Allahu: Mubtada
Ahadun: Khobar
Gitu ma' cik... Kira-kira ngerti kan????
Insya Allah akan dilanjutkan ke topik berikutnya, mengenai definisi kedua Jumlah Mufidah. Sebagai penutup, jumlah mufidah dalam topik ini maksudnya yaitu kalimat sempurna yang terdiri dari mubtada dan khobar.
Dalam topik berikutnya, ada defisini ke 2 jumlah mufidah itu, yaitu suatu kalimat yang terdiri dari Kata Kerja + Pelaku.
Allahu a'lam.
Diposkan oleh Rafdian Rasyid di 9/25/2007
http://arabquran.blogspot.com/2007/09/topik-41-latihan-surat-al-ikhlas-ayat-1.html
Topik 42: Latihan Surat Al-Ikhlas Ayat 1
Bismillahirrahmanirrahim
Baiklah, kita sudah bahas dalam ayat 1, tentang bentuk al-jumlah al-mufidah, yaitu satu bentuk kalimat sempurna dalam bahasa Arab. Maksud sempurna disini adalah kalimat yang memberikan manfaat/faedah (mufidah).
Telah dijelaskan contoh-contohnya. Disini diberikan contoh lain:
انا مسلم - ana muslim (saya muslim)
Ini adalah kalimat sempurna, karena sudah terdiri dari Mubtada (Subject) dan Khobar (Prediket).
Kalau kita perhatikan contoh diatas, maka Mubtada dan Khobar itu sama sama kata benda. Ada lagi satu bentuk kalimat sempurna yaitu jika terdiri dari Kata Kerja + Pelaku, atau sering disebut Fi'il + Fa'il.
Nah Fa'il dalam bahasa Arab selalu kata benda. Dengan demikian, jika kalimat itu terdiri dari Kata Kerja dan Pelaku, maka telah dikatakan merupakan kalimat sempurna.
Contohnya begini:
هو يكتب - huwa yaktubu : dia sedang menulis
الطالب يكتب - al-tholibu yaktubu : seorang pelajar sedang menulis
Pola kalimat diatas juga disebut pola kalimat sempurna, karena terdiri dari Pelaku + Pekerjaan (Fa'il + Fi'il).
Oh ya, dalam bahasa Arab sangat sering polanya kata-kerjanya yang didahulukan, baru pelakunya. Jadi kalimat kedua itu seringnya ditulis sbb:
يكتب الطالب - yaktubu al-tholibu : seorang pelajar sedang menulis.
Ini pola yang lebih sering dijumpai, walaupun pola pertama tidak salah secara gramatikal.
Yang tidak boleh adalah kalau Pelakunya Kata Ganti (dia, kamu, dst) diletakkan setelah kata kerja.
Jadi pola seperti ini salah:
يكتب هو - yaktubu huwa : dia sedang menulis
Pola ini salah, karena kata ganti pelaku didalam bahasa Arab tidak boleh terletak setelah kata kerja. Kenapa? Disinilah uniknya bahasa Arab. Karena kata kerja bahasa Arab secara langsung telah menyimpan pelakunya.
Jadi kalau kita tulis:
يكتب - yaktubu saja, ini adalah kata kerja yang pelakunya dia (laki-laki), sehingga kalau kita tulis:
يكتب - yaktubu saja, ini sudah cukup yang artinya: dia sedang menulis.
atau misalkan:
أكتب - aktubu : saya sedang menulis
تكتب - taktubu : kamu (laki-laki) sedang menulis
نكتب - naktubu : kita/kami sedang menulis
Dan seterusnya.
Sebagai resume kita telah menjelaskan bahwa dalam bahasa Arab, kalimat sempurna itu dikatakan memberi manfaat jika telah terdiri dari Mubtada (Subject) dan Khobar (Prediket), atau Fi'il (Kata Kerja) dan Fa'il (Kata Benda Pelaku).
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ
Katakanlah: Allah itu Esa. Menurut Tafsir Ibnu Katsir, maksud ayat ini adalah, bahwa Allah itu lah Tuhan yang Satu, tidak ada tandingan, tidak ada yang setara dengan Nya. Kata Al-Ahad tidak dapat digunakan untuk diatributkan ke seseorang, karena kata Al-Ahad ini hanya untuk Allah SWT (demikian Ibnu Katsir).
Insya Allah akan kita lanjutkan ke ayat-ayat selanjutnya.
Diposkan oleh Rafdian Rasyid di 9/27/2007
http://arabquran.blogspot.com/2007/09/topik-42-latihan-surat-al-ikhlas-ayat-1.html
Topik 43: Latihan Surat Al-Ikhlas Ayat 2
Bismillahirrahmanirrahim
Kebetulan pagi ini saya masih menunggu tamu di salah satu Hotel di Kualalumpur (tugas luar kota). Sembari menunggu saya sempatkan untuk membahas Topik 42 dan 43 ini, Insya Allah.
Pada ayat 2, akan digambarkan tentang bagaimana kekuasaan Allah itu Maha Lengkap (tafsir kata Al-Shomad menurut Abu Wa'il).
اللَّهُ الصَّمَدُ - Allahu Al-Shomadu
Perhatikan bahwa struktur kalimat diatas adalah, kalimat sempurna, dimana:
Mubtada: Allahu (lihat ciri-nya yaitu dhommah, sehingga Allahu, bukan Allaha, atau Allahi), dan
Khobar: Al-shomadu (tempat bergantung).
Kata al-Shomad memiliki dua pengertian yaitu: tempat bergantung, yaitu suatu yang cukup dengan sendirinya, dan semua bergantung ke dia. Allah Al-Shomad, artinya: Allah tempat bergantung semua makhluk. Pengertian kedua, yaitu dari akar katanya shomada, artinya: abadi atau kekal.
Menurut Ibnu Abbas: As-Shomad artinya: Yaitu suatu Dzat yang semua makhluk bergantung kepadaNya untuk mencukupi semua kebutuhan dan permintaannya. Dia adalah Raja yang memiliki kesempurnaan kekuasaannya, Sangat Mulia dengan KemuliaanNya, Sangat Perkasa dengan segala keperkasaanNya, Maha Tahu dengan segala IlmuNya.
Kata al-Shomad tidak boleh diatributkan kepada makhluk, karena sifat ini hanyalah Milik Allah (Tafsir Ibnu Katsir).
Demikian dapat kita pelajari dalam ayat 2 ini kembali kita bertemu dengan kalimat al-jumlah al-mufidah. Insya Allah topik berikutnya kita akan belajar, bentuk perubahan kata kerja sekarang (Present Tense) menjadi bentuk JAZM.
Diposkan oleh Rafdian Rasyid di 9/27/2007
http://arabquran.blogspot.com/2007/09/topik-43-latihan-surat-al-ikhlas-ayat-2.html
Topik 44: Huruf Penyakit
Bismillahirrahmanirrahim.
Pembaca yang budiman, sebelum kita melanjutkan ke topik Latihan Surat Al-Ikhlas ayat 3, ada hal yang perlu kita bahas melanjutkan topik sebelum ini yaitu mengenai huruf illat (atau huruf penyakit). Masih ingat dengan topik sebelum ini? Yaitu mengenai 'Aaidiin dan Faaiziin? Ya, topik 44 ini akan membahas sedikit mengenai huruf illat ini. Kenapa? Karena kedua kata itu mengandung huruf illat.
Huruf Illat ini menurut saya (sebagai pemula dalam belajar bahasa Arab) merupakan topik yang agak sukar... Yah... namanya juga penyakit (illat), wajar kalau sukar. Akan tetapi saya akan coba kupas secara sederhana agar mudah dipahami. Insya Allah.
Oke... apa itu huruf penyakit?
Lho huruf kok ada penyakit, berarti ada huruf yang sehat dong ya? Ya... Anda tepat sekali. Dalam bahasa arab huruf yang sehat (atau disebut shahih) adalah semua huruf kecuali alif, ya, dan waw (اوي). Jadi huruf ilat itu ada 3 saja, yaitu alif, waw, dan ya. Semua huruf lain, adalah huruf shahih (sehat).
Kenapa alif, waw, dan ya itu disebut huruf penyakit? Nah ini yang saya terus terang lama mencari-cari dasarnya kenapa? Sementara ini saya berpendapat kenapa disebut huruf penyakit, karena suatu kata yang ada huruf illat di dalamnya, maka dia biasanya tidak ikut pakem. Nah loh, pakem apa lagi tuh?
Pakem maksudnya pola-pola bahasa Arab yang standar. Ambil contoh kata yang terdiri dari huruf yang sehat, yaitu menulis -ka-ta-ba كتب. Maka karena terdiri dari huruf yang sehat polanya agak mudah:
KKL: كتب - kataba : dia telah menulis
KKS: يكتب - yaktubu : dia sedang menulis
Pola dari KKL ke KKS nya standar:
KKS: ya tambahan kasrah, huruf 1 (kaf) sukun, huruf 3 (ba) dhommah
Contoh lain: memukul ضرب - dhoraba
KKL: ضرب - dhoraba : dia telah memukul
KKS: يضرب - yadhribu : dia sedang memukul
Pola dari KKL ke KKS nya standar:
KKS: ya tambahan kasrah, huruf 1 (dho') sukun, huruf 3 (ba) dhommah
Nah kalau semua huruf nya sehat, pola standardnya merubah KKL ke KKS adalah seperti diatas. Memang untuk huruf ke 2 tidak ada pola standard, bisa fathah, kasrah, atau dhommah (tergantung kamus). Tetapi untuk huruf 1 dan 3 standard polanya.
Sekarang kita bahas kata yang ada huruf penyakitnya:
Contohnya: membaca تلا - talaa
Lihat kata talaa terdiri dari 3 huruf yaitu: ta, lam, dan alif. Nah yang bikin penyakit huruf ke 3 yaitu alif. So, akibatnya apa? Ya, pola diatas tidak bisa dipakai. Coba kita lihat.
KKL: تلا - talaa : dia telah membaca
KKS: يتلو - yatluu: dia sedang membaca
Nah terlihat, huruf ketiga (alif) di KKT, berubah menjadi waw pada KKS nya. Pada pola huruf sehat, tidak terjadi perubahan huruf ini.
Ada lagi yang huruf penyakitnya jadi hilang. Contoh wajada وجد - mendapati
KKL: وجد - wajada : dia telah mendapati (atau menemui, atau memperoleh)
KKS: يجد - yajidu : dia sedang mendapati
Nah terlihat polanya aneh lagi. Huruf pertama di KKT yaitu waw, menjadi hilang pada KKS nya.
Yah gitu deh... namanya saja huruf penyakit. Kadang berubah ke huruf penyakit lain, kadang hilang.
Oh ya terakhir... Kalau bertemu hamzah diatas alif, waw, atau ya, nah ini bukan huruf penyakit loh ya. Jadi pola standard tetap bisa dipakai. Contoh
KKL: قرأ - qora-a : dia telah membaca
KKS: يقرأ - yaqro-u : dia sedang membaca
Terlihat bahwa hamzah tetap ada. Karena hamzah by default bukan huruf penyakit.
Oke... untuk kasus huruf penyakit pada isim fa'il (kata benda pelaku) seperti pada 'aaidin dan faaizin, akan dibahas pada topik setelah ini.
Diposkan oleh Rafdian Rasyid di 10/19/2007
http://arabquran.blogspot.com/2007/10/topik-44-huruf-penyakit.html
Topik 45: Penyakit pada 'Aa-i-din dan Faa-i-zin
Bismillahirrahmanirrahim
Ini adalah topik lanjutan mengenai huruf penyakit. Saya akan stop topik ini, karena bisa jadi ada yang sudah tidak sabar lagi untuk masuk ke lanjutan Latihan Surat Al-Ikhlas ayat 3.
Oke... sebenarnya topik huruf illat ini, walau sedikit sukar, tapi kalau sudah menguasai, maka akan lebih mudah dalam menerjemahkan bahasa Arab Al-Quran? Kenapa, banyak kata kerja dan kata benda dalam Al-Quran yang dibentuk dari huruf penyakit ini... hik...hik (berita buruk nih, karena huruf penyakit kabarnya tidak ada polanya). Sebenarnya ada polanya, tetapi untuk saat ini terlau pagi bagi kita masuk menyelami pola-pola huruf penyakit tsb. Cukuplah sampai topik 45 ini targetnya, kita sadar dalam bahasa Arab ada kata yang terdiri dari satu atau lebih huruf penyakit.
Isim Fa'il
Kita telah singgung isim fail di banyak tempat sebelum ini. Singkat cerita, isim fail dibentuk dengan menambahkan alif setelah huruf pertama KKL (jika KKL terdiri dari 3 huruf sehat). Contohnya:
KKL: كتب - kataba : menulis
Isim Fa'il: كاتب - kaatibun : orang yang menulis (penulis)
KKL: ضرب - dhooraba : memukul
Isim Fa'il: ضارب - dhooribun : orang yang memukul
KKL : كفر - kafara : menutupi, atau kafir
Isim Fa'il: كافر - kaafirun: orang yang kafir (1 orang)
Isim Fa'il: كافران - kaafiraani : 2 orang kafir
Isim Fa'il: كافرون - kaafiruuna: orang-orang kafir
Demikianlah untuk KKL yang terdiri dari 3 huruf sehat, maka membentuk kata benda pelaku sangat mudah, yaitu dengan menambahkan alif setelah huruf 1, dan huruf kedua berharokat kasroh.
Lalu bagaimana kasusnya kalau huruf penyakit. Lagi-lagi, dia punya pakem yang lain lagi. Contohnya kata 'aa-i-din, dan faa'i-zin.
'Aa-i-din & Faa-i-zin
Kita telah bahas asal kata 'aa-idin, yang artinya orang yang kembali (suci). Saya ulangi:
KKL: عاد - 'aa-da : dia telah kembali (lihat huruf kedua adalah huruf penyakit)
KKS: يعيد - ya'ii-du: dia sedang kembali (lihat huruf 2 pada KKT yaitu alif berubah jadi ya)
Isim Fail: عائد - 'aa-i-dun : orang yang kembali (1 orang)
Terlihat bahwa jika ada huruf penyakit berupa alif (huruf ke 2 di KKT), maka isim fa'ilnya mendapat tambahan hamzah.
Sama dengan Faa-i-ziin.
KKL: فاز - faaza : menang
Isim Fa'il: فائز - faa-i-zun : orang yang menang (1 orang)
Isim Fa'il: فائوزن - faa-i-zuun : orang-orang yang menang (banyak orang)
Demikian telah kita tuntaskan pembahasan secara umum mengenai apa itu huruf penyakit. Sebagai ringkasan, ingat ya.... inga... inga... huruf penyakit ada 3 yaitu: alif, waw, dan ya.
Diposkan oleh Rafdian Rasyid di 10/19/2007
http://arabquran.blogspot.com/2007/10/topik-45-penyakit-pada-aa-i-din-dan-faa.html
Topik 46: Maaf Zhaahir Baathin
Bismillahirrahmanirrahim.
Pembaca yang dirahmati Allah SWT. Seharusnya topik seputar Idul Fitri kita sudah akhiri di topik 45, dan topik kali ini kita akan masuk kembali ke pelajaran rutin yaitu latihan surat-surat pendek. Akan tetapi mohon ijin, satu kali ini ada materi yang tertinggal, yang perlu saya sampaikan. Apa itu?
Ya, dalam setiap kesempatan Idul Fitri, telah jadi tradisi bagi kita disini untuk bermaafan dengan mengucapkan : Mohon maaf lahir dan batin.
Nah, apa maksud lahir dan batin itu?
Maksudnya begini. Asal muasal kata tersebut sebenarnya bukan dari lahir (melahirkan anak), tapi dari Zhaahir ظاهر yang akar katanya ظهر - zhoharo : jelas, terang, kelihatan. Sedangkan ظاهر - zhaahir adalah isim fa'il (kata benda pelaku) nya, yang artinya sesuatu yang terang.
Sedangkan asal muasal batin, itu adalah baathin باطن , yang merupakan isim fa'il dari KKL بطن - bathana yang artinya tersembunyi, atau tertutup sehingga bhaathin artinya sesuatu yang tersembunyi.
Jadi minta maaf lahir batin, atau maaf zhaahir baathin, artinya:
Saya minta maaf (atas segala kesalahan saya baik) yang terang-terangan (atau) yang tersembunyi.
Contoh kata zhaahir dan baathin ini ada dalam surat 57 ayat 3:
هُوَ الْأَوَّلُ وَالْآخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُ
<< Dia (Allah) Yang Awal, Yang Akhir, Yang Zhaahir (tampak), Yang Baathin (tersembunyi)>>
Gitu mak cik... semoga jelas yah... Jadi ane mohon maaf zhaahir baathin nih... mumpung masih zuazana lhebha-rhan...
Diposkan oleh Rafdian Rasyid di 10/20/2007
http://arabquran.blogspot.com/2007/10/topik-46-maaf-zhaahir-baathin.html
Topik 47: Latihan Surat Al-Ikhlas ayat 3, JAZM
Bismillahirrahmanirrahim.
Para pembaca yang dirahmati Allah SWT. Baiklah, sekarang kita masuk kembali ke pelajaran rutin kita. Kita tinggalkan topik-topik seputar lebaran. Mudah-mudahan puasa Syawal kita diterima di sisi Allah SWT. Amin.
Baiklah. Kita tuliskan ayat 3:
لم يلد و لم يولد
lam : tidak
yalid : (Dia) beranak [punya anak]
wa: dan
lam : tidak
yuulad : (Dia) diperanakkan [punya Bapak dan Ibu]
Kita bertemu dengan 3 pelajaran disini:
1. Bentuk penegatifan (menegasikan kalimat) dengan LAM لم
2. Bentuk JAZM (MAJZUM) dari kata kerja sedang (KKS)
3. Bentuk pasif dari sebuah kata kerja sedang (KKS)
Nah kita akan bahas satu-satu Insya Allah.
Oke, sekarang kita bahas apa maksud LAM لم (tidak)
Dalam bahasa Arab, jika kita hendak mengatakan "tidak" terhadap sebuah kata kerja kita bisa pakai لم - lam atau لا - laa atau ما - maa. Tiga-tiganya artinya Tidak.
Gimana aturannya dan apa efeknya?
Oke, aturannya begini. LAM dan LAA لم لا hanya dipakai untuk KKS, sedangkan ما - maa biasanya selalu dipakai untuk KKL. Contohnya begini:
Saya faham (mengerti) : انا أفهم - ana afhamu
Saya tidak faham : انا لا أفهم- ana laa afhamu
atau jika saya pakai LAM
Saya faham (mengerti) : انا افهم - ana afhamu
Saya tidak faham: انا لم أفهم - ana lam afham
Secara arti LAA dam LAM sama saja, artinya "Tidak". Walau menurut sebagian orang ada bedanya. Kalau LAM, itu Tidak nya bersifat MUTLAK. Atau bisa dikatakan ANA LAM AFHAM artinya : saya "benar-benar" tidak faham.
Secara kaidah grammar, KKS sesudah LAM, huruf terakhir di sukun. Sehingga penulisannya:
لم أفهمْ - laam afham. Tidak seperti LA, yang KKS nya huruf terakhirnya di dhommah.
لا أفهمُ - laa afhamu.
Bagaimana dengan ما - maa?
Sebagaimana dijelaskan tadi, maa dipakai untuk KKL.
Saya sudah paham : فهمتُ - fahimtu
Saya tidak sudah paham : ما فهمتُ - maa fahimtu (catatan bahasa Indonesia "Saya tidak sudah paham" agak membingungkan mungkin, padanan bahasa Inggrisnya: I had not understood).
Okeh... jelas ya Jack... Sekarang kembali ke topik utama.
لم يلدْ - lam yalid : (DIA-ALLAH) tidak melahirkan. Lihat ciri-ciri JAZM nya bahwa huruf dal pada yalid berharokat sukun. Sehingga ditulis lam yalid, bukan lam yalidu.
Sebenarnya kita bisa juga menulis spt ini:
لا يلدُ - laa yalidu : (dia) tidak melahirkan. Secara bahasa mirip dengan LAM YALID. Akan tetapi penggunaan LAM lebih bersifat peniadaan (pe-tidak-an) secara mutlak.
Demikian kita telah bahas 2 hal: makna LAM dan apa bedanya dengan LA. Dan bentuk mazjum (jazm) dari sebuah KKS. Insya Allah topik selanjutnya kita akan bahas mengenai bentuk pasif dari KKS.
Diposkan oleh Rafdian Rasyid di 10/20/2007
http://arabquran.blogspot.com/2007/10/topik-47-latihan-surat-al-ikhlas-ayat-3.html
Topik 48: Latihan Surat Al-Ikhlas ayat 3, KKS Pasif
Bismillahirrahmanirrahim.
Pembaca yang dirahmati Allah SWT. Kita telah sampai pada ayat 3 surat Al-Ikhlas, dimana dalam ayat ini kita bertemu dengan 3 pelajaran berbahasa Arab, yaitu: pengertian LAM, bentuk MAJZUM, dan terakhir bentuk kata kerja sedang (KKS) pasif. Pada kesempatan kali ini kita akan tuntaskan pembahasan ayat 3 ini.
Oke kita masih ada sisa topik di ayat 3 ini yaitu mengenai Kalimat Pasif. Insya Allah kita akan bahas.
Kalimat Pasif
Anda semua pasti sudah tahu apa itu kalimat pasif. Ya, tanpa perlu definisi, kita sering menggunakan pola ini. "Saya disuruh membuat PR". Atau "Mobil dibeli pedagang", dsb.
Dalam bahasa Arab, demikian juga. Ada kalimat aktif, ada pasif.
Lalu bagaimana ciri-ciri kalimat Pasif? Berikut saya kasih TIPS mudahnya (mengutip dari metode Granada), anda sekalian hafalkan rumus ini (kalau bisa... kalau gak mau juga gak apa2x... hehe):
KKL Pasif: U-I (1:dhommah 2:kasroh 3:x)
KKS Pasif: U-A (1:dhommah 2:fathah 3:x)
Contohnya:
KKL Pasif
Surat An-Nur (24) ayat 45:
الله خلق كل دابت من ماء : allahu khalaqa kulla daabbatin min maa-in
Allah menciptakan setiap daabbatin dari air
Lihat kata menciptakan: خلق - kha la qa
Bagaimana kalau diciptakan. Kata خلق - khalaqa (menciptakan) berubah harokat menjadi (ingat rumus... U-I), sehingga menjadi khuliqo خلق (diciptakan).
Contohnya dalam surat At-Thooriq (86) ayat 6
خلق من ماء دافق - khuliqa min maain daafiq
Dia (manusia)diciptakan dari air yang terpancar
Lihat perubahannya:
خَلَقَ - khalaqa (menciptakan)
خُلِقَ - khuliqa (diciptakan) --> Pola U-I
KKS Pasif
Sekarang kita lihat bagaimana pola KKS Pasif.
Wah... karena sudah kepanjangan... kita tunda dulu ya pembahasan rumus U-A ini. Hehe... Sampai ketemu di topik lanjutan.
Diposkan oleh Rafdian Rasyid di 10/23/2007
http://arabquran.blogspot.com/2007/10/topik-48-latihan-surat-al-ikhlas-ayat-3.html
Topik 49 : YA ANITA & RUMUS U-A, U-I
Bismillahirrahmanirrahim.
Pembaca yang budiman, kita telah melihat KKL Pasif. Dalam surat Al-Ikhlas ayat 3 ini ada 2 fi'il (KKS) yang kita temukan:
yalid: melahirkan (atau beranak) - KKS Aktif
yuulad: dilahirkan (atau diperanakkan) - KKS Pasif
Oke.... Saya dapat email dari seorang ikhwan, yang intinya memberitahukan bahwa, dia tidak mengerti maksud tanda-tanda sebuah KKS. Oh ya, bagi yang baru tune in, di pelajaran awal dulu saya pernah kasih tips, tanda-tanda KKS, yaitu YA ANITA. Nah si pembaca ini mengatakan belum begitu mengerti maksud YA ANITA itu apa.
Oke deh... Sebelum kita bahas mengenai KKS Pasif, ada baiknya saya ulangi menjelaskan ciri-ciri KKS. Ciri-cirinya adanya YA ANITA didepan. Saya kutipkan tabel berikut (sumber: arabindo.co.nr)
Lihat tabel diatas, ini adalah tabel TASHRIF (perubahan bentuk) kata kerja, dari Fi'il Madhy (KKL) ke Fi'il Mudhori' (KKS) berdasarkan pelaku (fa'il/dhomir) nya.
Ciri-ciri KKS
Perhatikan font yang berwarna merah pada tabel diatas. Terlihat bahwa kalau dia KKS, selalu diawali dengan salah satu huruf YA ANITA (ي = YA , أ = A , ن = Nun, ت = TA) ... eh ternyata lebih pas huruf YANT ding (Ya, Alif, Nun, Ta)... oke deh apapun... pokoknya kalau ada salah satu huruf YANT didepan sebuah kata (kerja), maka kemungkinan besar kata itu KKS.
Coba lihat lagi tabel TASHRIF diatas. Bedakan KKL dengan KKS. Dalam KKL, tidak ditemukan huruf YANT didepan katanya (catatan sebenarnya KKL dari Kata Kerja Turunan I -- lihat di topik NAZALA ANZALA, juga mendapat tambahan Alif didepan sehingga sepintas KKT-I terlihat KKS juga, tapi aaaahhh.... nanti Anda bingung... nanti saja kita bahas ya mengenai KKT-I ini sampai KKT-8)
Oh ya, tabel TASHRIF diatas sangat sangat berguna... Kita akan sering merefer ke tabel ini... Pengalaman saya (taelah, spt yang sudah pakar saja), kalau bisa menghafalkan tabel diatas, akan mudah dalam memahami bahasa Arab Al-Quran. Lah Mas, dari kemaren suruh ngapal mulu... (ya... ya... gak dihapal juga gpp, Insya Allah kapan kita perlukan kita akan merujuk ke tabel ini kembali.
KKS Pasif
Oke kita kembali ke jalur (yang benar). Sekarang bagaimana membentuk KKS Pasif? Caranya mudah... Ingat saja rumus U-A.
Contohnya:
KKL
خلق - khalaqa : dia telah menciptakan
خلق - khuliqa : dia telah diciptakan --> U-I
U=dhommah, I=kashroh
KKS
يخلق - yakhluqu : dia sedang menciptakan
يخلق - yukhlaqu : dia sedang diciptakan --> U-A
U=dhommah, A=Fathah
Duh, makin puyeng gak? Mangkin banyak rumus yak... hehe... sabar ya Mas...
Biar gak puyeng, saya kembalikan saja ke fokus kita surat Al-Ikhlas ayat 3
لم يلد - lam yalid --> sudah dibahas
و لم يولد --> dan (Dia) tidak diperanakkan.
Dari mana datangnya "diperanakkan"? Oke... singkat cerita begini.
KKL nya ولد - walada, artinya (Dia) telah beranak
KKS nya يلد - yalidu, artinya (Dia) sedang/senantiasa/akan beranak
Nah kata yalidu, diatas adalah KKS aktif. Bagaimana kalau jadi pasif?
RUMUS U-A
Ingat lagi rumus KKS Pasif yaitu U-A. Maksud U-A itu: Huruf pertama U (dhommah), huruf sebelum huruf terakhir A (fathah).
Oke jika kita pakai rumus Granada itu untuk KKS يلد - yalidu
Huruf pertama: YA di dhommah, berarti dibaca YU
Huruf sebelum huruf terakhir (huruf terakhir DAL, sebelumnya LAM) : LAM di fathah, menjadi LA
Sisanya tetap harokatnya.
Sehingga menjadi YULADU يلد , artinya : (Dia) diperanakkan.
Ooo gitu penggunaan rumus U-A (dan U-I)... Nanti kita akan bahas lagi penggunaan 2 rumus ini untuk KKT-1 s/d KKT-8 (rumus ini cukup powerfull lho... terima kasih untuk penemu Rumus ini)
Oke tuntas dong pembahasan kita ayat 3 surat Al-Ikhlas ini... Eiittttt bentar dulu Mas... Anda salah!
Anda bilang يلد - YuLaDu itu (Dia) diperanakkan. Nah, mengapa di Al-Quran ditulisnya:
يولد ? Mengapa ada waw nya?
Nah inilah repotnya kalau kita berhadapan dengan huruf illat (penyakit). Lihat KKL nya ولد - walada. Ada huruf illat diawal yaitu waw. Nah kalau ada huruf illat ini, maka kudu pakai penanganan khusus (atawa penganangan tambahan), bahasa sononya, kudu perlu special treatment.
Ya... Anda betul. Seharusnya yang benar itu adalah:
يولد - YUU LADU : (Dia) diperanakkan. Inilah yang betul. Kenapa? Karena aslinya sebenarnya begini:
KKL: ولد - walada
KKS: يولد - yawlidu --> tapi karena berat dalam ucapan lidah orang Arab, maka waw mati menjadi hilang sehingga jadinya --> يلد - yalidu
RUMUS U-A JIKA DENGAN HURUF ILLAT
Coba kita pakai rumus U-A, jika huruf illat tidak dibuang pada KKS.
KKS: يولد - yawlidu --> terapkan rumus U-A.
Huruf pertama YA --> dhommah (U) --> dibaca YU
Huruf sebelum huruf terakhir --> LAM --> di fathah (A) --> dibaca LA
Sisa huruf-huruf lain harokatnya tetap.
Sehingga menjadi:
يولد - yuuladu : (Dia) diperanakkan.
Setelah kemasukan huruf LAM --> menjadi JAZM (artinya dal disukun), sehingga menjadi
Dostları ilə paylaş: |