Persimpangan


universite paris 1 pantheon – Sorbonne”



Yüklə 0,63 Mb.
səhifə2/7
tarix11.09.2018
ölçüsü0,63 Mb.
#80292
1   2   3   4   5   6   7
universite paris 1 pantheon – Sorbonne” ucap nadia dengan nada menekan sangat yakin

“aku juga kuliah disana!”

“oh ya, semester berapa?” Tanya nadia penasaran

“baru aja masuk semester 4, kamu sendiri baru mau masuk atau…”

“baru mau masuk, wah kalo gitu harusnya aku panggil kak ivan dong..!” goda nadia

“hhah… gak usah buat aku keliatan tua deh, ivan aja gak usah pake kak.. toh umur kita hampir sama ,,,.!” Canda ivan, “iya deh..heheh” tawa mereka terurai begitu saja

“kenapa gak kuliah di Indonesia aja, bagus bagus kualitasnya!”

“males ah, males sama orang-orangnya, pemimpinya… paris, entah kenapa van, aku suka banget sama kota yang satu ini,kamu juga kenapa gak kuliah di indo aja?!” tutur nadia “bukan mauku nad, mau orang tua ku. Mereka punya saham disana, dan aku diharuskan ikut dengan mereka, kalo boleh milih sih lebih baik aku tetep di indo aja, lebih tenang !” tutur ivan, Mereka berdua sudah seperti orang yang saling mengenal satu sama lain, tidak ada kecanggungan seperti orang yang baru mengenal, sejenak nadia memperhatikan gaya bicara ivan yang sekilas mirip dengan bayu, entah darimanya yang pasti ketika ivan berbicara ,nadia merasakan bayulah yang bicara. Nadia sempat tertegun melihat ketampanan ivan , wajahnya yang segar dan senyuman manisnya, tampan sekali ! kata nadia dalam hati. “woy…nad kamu gapa-pa?” Tanya ivan sembari mengibas-ngibaskan tanganya didepan mata nadia. Nadia pun tersadar dan sedikit salah tingkah

“oh….gak pa-pan van? Eh kita udah sampe mana?” Tanya nadia berusaha menyembunyikan pipinya yang merah karena malu

“ masih jauh nad, baru juga beberpa menit yang lalu kita berangkat!” jawab ivan keheranan..

“oh iya ya, heheh!” jawab nadia malu, menggaruk kepalanya yang tidak gatal

Pemandangan yang amat menakjubkan dibawah sana, pepohonan yang hijau tersusun rapi, terlihat hanya membentuk sebuah garis tebal karena saking kecilnya.

beberapa orang didalam pesawat sudah mulai terlelap dalam tidurnya, begitu pula ivan. Semakin diperhatikan ketampanan ivan semakin bertambah di mata nadia, ia sampai tak berkedip memandangnya. Nadia hanya tersenyum puas melihat ivan yang terlelap dalam tidurnya, ada juga orang yang melamun entah melamunkan apa.

Pikiran nadia kembali ke beberapa jam lalu, bayu ada disana , ya dia ada disana melambaikan tangan ke arahku, tersenyum padaku. Berbicara dan berteriak tapi aku tak bisa mendengarnya, ia menunjukkan sebuah bingkisan dalam sebuah kotak berbungkus kertas kado, sepertinya ia ingin memberikan itu padaku, entah apa itu. Ia bersikeras menujukkan bingkisan itu.

Nadia tak bisa begitu saja melupakan sosok bayu dalam hidupnya, 3 tahun ia lewati bersama cowok yang amat dicintainya itu, ia tak mungkin dengan mudah melupakannya. Terlebih lagi ia hampir tidak pernah bersedih ketika menjadi kekasih bayu. Menyesal sedikit, meninggalkan orang menyayanginya … tapi apa mau dikata nasi sudah menjadi bubur. Entah mulai kapan nadia terlelap menyelami alam mimpinya, yang pasti kini nadia berada dalam alam mimpi dimana ia merasa disinilah seharusnya dia berada.

***

2. welcome , kertas putih bye black

Lambaian tangan untuk yang terakhir kalinya, 2 jam lalu merupakan antara hidup dan mati bagi seorang bayu dwi angkasa, melepaskan dan melihat orang yang dicintainya pergi untuk waktu yang tak diketahuinya sampai kapan, hanya airmata yang kini menemaninya. Entah sudah berapa banyak kesedihan yang keluar dari dirinya, yang pasti bayu baru kali ini merasakan kesedihan yang amat sangat. “sanggupkah aku hidup tanpamu disisiku , dear?” ucap bayu dengan lirih. Kini ia hanya bisa mengingat dan mengulas semua yang telah ia lewati bersama nadia, entahlah bagaimana kehidupan yang akan ia jalani selanjutnya.

Handphone bayu berdering dengan ringtone “spring field” sebuah ringtone yang khusus ia jadikan nada untuk pesan masuk, sama seperti nadia. Nadia pun menggunakan ringtone ini, hah…bayu hanya menghela nafas jika mengingat semua hal tentang nadia. Dengan malas bayu mengambil hanphonenya dan membuka sms yang baru masuk..

“hey boy, lagi ngapain?” pesan dari romi sahabat terdekat bayu sejak SD

Dengan malas pula bayu mengetik sms balasan untuk romi

“ga lagi ngapa-ngapain, males buat ngapa-ngapain!”

“alah…jangan bilang lo lagi nostalgia soal nadia?”

“iya rom, gue belum bisa lupain dia tau gak?”

“yaelah bay, baru juga beberapa jam yang lalu nadia pergi, wajarlah kalo lo belum bisa lupain dia! Gimana sih lo?”

“iya rom gue tau baru 2 jam yang lalu tapi rasanya itu udah kayak 10 tahun..!”

“hahahah,…gak usah hiperbola lo bay, Ya udahlah bay, gue ngerti gimana perasaan lo sekarang, tapi lo juga harus mikirin masa depan lo yang pppaaaannjjjaaanngg! Lo gak bisa diam ditempat kayak gini terus!”

Bayu menghela nafas kembali membaca sms dari romi, benar apa yang dikatanya ia tidak bisa terus-terusn dim ditempat seperti ini, tapi nyatanya semua tak semudah yng tertulis

“iya rom, gue bakal coba lupain nadia.. kalo bisa??”

“ pasti bisa lah bro, positif thinking dong, eh iya lusa kita udah jadi mahasiswa ye, hu… gak nyangka gue !!”

“hahah iya rom, gue juga gak nyangka cepet banget gue rasa, !”

“dan yang lebih buat gue seneng, ternyata kita satu fakultas men, gila kan!”

“ lo kali yang gila, lo sama gue kan emang niat ngambil fakulas itu, !”

“hehehe…sorry sorry gue Cuma mau ngibur lo aja kok!”

“iya gue ngerti , oke semangat buat lembaran baru!”

“siipp.. itu baru bayu yang gue kenal, gue yakin lo pasti akn ngisi lembaran baru lo sam seseorang yang lebih baik dari nadia!”

“semoga aja rom, tapi lo yakin?”

“ayo dong bro ,lo harus yakin, tuhan pasti udah nyiapin buat lo!”

“oke, gue coba! “ “nah gitu dong, itu baru bayu yang gue kenal!”

“hem….! Udah dulu ya rom gue mau beres-beres kamar dulu!”

“oke deh!” romi

apa benar akan ada orang yang bisa menggantikan nadia dihati bayu? Kita lihat saja!!

“Oke, lupakan semua tentang nadia. Mulai dengan lembaran baru bayu…” bayu memberi semangat pada dirinya sendiri

Dimulai dari semua barang yang berhubungan nadia, jam tangan pemberian nadia diulang tahunya yang ke 16, buku yang dibeli nadia untuknya, gantungan kunci yang couple an sama nadia dan masih banyak lagi, gak mungkin kan gue sebutin satu-satu heheheh…

Bayu memasukkan semua barang yang berhubungan dengan nadia termasuk foto-foto didalam sebuah kardu besar , menyimpanya digudang belakang rumah. Berharap dengan semua ini perlahan ia bisa melupakan nadia. Sekali lagi bayu menghela nafas yang amat panjang seperti membuang semua kenangan bersama nadia. Mulutnya tak mampu berkata-kata lagi, hanya tanganya yang bergerak dengan berat hati.



Terlalu manis untuk dilupakan kenangan indah bersamamu nadia,

***


“welcome in paris,” seru nadia sembari merentangkan kedua tanganya, begitu turun dari taksi yang membawanya dari bandara charles de gaulle , sebuah taman mini yang cukup lebar memperindah apartemen tersebut. Ada sebuah patung perempuan yang berdiri tegak tepat pusat taman, dari jarinya keluar air bening yang jatuh kesebuah kolam yang mengelilingi patung cantik itu.

Tanpa ragu nadia merentangkan kedua tanganya menikmati hembusan angin sore di Paris. Tak dapat dilukiskan kata-kata kebahagiaan nadia saat ini, seliran angin memanggil nadia untuk segera menikmati kota indah ini.

sampai tiba di apatemen yang akan menjadi tempat tinggal selama di paris. Cukup bersih dan penghuninya sudah tak diragukan lagi, terdiri dari orang-orang yang berkantong tebal dan pastinya bergengsi.

“gak nyangka sekarang aku beneran ada di paris?” ucap nadia berbangga hati, sembari memasuki pintu utama apartemen. Gadis itu nyaris menganga lebar saat memasuki hotel yang bergaya art Nouveau . Pintu hotel yang otomatis akan membuka sendiri jika ada orang yang lewat. Hal itu tentu sudah biasa, tapi yang membuat gadis itu terkagum-kagum adalah dekorasi hotel itu dengan gemerlap cahaya lampu yang menyinari sisi hotel dan Semua arsitektur hotel yang disusun nyaris sempurna. Ia semakin penasaran dan ingin mengetahui seperti apa kamar yang nantinya akan ia tempati. Imajinasinya mulai berhamburan mendatangi otaknya, membuatnya tersenyum tipis.


Dengan mengeluarkan segenap kemampuan berbahasa Inggrisnya nadia berkomunikasi dengan receptionist hotel, dibalik meja itu terdapat seorang perempuan cantik bepostur tinggi , cantik, dan berwajah khas bule.

“ may I help you?” ucap wanita itu dengan sangat ramah, setelah nadia menjelaskan tujuanya kesini, wanita itu mulai mengerti dan mencari-cari nama nadia.

“kamar anda dilantai 5 nomor 213, louvre centre pompidou” kata wanita itu menggunakan bahasa inggris yang fasih sekali

“ ok ,thank you mrs!” ucap nadia setelah mengerti dimana apartemen yang akan ditinggalinya,

Sesaat usai nadia masuk kedalam lift disusul beberapa orang yang mengikutinya , nadia hendak menekan tombol lantai tujuanya. Tiba-tiba seorang cowok menerobos masuk berdiri disamping nadia, sesaat nadia tertegun melihat cowok itu yang ternyata adalah ivan.

“ivan….kamu tinggal disini juga?” Tanya nadia heran

“iya… jangan-jangan kita jodoh lagi? Hahaha…” canda ivan yang membuat pipi nadia memerah

“ apaan sih…jangan ngaco deh!” tanggap nadia

“bercanda kali nad, baru juga ketemu tadi masa’ udah main jodoh aja!” jawab ivan dengan entengnya, disusul dengan tawa renyah nadia.

Semua orang yang berada di lift hanya keheranan melihat bahasa mereka berdua,

“kamar nomor berapa nad?” Tanya ivan

“no 213 lantai 5!”

“oh.., kalo aku lantai 9 no 341 !” ,“siapa??!” ucap nadia

“kamar aku!!” jawab ivan menjelaskan

“siapa yang nanya maksudnya! Hehehehe!!” goda nadia membuat ivan seperti kepiting rebus saking malunya

Ivan hanya menahan tensin dan malunya , begitu pintu lift sudah terbuka nadia permisi untuk masuk terlebih dulu ke kamarnya tak lupa Ia memberi senyum ramah utnuk ivan . sepanjang perjalanan menuju kamarnya nadia senyam-senyum sendiri membayangkan akan sering ketemu ivan, yang berarti ia akan terus melihat sosok bayu dalam diri ivan.

***

Dengan jari mungil nya nadia memutar kunci yang sudah tergantung dipintu.


Kreekk!! Pintu terbuka.
Benar saja, kamar ini membuatnya harus menutup mulutnya lagi. Ukuran kamar ini mendekati kata sangat lebar. Semuanya nyaris bernuansa classic. Cat temboknya yang berwarna bau-abu keputih-putihan berpadu dengan spreinya yang berwarna biru keabu-abuan pula. Semua indah. Dan ada satu hal lagi. Dari jendela besar yang terletak dikamarnya ia bisa langsung melihat keindahan sungai Seine.

Wow…gila, apartemenya lumayan gede . Batin nadia, bagaimana tidak ukuranya 10x15 lebih besar dari apartemen kebanyakan. Semerbak bau parfum maskulin memenuhi ruangan apartemenya,

Sekali lagi nadia melihat ukiran pada pintu kamarnya yang sama dengan ukiran dipintu utama, tempat tidur ukuran king dan meja kecil yang dihiasi vas bunga beserta bunganya terletak indah diatas meja kecil tersebut. juga sebuah lukisan bunga yang indah tertempel tepat diatas kasur. Ada kamar mandi berukuran sedang dikamar tersebut . “nyaman sekali” pikir nadia. Sesaat setelah nadia melihat seluruh apartemenya, melepaskan sedikit penat dalam diri, membanting badan diatas kasur yang empuk.

Ia segera membereskan semua barang bawaanya, mulai dari baju-baju sampai foto-foto ia taruh ditempat yang seharusnya. Lelah mulai menjalari tubuhnya, segera nadia menjatuhkan tubuhnya diatas kasur yang empuk. Dan ia baru ingat ia harus segera menghubungi keluarganya, dan juga om hans. Ia langsung mengambil handphone yang ada dijaketnya.

…papa…

“halo pa,” ucap nadia begitu telepon diangkat

“halo nadia, kamu apa sudah sampai?”

“Alhamdulillah pa, baru juga sampai..!”

“syukurlah kalo begitu, kamu sudah hubungin om hans belum??”

“belum pa… la habisnya aku kan baru juga nyampe? Mungkin nanti setelah telpon papa?”

“okelah…pokoknya jangan sampe gak kamu hubungin lo, soalnya dia yang akan mantau kamu disana…!”

“iya iya ..papa sayang khawatirnya berlebihan tau gak!” rengek nadia

“ya haruslah… ! eh kak Alvin mau bicara sama kamu!”
“halo cabe rawit…cie yang ada diparis!!”

“halo kak chubby, ya ya dong nadia gitu loh…!”

“oke oke…gue ngaku kalah, hhahha!”

“yeyeyey…. Akhirnya cabe rawit juga kan yang menang!”

“ okelah…. Eh nad, kamu tau gak bayu tadi mau nemuin kamu tapi telat!”

“iya kak, aku tau, sayang banget deh, gak bisa ketemu bayu untuk yang terakhir kalinya, nyesel juga!”

“ ya udahlah gak usah dipikirin, dia juga bilang mau coba ngelupain kamu!”

“iya kak..aku ngerti!”, “udah gak usah sedih gitu!”

“siapa yang sedih , sok tau deh”

“hem……cabe, meskipun gue gak liat lo, gue tau betul lo sekarang lagi nangis kan???!”

“um..chubby!” hanya itu jawaban nadia
Obrolan mereka terus berlanjut ditengah pikiran nadia yang gak karuan.
“oke nad, pokoknya nya kamu gak boleh terus-terusan flaschback sama bayu, kamu juga harus mikirin kuliahmu disana, lebih baik mulai sekarng kamu fokusin kuliah kamu dulu!”

“iya kak… aku akan selalu coba buat ngelupain dia, eh ya udah kak aku tutup dulu ya mau ngubungin om hns soalnya..!”

“Oh oke deh cabe… I love you!!”

“I love you to chubby!”


No selanjutnya om hans…

“halo…. Assalamualikum, apa benar ini dengan om hans?” Tanya nadia begitu teleponya tersambung

“waalaikum salam…iya benar ini dengan siapa ya?”

“nadia om…”

“oh….nadia anaknya santoso!?” Tanya hans

“iya benar om…!”

“kamu sudah sampai nad?”

“sudah om , sekitar sejam yang lalu…eh..om katanya om yang bakalan mantau aku disini ya?”

“benar nad, selama kamu kuliah diparis om yang akan bantu segala sesuatu kamu, makanya kamu gak usah sungkan kalo mau minta bantuan om!!”

“oke deh om, om tiggal dimana?”

“di perumahan santa green, kalo kamu diapartemen mana? Kapan- kapan om jenguk!”

“di apartemen lovre de claus No 213 lantai 5 om,!”

“baiklah… nad maaf sebelumnya om harus lanjutin kerjaan om dulu, !”

“oh…yaudah om terimakasih ya..!”

“oke… kamu baik-baik ya nad!”

“pasti om….!”


Usai mengakhiri teleponya, nadia melempar handphonenya ke samping kiri, mengambil guling ,mendekapnya. “capeknya nih badan…” ucap nadia.

Kebahagiaan yang tak mampu dituliskan dengan kata-kata seindah apapun, akhirnya cita-citanya sejak kecil bisa ia wujudkan seperti sekarang ini. ketidakpercayaan sesaat meliputi pikiran nadia namun ia segera tersadar jika semua ini nyata.


***
Tok….tok…..tok

Pagi sekali sudah ada yang mengetuk pintu nadia, dengan kaki menyeret malas nadia membuka ketukan pintu itu.


“sorry nad, aku ganggu ya?” muncul ivan dari balik pintu tersebut,

“oh………kamu van kirain siapa? Ah enggak kok gak ganggu! Ada apa?”

“emh….gak ada apa apa sih, Cuma aku pikir kamu mau liat-liat kota ini sebentar, tapi kalo kamu capek gak apa-apa kok!” ucap ivan

“boleh juga van, tunggu bentar ya aku ganti baju dulu!” ucap nadia sembari masuk kembali kekamarnya


Ivan duduk disofa apartemen nadia sembari melihat-lihat sebuah album foto yang tergeletak dimeja , ivan tersenyum sendiri melihat tingkah nadia dalam foto itu yang konyol. 10 menit kemudian nadia baru keluar dari kamarnya. Parfum khas cewek melintas dihidung ivan membuatnya sedikit tegang, cantik sekali tampak sederhana namun menawan. Ungkapan itulah yang ada dipikiran ivan ketika melihat nadia.

“lama ya van?” Tanya nadia

“enggak kok nad, udah siap?”

“udah…yuk!!”

***

Berjalan santai menuju lift untuk mencapai lantai dasar,



“mau kemana sih van?” nadia berjalan santai mengikuti ivan disampingnya, ketika sudah sampai dihalaman

“ bois de Boulogne!” jawab ivan santai… “ taman kota paris??” Tanya nadia penasaran

“yap…betul sekali!!” tangkas ivan , “jalan kaki??” Tanya nadia khawatir, “ ya nggak lah, aku punya dua sepeda di parkiran bawah, kita naik sepeda aja..!” jelas ivan

“oh…….kirain jalan kaki, soalnya setahu aku taman itu kan lumayan jauh dari sini!” “sekitar 3 km!” jawab ivan

“lumayan juga ya!” ucap nadia,

“kamu kayaknya tahu banget soal kota ini?” ,

“ya iyalah, aku kan penggemar banget kota ini, sejak pertama kali aku melihat kota ini dalam foto aku udah jatuh cinta! Aku banyak cari tahu seluk beluk kota ini, dari rakyatnya, pemerintahanya, tempat wisatanya dan masih banyak lagi pokoknya,” ucap nadia dengan semangatnya
Ivan hanya menanggapinya dengan senyuman manis, sampai tiba ditempat parkir . benar saja, ada sebuah sepeda federal tergantung ditembok pakiran sepertinya sudah lama tak terpakai terlihat dari cukup tebalnya debu yang hinggap di setang sepeda. Beberapa saat ivan membersihkan debu itu dengan kain yang ada disakunya.
“udah yuk berangkat!” tawar ivan , nadia hanya mengangguk setuju
Udara kota paris yang masih sejuk dan pemandangan yng indah menemani penjelajahan nadia dikota pendidikan ditemani sejuta pertanyaan tentang semua yang ada dikota ini, pertokoan berbagai macam barang berjajar rapi di samping kanan nadia, pun dengan seberang kirinya. Banyak orang melintasi wilayah yang memang jalan pusat kota ini, ditemuinya beberapa perempatan dan lampu rambu lalu lintas. Pemandangan yang sudah tak tabu dimata nadia.

dengan adanya ivan disampingnya keingintahuan nadia semakin besar dan kuat. Banyak hal yang ditanyakan nadia sepanjang jalan ,

Nadia selalu merasa aman berada didekat ivan yang baru dikenalnya sama halnya ketika ia berada disamping bayu. “Perasaan apa ini, please nad dia ivan bukan bayu!!” batin nadia berkata.

Keringat bercucuran dipelipis ivan, begitu pula nadia. Kelelahan pasti, tapi semua terbayar ketika akhirnya mereka sampai di bois de Boulogne, keindahan tatanan taman nya , membuat nadia terhipnotis, usai meletakkan sepeda mereka ditempat yang aman. Dengan segera mereka menuju taman yang sudah didepan mata.


Sebuah taman yang dikelilingi pagar kawat besi setinggi kira-kira 2 meter,terlihat sekali betapa ramainya taman itu ketika pagi hari, banyak orang-orang , ada tua dan ada juga yang muda mudi bersantai ria ditaman tersebut. Karena posisi naia tepat didataran tingginya maka Tergambar jelas dimata nadia, ada 3 buah pancuran air yang masing masing memiliki patung yang berbeda bentuk.

Nadia lebih memilih duduk direrumputan ketimbang dikursi taman,sorot matanya menyapu seluruh taman, memandang setiap sudut taman sampai tak terlewat satu petak pun. Ivan yang duduk disampingnya hanya memperhatikan dengan heran dan aneh.

“kenapa liatin aku kayak gitu?” Tanya nadia begitu sadar kalau ivan terus saja melihatnya,

“gak tau!” jawab ivan santai, tak berhenti terus melihat nadia. “kok aneh gitu sih tatapanya, ada yang salah ya sama pakaianku!” Tanya nadia ,

“gak ada yang salah semua sempurna! Cuma aku heran aja emang di Jakarta gak ada ya taman seindah ini, sampai-sampai kamu lianya gak kedip sama sekali!” tutur ivan

“oh…… kalo taman sih banyak, tapi gak seindah ini, gak salah ya van kalo aku cinta sama kota ini, indah banget soalnya!”

Obrolan mereka berdua terus berlanjut diiringi dentuman music dari kicauan burung yang bersahut-sahutan.
***
Kegalauan hati masih menyelimuti pikiran bayu, melangkahkan kaki dengan malasnya meniti kehidupan tanpa seorang moodbooster disampingnya seperti dulu, hari pertama mengikuti kuliah. Badan nya memang ada disini, tapi entahlah pikiranya tak lagi disini , pikiranya melayang-layang mencari orang yang sulit dilupakanya.

“woy….bro ngelamun aja, nabrak tiang baru tau loe!” ucap romi sembari menepuk pundak bayu, bayu hanya menoleh sekilas dan kembali kedalam halusinasinya.

“udahlah bro, lo kan udah janji bakalan ngelupain nadia mulai sekarang, so, sebaiknya lo gak usah mikirin apapun tentang dia lagi..!”

“gue udah nyoba rom, tapi itu semua gak semudah memetik daun teh, butuh proses..!” jawab bayu frustasi, “iya gue tahu, tapi kalo lo terus terusan kayak gini, prosesnya mulai kapan??” Tanya romi sedikit menekan

Bayu hanya mengangkat kedua pundaknya tanda tak mengerti.

Romi menghela nafas panjang menghadapi sahabatnya yang satu ini, saat ini ia hanya bisa memberi semangat hidup untuk bayu.

Suasana kampus yang asri, tertanam beberapa pohon besar yang usianya lebih dari 5 tahun mengayomi tempat-tempat nongkrong mahasiswa yang menunggu jam masuk atau juga yang bermadu asmara , Universitas Indonesia memanglah universitas yang sudah teerkenal se jagat inonesia bahkan mancanegara, dan kebanyakan didominasi oleh orang-orang berdompet tebal karena biaya kuliah yang jauh dari murah. Namun, juga tak diawamkan lagi kualitas pendidikanya yang merancah dunia internasional.
Ditengah perjalanan romi bertemu dengan sahabat lamanya di SMP, seorang cewek cantik dengan rambut sepunggung serta sunggingan senyum yang manis.

“hey rom,!!” teriak cewek itu dari kejauhan

Romi mencari-cari darimana asal sumber suara yang memanggilnya itu

“woy , apa kabar kamu?” sapa cewek itu begitu sampai di dekat romi

Romi masih terlihat mengingat-ingat siapa gerangan cewek didepanya ini.

“kamu lupa sama aku, dian temen sekelas di SMP dulu..!” jelas cewek itu

“dian , dian siapa?” Tanya romi

“dian…ya dian !” setelah mengingat cukup lama, romi mengangkat wajahnya dengan bangga

“oh…dian yang dulu suka gue jailin itu ye!” jawab romi memastikan

“ya…betul banget!”

“apa kabar lo, lama gak ketemu tambah cantik aja lo!!”

“hehehehe…baik baik sob, masa’ sih aku tambah cantik!” jawab dian dengan malu

“lo kuliah disini juga, ?”

“iya…. Lo juga?”

“heem…fakultas apa? Kalo gue biologi?”

“aku … sastra jepang!” jawab Dian

“waw….sastra jepang, hebat banget lo!” tutur romi

Dian hanya tersenyum mendengar pujian temanya itu, sementara itu bayu berdiri tak mengerti apa-apa hanya berdehem , berharap mereka menyadari keberadaanya

“oh…gue lupa, ini bayu sahabat terdekat gue Diy, nah dian ini temen gue SMP dulu bay,!!” ucap romi memperkenalkan , mereka pun bersalaman.

“udah pada kenal kan, nah sekarang mending kita masuk daripada telat!”

“hhaaha…oke oke!” tanggap dian, mengikuti langkah romi yang sudah mendahuluinya.
Sesil dan gita kedua sahabat baik nadiapun kuliah di kampus yang sama dengan bayu dan romi,

Para mahasiswa saling berkenalan satu sama lain, tak beda dengan bayu yang terus menyebar senyum kepada seluruh penduduk kelasnya yang akan menjadi keluarga tetapnya di kampus. Selalu ramah dan mudah bergaul adalah ciri khasnya, baru sebentar ia sudah meras karba dengan penduduk kelas begitupun romi tingkahnya yang tidak bisa diam gampang sekali dikenali semua orang, Sehingga tak perlu perkenalan yang khusus.

Ruang kelas yang hampir sama dengan kelas-kelasnya di SMA dulu, ukuran yang sama namun suasana dan jiwa yang sangat berbeda.

Jelas sangat berbeda, walaupun senyum terus mengembang dibibirnya namun tak semua oeang tahu jika bayu sedang patah hati ditinggal pergi kekasihnya, bersembunyi dibalik senyuman berharap tidak ada orang yang tahu dan merasa kasihan.

kenapa ada sang hitam, bila putih menyenangkan” batin bayu sembari menghela nafas panjang.

3. new best friend

Paris, 12 september 2002

Hidup dinegara orang, tak semudah kata orang-orang, terlebih lagi jika taka ada satupun orang yang dikenal , hampa hidup terasa bukan!

Yang bisa dilakukan orang perantau seperti nadia hanyalah berusaha untuk mencari makan dan tetap hidup, meskipun ia tahu, hidupnya di negeri hexogone dan kotanya yang akrab disapa kota mode telah terjamin dengan adanya om hans yang setiap waktu bersedia membantunya.

Namun dari kecil nadia sudah mengenal hidup mandiri, tidak suka menyusahkan orang lain, melakukan segala hal yang sekiranya bisa dilakukan sendiri maka akan dia lakukan.


Apartemen nadia yang cukup berantakan membuat nadia harus bekerja keras membersihkanya, berantakan? Ya tentu kenapa tidak? Ada kalanya nadia merasa resah dan bosan dengan mata kuliahnya yang ribet dan menguras banyak waktu hingga ia sendiri lupa untuk merawat dirinya sendiri dan kamarnya yang , seperti kjokkenmodinger. Barang-barang tergeletak, berserakan dimana-mana, baju-baju kotor yang belum sempat dikirimnya ke laundry pun terkumpul dua Ember besar disamping meja belajarnya.

Wush!!!! Nadia benar-benar tidak habis pikir segini berantakanya kah kamarnya?

Dengan sigap namun sedikit malas nadia mulai membenahi kjokkenmodingernya, membereskan dan membuatnya seperti awal.
Tiba-tiba…

Tok……tok……tok

Nadia tersentak kaget, segera ia menaruh sapu ditanganya dan pergi menghampiri pintu

“hallo…….!” Sapa seorang cewek cantik berjilbab ungu dari balik daun pintu,

“hai…. Akhirnya datang juga, udah aku tunggu dari tadi!” jawab nadia, “mari masuk… !” ajak nadia santun
“sorry ya kalo apartemenya berantakan, soalnya sibuk banget minggu ini!” ucap nadia nyerocos sembari memunguti buku-buku yang berserakan dilantai

“gak pa-pa kok nad, maklum kan kamu tinggal sendiri!” timpal cewek cantik itu “mau aku bantuin gak?” tambah cewek itu

“gak usah nur, udah selesai juga!” jawab nadia

Cewek yang disapa nurul itu merupakan orang perantau seperti nadia, asalnya pun dari Indonesia. Nadia merasa beruntung sekali bisa menemukan teman seperjuangan dan setanah air seperti nurul.

Berhijab dan modis, wajah cantiknya tak tertutupi oleh hijabnya yang selalu trendy dan modern.
Bertemu disebuah halte bis dekat kampusnya, obrolan pun dimulai

“hai…!” sapa nadia seramah mungkin kepada seorang cewek muslim yang nampaknya menunggu bis yang sama denganya,

“hallo!!” jawab cewek itu dengan manisnya

“I’m nadia, and you?”

“nurul , are you Indonesian?”

“ah yes… saya dari Indonesia, you?”

“same with nadia, orang indo asli!!” nadia tertwa dibuatnya, lucu juga

“wah…. Kebeneran banget bisa ketemu orang indo,emh…lagi nunggu bis juga?”

“um… tumben bisnya telat!”

“iya nih biasanya selalu on time! Kuliah nur”

“heem,…tuh disitu!” ucap nurul sembari tanganya menunjuk sebuah gedung yang tinggi mencakar langit ,


Yüklə 0,63 Mb.

Dostları ilə paylaş:
1   2   3   4   5   6   7




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin