  10. Membudayakan baca dan meraih kunci informasi, baik media cetak maupun elektronik.


~o0o~

Tarbiyah jasadiyah
Fisik yang kuat merupakan modal utama agar dapat menunaikan tugas dengan baik. Banyak kewajiban syariat mensyaratkan fisik yang prima seperti shalat, puasa, ibadah haji maupun jihad fi sabilillah. Secara eksplisit Allah memerintahkan kaum muslimin untuk mempersiapkan kekuatan. (QS Al Anfaal: 60).

Tugas-tugas da’wah membutuhkan kemampuan fisik para juru da’wah. Karena tugas ini penuh dengan tantangan, ancaman, teror, intimedasi dan berbagai tipudaya yang menjebak para aktifisnya. Maka kebugaran tubuh, kekuatan, tenaga, ketahanan, ketangkasa, kelincahan dan keuletan adalah keniscayaan bagi kader da’wah. Mereka yang sakit-sakitan cenderung tidak bugar, lemah daya kerjanya akan membebani sesamanya. Ia tidak sanggup memikul beban da’wah yang berat yang mampu menunaikan risalah berat ini.

Jauh sebelum menjadi Nabi belaiu “ditarbuyah jasadnya” di alam terbuka. Hidup dalam asuhan Halimatus Sa’diyah di perkampungan yang bersih. Tertempamenjadi pribadi yang kuat fisiknya. Terlatih menjadi pengembala kambing penduduk Makkah. Terbiasa berjalan jauh membawa perniagaan Khadijah Al Kubra ke negeri Syam.

Rasulullah saw bersabda, “Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah, pada keduanya ada kebaikan.” (HR Muslim).


Urgensi kekuatan fisik dalam da’wah


  1. Sarat utama pemimpin adalah kuat dalam ilmu dan jasad. (QS Al Baqarah: 247).

  2. Fisik yang kuat sangat dibutuhkan untuk memikul risalah jihad (QS Al Anfaal: 60).

  3. Agar da’wah dapat efektif dan efisien, produktif dan enerjik.

  4. Mampu memberikan perlindungan terhadap yag lemah karena tabiat da’wah yang penuh tantangan.

  5. Mampu menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar dengan kekuatan yang ada.

  6. Agar tetap istiqamah, tidak lemah, tidak mengeluh dan tidak putus asa.

  7. Agar da’wah dan kemuliaan Islam tidak dilecehkan, bahkan mampu memberi posisi tawar yang kuat.


Aplikasi Tarbiyah jasadiyah
Rasulullah saw bersabda: “Mu’min yang kuatadalah lebih baik dan lebih dicintai Allah dari pada mu’min yag lemah…(HR Muslim).

Tarbiyah dzatiyah bukan semata-mata pada pembentukan fikrah, membersihkan ruhani semata. Tapi seorang muslim juga mestinya selalu membina kebugaran fisik dengan olah raga. Olah raga salah satu benuk tarbiyah jasadiyah membentuk mu’min yang sehat dan kuat. Rasul saw memberikan contoh kongkrit keperkasaan pemimpin ummat yang patut diteladani dalam bidang kesehatan dan kekuatan fisik beliau. Beliau cermin pribadi yang qawiyyul jism.

Saat berjihad dijalan Allah beliau senantiasa di garis depan, membangkitkan semangat jihad para sahabat. Rukanah, pegulat Quraisy, bergulat dengan Rasulullah saw. tetapi rukanah tak mampu untuk merobohkannya.
Berikut resup Rasulullah saw agar kita dapat tampil bugar sepanjang hari:
Selalu bangun sebelum shubuh
Nabi saw bersabda, “dua reka’at sebelum shubuh adalah lebih baik dari pada dunia seisinya.(HR. Muslim dari ‘Aisyah radhiyallahu anhu).

Rasul saw selalu mengajak ummatnya untuk bangun sebelum shubuh, melaksanakan shalat sunnat dan shalat fardhu, yaitu shalat shubuh berjama’ah. Ini memberikan hikmah yang sangat dalam. 1. Pertama, berlimpahnya pahala dari Allah. 2. Kedua, kesegaran udara shubuh memberikan terapi penyakit TBC, karena udara shubuh banyak mengandung zat asam. 3. Ketiga, udara subuh dapat memperkuat pikiran dan menyehatkan perasaan. Pada salafus shalih biasa ‘menyehatkan’ hafalan menjelang shubuh (waktu sahur).


Aktif menjaga kebersihan
Beliau senantiasa nampak rapi dan bersih, meski pakaian yang beliau miliki tak lebih dari dua salinan. Tak pernah ada bintik-bintik hitam atau kuning pada sorbannya. Sedang gamisnya selalu bersih. Tiap hari Kamis atau Jum’at beliau mencukur rambut-rambut halus yang tumbuh di bagian pipi. Beliau selalu memotong kuku, menyisir rambut dan berminyak wangi.

Beliau bergigi putih karena selalu bersiwak, sabdanya, “Andaikan tidak khawatir memberatkan umatku niscaya aku wajibkan siwak (menggosok gigi) pada tiap-tiap shalat.(Muttafaq ‘alaih).

Rasul saw menggosok gigi setiap bangun tidur, ketika memasuki rumah (HR Muslim, Muttaqa’alaih). Pada hari Jum’at disunnahkan mandi sebelum pergi ke masjid. “mandi pada hari Jum’at adalah wajib bagi setiap orang-orang dewasa. Demikian pula pun gosok gigi dan memahai harum-haruman.(HR Muslim).

Bukan saja di dalam shalat, diluar shalat pun kebersihan merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan mukmin. “kebersihan adalah sebagaian dari iman” adalah sunnah Islam yang sangat populer dan perlu diaplikasikan lebih lanjut.



Tidak pernah banyak makan
Sabda Rsulullah saw, “Kami adalah sebuah kaum yang tidak makan sebelum merasa lapar dan bila kami makan tidak terlalu banyak (tidak sampai kekenyangan),(Muttaqa’alaih).

Dalam tubuh manusia ada tiga ruang untuk tiga benda. Sepertiga untuk udara, sepertiga untuk air dan sepertiga untuk makanan. Bahkan ada satu tarbiyah khusus bagi umat Islam dengan shiam Ramadhan guna menyumbangkan kesahatannya.



Gemar berjalan kaki
Rasul saw selalu berjalan kaki dari rumah ke masjid, dari masjid ke pasar, di medan jihad, mengunjungi rumah sahabat. Dengan berjalan kaki keringat akan mengalir. Pori-pori terbuka dan peredaran darah akan berjalan dengan lancar. Ini penting untuk mencegah penyakit jantung.
Tidak pemarah
Nasihat Rasulullah saw, “Jangan mara!” diulangi sampai tiga kali. Karena hakikat kesehatan da kekuatan muslim bukanlah ke jasadiyah balaka, tapi juga kebersihan dan kesehatan jiwa. Tercermin dalam shalih. Saat malam saat kondisi memuncak, serta mertakan merupakan ‘peluang’ syetan untuk menggodah dan masuk mempengaruhi manusia berikut terapi mengendali marah:


  1. Mengubah posisi ketika marah. Bila berdiri maka duduk, dan bila duduk maka berbaringlah.

  2. Membaca ta’awwudz, a’uudzubillaahiil minasysyaithaamirrajiim, karena amarah dari syaithan.

  3. Segerahlah berwudhu untuk membersihkan dan mensucikan badan sekaligus memadamkan “Api amarah” karena syaitan diciptakan dari Api.

  4. Shalatlah dua raka’at, untuk menenangkan dan menentramkan jiwa. “dan dengan mengingat Allah menjadi tenteramlah hatimu.”


Optimis dan tidak putus asa
Sikap optimis akan menyehatkan jiwa. Karena memandang segala sesuatu dengan pandangan positif. Apapun nikmat yang kita terima senantiasa disyukuri. Bila musibah menimpa maka ia bersabar dan bertaqarrub kepada Allah, introspeksi dan ampun atas segala kesalahannya.

Da’wah Rasul selalu mendapat perlawanan yang sangat kejam namun beliau tetap optimis dan sangat mengharapkan agar umatya beriman kepada Allah. Sikap optimis Rasul ditunjukan dengan kerja keras dalam da’wah. Sikap optimis akan melapangkan jiwa sabar, istiqomah dan kerja keras serta tawakkal kepada Allah Azza wa Jalla.


Tak pernah iri hati
Jagalah stabilitas hati dan kesehatan jiwa, dengan menjauhi iri hati sebagai tindakan preventif. Iri hari akan menumbuhkan kecemasan, kegelisahan dan sikap-sikap negatif lainnya. Iri hati yang bersumber pada buruk sangka menyebabkan kedengkian yang merusak ukhuwah.

Iri hati hanya dibolehkan dalam hal-hal positif. Misal iri terhadap orang yang berilmu yang banyak beramal shalih dengan ilmunya. Juga dibolehkan iri kepada orang kaya yang banyak shadaqah. (dari HR Bukhari).




  1. Kesehatan adalah mahkota yang bertengger diatas kepala orang-orang yang sehat. Hanya orang yang sakit yang mampu melihatnya.

  2. Dua nikmat yang kebanyakan manusia tertipu didalamnya adalah kesehatan dan waktu luang.

  3. Badanmu mempunyai hak yang harus ditunaikan, maka penuhilah hak badanmu.

  4. Konsumsi makanan hanya yang halal dan thayyib.

  5. Menjauhkan diri dari makanan dan minuman yang merusak badan.

  6. Hindarilah kebiasaan buruk seperti merokok dan menggunakan obat-obatan spikhis.

  7. Kurangi minum kopi, teh dan minuman penyegar lainnya, bahkan jika bisah meninggalkan kopi.

  8. Rajinlah melaksanakan riyadhah (olah raga) secara teratur.

Tips tarbiyah jasadiyah minimal pekanan:




  1. Lari 5 kilometer.

  2. Senam kebugaran 2 kali

  3. Push up 35 kali

  4. Sit up 35 kali

  5. Pull up 35 kali

  6. Renang 1 kali



15 Kiat pengobatan diri ala Nabi


  1. Melakukan diet pencegahan. Sabda Rasulullah saw, “Pencegahan itu pokok dari segala pengobatan.

  2. Makan secara teratur dan seimbang, sepertiga perut untuk makanan, sepertiga untuk udara dan sepertiga untuk air.

  3. Berpuasa. Sabda Rasul saw, “Barpuasalah kamu niscaya kamu menjadi sehat.

  4. Makan bila sudah lapar dan berhenti sebelum kenyang. “Kita ini golongan umat yang makan karena sudah lapar dan apabila makan tidak sampai kenyang.” (HR Abu Dawud).

  5. Mendinginkan makanan dan tidak makan makan yang panas. “Dinginkanlah makanan yang akan kamu makan, karena makanan yang panas tidak membawa berkah.” (HR Hakim dan Dailami).

  6. Tidak meniup-niup makanan untuk mendinginkannya dan tidak bernapas dalam bejana (gelas).

  7. Membaca Basmallah sebelum makan. Rasulullah saw bersabda, “Setiap perkara yang penting jika tidak dimulai dengan bismillah maka perkara itu tidak ada berkahnya.

  8. Membiasakan minum madu. Rasul saw bersabda, “Hendaklah kamu sekalian menggunakan dua macam penyembuh, yakni madu dan Al Qur’an.

  9. Mengkonsumsi jintan hitam. Sabda nabi saw, “Hendaklah kamu memakan jintan hitam ini, maka sesungguhnya didalamnya terdapat bahan penyembuhan (obat) untuk semua jenis penyakit, kecuali kematian.” (HR Bukhari). Diantara khasiatnya: untuk kesehatan jantung, mengeluarkan butu dari saluran air kemih, melancarkan ASI, melancarkan haid. Caranya jintan hitam ditumbuk dan dihaluskan serta disimpan di dalam botol yang tertutup rapat. Kemudian diambil lebih kurang ¼ sendok makan dan dicampur dengan madu diminum di waktu pagi dan malam. Berguna untuk pencegahan maupun pengobatan.

  10. Banyak minum air setiap kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan.

  11. Membiasakan diri untuk banyak berolahraga. Rasul saw bersabda, “Bergerak adalah suatu keberkahan.

  12. Banyak bersedekah. Rasulullah saw bersabda, “peliharalah harta bendamu dengan mengeluarkan zakat. Dan obatilah penyakit-penyakitmu dengan bersedekah. Dan hadapilah bertubi-tubinya cobaan dengan do’a dan meredamkan diri kepada Allah.(HR Abu Dawud).

  13. Optimis, tidak berputus asa dan tidak iri hati. Rasulullah mengajarkan do’a, “Ya Allah aku berlindung kepadamu dari rasa gelisah dan sedih, dari kelemahan dan kelemasan, dari sifat pengecut dan bakhil, dan dari tekanan hutang serta kesewenang-wenangan orang.(HR Abu Dawud)

  14. Banyak berdoa. Upayah maksimal seorang muslim mesti ditutup dengan do’a sebagai bentuk kepasrahan dan tawakkal kepada Allah. Do’a-do’a kesehatan yang diajarkan Nabi saw diantaranya, “Ya Allah sehatkanlah badanku, ya Allah sehatkanlah pendengaranku, ya Allah sehatkanlah pengelihatanku.(HR Abu Dawud dan yang lainnya).

  15. Ya Allah, sesungguhnya aku berpagi hari dari-Mu dalam kenikmatan, kesehatan dan perlindungan. Maka sempurnakanlah untukku kenikmatan, kesehatan dan perlindungan-Mu itu, di dunia dan akhirat.” (HR Abu Dawud, Nasai dan Ibnu Hibban dalam Shahihnya).


3 Bahaya utama rokok

  1. Pada Jantung, menambah resiko terserang penyakit jantung; meningkatkan kematian mendadak akhibat penyakit jantung 2-4 kali lipat; menyempitkan pembuluh darah.

  2. Bahaya lain berupa kanker paru-paru.

  3. Racun yang dikandung oleh rokok. Pada waktu merokok Anda menghisap kurang lebih 4000 bahan-bahan kimia yang berbahaya yakni Nikotin, TAR dan Karbon Monoxide, termasuk racun ini: Hidrogen cyamida, racun yang digunakan untuk melaksanakan hukuman mati. Ammonia, racun bahan pembersih lantai. Cadmium, bahan yang dipakai pada accu mobil. Carbon Monoxide, gas beracun yang keluar dari knalpot mobil. Vynil Chloride, bahan plastik PVC. Methanol, bahan bakar roket. Acetone, bahan penghapus cat. DDT, racun serangga. Polonium-210, sejenis bahan nuklir. Arsenic, racun semut putih. Toluene, pelarut industri. Bhutane, bahan bakar korek api Nepthalene, kapur barus. Naththylamine, Benzopyrene, Phenol, Dibenza cridine, Urethane, Toluidine dan Dymethilnitrosa mine.


~o0o~

Pengobatan secara mandiri
Obat adalah ‘sahabat’ manusia. Ia membantu menyembuhkan atau mengurangi penderitaan di kala sakit seizin Allah. Tapi obat dapat menjadikan ‘musuh’ bila dipakai sembarangan, tidak atas indikasi penyakit, atau bila timbul reaksi alergi obat.

Agar terhindar dari bahaya obat yang kini banyak dijual bebas dan mengerti tidakan yang harus dilakukan bila timbul keluhan, kita perlu mengetahui garis besar seluk-belik obat yang sering kita gunakan.


Definisi Obat
Obat adalah sebuah ramuan zat kimia atau sintetis, yang sudah diketahui jelas manfaatnya dan keamanan peggunaannya, dapat menyembuhkan, meringankan atau mencegeh penyakit atau gejala-gejalanya. Sebuah obat baru boleh beredar di pasaran setelah melalui serangkaian uji coba dan telah dinyatakan aman untuk digunakan pada dosis tertentu.
Jenis-jenis sediaan obat
Obat dapat tersedia dalam beberapa bentuk, sediaan yang akan dipakai sesuai dengan kondisi pasien dan sasaran pengobatan. Ada obat perorang (diminum) seperti bentuk tablet, kapsul, sirup, puyer, dan granula (serbuk), diberikan pada pasien yang sadar dan dapat menelan obat. Obat per-oral selatif lebih aman walau mulai kerja obat lebih lama karena harus melalui proses penyerapan pada saluran pencernaan.

Obat yang disuntikkan (injection) kedalam pembuluh darah atau otot dilakukan bila dosis obat dibutuhkan dalam jumlah besar, pada keadaan gawat darurat dimana dihadapkan mulai kerja obat lebih cepat, pada pasien yang tidak sadar atau tidak dapat menelan obat dan bila obat dapat rusak kalau melalui saluran cerna.

Masyarakat banyak yang beranggapan bila belum disuntik merasa belum diobati. Pendapat tersebut sangat keliru. Pemberian obat melalui suntikan bukan tanpa bahaya, walau yang disuntikkan hanya vitamin, karena bila timbul reaksi alergi obat tidak dapat dikeluarkan lagi dari tubuh. Oleh karena itu, pemberian obat suntik hanya dilakukan bila benar-benar diperlukan dan ada indikasi.

Sering pula terjadi pada saat pasien berobat dalam keadaan demam tinggi atau telah mengalami kejang demam, maka untuk mengatasi segera gejala tersebut diberikan obat melalui suntikan. Namun keluarga pasien menolak dengan alasan kalau sedang panas tidak boleh disuntik karena bisa menjadi kelumpuhan atau karena belum makan (lambung kosong) tidak boleh disuntik. Persepsi keliru ini dapat menghambat dokter dalam membantu mengobati pasien.

Tentu seorang dokter punya alasan kuat bila harus memberikan obat suntik dan tahu apa yang harus dilakukan bila terjadi reaksi alergi setelah obat disuntikkan. Yang penting pasien atau keluarga pasien jangan malu untuk minta penjelasan lebih dahulu mengapa harus disuntuk? Obat apa yang diberikan dan apa manfaatnya? Serta apa efek samping obat yang dapat tibul?

Sebaiknya setelah mendapat suntikan pasien tidak segera pulang, tunggu sekitar 20-30 menit, bila tidak ada keluhan boleh pulang. Karena, bila timbul reaksi alergi yang berbahaya dapat segera ditolong oleh dokter yang bersangkutan. Perlu diketahui bahwa pemberian obat suntik hanya boleh dilakukan oleh seorang dokter atau di bahwa pengawasan dokter.


Kadaluarsa obat
Setiap bentuk obat memiliki batas waktu penggunaan obat (expired date). Hanya saja pada obat cair, salep atau obat yang tidak habis dalam sekali pakai bila segel kemasan telah dibuka maka batas keawetan obat tidak mengikuti lagi kadaluwarsa yang tertulis pada kemasan obat.

Obat sirup setelah segel dibuka dan bila obat disimpan dengan baik (botol tertutup dan ditempat yang kering dan sejuk) maka obat dapat bertahap sekitar tiga bulan.

Obat salep atau krem dapat bertahan sekitar 2-3 bulan. Obat tetes telinga dapat bertahan sekitar 2-3 bulan. Obat tetes mata setelah segel dibuka tidak boleh digunakan kembali setelah lebih dari 7-10 hari, karena obat tetes mata harus dalam keadaan cukup steril (bebas kuman) saat dipakai.

Obat tablet atau kapsul yang dikemas dapat bertahan sampai batas kadaluwarsanya saat disimpan di tempat yang kering dan kemasan belum rusak. Obat tablet yang tidak dikemas dapat dipakai bila warna dan permukaan obat masih seperti semula, tidak tampak ada serbuk kristal di permukaan obat.

Obat dalam bentuk puyer yang dibungkus kertas hanya dapat bertahan sekitar dua minggu bila disimpan di tempat yang tertutup (plastik atau pot obat).
Bolehkah mengobati sendiri?
Sebaiknya dirumah tersimpan obat-obatan yang dapat digunakan bila timbul gejala-gejala awal penyakit seperti obat turun panas (antipiretik), obat penghilang rasa sakit atau pusing (analgetik), oralit, obat batuk pilek, obat alergi, antiseptik luka (obat merah, rivanol), alkohol 70%, obat anti mual-muntah, antasida (obat maag) dan obat-obat yang sudah biasa digunakan dan atas sepengetahuan dokter Anda.

Pada kondisi penyakit yang masih ringan Anda tidak perlu buru-buru ke dokter coba atasi dahulu dengan obat yang sesuai yang Anda miliki. Baca petunjuk pada kemasan obat dan gunakan sesuai dosis yang tertera. Bila setelah 2-3 hari tidak ada perbaikan atau penyakit bertambah parah segera temui dokter.

Bila Anda atau keluarga ada yang menderita penyakit yang bersifat kambuhan seperti alergi kulit, asma atau gastritis (tukak lambung. maag) sewaktu-waktu saat timbul penyakitnya. Anda boleh meminta pada dokter dan tanyakan cara pakai obat tersebut.


Yüklə 153,6 Kb.

Dostları ilə paylaş:
1   2   3   4   5




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin