UsulanAyat-ayat :
Nats Pembimbing : Mazmur 95:1-5
Berita Anugerah : Roma 5:1-2
Nats Persembahan : Roma 11: 36
Usulan Lagu-Lagu :
-
PKJ: 13
-
PKJ: 27
-
PKJ: 258
-
PKJ: 105
-
PKJ: 213
-
PKJ: 330
***
Bahan Renungan Minggu Pra Paskah III; 24-29 Maret 2014
Bacaan: Yohanes 4: 5-42
YESUS DAN AIR HIDUP
“Tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal." Yohanes 4:14.
Setelah melakukan pelayanan di Yudea, lalu Tuhan Yesus menuju ke Galilea. Dalam perjalananNya Ia melewati daerah Samaria. Pada saat Tuhan Yesus tiba di Samaria di kota Zikar, Ia beristirahat di dekat sumur Yakup karena Dia merasa letih sekali. Dipinggir sumur itu Yesus bertemu dengan seorang perempuan Samaria. Orang Samaria dalam pandangan bangsa Yahudi adalah bangsa yang berdosa karena percampuran bangsa Yahudi dengan bangsa lain dan mempunyai adat istiadat sendiri. Dalam pandangan orang Yahudi, bergaul dengan orang Samaria adalah tidak patut. Begitu pula dengan perempuan yang bertemu dengan Yesus, ia adalah seorang perempuan yang pernah mempunyai lima suami, ini adalah gambaran yang tidak lazim atas diri perempuan tersebut. Bisa kita bayangkan kalau ada seorang perempuan menikah sampai lima kali, tentu kita punya pikiran bahwa perempuan ini adalah seorang yang tidak benar. Tetapi Yesus mau datang dan menyapa dia, bercakap-cakap dengan dia, bahkan mau minum dari timba seorang perempuan Samaria yang tentu dianggap najis. Hal ini mau menunjukkan bahwa Yesus mau peduli.
Di samping itu, Yesus juga menunjukan bahwa Allah juga peduli kepada semua orang dengan memperkenalkan air yang memberi hidup. Oleh karena itu dalam kesempatanNya di pinggir sumur, Tuhan Yesus menggunakan bahasa kiasan “air” untuk mengajar perempuan Samaria. Yesus menawarkan air minum yang dari pada-Nya, yaitu; Air minum yang tidak membuat haus, Air minum yang akan terus-menerus memancar di dalam diri yang meminumnya sampai pada kehidupan yang kekal.
Air hidup itu akan diterima oleh setiap orang yang percaya kepada-Nya, seperti perempuan Samaria yang berdosa ini, Ia percaya bahwa Yesus adalah Mesias yang telah dijanjikan Allah, maka di dalam dirinya akan menerima Air hidup, yang membawa kepada hidup yang kekal. Lalu apa yang dimaksud dengan Air hidup? Dalam injil Yohanes 7:38 dan 39 disebutkan:
7:38 Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup."
7:39 Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan.
Melalui perenungan kita saat ini, mari kita meneladan Yesus, yang senantiasa memberikan pengharapan hidup kepada orang-orang yang berdosa, mau peduli kepada orang-orang yang dikucilkan. Oleh karena itu sebagai orang yang percaya kepada Tuhan Yesus, mari kita melakukan segala FirmanNya sehingga Air hidup yang ada di dalam diri kita terus mengantar kita kepada kehidupan yang kekal. Bukan hanya itu saja, kita juga memperkenalkan Yesus pada orang lain, sehingga mereka percaya-Nya dan menerima Air hidup, yang membawa kepada keselamatan. Amin.
Liturgi:
-
Nyanyian Pkj 5
-
Doa pembuka
-
Nyanyian Kj 50
-
Pembacaan kitab suci dan renungan
-
Nyanyian PKJ 245
-
Doa syafaat dan Penutup
Bahan Khotbah Minggu Pra Paskah IV; 30 Maret 2014
Warna Liturgi Ungu
Bacaan: Efesus 5:8-14
Tujuan: Warga jemaat memancarkan terang di tengah kegelapan
MELAWAN KEGELAPAN
Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Kota Efesus merupakan salah satu kota yang sangat maju di kawasan Asia Kecil, dan merupakan kota yang paling terkenal dan tersibuk dizamannya. Kota tersebut dikenal dikarenakan kemajuan bisnis dan perekonomiannya, tetapi juga terkenal karena kemerosotan moralnya, dimana praktik pelacuran menjamur di Efesus. Dalam kondisi masyarakat yang seperti inilah, orang Kristen yang ada di kota Efesus menghadapi tantangan yang besar. Orang kristen di kota Efesus harus menunjukkan jati dirinya sebagai orang yang telah menerima kebenaran, tetapi juga harus mampu memberikan contoh mengenai kehidupan yang benar. Surat Efesus ini ditulis oleh rasul Paulus dalam rangka ingin memberikan nasehat agar mereka yang telah menerimaYesus Kristus dapat hidup seperti Kristus. Karena dalam hidup keseharian yang dihadapi oleh jemaat yang ada di kota Efesus, ada beberapa orang yang menyembah dewa Artemis seperti yang dilakukan orang-orang yang tidak mengenal Kristus, mereka menyakini bahwa dewa sesembahan orang-orang Efesus di luar kekristenan itu mampu memberikan kesuburan atas tanaman mereka. Ada juga beberapa warga jemaat yang menyakini bahwa Kaisar adalah Tuhan sehingga mereka lebih tunduk dan taat kepada Kaisar dari pada taat kepada kebenaran Tuhan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Kota Efesus menjadi kota yang penuh dengan kegelapan dunia.
Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Rasul Paulus menegaskan kepada jemaat yang ada di kota Efesus bahwa mereka harus hidup didalam terang di kota Efesus, mereka harus menjadi orang-orang yang berbeda dengan lingkungannya. Kenapa mereka harus menjadi orang-orang yang berbeda dengan orang yang ada di sekitarnya, sebab di kota Efesus kegelapan dunia telah masuk kedalam semua lapisan kehidupan masyarakat. Selain itu kenapa mereka harus menjadi orang yang berbeda dengan orang-orang yang tinggal di Efesus, karena mereka adalah anak-anak terang. Bagaimanakah caranya agar orang-orang yang mengenal Kristus di kota Efesus dapat menjadi hidup didalam terang?
-
Menyadari statusnya sebagai anak terang [Ayat 8] “Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang”. Paulus memulai fakta tentang masa lalu dari jemaat yang ada di kota Efesus dengan mengatakan bahwa sebelumnya mereka adalah kegelapan. Kata “dahulu” menunjuk pada kondisi masa lalu yang telah mereka tinggalkan. Ketika Paulus mengatakan bahwa sebelumnya mereka adalah kegelapan, hal ini bukan untuk mengingat masa lalu mereka yang dulu dengan segala yang mereka lakukan dalam perbuatan kegelapan, tetapi untuk menegaskan kembali bahwa itu bukan lagi status dan kehidupan mereka. Jemaat yang ada di Efesus diminta untuk menyadari bahwa mereka telah memiliki status baru yaitu sebagai anak terang bukan anak kegelapan.
-
Menghasilkan buah [ayat 9-10] “karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran, dan ujilah apa yang berkenan kepada Tuhan”. Dengan adanya anggota jemaat di kota Efesus yang melakukan perbuatan kegelapan dengan menyembah dewa, kaisar dan jatuh dalam dosa pelacuran, maka Paulus mengingatkan bahwa status mereka sebagai anak-anak terang seharusnya tidak menghasilkan buah kegelapan tetapi buah-buah terang. Oleh sebab itu setelah mereka menyadari akan statusnya sebagai anak terang, jemaat di kota Efesus harus mengerti untuk apa mereka hidup dan apa yang harus mereka lakukan dengan status sebagai anak terang tersebut. Menghasilkan buah-buah dari kehidupan terang, itulah yang diharapkan oleh rasul Paulus dari kehidupan jemaat yang ada di kota Efesus. Apa saja buah dari terang dalam hidup mereka yang harus dihasilkan oleh mereka, menurut Rasul Paulus buah hidup didalam terang adalah kebaikan, Kebenaran dan keadilan. Melakukan yang baik, melakukan yang benar, dan melakukan keadilan sesuai dengan firman Tuhan adalah ias dari prilaku anak-anak terang. Perbedaan prilaku dari orang yang hidup oleh terang Kristus karena kebangkitan-Nya dengan orang yang belum mengalami kebangkitan Kristus seharusnya ada perbadaan .
-
Tidak ikut perbuatan kegelapan [ayat 11-13], jemaat yang ada di kota Efesus diminta untuk tidak ikut-ikutan melakukan dosa seperti yang dilakukan oleh orang-orang Efesus yang tidak mengenal Kristus Yesus. Jemaat di Efesus diminta untuk tegas menolak terhadap semua bentuk perbuatan dan kejahatan yang dihasilkan dari kegelapan, seperti yang dinyatakan dalam Efesus 5:11 “Janganlah turut mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya telanjangilah perbuatan-perbuatan itu. 5:12 Sebab menyebutkan saja pun apa yang dibuat oleh mereka di tempat-tempat yang tersembunyi telah memalukan”. Telanjangilah adalah tindakan tegas jemaat terhadap segala hal yang dilakukan oleh kegelapan, bertindak tegas berarti tidak ada kompromi dalam kehidupan dosa, dosa tetap dosa dan harus di buka agar orang tahu itu bertentangan dengan kehendak Allah. Jemaat yang ada di Efesus harus berani membuka semua selubung kejahatan dan dosa.
-
Komitmen untuk bertindak [ ayat 14 ] ayat ini adalah pamungkas dalam teks bacaan kita kali ini, disana ada kata “ Bangunlah” “Bangkitlah “ketika jemaat Efesus telah menyadari siapa diriya, menghasilkan buah, punya sikap yang tegas terhadap kejahatan dan dosa, yang terakhir adalah komitmen pribadi untuk bertindak dan mewujudkan itu semua dalam kehidupan sehari-hari, seperti yang diungkapkan dalam Efesus 5:14 Itulah sebabnya dikatakan: “Bangunlah, hai kamu yang tidur dan bangkitlah dari antara orang mati dan Kristus akan bercahaya atas kamu.”. Kata “ Bangunlah, Bangkitlah, merupakan tindakan yang harus dilakukan dan tidak boleh tinggal diam. Apabila seluruh jemaat yang ada di kota Efesus telah melakukan itu semua maka terang Kristus akan bercahaya dan seluruh jemaat dapat menjadi berkat dalam terang untuk menyinari kegelapan yang menyelimuti masyarakat.
Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Kegelapan yang terjadi di kota Efesus mungkin juga terjadi dizaman kita sekarang ini, kegelapan bukan hanya menunjuk pada kondisi yang gelap tetapi juga status orang yang tinggal dalam kegelapan serta kontribusi mereka yang menjadikan sekelilingnya menjadi gelap. Ada begitu banyak praktek-praktek kegelapan yang terjadi ditengah-tengah masyarakat kita. Praktek-praktek kegelapan yang paling menonjol di negara kita adalah suap dan korupsi. Para pakar mengakui bahwa sulitnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia diakibatkan oleh korupsi dan suap. Ketika kita berbicara tentang korupsi dan suap, jangan hanya berfokus pada pemimpin atau pejabat Negara. Korupsi dan suap terjadi dalam setiap lapisan, bahkan sampai tingkat yang terendah yaitu tingkat Kelurahan, tingkat RW dan RT.
Praktek-praktek kegelapan yang lain yang juga sangat menonjol di negara kita ini adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan kebejatan moral, seperti prostitusi, pornografi, dan narkoba. Hal ini bukan hanya mempengaruhi orang dewasa tetapi juga telah melanda anak-anak sekolah dari anak SD sampai Perguruan Tinggi. Kondisi seperti ini sudah sangat memprihatinkan. Kita tidak dapat membayangkan bagaimana masa depan bangsa kita dan masa depan anak-anak kita, jika tidak ada orang yang mau menangani dan menerangi perbuatan kegelapan di dunia ini.
Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Masih ada orang Kristen yang belum menyadari status mereka yang baru di dalam Tuhan. Dahulu kita adalah anak-anak kegelapan yang tidak hidup dalam kebenaran dan tidak dapat membedakan mana yang benar dan yang salah. Tetapi Firman Tuhan menegaskan, bahwa itu masa lalu kita dan sudah berlalu, dan sekarang kita sudah menjadi anak-anak terang.
Apa yang diajarkan Paulus kepada jemaat di Efesus juga berlaku bagi setiap orang Kristen masa kini. Setiap orang Kristen harus hidup di dalam terang dan berperan aktif untuk menelanjangi praktek-praktek kegelapan yang terjadi dalam masyarakat, yang tentunya harus dimulai dari gereja. Bagaimana kita ias menelanjangi perbuatan-perbuatan itu? Caranya adalah dengan Menjalani hidup sebagai anak-anak terang. [ay 8]. Karena dalam terang iasada buah kebaikan, keadilan dan kebenaran. [ay 9]. Ini harus menjadi komitmen kita agar ias hidup dalam kebaikan, keadilan dan kebenaran. Kita harus menyinari kegelapan itu agar menjadi terang, bukan malah ikut-ikutan menjadi gelap, apapun alasannnya. Ini semua haruslah kita hindari dan sedapat mungkin mengingatkan mereka yang terjerumus ke dalamnya agar segera berbalik selagi kesempatan masih ada
Tidak berkompromi dengan dosa, Setiap orang Kristen memiliki misi dan tugas untuk menelanjangi perbuatan-perbuatan kegelapan dan menjadi terang kepada setiap orang, supaya mereka mengerti bahwa apa yang mereka lakukan akan merusak masa depan mereka. Apakah kita sudah hidup sebagai anak-anak terang yang menghasilkan buah-buah yang menerangi kehidupan? Buah terang ditunjukan dengan senantiasa menghasilkan kebaikan, keadilan dan kebenaran. Jika hidup orang Kristen tidak menghasilkan buah-buah terang maka orang lain yang masih hidup dalam kegelapan tidak akan melihat kehadiran terang Kristus dalam kehidupannya. Sebaliknya orang lain akan merasakan terang Kristus dan berjumpa dengan Kristus yang sedang menerangi dunia apabila kita menghadirkan buah-buah terang setiap hari. Hidup sebagai pengikut Kristus mestinya selalu memancarkan terang kehidupan yang membawa kebaikan bagi orang lain, sebab kasih dan kehidupan Kristus sudah meneranginya. Pancarkanlah terang Kristus dan mari kita lawan kegelapan yang ada di sekitar kita, agar dunia yang gelap menjadi terang. Kirannya Tuhan Yesus memberkati Amin [ TAR ]
LITURGI
Nats Pembimbing : Yesaya 60: 1
Berita Anugerah : Yohanes 8: 12
Nast Persembahan : Mazmur 141:2
Nyanyian 1. KJ : 05: 1,6-7
2. KJ : 293:1-2
3. KJ : 387: 1-3
4. KJ : 260:1-3
5. KJ : 363: 1-
6. KJ : 406: 1-2
***
Baham Renungan Minggu Pra Paskah IV; Tanggal, 31 Maret–05 April 2014
Bacaan: I Samuel 16: 1 – 13
KUALITAS YANG PALING UTAMA
Perbedaan antara negara yang demokratis dengan yang tidak terletak bukan pada perangkat kenegaraan dan partai yang ada, atau dipilih atau tidaknya si pemimpin. Perbedaan terletak pada siapa yang memilih. Pada tipe negara yang pertama seorang pemimpin dipilih oleh rakyat, sementara pada tipe kedua oleh kroni, orang bayaran, atau bahkan oleh diri sendiri, walaupun kualifikasinya tidak memadai.
Tetapi, untuk negara monarki Israel waktu itu, raja dipilih hanya berdasarkan kualifikasi penting berikut: pemilihan dan penyertaan Allah [band. 10], dan hati yang mau mengikut dan taat kepada Allah [ayat 7]. Raja hanyalah seorang raja selama kualifikasi ini terpenuhi. Dan tidak seperti pada bangsa-bangsa lain, hak menjadi raja bisa dicabut oleh Allah.
Ayat 13 adalah pemunculan perdana Daud dalam narasi kitab ini, dan Daud muncul dengan kualifikasi yang luar biasa. Walau ia anak paling bungsu dan paling muda, tetapi tokoh-tokoh lain di dalam nas ini tidak punya kualifikasi di atas. Termasuk Abinadab, yang keelokan parasnya sempat memukau Samuel [ayat 8-9], dan kakak- kakak Daud yang lain [ayat 10]. Yang terutama, termasuk pula Saul, yang kehilangan kualifikasinya sebagai raja ketika Roh Tuhan meninggalkannya karena ketidaktaatan dan kini diganggu oleh roh jahat yang diizinkan Tuhan [ayat 14].
Roh Tuhan berkuasa atas Daud [ayat 13], dan ia dikenal dan diakui sebagai orang yang disertai Tuhan. Saul masih menjadi raja secara de facto, tetapi Daud yang diurapi telah muncul, berkembang menjadi orang yang punya kelebihan yang lain, dan bahkan dikasihi Saul. Tetapi perjalanan Daud masih panjang, dan Allah masih terus membentuk dirinya dan bangsa Israel agar dapat mengerti pilihan Allah ini.
Renungkan: Pilihan Allah berarti ketaatan dan penyerahan diri. Pilihan itu juga berarti pembentukan, agar kita menjadi layak untuk melakukan pelayanan yang telah Ia tentukan untuk kita lakukan.
Liturgi:
-
Nyanyian PKJ: 80
-
Doa Pembuka:
-
Nyanyian KJ 50
-
Pembacaan Firman
-
Doa syafaat
-
Nyanyian Penutup PKJ 182
***
Khotbah Minggu Pra Paskah V; 06 April 2014
Warna Liturgi Putih
Bahan Khotbah: Yehezkiel 37:1-14
Tujuan: Sebagai orang yang dihidupkan oleh Roh Allah, Jemaat berperan untuk memberi
hidupnya bagi sesama.
ROH YANG MENGHIDUPKAN
Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Yehezkiel hidup pada zaman Raja Yoyakim dan Zedekia sekitar tahun 600 sebelum masehi. Pada waktu Israel di bawah pembuangan atau penjajahan Babel, karena ketidak-setiaannya pada Tuhan.Keadaan Israel pada waktu itu sangat terpuruk seperti tulang yang berserakan membuat Yehezkiel terpanggil sebagai nabi untuk menyelamatkan bangsanya dari keterpurukan.Panggilan Yehezkiel sebagai nabi ini untuk membangkitkan Israel yang tidak berdaya[ayat 1-6]ini menimbulkan konflik dengan para pemimpin bangsa. Keadaan Israel menyedihkan, sebab para pemimpin Israel digambarkan sebagai gembala-gembala yang jahat [Yeh. 34]. Mereka yang seharusnya melindungi rakyat malah menindas rakyat. Raja Mesir yang menjadi sekutu Israel digambarkan sebagai singa muda dan buaya laut yang siap menerkam mangsanya yang lemah. Tanah para petani dan orang miskin dirampas oleh orang-orang kaya dan para pejabat.
Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Apa yang dilihat Nabi Yehezkiel sebenarnya suatu kenyataan dari umat Israel. Tulang-tulang kering yang berserakan sebenarnya adalah gambar dari penderitaan dan keputusasaan Israel. Umat Israel tidak lagi mempunyai kekuatan untuk bangkit melawan ketidak-adilan dan penindasan sebab mereka tidak mempunyai otot, daging dan roh lagi. Umat Israel masing-masing berpikir untuk kepentingan diri sendiri, tidak terorganisir, tidak bersatu sebagai suatu persekutuan umat Tuhan. Kelompok yang paling beruntung pada saat itu adalah para pejabat; nabi-nabi serta nabiah palsu. Nabi-nabi palsu banyak mendapat fasilitas dari para pejabat pemerintah [Yeh. 13]. Keadilan diinjak-injak oleh nabi dan nabiah palsu. Hanya demi segenggam jelai mereka membunuh orang yang tidak bersalah. Sebaliknya orang yang patut dihukum dibebaskan. Nabi-nabi yang setia pada Tuhan dan umat yang terindas tidak mendapat tempat dihati para pejabat. Suatu tugas yang berat bagi nabi Yehezkiel. Ia bukan nabi yang popular dikalangan penjabat pemerintah dan agama, sedangkan keadaan bangsa Israel juga sudah cukup parah keberadaannyan. Perintah Allah mengandung resiko bagi keselamatan Yehezkiel. Untuk membangkitkan pengharapan Israel, Tuhan membutuhkan nabi Yehezkiel untuk bernubuat [menyadarkan]. Israel harus disadarkan tentang keberadaan, identitas, serta panggilannya untuk merubah keadaan.
Allah menjanjikan pada Israel: “Aku memberikan nafas hidup di dalammu, supaya kamu hidup kembali” [ay.5]. Ini berarti bahwa Israel harus hidup dan bersemangat untuk berjuang memperbaiki keadaan. Orang yang hidup adalah orang yang berjuang untuk meniadakan penderitaan yang dialaminya atau yang dialami oleh orang lain. ‘Aku akan memberi urat-urat padamu dan menumbuhkan daging padamu. Aku akan menutupi kamu dengan kulit dan memberikan kamu nafas hidup [ay. 6]. Allah memberdayakan tulang tulang kering dengan memberikan urat dan daging. Tanpa daging, otot dan kulit, manusia tidak bisa hidup. Allah akan melengkapi mereka dengan segala kebutuhan fisik, maupun psikis rohani [nafas hidup] agar mereka bisa menjadi manusia yang bangkit dan hidup. Apa yang dilakukan Allah pada umat Israel merupakan bentuk pemberdayaan Allah pada yang lemah dalam hal ini Israel. Allah akan memulihkan semangat umat untuk memperbaki keadaan mereka.
Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Tuhan membangkitkan dan menghidupkan mereka dari kematian serta memberikan nafas hidup. Tuhan memberikan kekuatan otot, daging dan kulit; itu semua supaya manusia mengenal dan setia pada Tuhan. Allah membangkitkan tulang-tulang yang sudah mati [bangsa Israel yang hidup dalam penderitaan] supaya Israel dibebaskan dari lubang kubur [belenggu]. Allah membuka kubur supaya Israel bisa keluar dan bangkit, tulang-tulang yang berserakan harus bersatu dan diberi daging, otot, kulit dan roh. Hanya dengan cara itulah Israel akan bangkit dan hidup kembali. Tuhan menjanjikan akan memberikan tanah bagi umat yang tertindas untuk tinggal dan hidup di tanah mereka. Lebih dari itu, Israel akan mengetahui bahwa apa yang mereka alami sebenarnya bukan karyanya sendiri, tetapi karya dari Tuhan.
Tugas nabi Yehezkiel supaya pengharapan bangsa Israel hidup kembali. Nabi yang memberikan penyadaran kepada orang-orang yang sudah mati pengharapannya. Memberikan penyadaran kepada orang-orang yang diperlakukan tidak adil dimana mereka pasrah pada keadaan dan merasa tak mampu melakukan perubahan. Tuhan memberikan tugas kepada Yehezkiel untuk membangkitkan Israel dari rasa pasrah pada keadaannya, untuk berkumpul menjadi satu tubuh yang hidup. Gerakan/tindakan Yehezkiel untuk menyatukan dan mengorganisir umat yang terpecah-pecah menjadi suatu persekutuan sudah tentu dapat dianggap mengganggu ketentraman/ketenangan oleh para nabi palsu dan pejabat Israel yang korup. Selama tulang-tulang itu berserakan, tidak akan ada kebangkitan dan hidup, tidak ada perubahan. Perubahan ke arah kehidupan merupakan buah pekerjaan Roh Allah. Dan kebangkitan tulang-tulang kering membutuhkan daging, otot dan kulit serta roh agar gerakan rohnya bukan suatu gerakan liar, atau tanpa arah dan pengharapan. Dimana ada kebangkitan dan kehidupan dari kematian, di situ terjadi gerakan perubahan. Roh Tuhan selalu membawa perubahan dan pemerdekaan.
Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Dengan menghayati peristiwa tersebut, kita mencoba untuk menghayati kondisi kita saat ini. Situasi dan kondisi kita yang hidup saat ini yang mengalami berbagai gejolak dan persoalan kehidupan, baik ekonomi maupun sosial, bahkan di dunia politik. Lebih-lebih di tahun 2014 ini bagaimana situasi politik di Indonesia sedang rame-ramenya untuk menduduki kursi kekuasaan dan kursi no satu di Indonesia. Maka, dengan melihat kembali kondisi/keadaan Israel yang tertindas pada zaman pembuangan Babel dan bagaimana Allah yang berkehendak untuk menyelamatkan umat manusia melalui nubuat nabi Yehezkiel. Roh Allah yang membangkitkan tulang-tulang kering, Roh Allah yang menghidupkan yang mati, Roh Allah yang juga menyelamatkan seluruh umat manusia melalui Yesus Kristus. Yesus Kristus, manusia sejati yang telah ambil bagian untuk menderita, karena penderitaan umat manusia atas hukuman dosa.
Allah membebaskan dan menyelamatkan manusia. Tak ada kekuatan yang mampu mencegah kebangkitan/hidupnya tulang tulang kering maupun kebangkitan Yesus. Demikian juga tak ada kekuatan dalam masyarakat yang mampu mencegah kebangkitan rakyat yang menuntut hak-hak mereka. Kebangkitan Yesus dari kubur merupakan bagian dari kebangkitan dari gerakan Yesus dari Galilea, gerakan dari kaum tertindas, kaum yang lemah di segala tempat dan zaman. Dalam kisah Yehezkiel kebangkitan tulang tulang kering itu menuju sebuah realitas baru yaitu sebuah masyarakat yang berkeadilan di mana para petani akan mendapat kembali tanah-tanah mereka yang telah dirampas.
Keadaaan murid-murid Yesus sebelum Pentakosta juga bagaikan tulang-tulang yang kering yang berserakan. Mereka tidak mempunyai kekuatan dan persekutuan untuk bersaksi dan melayani dunia. Mereka menjadi orang-orang yang telah hilang pengharapan dan kehidupan masa depan mereka. Dengan turunnya Roh Kudus pada hari Pentakosta, murid-murid dibangkitkan dan dipersekutukan dalam suatu persekutuan orang-orang yang sudah bangkit dalam Kristus. Mereka telah menjadi suatu persekutuan dari orang-orang yang berani menyatakan keadilan dan perdamaian.
Dengan ikut merasakan penderitaan yang Yesus alami, demi memerdekakan umat manusia yang berdosa, dan merasakan bagaimana karya Allah dan Roh-Nya yang menghidupkan tulang-tulang kering. Kita yang saat ini sudah menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, dan menerima karya Roh Kudus yang telah menghidupkan kita menjadi manusia baru. Marilah kita berubah, bergerak dengan semangat dan roh yang menyala-nyala untuk hidup makin peka, makin peduli akan saudara-saudara di sekitar kita yang menderita, yang lemah, bahkan yang mati imannya untuk kembali bangkit dan bersemangat karena Roh Allah yang menghidupkan telah hadir dan tinggal di dalam jiwa kita. Amin. [Kur]
Dostları ilə paylaş: |