Persimpangan



Yüklə 0,63 Mb.
səhifə4/7
tarix11.09.2018
ölçüsü0,63 Mb.
#80292
1   2   3   4   5   6   7
5. melukis diatas air

24 januari 2002
Keramaian kafe membuat nurul maupun nadia harus bekerja lebih keras, memang sejak kedatangan mereka berdua suasana kafe semakin ramai dan omset pun semakin meningkat. Dalam setiap kesempatan disela-sela melayani pesanan nadia dan nurul saling melempar senyum. Keramahan mereka berdua membuat para pengunjung merasa betah dan nyaman.

Usai melayani semua pelanggan nurul beristirahat di kursi depan kafe, menyeka keringat,yang mengalir dibalik jilbabnya tak berapa lama disusul nadia yang duduk disampingnya.

“capek juga ya nur..!” ucap nadia

“um… namanya juga kerja nad!” jawab nurul

“susah juga nyari ung, gak segampaang yang ada dipikiranku selama ini!”

“emh… semua akan terlihaat mudah tanpa tahu nyatanya karena tak pernah menjalaninya!”

“um……..eh..nur jadi liburan ditanah air?”

“jadi lah nad, uang kita juga udah lebih dari cukup kan buat pulang kampong!”

“um… hah gak nyangka aku bisa pulang dengan uang hasil jerih payahku sendiri”

“aku juga nadia..!” sahut nurul

Ketika sedang menikmati istirahatnya, tiba-tiba ada panggilan pesanan

“hello… please ,bring coffe late two,!” teriak seorang pemuda dari ujung kafe

“oh yes sir, coming soon” nadia segera beranjak ke dalam kafe mengambil pesanan tersebut.
Hari ini mereka bekerja sore hari, oleh karenanya ketika jam sudah masuk pukul 19.00 mereka akan beranjak pulang dan akan kembali besok pagi.

Usai mereka sampai didalam apartemen nadia segera merebahkan tubuhnya diatas kasur yang empuk, sedangkan nurul melepas sepatu dan beranjak kekamar mandi.

“nad,…aku mandi duluan ya!!” ucapnya

“um…”


Terdengar suara guyuran gemericik air, nampaknya nurul tak pernah terliaht kelelahan nadia sampai heran, usai mengerjakan ini, lanjut nggarap itu, selesai ngambil itu. Astaga!! gak ada capeknya tuh orang gumam nadia..

Baru saja nadia menutup matanya, tiba-tiba dibangunkan nurul yang sudah terlihat rapi.

“mandi dulu sana nad, jorok tau!” ucap nurul

“um….nanti aja ya!” sahut nadia tetap menutup matanya

“gak boleh…mandi sekarang, airnya seger tau!” sungut nurul

“emh…iya iya aku mandi!”

Dengan malas nadia melangkahkan kakinya ke kamar mandi, dibalik jilbab birunya nurul berusaha untuk terlihat tegar dihadapan siapapun. Kembali ia mengambil buku diarinya ditas pribadinya, menorehkan kata demi kata dan tak diketahui oleh siapapun.

“nulis apaan sih nur, serius amat” seru nadia begitu keluar dari kamar mandi, membuat nurul kaget dan segera menyembunyikan bukunya,

“emh…tugas kuliah nad, bukan apa-apa kok!” jawab nurul sekenanya

“oh….!!”


Nadia, duduk dikursi rias menata rambutnya yang masih basah , Rambut nadia yang sepanjang punggung tergerai basah, membuatnya semakin terihat cantik.

“kamu cantik sekali nad, pantas kalau ivan tergila-gila sama kamu!” tutur nurul sembari membelai lembut rambut nadia

“kamu bisa aja nur, sebaliknya justru kamu yang cantik. Berjilbab baik hati pula…!”

Nurul tersenyum indah, lesung pipit dipipi kananya membuatnya semakin menawan

“nur, ngeliat kamu belai-belai rambut aku kayak gini, aku kok jadi kepikiran bayu ya!”

“um…bayu biasa ngelakuin ini!!”

Nadia mengangguk cepat,

“andai ya nur waktu bisa terulang kembali…”

“andai nad…tapi you are destiny not like that!”

“um…aku tahu , tapi apa aku salah kalau aku masih berharap sama dia?”

Nurul menggeleng kuat

“enggak, gak ada yang salah. Semua orang punya hak untuk itu, termasuk kamu..” ucap nurul penuh keyakinan, “lalu bagaimana dengan ivan nad?” lanjutnya

“entahlah nur, aku juga gak tahu, dia gak pernah bilang apa-apa sama aku, aku sendiri bingung dengan perasaanku sendiri!”

“yaudah…. Nanti dipikirin lagi, sekarang udah malam, yuk tidur!”

“baik ukhti nurul!” jawab nadia manja
***
Film yang seakan menggambarkan risau hati kala itu, seakan mengerti apa yang terjadi dan apa yang dirasakan, plot dalam film seperti mengisahkan perjalanan asmaranya, memahami makna dalam film tersebut membuat bayu semakin tak menentu,

Terlihat semua orang didalam ruang bisokop berkonsentrasi dengan film yang mereka lihat, termasuk dian yang duduk dengan tenang disampingnya, lain halnya dengan bayu yang resah dan gundah.

salahkah diriku jika masih menginginkanmu dear,egoiskah diriku jika masih mencintaimu. Nadia……” batin bayu berkata,

Dengan tetap memandang layar monitor Perlahan Bayu mengenggam tangan dian dengan erat, dian cukup kaget, namun ia segera membalasnya.

“apa salah jika aku masih menyimpan rasaku untukmu, aku tahu rasaku salah. Tapi apa daya, aku tak bisa menyuruhnya pergi, aku mohon biarkan aku tetap mencintaimu” ucap sang cowok dengan beruraian airmata, cewek itu hanya memejamkan matanya, meneteskan ribuan mili airmata,

“tahukah kamu, apa yang selama ini aku rasakan ketika kamu pergi dan hilang, tahukah kamu ketika kamu tak ada disampingmu, ………. Aku kesepian, aku lemah…. Aku merasa nafasku singkat” jawab sang cewek , “namun kita tak boleh seperti ini terus, kamu sudah memiliki kehidupan sendiri , aku juga… walaupun berat mari kita jalani hidup masing-masing , mengubur semua indah kenangan!” lanjut cewek itu dengan berat hati.

Cowok itu hanya mengangguk lemah tanpa berkata apapun..

“kalau begitu bolehkah aku mendapat pelukan dari seorang teman!!!” ucap sang cewek, dengan segera cowok tersebut memeluknya, airmata kembali menetes tak tertahankan. Merelakan semua kenangan indah sirna tergerus sang takdir..


Sepenggal kisah dalam film tersebut sedikit banyak membuat hati bayu teriris , melayangkan pikiranya kembali ke masa lalunya yang indah namun berujung pahit, tangan bayu semakin erat bahkan seakan memeras jemari dian, dian hanya berusaha tenang ,ia tahu bahwa bayu sedang bergelut dengan perasaanya.

“film nya bagus ya bay,!” Tanya dian ,

Berjalan menyusuri lorong, menuju pintu keluar dari ruang bioskop,

“um…” jawab bayu , “emh… makasih ya bay udah ngajak aku nonton film!!”

“sama-sama diy,!” ucap bayu berusaha tersenyum namun hambar

“emh… bay , habis ini kita mau kemana? Aku males pulang dulu” “sama… gimana kalo aku ajak kamu kesuatu tempat!”

“kemana???” Tanya dian penasaran, “udah…pokoknya ikut aja, yuk!”
Sepanjang jalan disengaja atau tidak bayu mengenggam jemari dian, membuatnya merasa nyaman dan tenang.

Dalam segala doanya dian selalu berharap, tidak ada nama nadia dalam hidup bayu.

Dian selalu memohon dalam hatinya, memiliki bayu sepenuhnya tanpa ada bayang-bayang semu nadia yang terus menghantuinya. perih rasanya jika bayu selalu membahas tentang nadia dalam setiap obrolanya.

Terlihat tegar dan tabah adalah prinsip dalam hidupnya, walaupun sebenarnya tak seindah yang terlihat. Hatimya selalu sakit ketika mendengar nama nadia selalu disebut-sebut oleh bayu, kenapa bukan namanya, dian! Kenapa harus nadia!!

Tidak tahu apa yang harus diperbuatnya selain membuat gadis disampignya merasa nyaman berada didekatnya, tak tahu apa yang harus dikatakan untuk membut hati gadis disampingnya tak tersakiti.
Bayu tahu betul bagaimana perasaan dian kepadanya, romi pernah berucap kepadanya jika dian menyukainya bahkan mencintainya, tidak cukup dengan itu , bayu melihat dengan mata kepalanya sendiri sebuah kertas bertuliskan namanya dan ucapan sayang untuknya , yang sempat terjatuh dari balik buku kuliah dian. Sampai saat ini bayu belum mengembalikanya, ia sengaja menyimpanya sebagai tonggak untuk melupakan nadia.

Namun, apa yang bisa dperbuatnya. Ia tak bisa melakukan apa-apa, belum hilang sedikitpun dari hatinya mengenai nadia, bagaimana bisa dia berpacaran dengan orang lain sementara dihatinya hanya ada nadia.

***

“bagus banget tempatnya bay, kamu kok bisa tahu tempat sebagus ini sih??” ucap dian dengan senyum berseri,



Hamparan padang rumput yang luas nan hijau, dengan beberapa burung yang mematuk matuk rumput mencari seekor cacing yang bersembunyi, kicauan merdu dari sang burung diikuti oleh yng lain membentuk sebuah melodi yang indah.

Dibawah pohon besar yang rindang, bayu mengajaknya duduk

“tau lah, sering banget aku kesini, apalagi kalau sedang galau…!” jawab bayu engan mata memandang indahnya padang rumput,

“um…..berarti sekarang kamu lagi galau??” Tanya dian

“heem….. aku bingung diy, aku gak tau harus berbuat apa?”

“kenapa bingung, kamu kan punya hati, ikuti semua apa yang dikatakan hatimu, seyogyanya hati gak akan pernah berbohong kepada tuanya!” jelas dian

“benar apa yng kamu katakana diy, tapi……. Tahukah kamu jika aku mengikuti kata hatiku, ku pasti akan menyakiti orang lain!”

Dian berusaha mengerti setiap perkataan bayu, hatinya sesak

“um…. Sesulit itu ya!” ucap dian dengan berat hati,

“um… tapi aku akan terus berusaha diy , aku janji..!” ucap bayu

“aku percaya itu bay..!”

“hanya sebentar, sebentar… asalkan kamu mau menunggunya aku pasti akan terus berusaha..!aku janji…”

“aku akan selalu menunggumu bayu..!”

Lama terdiam, membiarkan menata hati masing-masing, menyelipkan rasa sakit yang semakin lama semakin membengkak. Dian ingin sekali menangis ,meluapkan segala isi hatinya,

Bayu menyandarkan kepalanya yang terasa berat dipundak dian, tanpa sadar hal itu membuat dian semakin dilema. Harus senang atau sedih?, sampai bayu memejamkan matanya, kepalanya masih bersandar pada hangatnya dian.

bay, tak pernahkah kamu melihat sebentar saja, orang yang selalu berada disampingmu. Kenapa kamu terus menunggu orang yang telah lalu, kenapa bay? Kenapa kamu harus menunggunya? Haruskah aku tetap menunggu dengan semua ketidakpastian ini? hah?setega itukah kau bayu? Cinta memang tidak harus memiliki, aku tau itu, tapi apa salah jika aku ingin memilikimu sebagai cintaku? Aku akan terus menunggumu bay, disini, direlung hati yang pupus ini! dalam batin dian berbicara
***

6. biarkan akan kujaga

10 januari 2003

Musim liburan pun tiba, banyak mahasiswa mahasiswi yang berasal dari Negara lain mengemasi barang-barang dan oleh-oleh yang akan dibawanya pulang kampung. Cukup lama meninggalkan tanah air membuat nadia amat rindu dengan segalanya, semua yang ada disana, keluarganya ,sahabatnya, sekolahnya, teman-temanya dan masih banyak lagi.

Sama halnya dengan nadia, nurul pun akan menghabiskan masa liburanya untuk kembali ke Surabaya, kota kelahiranya, mencurahkan rasa rindu yang lama ia pendam.

Karena terlalu sibuk dengan aktivitas dan pekerjaanya, mereka sampai lupa membeli oleh-oleh untuk sanak saudara, mereka membuat janji sepulang kerja hari ini akan mampir ke pusat belanja yang tak jauh dari kafe.

Kini tibalah mereka di pusat belanja yang menyediakan berbagai macam oleh-oleh khas kota mode ini, banyak sekali barang yang tersediaa sampai membuat keduanya bingung hendak membeli apa?

“kita berpisah disini ya nad, nanti ketemu lagi disini!” ucap nurul ,

“oke deh….! Jangan main jauh-jauh nanti hilang lho!” goda nadia

“haha…….okelah ukhti!!”


Berjalan menyusuri berbagai macam pernak pernik, mata nadia sempat dimanjakan dengan sebuah bandol bertahtakan mutiara, ketika nadia mengintip harganya. Dia hanya tersenyum tipis dan meninggalkan bandol itu tergeletak. Berbagai macam anting tersaji dedepanya, ia tertarik melihat sepasang anting bebentuk love berwarna biru perak. Dengan menimbang-nimbang, nadia pun membeli 2 pasang anting tersebut. Untuk diberikan kepada sesil dan gita.

Menengok pakaian yang begitu banyak sedikit banyak membuat nurul bingung untuk menjatuhkan pilihanya, semua baju yang dipilihnya bagus dan indah, antara blouse biru muda atau coklat muda, ah!! Tanpa berpikir panjang nurul mmembeli keduanya, usai menruhnya di kereta belanjanya, nurul melangkahkan kaki menuju kawasan makanan. Berbagai macam makanan tersaji dedepanya, mulai dari yang kering dan basah, dari yang masih sampai yang asin. Dari yang mahal sampai yang termurah sekalipun. Nurul mengambil beberapabungkus macaroon, merupakan kue kering khas paris, kue yang mirip dengan oreo jika diindonesia, namun rasanya lebih bervariasi dan kuenya pun berwarna warni.

Keranjang belanja nadia Nampak sudah cukup penuh dengan semua barang yang dipilihnya, namun ia lupa membeli barang untuk papanya, dengan segera nadia pergi kekawasan pakaian, memilih beberapa syal sutra yang cantik bermotif bermacam –macam salah satunya menara eifel. Nadia memilih syal bermotif menara eifel buat hadiah untuk papanya. Tak lupa , nadia membeli 2 buah replica menara eifel yang cantik dan mirip sekali dengan aslinya, dua buah! Satu untuk dirinya sendiri dan satu untuk Bayu.

“there are more?” Tanya seorang kasir berparas cantik kepada nadia,

“no..!nothing!” jawab nadia dengan ramah, “okey…! Wait a minute!”

Dengan cekatan kasir itu menjumlah barang belanjaan nadia yang termasuk banyak, mesin kasir yang canggih memudahkan sng kasir untuk menghitung harga.

“all of them at the price of €120,”

“okey,!” nadia mengeluarkan beberapa uang euro yang dia rasa cukup utnuk membayar semuaa belanjaanya,

€120/euro jika dirupiahkan bisa mencapai sekitar 2 juta an, denagn gaji, 100 euro perbulan, harga segitu masihlah terjangkau olehnya. Usai menyelesaikan pembayaran , bergegas nadia menuju pintu masuk swalayan, takut nurul sudah menunggunya,

Benar saja, ketik nadia sampai diepan nurul sduah menunggunya, berdiri dengan menenteng 4 plastik berukuran besar,

“sorry sorry, udah lama nunggunya?” ucap nadi dengan nafas tersengal sengal

“enggak, baru juga bebeapa menit yang lalu, emh…udah belanjanya!!”

“udah… !” jawab nadia sembari mengngkat kantong plasticnya yang tak kalah banyak,

“percaya deh……udah yuk pulang, !” ..“ayo!!”


***

Lelah mulai menjalari badan mereka, membawa 4 kantong plastic dengan berat yang pasti sangat berat, membuat tangan jengah dan capek. Terdapat dua koper berukuran jumbo tergeletak begitu saja dilantai.

Nurul bangkit duluan, meregangkan otot-ototnya dengan menekuk tanganya berulang-ulang.

Mengeluarkan seluruh barang belanjaan yang tadi dibelinya. Disusul nadia yang juga mengambil kopernya guna mewadahi oleh-olehnya.

Baju yang dibelinya disisihan disamping kanan koper, sedangkan samping kiri untuk pakaianya.

Makanan dan pernak pernik, mereka taruh dalam kardus medium yang mereka beli ditoko dekat apartemen tadi sehabis dari swalayan.

Tak terasa hampir setahun dia berpisah dengan keluarganya dan memilih tinggal dikota besar ini, tak pernah terbayangkan dibenak nadia keinginan terbesarnya dapat diwujudkanya dengan mudah. Banyak pelajaran yang dipetik nadiaa selama tingga negeri ini.

Tak sabar nadia ingin segera beranjak pulang , rindu yang dalam menyeret kakinya untuk segera beranjak.

“nad, lusa kita berangkat pagi-pagi sekali lho,! Jangan lupa!!” nurul mengingatkn nadia yang masih sibuk mengemasi barang-barangnya.

“iya ukhti nurul, terima kaasih sudah mengingatkaan!” jawab nadia santai

“um… eh nad kamu udah pamit belum sama ivan!” , “oh iya belum nur, astagfirullah kok bisa lupa sih,!”

“tuh kan… gitu aja bisa lupa!” , “iya udah besok deh aku pamit sama dia, aku juga belum ngabari om hans nur!” ucap nadia sambil emnepuk jidatnya cukup keras,

“aduh…gimana sih amu ini nad, apa-apa lupa! Untung hidung kamu gak keluapaan! Hah!!” omel nadia kepada dirinya sendiri. Nurul hanya tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepalanya, menanggapi kebiasaan sahabatnya tersebut.

Selesai sudah masalah packing, sekarang tinggal menuju dunia mimpinya.


***

Perumahan elit yang terletak dipusat kota ini memanglah sangat ramai,ada beberapa penginapan yang banyak dikunjungi para turis mancanegara disana. Salah satu dari sekian banyak rumah yang ada adalah rumah bernomor 10 milik om hans , teman papa nadia semasa kuliah dulu. Tak diragukan lagi om hans adalah orang berada dibuktikan dengan rumhnya yang lebih dari besar dan mewah.

Nadia berjalan memasuki pintu gerbang yang terbuka, terlihat ada seorang lelaki menyirami tanaman , Sepertinya tukang kebun

“excuse me.. what really is the home mr. hans?”, orang itu berbalik dan tercengang melihat siapa didepanya.

“nadia… kamu nadia..!” ucap orang itu.., “om hans… iya om saya nadia..!” ucap nadia membungkukkan badanya..

“Alhamdulillah kamu terlihat sudah besar sekarang, ayo masuk masuk… gak baik terim tamu diluar…!” ucap om hans sembari menggiring nadia masuk kedalam rumahnya

Seorang asisten rumah tangga membawakan dua gelas air minum, selanjutnya dia pergi kembali ke pekerjaanya.. nadia kagum sekali melihat isi rumah om hans yang penuh dengan pernak-pernik khas Indonesia..

“ ada keperluan apa nad?” Tanya om hans,

“enggak ada apa-apa om , Cuma mau silaturahmi aja, maaf baru bisa ngunjungin om sekarang…!”

“harusnya ka nom yang minta maaf karena gak bisa ngejenguk kamu… habisnya pekerjaan om numpuk banget gak selesai-selesai..!”

“iya om nadia juga ngerti lah,…”,

“um.. eh gimana kuliah kamu? Ada masalah?” sambil menyeruput minuman didepanya

“gak ada om semua lancar,!”

“biaya nya gimana?”

“beres om, aku kerja part-time dikafe sebagai waiters jadi cukuplah kalo untuk biaya kuliah dan hidup,…!”

“kamu benar-benar anak yang mandiri nadia, mirip sekali dengan papamu…”

“iya om…!” jawab nadia malu-malu

“oh iya om, lusa kan liburan semester ,aku mau liburan di indo , menurut om gimana?”

“baguslah , gak masalah… udah kangen emang??”

“iya om… kangen.. habisnya aku kan gak pernah pisah jauh dari mama dan papa..!”

“iya om ngerti, .. bolehlah kalo emang ada waktu… eh diminum dulu , nanti ngobrol lagi..!”

“oke deh om..!”



Ternyata om hans orangnya baik banget, gak salah kalo papa nitipin aku ke beliau.
***
Kantin yang memang satu-satunya kantin dikampus itu membuatnya selalu ramai. Setiap detik dan menitnya, tak mengenal kata sepi, selain harganya yang terjangkau bagi kantong mahasiswa , makananya pun tergolong enaak dan higienis. Memiliki sertifikat dari menteri pangan semakin menyakinkan kualitas kantin Universitas Indonesia itu.

Dengan wajah yang bermuram durja, gita berkali-kali melongok kearah luar kantin, duduk sendiri tanpa ada yang bisa diajaknya bicara selain mangkok-mangkok kotor didepanya, membuatnya bosan dan malas.

Sementara itu gita berjalan terburu-buru menuju kearah kantin, ia punya janji dengan gita 30 menit yang lalu aduh pasti gita bakalan ngomel-ngomel gak jelas nih, aduh… lagian pak dendy ngapain sih pake acara kuis segala, jadi telat kan gue. Berulang kali sesil melirik jam tangan ditanganya, waktu terus berjalan. Ia merasa semakin jauh saja jarak kantin dari kelasnya, buktinya ia tak kunjung sampai juga.

gita mulai bertambah gelisah, sesil yang ditunggunya tak kunjung datang, padahal mereka sudah punya janji. Tak jauh dari meja gita berada, sudah cukup lama romi memperhatikan setiap gerak-gerik sesil. Dengan berbagai macam keberanian yang tak bisa dilukiskaanya, romi mendekati meja gita.

“ehem…ehem.gue boleh duduk sini gak?” ucap romi berlagak sopan, membawa sebuah minuman dalam botol sebagai alat penyelamatnya.

“silahkan…!” jawab gita berlagak cuek , padahal pengen.. hehehe


“emh.. lagi ngapain , kok sendirian?” Tanya romi beusaha mencairkan suasana yang sudah seperti es. “lagi duduk , emang gak liat! Kok masih nanya!” jawab gita dengan juteknya

“um…..jutek amat sih, tapi tambah cantik aja kamu kalo gitu!!” goda romi sembari mengerlingkan mata nya, membuat gita terbatuk-batuk gugup.

“kamu sendiri ngapain disini, mana soulmate kamu?” Tanya gita menutupi kegugupanya

“oh..maksud kamu bayu, tau deh tuh anak tumben-tumbenan pulang duluan!”

Mereka kembali diam dalam pikiran amsing-masing, tak satupun kata terucap.

Bingung mau ngomong apa, batin romi.



Kurasa kusedang dimabuk cinta, nikmatnya kini kusedang dimabuk cinta. Spontan gita melantunkan lagu dari band armada “mabuk cinta” dalam hatinya.

2 tahun pendekatan, tapi sampai sekarang belum berani melangkah ke jenjang penembakan. Sejujurnya romi sudah tak tahan jika terus menyimpan perasaanya, namun apa yang bisa diperbuatnya. Waktu belum berpihak padanya.


“hayoo… ngelamunin apaan!” teriak sesil yang sudah menengahi mereka,

Mereka tersentak kget dibuatnya, sesil hanya tertawaa geli melihat mereka salanh tingkah.

“gila lo, ngagetin aja, kalo gue struk gimana?” protes romi dengan wajah kesal,

“yah…jangan struk dong, nanti gita gimana…!” goda sesil , membuat pipi gita semakin memerah.

“kemana aja sih kamu, kenapa baru dateng? Lama tau gak nunggunya!” omel gita tanpa spasi

“iya sorry sorry, mendadak tadi pak dendy ngadain kuis dadakan! Aku kan juga gak tau!” belaa sesil, “alah…. Aku tau kok , sebenernya kamu mau aku datang lebih telat lagi kan, supaya kamu bisa berduaan sama romi, iya kan! Gak usah ngeles deh…!” ucap sesil

“apaan sih… gak usah ngaco” jawab gita berbohong,

Romi hanya bisa terdiam dan mengamini ucapan sesil barusan.

“eh… nadia jadi pulang kapan?” Tanya gita mengalihkan pembicaraan ,

“katanya lusa dia berangkat, mungkin lusa depan baru nyampe ke Jakarta!” jawab sesil menjelaskan

“ nadia mau pulang !” Tanya romi tak percaya

“iya…biasa aja kali gak usah berkuah kalo ngomong!” protes gita

“ya maaf…abisnya gue kaget! Beneran nadia mau pulang!”

“um… gak pulang juga , Cuma liburan sebentar. Sekitar 3 mingguan katanya..!”jawab sesil

“we……keren, gue harus kasih tu bayu secepatnya nih!!” ungkap romi

“eeiittss….jangan pernah berani ngasih tau bayu, biarin dia tau sendiri, awas kalo lo sampe ngasih tau dia!!” ancam sesil, sambil menunjuk-nunjuk kearah romi

“e…mang kenapa?” jawab romi tak mengerti,

“gini, nadia bilaang ke kita dia gak mau bayu sampe tau kalo dia bakalan balik ke indo,!!”terang gita

“oh……jadi gitu, tapi cepat ato lambat bayu juga bakalan tau kan!” jawab romi

“iya ngerti, tapi biarin mereka yang menentukan jalanya sendiri, kita gak usah ikut campur!!” tangkas sesil,

Romi mengangguk –angguk mengerti. Sepertinya dia memiliki rencana berlian untuk mengetes bayu dan nadia, apakah mereka masih saling mencintai?

“eh……gue punya ide nih!” ungkap romi tiba-tiba seperti baru mendapat wangsit saja.

“ide apaan!” Tanya gita, “sini gue bisikin!!!” ucap romi

Segera sesil dan gita merapatkan telinganya mendengarkan rencana romi yang sepertinya bagus.


***
Restaurant orang-orang kaya bertengger, terbukti dari semua barang yang mereka gunakan, restaurant kantou yang sudah terkenal sampai mancanegara ini memang gudangnya masakan perancis, semua masakan yang dicari pasti bisa ditemukan disini.

Suasanya yang damai pas banget buat mereka yang keseharianya bergumul dengan hal-hal yang memusingkan. Harganya pun tak usah ditanyakan lagi. Tepat buat orang yang berkantong tebal keatas.

Dekorasi restaurant yang ditata sedemikian rupa, bukan terlihat seperti restaurant sewajarnya, Melainkan lebih seperti hotel bintang 5. Mau pagi mau malam gak kenal sepi tuh restaurant, para waiters nya tentu menggunakan system kerja bergilir, jika tidak…beh..bisa kenser tuh badan.

“van, ngapain sih kamu ngajak aku ke sini, harganya kan mahal sayang uangnya..!” rajuk nadia

“sekali-kali gak pa-pa kan nad, selama kamu disini kan belum peranh aku ngajak mkan ditempat yang bagus!!” bela ivan.
Nadia tampil begitu cantik pagi itu, long dress selutut berwarna biru dan sepatu candy yang senada membuat penampilan nadia semakin menawan, berkali-kali ivan dibuatnya tekagum-kagum. Nadia hendak berpamitan dan menceritaakan perihal liburanya di indonesia.

Ivan pun tampil tak kalah menawan, sengaja ivan tampil beda hari ini. menggunakan hem lengan panjang dan celana hitam, sudah seperti orang mau menikah .

“um,,… van van.!” Tegur nadia, “dimakan dong naad, masa’ didiemin aja makananya!” ucap ivan, nadia pun menyendokkn beberapa makanan kemulutnya,

“emh….. van, ini kan udah masuk liburan semester ya, um……. Aku pengen liburan di Indonesia van! Aku udah mengurus semua kok!” kata nadia, seketika tu ivan berhenti mengunyah stick yang ada dalam mulutnya.

“kapan kamu berangkat?” Tanya ivan dingin, “um…..lusa depan! Aku gak sendirian kok, nurul juga ikut pergi!” tambah nadia, “oh…….syukur kalo kamu gak pergi sendiri! Mau aku temenin??” tanya ivan , “e..enggak usah , ntar ngerepotin lagi, aku kan juga udah besar!!” sergah nadia. “ tapi kamu bakal kembali kan nad?” Tanya ivan khawatir, nadia tertawa renyah mendengar pertanyaan van yng menurutnya aneh,

“ya iyaalah van, kuliahku kan masih lama, masa’ gak balik lagi!!” jawab nadia, “jaga diri baik-baik lo nad, jangan lupa makan!!” ucap ivan, “apaan sih van, gak usah khawatir berlebihan gitu lah!!”


Wajar nad jika aku khawatir, bukan karena apa-apa, aku hanya takut jika kamu akan kembali pada bayu. Aku takut kehilanganmu nad. batin ivan

“oke… aku punya satu permintaan yang aku mau kamu turuti” ucap ivan dengan nada serius, “um… apa?” , “seharian ini kamu harus ikut sama aku, gak ada yang boleh ganggu!!!” kata ivan mantap, nadia pun mengangguk setuju walaupun ia tak tahu apa yang akan dilakukan ivan.


Usai meninggalkan restaurant elit itu, ivan melanjutkan perjalananya, ditemani mobil jazz metalik kesayanganya. Meluncur kearah barat kota eropa, menuju sebuah tempat yang sudah terkenal dimana-mana, menengok sebuah benda yag tingginya menckar langit.

Apa lagi kalau bukan , menara eiffel!! Ikon kota mode ini..

Menara eiffel, atau bisa disebut tour eiffel, menara besi yang dibangun di Champ de Mars ditepi sungai seine , Paris. Menara ini telah menjadi ikon global perancis dan salah satu struktur terkenal didunia.

Bangunan tertinggi diparis, banyak orang berkata tidak lengkap rasanya jika pergi keparis namun tak mengunjungi menara yang satu ini, disebut-sebut tempat paling romantic diparis, mengapa? Ada beberapa alasan yang menunjang pernyataan itu, antara lain terletak tepat ditepi sungai. Sudah banyak orang yang melamar kekasihnya ditempat ini dan kebanyakan diterima.


“aku gak nyangka kamu bakalan ngajak aku kesini van?” ucap nadia dengan matanya yang terfokus pada kemegahan menara eifel itu, “aku tahu , hampir setahun kamu tinggal dikota ini, tapi gak pernah sekalipun kamu berkunjung ke tempat yang romantis ini ,bukan?” jawab ivan serta bertanya.

“bener kata orang van, tempat ini bener-bener romantis!” ungkp nadia,

“mau duduk nad?” ucap ivan , duduk disebuah kursi taman . letak yang sangat strategis karena tepat berada didepan menara eiffel.

Banyak pasangan yang menghabiskan waktunya untuk bermadu kasih dikawasan eifel tower ini,

Nadia semakin yakin jika ivan menaruh hati kepadanya, semua yang dilakukan ivan selalu berhasil membuat nadia bahagia.

Namun, nadia masih menunggu dan menunggu, menunggu ivan untuk menyatakanya secara langsung. Kadang nadia ingin segera mendengar kata-kata cinta dari ivan namun kadang ia juga takut mengecewakan cowok yang amat baik padanya tersebut.

Nadia takut hanya menjadikan ivan batu loncatan untuk melupakan bayu,

“kita ini sebenernya apa sih van?” Tanya nadia, “em.. maksudnya??”

“pacar, sahabat, keluarga, temen atau…..!”

“hem……..aku tahu nad, suatu saat kamu pasti akan menanyakan hal ini, …….entahlah nad aku tidak mengerti, yang mesti kamu tahu! Ketika aku dekat sangat dekat denganmu! Aku menyukainya!!” tutur ivan tanpa ragu sedikitpun.

“kadang aku bingung van. Jika ada orang yang bertanya padaku, apakah kita pacaran!!? Aku gak tau harus jawab apa!!!” ucap nadia,

“tapi kita sudah sama –sama dewasa kan nad, tidak semua hubungan harus memiliki status kan??” , “tapi bagaimanapun juga aku ingin tahu apa sebenarnya hubungan kita!” tukas nadia,


Kemegahan eiffel menjadi saksi cinta mereka berdua, cinta?? Entahlah ini disebut cinta atau bukan, yang pasti kasih sayang mereka selayaknya sepasang kekasih.
“kadang aku lebih menyukai hubungan seperti ini nad, tidak ada kata putus kan! Tapi kadang ini juga menyakitkan..! ketika kamu bersama orang lain , aku tidak akan bisa melarangmu karena aku bukan bagian darimu..!”

“sebaliknya van… aku juga..!”, “biarlah semua mengalir dengan sendirinya nad, aku percaya rencana tuhan pasti lebih indah!”,

“semoga van…semoga!”
Selanjutnya ivan hanya berdiam diri, ia memberanikan diri untuk mengenggam tangan nadia. Nadia tak menolak, tersungging seulas senyum dibibir ivan…

“tapi kamu juga benar van, tidak semua hubungan harus memiliki status!!” tambah nadia



7. terus berharap!!!maaf!
Untuk kedua kalinya nadia menginjakkan kakinya dalam kemegahan garuda Indonesia,namun kali ini sedikit berbeda. Jika dulu ia sendirian sekarang ia ditemani sahabat tercintanya.

Semua orang telah bersiap, duduk ditempat yang telah disediakan dan mulai beradaptasi. Terhirup bau segar dari seluruh ruangan . terliht seorang pramugari berparas sexy dan berbadan cantik menunjukkan empat duduk kepada seorang nenek yang sudah cukup tua. Menuntun dengan hati-hati dan penuh keramahan. Diikuti oleh seorang kakek dibelakangnya, sepertinya itu adalah suami dari nenek tersebut.

Pramugara yang bertugas mengecek keamanan dan keselamatan penumpang berkeliling untuk memastikan semua telah mematuhi peraturan dan memakai sabuk pengaman. Nadia tersenyum manis ketika pramugara itu mengangguk sopan padanya.

Nadia mengehembuskan nafas panjang seraya berdoa , berharap semua akan baik-baik saja. Ketika dirasakanya pesawat akan segera climbing dan terbang landas.

Nadia melirik nurul yang duduk disampingnya, seperti berkomat-kamit dan menumpahkan kedua tanganya dimuka.

AC dalam pesawat membuat mata terasa seperti kehilangan Watt nya. Perlahan mulai menutup berdesir dalam deraian alam mimpi. Nadia melihat sekelilingnya , hanya tinggal segelintir orang termasuk dirinya yang masih membuka mata nya, melihat pemandangan bawah awan yang indah.

Beberapa saat Nadia termangu memandangi kecantikan Nurul. Senyum yang tak pernah hilang dari sudut bibirnya, terus mengembang walaupun dalam kondisi terlelap.
***

Senyam senyum ga jelas, itulah kata yang diucapkan orang, ketika melihat orang yang sedang jatuh cinta. Beberapa hari yang lalu ,ucapan itu terlontar dari seorang Romi. Melihat tingkah Bayu yang ketawa ketiwi saat BBM an sama dian. Sesaat Bayu berpikir, apa benar yang dibilang Romi? Ia sedang jatuh cinta??


Pelataran rumah semakin terlihat sejuk saja, batin Bayu sembari memandangi rimbunan rumpu, bunga yang tertata rapi. Berkat dirawat oleh pak oman dan mamanya yang senantiasa menyiramnya setiap pagi. Bunga bermekaran dimana-mana, musim hujan mulai merayap, membuat bunga bersahaja dan menunjukkan keindahan mahkota nya.

“Bayu, mama mau ke rumahnya tante dita sebentar , jaga rumah ya!”

Teriak mama bayu yang sudah berada digerbang rumah, menenteng sebuah tas , berdandan rapi seperti biasanya.

“iya ma!!!” teriak bayu kembali


Tiba-tiba hanphonenya berbunyi ringtone biasanya, dengan segera ia mengambil hpnya yang tergeletak dimeja samping ia duduk. Ternyata ada BBM dari romi,

Rhomi rhom : hallo bro, lagi ngapain men? ,

Bayu D : duduk santai aja bro, lo sendiri?

Rhomi rhom : lagi galau gue bro! 

Bayu D : galau kenapa? Tumben bisa??!! Hahaaha

Rhomi rhom : kebangetan lo, emang gue fira’un yang gak bisa galau,

Bayu D : ya sorry men, lo galau kenapa?

Rhomi rhom : masalah cewek bro..

Bayu D : siapa , gita??

Rhomi rhom : ya siapa laagi kalo bukan dia?

Bayu D : oke, terus apa yang lo galau in, kayaknya Gita juga sayaang sama lo..

Rhomi rhom : gue tau, sesil juga bilang gitu ke gue kemarin, nah yang bikin gue galau,

gue gak tau harus ngapain?

Bayu D : alah…gue kira apaan?! Ya lo tembak dia dong, nunggu apa lagi?

Rhomi rhom : nah itu masalahnya, gimana caranya?

Bayu D : hadeh… hari gini gak tau cara nembak cewek, gimana sih lo??

Rhomi rhom : lo tau sendiri kan, gue kalo udah ketemu sama gita, lidah gue kelu, gak

Bisa ngomong apa-apa 

Bayu D : aissh… makanya belajar, kalo lo terus-terusan nyembunyiin cinta lo, gita bisa lari ke orang lain bro..

Rhomi rhom : iya juga bro, eh lo sendiri gimana sama dian? Baik-baik aja, gue perhatiin lo tambah akrab ajah!

Bayu D : baik-baik aja bro, iya gue rasa dian udah mulai masuk ke kehidupan gua!!

Rhomi rhom : bagus tuh, lo udah mulai bisa lupain nadia,

Bayu D : tapi bro, gue belum bisa. Gue takut kalo gue ngecewain hati dian..

Rhomi rhom : hampir setahun lo gantungin dian, dan selama itu dian selalu ada buat lo,

apa yang kurang? CINTA? Bro, cinta itu bisa tumbuh seiring berjalanya waktu….
Bayu termenung mendengar ungkapan romi yang menggetarkan dinding hatinya, tak satupun salah , semua benar. Apa yang dibilang romi itu benar, Dian yang selama ini ada untuk Bayu, bukan Nadia. DIAN!!! Dian selalu berusaha membuat bayau melupakan sosok nadia yang begitu kuat, dian selalu ada disisinya ketika bayu terpuruk dan jatuh. Dan dian pula yang selalu mengantarkan kebahagiaan kepangkuan Bayu,

apa yang harus aku lakukan tuhan, tolong aku!!


Bayu D :hah……… taulah gelap!!

Rhomi rhom : gila lho, siang bolong begini lo bilang gelap!! Mata lo gak pa-pa?

Bayu D : bingung rom,

Rhomi rhom : lo sayang kan sama dian?

Bayu D : selalu bro, gue selalu sayang sama dian, tapi gue cinta sama nadia

Rhomi rhom : aaaiiissss.. ckckckc…. Bisa lo ya gandeng dua cewek sekaligus, bro, gue

Saranin lo harus pilih salah satu diantara mereka, gak mungkin lo pilih keduanya

Bayu D : bingung!! Pilih yang mana!

Rhomi rhom : pilih menurut kata hati lo, gue yakin apa yang dibilang kata HATI lo gak

Akan pernah salah!!

Bayu D : huh!!!

Mendungnya awan seakan mengerti akan keterpurukan yang dirasa Bayu, menciptakan gumpalan awan hitam yang berujung hujan. Hujan memang indah , member kehidupan seluruh mahluk hidup yang ada didunia, memberi kesejukan dalam butiran debu.

Tapi selamanya hujan akan indah, berubah mengerikan jika menghujani timbunan sampah yang akhirnya menimbulkan banjir yang meresahkan.
Sama sepeti cintanya untuk nadia, indah memang, tak bisa dilukiskan dengan tinta apapun untuk menggambarkanya. Tak bisa di banting dan dipukul dengan apapun untuk mematahkanya. Cintanya sangatlah indah, seindah yang dicintainya.

Tetapi, hujan menciptakan satu hal yang disebut keindahan usai hujan, Pelangi… warna-warni tubuhnya, panjang melengkung diatas awan, semakin indah terkena sinar matahari.

Dian layaknya pelangi, menghiasi hidup Bayu dengan warna miliknya. Menorehkan sejuta kenangan hidup yang akan terus terngiang dipikiranya.
Namun, alangkah malangnya pelangi, ia akan menghilang ketika hujan kembali turun. Melunturkan seluruh warnanya dan membuatnya terluka..

***
Kau ada didalam hatiku, akan tetap memujamu. Hati Dian bicara dengan pedihnya airmata menetes. Membayangkan dan terus terngiang ditelinganya mendengar nama itu. Apakah salah jika aku mencintaimu, dan berharap kan memilikimu? Ucap dian lirih ditemani derasnya air hujan yang turun diluar sana. Lewat jendela kaca dikamarnya, Dian melihat jelas betapa lebatnya hujan yang turun malam ini.

Buka matamu ,rasakan tawa cintaku bay!!teriak batin Dian dalam ikatanya.
Tak dipungkiri lagi, Dian benar benar jatuh hati kepada cowok idaman semua wanita itu, sejak pertama kali berpandang mata dan berjabat tangan. Darahnya berdesir naik menyambut kehangatan telapak tanganya. “bayu”masih teringat jelas untuk pertama kali nya Dian mendengar nama itu dari orangnya langsung. Tak bisa apa-apa, hanya tersenyum bahagia .

Berawal dari pekenalanya di kampus , dan juga dari teman nya, romi. Dian bertemu dengan Bayu , seorang cowok tampan, berbada tinggi, dan yang penting dia seorang pencuri. Hah!!! Pencuri, ya !! dia adalah seorang pencuri yang telah mencuri hati Dian. Apa lagi??


Berharap bisa menjadi pendamping hidup bayu yang selalu ada disisinya, Dian selalu berada di setiap sat bayu memanggilnya, setiap bayu memikirkan dan membutuhkanya. Hanya berharap balasan cintanya dari seorang Bayu..

Tapi apa hal! Harapanya sirna seketika ,saat tahu bayu masih mencintai Nadia, mantan kekasihnya yang kini tinggal di Paris, dan kuliah disana. Tak habis dipikir oleh Dian, secantik dan seistimewa aapa Nadia itu,hingga mampu membuat bayu tak bisa melupakanya dalam waktu yang terbilang lama. Setahun..


Untukmu aku akan bertahan, tapi sampai kapan,

Sampai kamu melupakanya , tapi kapan?? Aku butuh kamu bay, kamu…

Bay, apa yang harus kulakukan agar kamu tahu betapa hati ini memilihmu…

Apa kurangnya diriku, hingga sesulit itu memilihku… katakan ya..

Hanya “ya” bay,
Derian airmata yang tak terhitung jumlahnya mengalir tak terkendali dari kedua sudut mata cantiknya. Dian menjadi orang ang paling tersakiti dalam hubungan cinta yang rumit ini… namun, ia selalu berusaha menjalankan semua kehidupnya dengan Nampak biasa sepeeti tak terjadi apa-aapa, padahal jika mereka tahu, hati dan batin Dian dipenuhi gejolak amarah yang tak bisa dikeluarkanya…
Termangu ia memandangi sebuah foto diponsel nya, foto dirinya bersama bayu saat acara ulang tahunya. Terlihat bayu menyampirkan tanganya dipundak dian, disengaja atau tidak. Dian tak peduli ia sangat deg-degan terhipnotis kedalam perasaan terlalu mencintai. Membuatnya bodoh dan seperti kerbau yang dicocok hidungnya.

Tersadar dalam lamunanya ketika ponsel yang dipegangnya bergetar , hampir saja terjatuh.

Sebuah pesan yang membuat kedua bibirnya tertarik untuk tersenyum. Tertera nama “bayu” dalam layar atas ponsel dan pesan yang dikiriminya “malam Dian,”
“malam bayu..!” , dian membalas pesan tersebut dengn hati berdebar-debar.

“Dian lagi apa?” , “gak lagi apa-apa! Ada apa bay?” ,

“gak ada apa-apa Cuma mau mastiin kamu baik-baik aja!” ,

“kamu kenapa? Sakit? Tumben nanya kayak gini..”

“nggak apa-apa, emang gak boleh nanya kayak gitu..!”

“ya gak pa-pa, Cuma tumben aja!” , “disana hujan nggak?”

“deres banget, jadi males keluar rumah!!”

“diy.. besok ada kuliah gak?”

“ada…Cuma agak siang, jam 10 an, kenapah?”

“aku jemput ya, kebetulan aku juga kuliah jam segitu!”

“boleh, jangan telat ya!!”. “siap tuan putri!!!!!”

Percakapan singkat malam itu semakin membuat hati dian bingung, bayu menganggapnya apa? Teman atau lebih? Kadang bayu bisa membuat hatinya berbunga-bunga bak taman sari tapi kadang, membuatnya buruk seperti bunga bangkai.



Entahlah bay.. aku bingung dengan semua ini!!!
***

“nur, itu orang tua aku.. yuk aku kenalin kamu ke mereka!!” ucap nadi bahaga ketika melihat kedua orang yang disayanginya melambaikan tangan kearahnya, dengan sedikit menyeret tangan nurul nadia berkari kearah dua orang yang amat dirindukanya tersebut.

“mama..papa…!”teriak nadia meredam dalam pelukan keduanya…

“nadia… apa kabar kamu nak? Baik !!” tutur papa nadia dengan mata berkaca-kaca,

“papa…nadia baik-baik aja, semua baik-baik aja… dimana kak Alvin, kok gak ikut jemput nadia?” ucap nadia dengan raut kecewa, “Alvin lagi magang di bandung, besok baru pulang, makanya gak bisa jemput kamu bareng kita” tutur mama nadia dengan sabar

“oohhh..” jawab nadia mengerti,

“oh iya, pa mah ini nurul, temen aku disana, cantik kan??” ucap nadia memperkenalkaan nurul ke kedua orang tuanya,

“nurul om tante..” tutur nurul sembari mencium tangan keduanya bergantian..

“cantik seperti namanya..” ucap papa nadia dengan ramah..

“terima kasih om…!” jawab nurul tersipu malu

“mau ikut kerumah dulu nur?” Tanya nadia…

“nggak usah nad, aku udah ditunggu paman diluar, kalau begitu aku duluan ya nad, om, tante..” ucap nadia sambil kembali mencium kedua tangan mama dan papa nadia. Serta memberikan pelukan perpisahan hangat untuk nadia.

“ngasih kabar ya nur… !” ucap nadia, nurul hanya mengangguk pasti sembari berlalu menuju luar bandara dengan sedikit berlari kecil.

“pulang yuk nad, kamu pasti capek kan!!” ujar papa nadia, “um!!” jawab nadia dengan wajah masam..



Gimana kamu disana? Udah ketemu om hans belum? Gimana kabar om hans, kuliah kamu lancar kan? Ada masalah selama kamu disana? Jarang sekali kamu ngasih kabar ke kami? Kenapa?

Ujaran pertanyaan yang terlontar dari kedua orang tuanya , membuat nadia harus menjbarkanya panjang lebar . satu persatu nadie menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sudah sering dijawabnya, dengan antusias mama nadia mendengarnya..

**

Suasana rumah yang tak jauh berbeda dengan setahun lalu, tetap dengan desain interior yang sama. Tetap ramah dan menenangkan….



Nadia menyelami kenangan-kenangan yang tiba-tiba terlintas dalam pikiranya. Nadia tersenyum jika kembali mengingat semua hal gila yang terjadi dirumah ini, setiap hari tak lengkap rasanya jika tak ribut dengan Alvin, kakaknya, tak tenang rasanya jika tak mendengar mamanya ngomel-ngomel karena mendengar suara keributan yang ia timbulkan bersama kakaknya, mengingat akan kesabaran papanya, kerja keras papanya yang setiap hari banting tulang dikantor mengais rezeki untuknya dan keluarga.

Nadia melangkahkan kakinya menaiki tangga yang biasa ia pijaki, perlahan kembali mengingat semua hal yang berhubungan. Membuka kembali pintu kamar yang sudah lama tak dibukanya, Nampak bersih dan terawat tidak seperti bangunan yang lama tak dihuni. Sepertinya mamanya rajin membersihkan dan merawat kamarnya dengan teratur.memandang sebuah foto keluarga kecilnya yang tercetak besar dan tertempel tepat diatas kasur tempat tidurnya. Foto itu merupakan salinan foto yang ada diruang keluarga.


“nadia…” panggil mamanya yang ternyata sudah berada didepan pintu,

“ya mah??” , “kamu mau istirahat dulu apa mau makan dulu?” tawar mama nadia,

“istirahat dulu deh ma, capek banget soalnya” jawab nadia sembari memijat lehernya,

“yasudah….. tidur dulu sana, biar nanti mama yang beresin barang-barang kamu!!” ujar mama nadia sembari melangkahkan kaki pergi keluar kamar.


Segera, nadia merebahkan badanya diatas kasur empuknya, menghembuskan nafas panjang dan mulai menutup katup matanya yang sudah mulai lelah.
***

Diskusi umum: come..

Githa : cie…cie yang udah balik gimana nih kabarnya?

Sesyl : ehem…ehem diem-dieman mulu..

Nadia melihat obrolan aktif di blackberry messenger yang nangkring di ponselnya, perlahan nadia mengetik pesan balasan untuk kedua sahabatnya.

Nadia : hai-hai… baik teman

Sesyl : nah nih orangnya baru muncul..

Nadia : iya nih, baru tadi pagi nyampe nya..

Githa : um…. Mana oleh-oleh buat kita!!

Sesyl : iya , oleh-oleh nya mana??

Nadia : sabar sebentar kenapa sih, bru juga nyampe kan!!

Githa : iya ..iya sorry deh..

Sesyl : bercanda kali nad, kamu disini aja kita udah seneng banget,

Nadia : ehm… sweet banget deh kalian…

Githa : ya yadong, kita gitu loh……!

Nadia : hahahaaha..

Sesyl : oh iya nad, sorry tadi kita gak bisa ikut jemput kamu, ada jadwal kuliah soalnya, maaf ya..

Nadia : ye elah.. gak pa-pa kalek, ngobrol sama kalian kayak gini aja aku udah seneng banget,..

Githa : iya nad, tauk nih gak ada liburnya kuliah, padet banget..

Sesyl : eh iya nad, nurul pulang juga??

Nadia : iya sil, tapi ke Surabaya, tadi kita pisah dibandaraa

Githa : boleh tuh kita-kita dikenalin

Nadia : dengan senang hati lah… kapan-kapan aku kenalin kalian sama nurul

Sesyl : ditunggu ya nad….

Githa : ehm…..nad sebenernya kami punya acara reuni buat kamu...

Nadia : iya… reuni buat aku? Kapan?

Sesyl : gini…. Aku sama gita udah janjian sama romi buat ngadain reunion kecil-kecilan , lusa.. sekitar 5 harian lagi lah..

Githa : sorry kalo kami lancng ngasih tau kepulangan kamu ke romi.. abisnya..

Nadia : ya sudahlah… ga pa-pa juga teman.., boleh juga reuni itu. Dimana rencananya?

Sesyl : kalo soal tempat kami belum bicara lebih lanjut, menyusul deh…

Githa : kita ber 5 kan udah lama gak ketemu… apa lagi ngumpul-ngumpul kayak dulu…

Nadia : oke deh, tempatnya aku tunggu

Eh, bentar. Ber 5? Siapa. Kan aku, kalian berdua sama romi, kok ber 5?

Sesyl : emh…… Bayu juga nad !!

Githa : kenapa nad, gak mau ya? Gak usah aja kali ya!!

Sesyl : nad, apa gak usah ngundang bayu ke reuni ini??

Nadia : eh.. gak pa-pa , udah lama juga gak ketemu sama bayu… gak usah dibatalin acaranya… aku seneng kok kalo kita ber 5 bisa ngumpul lagi kayak dulu..

Sesyl : seriusan nad.. kamu gak boong kan!!>???

Githa : beneran nad, kamu gak pa-pa..

Nadia : iya…….emang kenapa? Aku sama bayu juga gak punya hubungan apa-apa kan, apa yang perlu dikhawatirin coba,,

Sesyl : iya juga sih…

Nadia: ……..


Bayu, bagaimana kabarmu saat ini? tahukah kamu jika aku pulang? Aku merindukanmu bay, sangat merindukanmu!
***

Kedai dekat pom bensin sekaligus sekolah SMA dulu merupakan tempat pilihan mereka, mengenang masa indah SMA dengan uraian tawa yang pecah tak terkendali ditambah dengan romi yang selalu mengucapkan kata-kata humor dan bertingkah lucu.

Terlihat sama, hanya bedanya kini mereka telah lepas dari seragam formalitas SMA yang selama 3 tahun mengikatnya , Nampak lebih dewasa.

“gak nyangka bisa ngumpul-ngumpul bareng kalian lagi!!” ucap nadia dengan wajah berseri,

“um…. Gue pikir lo gak bakal balik ke Jakarta lagi,!” tambah romi,

“dulu, sering banget ya kita ngumpul kayak gini, aku jadi kangen!!!” suara sesil dengan parau

Tapi, belum lengkap! Masih ada satu kursi yang belum berpenghuni? Ya, satu orang lagi belum datang! Ga salah lagi, Bayu belum datang!!

“bayu kemana sih rom, belum datang juga!??” Tanya gita,

“bentar lagi, udah diparkiran katanya!!” jawab romi

“oh!!!!” “itu dia baru muncul!!” sahut sesil ketika meliht bayu berlari kecil menghampiri mereka

Bayu!! Kamu terlihat baik-baik saja! Syukurlah kalau begitu!! Bay aku rindu sekali sama kamu, tidakkah kamu merindukanku??ba…

“nad…nadia lo gak pa-pa?” sapa bayu keheranan melihat nadia yang melamun.., gita menepuk pundak nadia sembari melepas nafas panjang

“nadia……..” teriak sesil

“hah????” ujar nadia seperti orang bodoh!! “ada apa?” , bayu tersenyum hambar melihatnya, kembali mengulurkan tanganya kearah nadia

“apa kabar?” Tanya bayu , “ba..ik, kamu sendiri?” Tanya nadia gugup

“baik,!” jawab bayu singkat, gue kangen banget sama lo nad, lo tau gak sih??

Salah tingkah Nampak jelas diwajah nadia maupun bayu, rindu yang dalam menguasai diri mereka, tak tau bagaimana cara mengungkapkanya. Hanya dengan diam berharap tau keinginan masing-masing, seperti telepati.

“iya… aku kerja jadi waiters disana, gajinya gede lho!” ujar nadia semangat

“yaiyalah..euro kan menduduki mata uang tertinggi sekarang, ngalahin dolar amerika lho!!”

Tanggas romi, “wah enak dong, mandiri!” sahut gita,

“eh………kamu tinggal sama siapa disana?” Tanya bayu , nadia sempat termangu sebentar ,

“ehm…… aku punya sahabat disana, dari indo juga!” , “oh…nurul nurul itu ya!” sahut sesil

“um…. Ada satu lagi sih, ivan namanya.. dia yang mempekerjakan aku jadi waiters itu, orangnya baik banget !” tutur nadia,

“ohh!!” jawab bayu tak bersemangat,

“eh,,,,kalo liat kita ngumpul kayak gini, gue jadi inget waktu hiking ke puncak! Kebersamaannya terasa banget!” tutur romi , “iya bener, kelas XI dulu kan!!” sahut gita,

“oh…. Yang kalian ngacangin gue itu yah! Gita asik sama romi, nadia sama lo bay, nah gue… udah kayak seonggok jagung disanah…!” sungut sesil

“hahaha……. Bener banget, kasihan lo!” tambah romi

“um……. Seneng banget bisa kenal kalian sobat!” jawab nadia, “pasti dong semua orang yang deket sama gue juga bilang kek gitu..!” jawab romi kepedean, bayu yang duduk didekatnya memukul kepala romi,

“gak usah keGRan lo, gue enek kenal sama lo…!” ucapnya
Lagi dan lagi, sebuah kenangan kembali terungkap. Mengingatkan kembali akan indahnya asmara masa lalu.
“ah……kamu disana udah pergi kemana aja nad? Eiffel? Perth?”

“ehm…….banyak lah, Eiffel udah, perth apa lagi.. sering banget kesana..”

“bagus banget ya tempatnya, kata kakak gue, Eiffel tuh tempatnya romantis banget!!”

“iya nad, apalagi kalo kesana sama pacar, uhm…. Plus plus deh!!” tambah sesil

Nadia hanya mengagukkan ujaran ujaran mereka

Selagi asyiknya ngobrol, tiba-tiba ada telepon masuk ke ponsel bayu, (ganggu suasana aja)

“bentar , gue ngangkat telepon dulu,” ucap bayu
“iya halo… ada apa tante?” “nak bayu, sekarang ada dimana?”

“sedang makan siang tante, ada apa?”

“bisa kamu pergi ke rumah sakit sekarang, Dian kecelakaan!”

“Dian tante, dirumah sakit mana?”

“kasih bunda, cepat ya nak dian mencari kamu terus!!!”

“iya tante, saya akan segera kesana.! Iya tante!!”

Suara mama Dian terdengar khawatir sekali, tersedak-sedak dan terdengar habis menangis.

Romi, sesyl, dan gita hanya berpandangan tak mengerti.


“eh……… sorry ya, gue balik duluan, temen gue kecelakaan?” ujar bayu

“siapa?” Tanya romi penasaran,

“Dian rom, barusan mamanya telepon. Dia nyariin gue terus, gue balik duluan ya. Sorry gak bisa lama-lama!” ucap bayu sembari melangkahkan kaki pergi tak menhiraukan nadia yang masih bertanya –tanya, siapa dian?

“huh…..dasar dateng telat, pulang duluan!!” sungut sesil,

“siapa Dian?” Tanya nadia dengan wajah datar tanpa ekspresi,

Sesil, gita, maupun romi bingung harus menjawab apa.

“siapa Dian?” Tanya nadia sekali lagi ketika semua hanya diam

“eh,…dian itu..” kata sesil tapi gak jadi,

“dian itu temen sekampus gue, ya dia temen sekampus kita!” sahut gita

“ah ya… dian temen sekampus kita, kenapa emang nad?” Tanya romi

“oohh… Cuma temen kampus bagi kalian, tapi bagi bayu? Lebih dari itu kan??” jawab nadia tetap dengan wajah datar

“hah?? Eh…..” kata sesil kaget sekaligus gugup,

“emh….oke gue bakalan jelasin semuanya, e…dian itu cewek yang sekarang lagi deket sama bayu, dia temen gue di SMP dulu. Kayaknya mereka saling su…ka tapi gak tau kenapa sampe sekarang masih HTS” , tutur romi

“ohh!!”jawab nadia,

Matanya berair namun tak menetes, hatinya sakit tapi siapa yang tahu. Nadia berpikir bayu benar-benar sudah melupakanya..

“kamu gak pa-pa nad?” Tanya gita khawatir, nadia hanya menggeleng lemah sambil mengusap matanya yang berair

“mau balik sekarang, gue anterin yah!!” tawar romi

“boleh…!” jawab nadia

“yaudah sekalian kita bareng aja, gak enak kalo Cuma berdua. Boleh ya rom?” pinta gita

“ya boleh lah, ya udah ayo!!”

“eh tunggu sebentar, kalo misalnya aku mau jenguk Dian , bisa gak?” Tanya nadia dengan suara yang parau

Semuanya kembali terdiam,

“tentu lah… kapan? Biar kita anterin!” jawab sesil

“besok gimana?” jawab nadia, “ah…..boleh, lebih cepat lebih baik!!” jawab gita sekenanya

“ha iya iya…” sahut romi ,

Sekali lagi, romi, sesyl maupun gita saling berpandangan, seperti berkomunikasi dengan mata batin mereka.

***

Gundah dan resah, kecelakaan yang dialaminya sedikit banyak membuat dian gak bisa berbuat apa-apa, tangan kananya patah sedangkan kepalanya membentur stang mobil hingga akhirnya ia harus mengenakan perban mengelilingi kepalanya.



Beberapa buah yang masih segar tersedia dalam mangkok, di sebuah meja kecil dekat ranjang rumah sakit. Sebuah vas bunga beserta bunganya tertata rapi dan mengeluarkan bau harum yang memanjakan hidung.
Keluarganya menunggui dengan was-was, berharap tidak ada hal serius yang menimpanya. Ketika istirahat dalam tidurnya , Dian terus saja memanggil nama bayu tanpa henti, keluarganya tahu sekali jika dian dan dan bayu punya hubungan khusus.

Sampai tak berapa lama kemudian bayu datang dengan tergopoh –gopoh,

“om, tante bagaimana keadaan dian?” Tanya bayu dengan suara tersengal-sengal

“kamu liat saja sendiri, !” ucap mama dian


Bayu berjalan dengan gontai menghampiri kasur rumah sakit dengan dian terbaring lemah diatasnya, matanya terbuka sayu . Dian berusaha tersenyum ketika bayu datang mendekatinya.

“bayu………” ucap dian lemah, sangat lemah

“diy…….istirahat dulu aja gak usah banyak gerak!” tutur bayu, mengambil kursi dan duduk disamping ranjang dian

“makasih ya udah dateng, maaf kalo nyusahin kamu!!!”

“kamu ngomong apa sih, siapa yang nyusahin,gak usah ngomong kayak gitu!”

“temenin aku ya, aku takut sendiri bay..!” pinta dian

“um….. aku disini terus buat kamu!,” , “terima kasih bay…….!”

“gak usah takut , kan ada aku disini!!”


Orang tua dian memperhatikan mereka berdua dari luar, terlihat akrab dan penuh cinta. Mereka banyak berharap kepada sosok bayu, sebelumnya orang tua dian tidak pernah melihat anaknya sebahagia itu ketika dekat dengan seorang cowok.
“pa… mama mau istirahat dirumah, capek..!” , “iya ma, terus yang njaga Dian siapa?”

“minta bantuan bayu saja pap, siapa tau dia mau?”

“yaudah mama yang ngomong ya, papa ambil mobil dulu..!”, “ ya pa..!”
Bayu dan dian berpegangan tangan ketika mama dian masuk kedalam ruanganya.

“maaf kalo tante ganggu, tante Cuma mau minta tolong ke nak bayu, bisa?”

“bisa tante…mau minta tolong apa tante?” ,

“tolong jagain dian untuk mala mini saja, tante dan om mau ngurusin yag dirumah dulu..! bisa nak bayu??”

“tentu tante dengan senang hati, saya akan jagain anak tante yang bawel ini..!” ucap bayu sembai mengerling kearah dian, dian melengos malu.

“terima kasih, tante permisi dulu ya, mama pulang dulu ya diy… jangan minta macem-macem kalo bayu yang nunggu..!” goda mama dian

“tante tinggal ya nak bayu..!”, “iya tante hati-hati dijalan….!”
Dian memandang bayu cukup lama, bayu benar-benar tampan pikirnya.

Tidak hanya , tampan tapi berbudi pekerti luhur dan baik hati. Tak heran jika banyak cewek dari yang cantik sampai yang pas-pasan mengejarnya. Tak jarang pula dian dibuat geram melihat bayu yang pasrah-pasrah saja.

“woy……. Ngapain liatin gue kayak gitu.iya iya gue tahu gue emang ganteng tapi gak usah sampe ngiler gitu liatnya” goda bayu membuat dian bersemu malu

“apaan sih GEER lo..!” jawab dian dengan malu-malu,

“kok bisa sampe kayak gini diy,gimana ceritanya?”

“um….. tiba-tiba mobil aku ada yang nubruk dari belakang , nah didepan mobilku ada anak kecil naik sepeda, ya aku banting setir ke kanan, eh gak tau nya ada trotoar , nabrak trotoar deh, tanganku ke jepit stang mobil sampe patah kayak gini!” sambil menunjukkan bidai ditangan kananya

“emh…… tapi syukurlah gak parah kecelakaanya,!”, “eh….kamu udah makan bay?”

“udah tadi,!!” , “ohh.. sama siapa?” .

“sama temen SMA sekalian reunion kecil-kecilan sekaligus nyambut temen aku yang pulang dari Paris!”, “emh… siapa yang dari paris?”,

“nadia… kamu kenal kan, itu yang dulu pernah aku ceritain…!” ,

Ahhh…… nadia lagi, pastilah aku mengenalnya bay, kamu selalu menyebut namanya didepanku bagaimana aku bisa lupa itu, kamu Nampak bahagia sekali bay. Benarkah itu?kapan aku bisa membuatmu sebahagia itu bay? Dihatiku terukir namamu , cinta rindu beradu satu..namun selalu aku bertanya? Adakah aku dihatimu??.... Bayu…..
“ohh, iya aku inget, yang mantan kamu itu ya?” Tanya dian tanpa ragu, mendengarnya bayu hanya mengangguk pasti.

“emh.. kamu sendiri udah makan belum?” Tanya bayu ,

“udah kok tadi disuapin mama…!”

“ ah, daripada diem mau aku certain dongeng diy?” , “ahahaha.. dongeng apaan, lagian aku bukan anak kecil lagi..” eluh dian,

“alah… ga papa, orang besar juga halal kalo mau dengerin dongeng..!”
Begitulah sejatinya bayu, selalu ada dikala dian membutuhkanya. Siap sedia kala dian memanggilnya, tawa bayu yang terurai tanpa beban membuat hati dian lega dan terus berharap. Namun, takut! Dian takut jika bayu kembalii ke masa lalunya, ketakutan akan kehilangan terus menghantuinya dalam dunia nyata maupun dunia mimpi.

Hari menjelang malam, awan hitam pun bergelayut datang mengajak ribuan bintang dan sebuah bulan untuk menemani kesendirian malam. Kamar dian terletak membelakangi sebuah taman mini dirumah sakit tersebut.di kala malam lampu berwana-warni menghibur mata ,dan menghilangkan kebosanan.

Bayu masih tetap mengenggam erat jari jemari Dian yang sudah tertidur pulas bersama mimpi-mimpinya, tersenyum manis sekali.

Maafin aku diy, aku gak bisa ngasih kamu lebih dari ini..

eluh Bayu pelan sekali, entah Dian mendengarnya atau tidak.


***

Bay, benar bukan? Kamu sudah menemukan penggantiku! Jujur bay aku kecewa, aku kecewa saat kamu menemukan yang baru. Aku masih berharap dan terus berharap bay, aku tahu ku bodoh , aku gak mungkin ada disampingmu lagi, ku gak mungkin seperti dulu lagi, tapi salahkah aku jika aku menginginkan hatimu?

Deraian airmata daan erangan tak terelakkan lagi, mengurung diri dalam kamar dan menangis sepuasnya. Itulah yang nadia lakukan saat ini, usai pulang dari makan siang bersama sahabat-sahabatnya nadia tak lagi bersemangat , mengurung diri tanpa makan dan minum sampai malam menjelma.

Tuhan, aku tahu Ivan selalu ada buatku, tapi aku semakin takut karena itu. aku takut akan mengecewakanya satu saat nanti, aku masih belum bisa membuang semua tentang bayu, aku takut ivan hanya sebagai pelampiasan semata. Dia orang baik ya tuhan, berilah jalan pada hambamu yang lemah ini,

Doa nadia dalam setiap butiran airmatanya…

Gelapnya malam seraya mengerti betapa gelapnya hati nadia saat ini, kelamnya malam tak mampu lukiskan betapa kelamnya hidupnya saat ini. hanya dia dan tuhan yang tahu betapa kelam dan pahitnya itu.


Nadia bingung dan bimbang dengan perasaanya sendiri, disisi lain hatinya masih milik bayu sedangkan disisi lain ivan selalu ada untuknya dan mengharapkan haatinya.

Kutanya malam dapat melemburkan segalanya, sudah mencoba lupakan semua segala kenangan tentang bayu. Namun apa hal, hati berkata lain.



Yüklə 0,63 Mb.

Dostları ilə paylaş:
1   2   3   4   5   6   7




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin