54. FITNAH HARTA
Muhammad Ibrahim Saqrah
Rp. 9.000,-
152 hlm/sedang
Ujian harta telah menyerang seluruh umat manusia dengan segala perangkatnya, membuat manusia terlena dengan menebarkan senyuman menggoda yang diukir oleh jari-jari tangan yang lentik dalam bentuk yang indah dan ungkapan menarik sehingga orang yang buta huruf lebih dahulu mengetahui dibandingkan yang bisa baca.
Manusia dilahirkan dalam keadaan miskin dan tatkala malaikat maut mengambil ruh mereka, juga dalam keadaan miskin. Dengan demikian kehidupan manusia berada dalam keadaan dilematis antara dua kemiskinan. Sekaya atau sekuat apa pun manusia, tidak akan dapat menghilangkan kesusahan dua kemiskinan itu dari dirinya, karena seseorang tidak menjadi kaya jika tidak memiliki penyebab keduanya.
Kemiskinan saat lahir, membuat manusia terlahirkan di dunia dalam keadaan telanjang, dna kemiskinan saat meninggal, membuat manusia meninggalkan dunia dalam keadaan telanjang pula. Penyebab kedua kemiskinan ini saling berkaitan satu dengan lainnya, seakan-akan manusia berpindah dari satu kemiskinan ke kemiskinan yang lain. Bagaimana akan terlepas dari kemiskinan, orang yang menganggap dirinya kaya padahal ia dalam keadaan miskin? Sungguh kasihan, orang yang menganggap dirinya kaya padahal miskin, menganggap dirinya kuat padahal lemah.
Tidaklah pantas bagi seorang Mukmin –dimana kitab Allah berada di hadapannya—jika tak tergambar dalam benaknya tentang kepemilikan harta, bahwa Allah telah mengemukakan di dalamnya ayat-ayat yang jelas, seandainya orang kafir berfikir maka dia akan memutuskan untuk tidak melelahkan pikirannya, memenatkan badannya untuk mengumpulkan harta dan kerakusan padanya, karena dengan akalnya dia menyadari tidak memiliki harta itu kecuali yang sudah dimakan kemudian habis, atau dibelikan pakaian kemudian menjadi usang, atau yang dicita-citakan kemudian lenyap, padahal yang tersisa masih banyak dan ia tidak memiliki sedikitpun.
Kepada mereka yang merasa puas, sabar, orang miskin yang menjaga dirinya dari meminta-minta, penuntut ilmu yang giat, dan orang-orang yang mengharapkan balasan dari Allah di akhirat nanti; kepada merekalah buku ini dipersembahkan.
55. GENDERANG KIAMAT
Dr. Abdul Adzim Badawi
Rp. 22.000,-
296 hlm/sedang
Bilakah kiamat? Ia datang dengan tiba-tiba! Di mana hari itu, wktunya bagi setiap insan mendapatkan hisab atas segala amalannya yang telah diperbuat selama hidup di alam dunia.
Kapankah waktunya? Tak seorang pun dapat mengetahuinya. Hanya rahmat-Nya kepada hamba-hamba-Nya, maka Allah Ta’ala memberikan tanda-tandanya, seperti: Kedatangan Al-Mahdi, keluarnya Dajjal, turunnya Nabi Isa Alahis Sallam, keluarnya Ya’juj dan Ma’juj, keluarnya asap dari langit, kehancuran Ka’bah, Al-Qur’an diambil dari mushaf-mushaf dan dada manusia, matahari terbit dari barat dan munculnya hewan melata. Semua itu merupakan genderang bahwa Kiamat akan tiba.
Sebelumnya, ada tanda-tanda lain yang disabdakan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bahwa Kiamat semakin dekat, diantaranya: Ilmu diangkat, kebodohan tersebar luas, zina merajalela, minum-minuman keras merebak luas, kaum lelaki sedikit dan wanita banyak hingga lima puluh wanita hanya mempunyai satu pengasuh. Sudahkah tanda-tanda itu nyata pada hari ini di sekitar Anda? Di mana orang-orang semakin banyak yang berilmu tetapi ilmu itu tidak diamalkan. Bahkan ilmu menjadi tersia-siakan karena tidak untuk menyelesaikan beban permasalahan yang menggelayuti umat. Walaupun banyak orang yang berilmu, tetapi terkalahkan oleh nafsu duniawi. Dan kebodohan tersebar luas. Zina merajalela, karena banyak orang yang mulai tiada mempunyai rasa malu-malu lagi. MIRAS dan orang mabuk semakin banyak. Sedangkan orang-orang yang berani bertanggung jawab untuk menegakkan nilai-nilai kebaikan teramat sedikit.
Kehidupan jadi aneh. Di satu sisi, kemudahan hidup sangat menjanjikan, kemewahan, gemilang harta, makanan yang melimpah begitu nyata di depan mata. Tetapi di saat bersamaan, bagi yang lain kehidupan teramat sulit dan keras, makanan sukar diperoleh, peluang dan lahan mencari nafkah sangat sedikit. Sehingga satu orang harus menanggung beban bagi beberapa orang. Mungkinkah kenyataan ini, sebagai tanda-tanda yang telah disabdakan oleh Shallallahu Alaihi wa Sallam?
56. GHULUW
BENALU DALAM BER-ISLAM
Abdurrahman bin Mu’alla
Al-Luwaihiq
Rp. 49.000,-
484 hlm/besar
Ghuluw adalah sikap yang berlebih-lebihan hingga keluar dari batas kebenaran. Mengharamkan hal-hal yang baik dan enak seperti yang dilakukan orang-orang yang mengaku zuhud adalah ghuluw. Mengharuskan semua orang berijtihad padahal dia tidak memiliki piranti ilmu untuk berijtihad adalah ghuluw. Terlalu mudah mengafirkan orang Muslim karena dia melakukan kedurhakaan adalah ghuluw. Menganggap pemimpin jama’ah atau agama sebagai orang suci dan terhindar dari kesalahan adalah ghuluw.
Karena itulah turun larangan Allah,”Janganlah kalian melampaui batas dalam agama dengan cara tidak benar.”La taghlu fi dinikum.Bukankah larangan ini ditujukan kepada Ahli Kitab dan bukan kepada kita? Yang berarti kita tidak terkena larangan itu? Benar begitu. Tentu saja tidak senaif itu untuk memahami firman Allah tersebut.
Muncul pertanyaan, kalau yang begitu juga disebut ghuluw, lalu bagaimanakah batasan yang benar menurut kerangka pemahaman Islam? Tentu saja harus dibuat pemilahan-pemilahan terhadap obyek penilaian, agar penilaian ini tidak melenceng, yang justru menimbulkan ghuluw di atas ghuluw. Harus ada penelusuran terhadap akar-akarnya dari sisi historis, tradisional, psikologis dan intelektual. Di samping itu juga harus dilakukan pemilahan apakah suatu sikap termasuk dalam kategori juz’y amaly ataukah kully I’tiqady.
Yang pasti orang-orang Muslim adalah ummatan wasathan, umat pilihan yang adil, berarti tidak menyimpang ke kiri atau ke kanan. Lalu bagaimana gambaran implementasinya? Buku ini mengungkap beberapa contoh sikap ghuluw dalam beragama. Karena meskipun ada larangan dari Allah dan Rasul-Nya untuk tidak bersikap ghuluw, toh banyak gambaran ghuluw yang dilakukan orang-orang Muslim semenjak abad pertama hingga saat ini.
57. HAKIKAT DAKWAH SYAIKH MUHAMMAD BIN ABDUL WAHHAB
Syaikh Abdurrahman Ibnu Hamad Al-Umr
Rp. 28.000,-
264 hlm/sedang
Di Makkah, kuburan Siti Khadijah Radhiyallahu Anha dijadikan berhala yang disembah selain Allah, Begitu pula mereka melaksanakan shalat di Gua Hira’ dan tempat kelahiran Nabi.
Di Madinah, mereka shalat, thawaf dan bermunajat dengan menghadap kekuburan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.
Di Mesir, Al-Badawi disembah.
Di Syam, kuburan orang-orang shalih disembah.
Dan di Irak, kuburan Al-Husain Radhiyallahu Anhu dan para Ahlulbait diagungkan dengan perbuatan-perbuatan syirik. Begitu pula kuburan Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani Rahimahullah telah disembah oleh orang-orang yang menziarahinya.
Sunnatullah, bahwasannya dakwah para nabi dan rasul mengajak umat hanya Allah yang berhak disembah dan meninggalkan segala bentuk penyembahan selain-Nya, Dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab berhadapan dengan segala bentuk penyembahan selain Allah sebagaimana syirik pertama yang terjadi di zaman Nabi Nuh Alaihissalam.
Buku ini menjelaskan perjalanan dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab di Semenanjung Arabia dengan berbagai macam problematika dan polemik seputar dakwahnya yang sering dipertanyakan banyak orang.
58. HAKIKAT NIAT
Ibu Rajab
Rp. 6.000,-
120 hlm/saku
Niat adalah perbuatan hati dan dasar dari tegaknya setiap amal. Mustahil orang beramal tanpa niat. Bahkan Allah Ta’ala dan Rasul-Nya telah menetapkan pahala atas orang yang berniat dengan amal yang shalih sekalipun dia belum mengerjakannya. Tidak berlebihan kiranya buku kecil ini teramat urgen untuk dibaca setiap Muslim. Rasulullah Saw bersabda:”Sesungguhnya setiap amal perbuatan itu dengan niat. Dan sesungguhnya setiap orang tergantung kepada apa yang ia niatkan.” (Diriwayatkan Bukhari dan Muslim)
59. HAKEKAT SUFI DALAM AL-QUR’AN DAN AS-SUNNAH
Dr. Muhammad bin Rabi’bin Hadi Al-Madkhali
Rp. 7.000,-
100 hlm/sedang
Apa definisi sufi?
Bagaimana sejarah dan sebab-sebab pertumbuhannya? Ajaran apa yang menjadi dasar akidahnya? Adakah perbedaan antara zuhud dan sufi? Siapakah tokoh-tokohnya dan bagaimana pemikirannya? Apa pula karamah-karamah yang mereka miliki? Insya Allah, buku kecil ini mendudukkan sufi dalam timbangan Al-Qur’an dan As-Sunnah.
60. HANYA ISLAM BUKAN WAHABI
Prof. Dr. Nashir bin Abdul Karim Al-Aql
Rp. 78.500,-
610 hlm/besar-hrd-cv
Wahhabi adalah label yang dinisbatkan kepada Muhammad bin Abdul Wahhab. Sebuah gerakan dakwah yang kerap mengkritisi keberagaman mayoritas umat. Kadang tak jarang muncul perselisihan sengit yang dapat memecah belah umat dan membuat senang musuh-musuh Islam. Bahkan sampai ada anggapan Wahhabi adalah madzhab kelima setelah madzhab yang empat.
Bagaimanakah hal ini dapat terjadi? Siapakah gerangan yang berada di balik semua ini? Manakah orang-orang yang ikhlas dan jujur yang akan menyikapi permasalahan ini dalam timbangan Islam? Insya Allah, buku ini dapat menjawab berbagai polemik seputar dakwah yang oleh kebanyakan orang dikenal dengan sebutan Wahhabi
61. HITAM PUTIH WAJAH ULAMA & PENGUASA
Abdul Aziz Al Badri
Rp. 27.000,-
276 hlm/besar
Ulama yang didambakan pada saat ini, adalah mereka yang benar-benar menjadi pewaris Nabi, menanamkan kepada para penguasa dan rakyatnya warisan Nabi mereka yang mulia dengan cara yang lurus, sehingga tidak ada orang zhalim di dalamnya dan tidak pula ada orang yang dizhalimi. Kemudian mereka mengerahkan seluruh kemampuannya untuk membawa bendera Islam dan menegakkan hukum Al Qur’an, berjuang untuk meninggikan kalimatullah walaupun dibenci oleh orang-orang zhalim dan kafir.
Marilah kita jauhi kemalasan, kita buang keputusasaan dan kita lepas “cinta selamat” yang telah menguasai jiwa sebagian ulama kita. Demi Allah, semua itu bukan kriteria para ulama yang baik dalam menegakkan syariat yang mudah, dan bukan pula kriteria pengikut Sayyidina Muhammad bin Abdullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.
Sesungguhnya Islam hari ini menginginkan para penguasa yang mau memperhatikan sebesar-besarnya, masalah orang-orang Islam di negeri mereka. Maka hendaklah mereka melakukan introspeksi terhadap diri mereka, telah sejauh mana mereka melalaikan urusan Islam ini.
Hendaklah mereka ketahui, bahwa kekuasaan mereka walaupun kelihatannya panjang, tetapi pada hakikatnya pendek bila dibandingkan dengan umur umat mereka. Usia manusia berjalan dengan cepat, sementara itu alam kubur dengan berbagai macam siksanya pasti akan datang, dan pertanggungjawaban mereka terhadap Allah sangatlah berat. Maka hendaklah mereka kembali kepada Islam dengan menyeru agar beriman dan berpegang teguh kepadanya. Yang dimaksud beriman di sini adalah berpegangan teguh kepada perintah-perintahnya, menghalalkan apa yang dihalalkannya, mengharamkan apa yang diharamkannya, menerapkan hukum-hukumnya di segala aspek pemerintahannya, berdakwah kepadanya, serta berperang di jalannya. Jika tidak begitu berarti keimanannya tidak berguna baik di dunia maupun di akhirat.
Di buku ini penulis mengingatkan para pembaca kepada poin penting yang perlu diperhatikan, yaitu sikap para ulama salafush-shalih rahimahullah kepada para penguasa mereka, dengan nada yang keras, agresif dan kritis –yang beberapa di antaranya disebutkan perkataan mereka di sini—serta sikap mereka kepada para penguasa yang zhalim, sewenang-wenang, dan menjauhi syariat Islam yang mengharuskan mereka untuk menetapkan hukum dan kekuasaan mereka yang gagal, tetapi paling tidak mereka telah memberikan banyak kebaikan kepada orang-orang Islam pada saat itu, yang tidak pernah dicapai oleh para ulama sesudah mereka.
62. HUKUM BICARA DALAM SHALAT
Dr. Abdussalam bin Salim As-Suhaimi
Rp. 12.000,-
148 hlm/sedang
Bagaimana hukum berbicara dalam shalat, dan apa saja yang diperbolehkan? Apa pula yang terlarang dan menjadi penyebab batalnya shalat? Bagaimanakah hukum tertawa, berdehem, meniup, menangis, merintih, mengeluh, dan yang lainnya dalam shalat? Insya Allah, buku kecil ini membahas dan menunjukkan dalil-dalil yang kuat seputar Hukum Bicara dalam Shalat dan lainnya yang serupa.
63. HUKUM MENGUSAP MUKA, SETELAH SHALAT DAN BERDOA
Bakar bin Abdullah Abu Zaid
Rp. 8.500,-
108 hlm/sedang
Sebagian besar umat Islam mengusap mukanya selesai shalat dan berdo’a. Kita semua tentu pernah melihat, bahkan melakukannya karena menganggapnya sunnah.
Benarkah mengusap muka selesai shalat dan berdoa merupakan tuntunan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam? Adakah hadits-hadits yang menjelaskannya dengan shahih? Bagaimana halnya jika kita melakukannya sementara beliau telah bersabda,
“Shalatlah kamu sekalian sebagaimana melihat aku shalat,” (Diriwayatkan Al-Bukhari dan Muslim)
64. HUKUM TINGGAL DAN BEKERJA DI NEGERI NON MUSLIM
Husain bin Audah Al-uwaisyah
Rp. 12.000,-
124 hlm/sedang
Bagaimana bila Anda hidup di suatu negeri yang tradisi masyarakat adalah kaum kafir? Apa yang Anda harus perbuat? Acuh saja, dan tak mau peduli? Atau bekerja sama dengan mereka? Lalu bagaimana hukumnya? Atau Anda akan mendakwahi mereka agar menganut Islam?
Para ulama salaf memperingatkan kepada kaum Muslimin agar sekali-kali jangan mau berkompromi dengan kekufuran dan segala fenomenanya. Imam Malik berpendapat bahwa seseorang tidak wajib berhijrah ke tempat yang sudah tidak memberikan keleluasaan dalam menegakkan agamanya dan melakukan ketaatan-ketaatan. Sedangkan Imam Asy-Syaukani mengatakan,”Hal itu menunjukkan bahwa haram hukumnya bertempat tinggal di tengah-tengah kaum kafir, dan wajib menjauhi mereka.” Sementara Abu Thayib Shiddiq bin Hasan Al Bukhari berkata bahwa hijrah ke negeri kafir itu hukumnya haram bagi setiap Muslim, walaupun ia leluasa dan bukan termasuk orang-orang tertindas.
Kepada setiap Muslim yang takut terkena fitnah, dan tidak leluasa melaksanakan ketaatan-ketaatan agama Islam, para ulama salaf mewajibkan untuk berhijrah. Karena hijrah adalah jalan berjihad yang dapat mengantarkan pada kemuliaan dan kejayaan Islam serta kaum Muslimin di masa depan.
Dan bagaimana pula hukumnya bila Anda tinggal dan bekerja di negeri non-Muslim di zaman modern ini? Apakah diperbolehkan atau tidak menurut hukum Islam?
Buku ini bermaksud menjawab atas berbagai pertanyaan itu. Dengan paparan dari para ulama salaf, penulis mencoba mengetengahkannya berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah.
65. ILTIZAM, TEGAR DALAM BERIMAN
Ali Muhammad Khalil Ash-Shafthi
Rp. 13.000,-
156 hlm/sedang
Iltizam adalah terminologi Islam yang ngetrend di dekade terakhir dan sering diucapkan banyak kaum Muslimin. Terutama orang-orang yang punya komitmen tinggi dengan manhaj Allah Ta’ala, berjuang untuk merealisasinya, dan membuatnya berkuasa di atas bumi. Orang yang diberi kesempatan mempelajari petunjuk Allah Ta’ala dan Rasul-Nya bagi manusia di Al-Qur’an dan sunnahnya pasti kaget melihat begitu banyaknya dalil-dalil yang mencakup seluruh masalah kecil dan besar yang merupakan arahan danpembentukan kepribadian Muslim multazim di seluruh sisinya.
Menurut syar’i, iltizam berarti berpegang teguh kepada manhaj Allah Azza wa Jalla secara wajib, disertai mengerjakannya dengan terus-menerus hingga membuahkan sikap memisahkan diri, mewujudkan kebahagiaan, keberuntungan, dan keselamatan di dunia dan akhirat.
66. INUL, LEBIH DARI SEGELAS ARAB
Kathur Suhardi
Rp. 19.000,-
228 hlm/sedang
Kalau boleh diibaratkan, Evi Tamala dan Ikke Nurjanah layaknya arak dengan kadar alkohol 10 %. Uut Permatasari, Annisa Bahar dan Minel ibarat arak dengan kadar alkohol 50 %. Inul Daratista si Ratu Ngebor ibarat arak dengan kadar alkohol 70 % atau entah berapa pun prosentasinya. Yang pasti, siapapun menenggaknya akan mabuk berat, lalu ngoceh tak karuan. Ada yang ngoceh atas nama HAM. Yang lain lagi atas nama kebebasan ekspresi seni. Yang lain lagi atas nama keindahan koreografi, bahkan ada kyai-budayawan yang mabuk berat dengan berucap bahwa goyang Inul merupakan ciptaan Allah.
67. ISLAM THE FINAL CHOICE
Badr Azimabadi
Rp. 26.000,-
256 hlm
usa Fondi, murid Ahmad Deedat yang aktif berdakwah di daratan Afrika mengatakan, “Kesuksesan kami berdakwah bukan karena hasil kepandaian melontarkan kata-kata manis dan bujuk rayu, tetapi keindahan dan pesona ajaran Islam yang mampu menarik manusia sehingga membuka mata hati mereka.”
Benar. Pesona dan daya tarik Islam tak kan pernah pudar sepanjang masa. Ajaran Islam senantiasa menggelitik sanubari dan menarik minat orang-orang yang lahir dan berada di luar Islam. Mereka masuk dalam rengkuhan Islam, murni karena kesadaran akal dan hidayah Allah Ta’ala. Mereka berasal dari berbagai kalangan: pemusik, antropolog, geolog, penulis, jurnalis, ahli riset, ahli medis, dan berbagai disiplin ilmu lainnya.
Sebagai contoh, Cat Stevens. Penyanyi tenar asal Inggris ini telah meninggalkan segala glamouritas dan kemewahan hidupnya sejak memeluk Islam.
Hampir semua orang yang dikisahkan dalam buku ini berasal dari keluarga Kristen yang taat, bahkan ada yang berprofesi sebagai misionaris. Mengapa mereka memeluk Islam? Dari kisah-kisah yang disampaikan dalam buku ini, kita akan dapatkan betapa hidayah Islam yang datang kepada mereka tersebut tak ternilai harganya.
Buku ini cukup memberikan gambaran gamblang mengenai pergulatan dan perjuangan mereka dalam pencaharian kesejatian hidup. Dan alangkah hati kita berbunga-bunga ketika mendapatkan satu saudara baru dalam ikatan akidah Islam.
68. ISTIGHFAR
Ibnu Taimiyah
Rp. 8.000,-
104 hlm/sedang
adalah salah satu dari beberapa cara untuk menghapus dosa dan kesalahan, yang pelaksanaannya relatif mudah dibandingkan cara-cara lain, yaitu cukup dengan mengucapkan lafazh-lafazh istighfar. Tapi tentunya tidak sebatas pada ucapan lisan, namun harus disertai dengan kehadiran hati.
Istighfar bukan sekadar kebutuhan sampingan, sehingga apabila ditinggalkan pun tidak menjadi masalah, tapi istighfar merupakan kebutuhan pokok orang Mukmin, karena istighfar merupakan pasangan tauhid atau iman. Ketika tauhid berperan mengenyahkan pangkal syirik, maka istighfar berfungsi mengenyahkan cabang-cabangnya. Harap diketahui, semua dosa dan kedurhakaan adalah cabang syirik.
Dosa apa saja yang terhapus dengan istighfar? Apakah semua dosa yang telah lampau dapat terhapus karenanya, termasuk syirik, kufur dan dosa-dosa besar?
Buku ini hendak mengulurkan pelita ketika hati Anda pekat oleh noda, memberikan secercah harapan ketika jiwa Anda berlumuran dosa. Beristighfarlah!
69. ISTRI-ISTRI PARA NABI
Ahmad Khalil,
Syaikh Muhammad bin Yusuf Ad-Dimasyqi
Rp. 58.000,-
540 hlm/besar-hrd-cv
Sejak dahulu kala, wanita mempunyai peran yang tidak bisa dipandang sebelah mata, apalagi dilupakan, terutama jika ada pihak yang mengasuhnya dan membawanya kepada kebenaran dengan pendidikan dan pembinaan yang baik. Dari hasil pembinaan tersebut, keluarlah wanita yang mampu memberi buah yang teramat ranum dan pohon-pohonnya menaungi alam semesta dengan kedamaian dan kebaikan.
Inilah Hajar. Ia wanita teladan dalam akhlaknya yang baik dan perilakunya yang indah. Ia mendidik anaknya, Nabi Ismail dan mengasuhnya sejak kecil sampai dewasa, hingga akhirnya Nabi Ismail menjadi orang yang mampu mendaki di tangga kehidupan. Siapa saja yang membuka lembaran hidup Nabi Ismail Alaihis-Salam, ia pasti mendapati kehidupannya sarat dengan aroma wangi dan parfum harum. Kehidupan Nabi Ismail Alaihis-Salam menegaskan bahwa beliau adalah orang laki-laki dengan segala makna laki-laki itu sendiri. Beliau sabar terhadap segala musibah dan cobaan yang datang kepada beliau, ridha dengan qadha’ dan takdir Allah. Beliau tanaman baik milik dari ibu yang juga baik.
Ada dua figur yang sangat jelas dalam buku ini. Pertama, figur yang baik. Kedua, figur yang buruk. Tetapi kebaikan itu lebih mendominasi, kebenaran itu lebih jelas, dan hasil akhir tetap menjadi milik orang-orang yang bertakwa. Profil pertama adalah yang paling mendominasi dan lebih banyak beredar di kancah kehidupan. Mereka adalah profil istri-istri para nabi yang shalihah. Adapun profil lainnya lebih sedikit yang tidak lain adalah wanita celaka dan kafir.
Tidak diragukan lagi bahwa kiat mempengaruhi manusia yang paling efektif ialah keteladanan yang baik, karena personifikasi (penjelmaan) amal perbuatan seseorang adalah realisasi yang paling agung dan lebih utama daripada sekedar nasihat, atau bimbingan sekalipun.
Kepada orang-orang yang mencari kebahagiaan hakiki dan orang-orang yang mendambakan kedamaian dan ketentraman, buku ini mempersembahkan biografi istri-istri para nabi dalam bentuk cerita, agar mereka tahu bahwa kebahagiaan itu ada pada iman dan bahwa mata air kesenangan itu memancar dari hati manusia itu sendiri ketika mereka kembali kepada fitrahnya, menjawab seruan tinggi, dan tujuan terakhir menjadi jelas baginya, kemudian ia menyelamatkan diri dari kubangan kebingungan dan kekalutan, sebab ia telah damai dengan Allah dan berinteraksi dengan para nabi. Ya, tiba-tiba ia lahir kembali dengan keyakinan dan menjadi orang Mukmin yang ridha kepada dirinya sendiri dan Allah.
70. ISTRI YANG IDEAL
Khaulah Binti Abdul Kadir Darwis
Rp. 5.000,-
140 hlm/saku
Tulisan Khaulah Binti Abdul Kadir Darwis berjudul Az-ZAujatul Misaliyyah ini menghantarkan wanita Mukminin meneladani sifat-sifat Istri Yang Ideal sebagai penyambung ajaran-ajaran syariat yang hanif, akidah yang bersih dan akhlak yang sempurna.
71. ISTRIKU MENIKAHKANKU
As-Sayyid bin Abdul Aziz As-Sa’dani
Rp. 17.500,-
196 hlm/sedang
Saudariku Muslimah.
Janganlah kamu menolak ta’addud (poligami), karena ia adalah hukum Allah pada makhluk-Nya dan Dia lebih mengetahui apa yang baik untuk para wanita.
Saudariku Muslimah.
Allah Azza wa Jalla Maha Mengetahui maslahat-maslahat hamba-hamba-Nya. Allah tidak akan memerintahkan, melainkan yang ada kebaikan dan berkah padanya.
Saudariku Muslimah.
Dari mana kamu mengetahui bahwa suamimu tidak akan berlaku adil antara kamu dan istrinya yang lain. Ini tidak mungkin. Apakah kamu mengetahui yang ghaib, ataukah hanya karena ketakutan terhadap sesuatu yang tidak mengetahuinya, kecuali Allah?
Saudariku Muslimah.
Jika kamu mengetahui dari suamimu keinginannya untuk ber-ta’addud, janganlah menghalanginya. Jika kamu menghalanginya, secara tidak langsung membantunya menempuh jalan haram. Dikhawatirkan kamu ikut mendapatkan dosanya karena kamu seperti orang yang menunjukkan atasnya. Berapa banyak dari istri-istri yang keji yang menjadi penyebab suaminya terjerumus melakukan zina dan skandal akibat penolakannya terhadap ta’addud yang telah disyariatkan Allah?
Saudariku Muslimah.
Kamu memiliki suri teladan yang baik pada istri-istri Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam dan shahabiyah yang mulia. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam telah melakukan ta’addud dan dia adalah guru manusia. Begitu juga dengan para shahabat. Semoga Allah meridhai mereka semua dan memberi taufiq-Nya kepada kita. Amin.
Dostları ilə paylaş: |