Aqidah Jihadiyah Umat Islam


TABIAT Permusuhan antara mukmin dan kafir



Yüklə 0,94 Mb.
səhifə3/13
tarix26.07.2018
ölçüsü0,94 Mb.
#58417
1   2   3   4   5   6   7   8   9   ...   13

TABIAT Permusuhan antara mukmin dan kafir


Terbaginya manusia menjadi kafir dan mukmin berarti permusuhan diantara keduanya telah dimulai. Allah SWT berfirman:

وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا إِلَى ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَالِحًا أَنْ اعْبُدُوا اللَّهَ فَإِذَا هُمْ فَرِيقَانِ يَخْتَصِمُونَ



"Dan Kami telah mengutus kepada kaum Tsamud saudara mereka Shalih (seraya berkata), "Beribadahlah kalian kepada Allah," lalu tiba-tiba mereka menjadi dua kelompok yang bermusuhan." (QS. An Naml : 45)

إِنَّ الْكَافِرِينَ كَانُوا لَكُمْ عَدُوًّا مُبِينًا



"Sesungguhnya orang-orang kafir itu (bagi kalian) adalah musuh yang nyata." (QS. An Nisa : 101)

هَذَانِ خَصْمَانِ اخْتَصَمُوا فِي رَبِّهِمْ



"Inilah dua golongan (kafir dan mukmin) yang bertengkar. Mereka saling bertengkar mengenai Tuhan mereka." (QS. Al Hajj : 19)

Dengan permusuhan inilah Allah SWT menguji dua kelompok itu.

ذَلِكَ وَلَوْ يَشَاءُ اللَّهُ لانتَصَرَ مِنْهُمْ وَلَكِنْ لِيَبْلُوَ بَعْضَكُمْ بِبَعْضٍ

"Demikianlah sekiranya Allah menghendaki tentu Allah pasti menghancurkan mereka, tetapi Dia hendak menguji sebagian kalian dengan sebagian yang lain." (QS. Muhammad : 4)

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ حَتَّى نَعْلَمَ الْمُجَاهِدِينَ مِنْكُمْ وَالصَّابِرِينَ وَنَبْلُوَ أَخْبَارَكُمْ



"Dan Kami pasti akan menguji kalian sehingga Kami mengetahui orang-orang yang berjihad diantara kalian dan orang-orang yang bersabar. Dan agar Kami menyatakan hal ikhwal kalian." (QS. Muhammad : 31)

Ayat-ayat yang membahas tentang Sunnatul Ibtila' (Ujian bagi manusia yang merupakan sunatullah) banyak sekali. Sebagiannya telah kami tunjukkan pada keterangan sebelumnya.

Ada nash yang menyebutkan Sunnah Ibtila' ini secara gamblang:

إنما بعثتك لأبتليك وأبتلي بك

"Aku telah mengutusmu (Muhammad) semata-mata hanya untuk mengujimu dan menguji (orang-orang) yang engkau seru."

Dalam menjelaskan hadits ini An Nawawi berkata, "Firman Allah (dalam hadits qudsi itu) bermakna, “Aku benar-benar akan mengujimu dengan apa yang tampak darimu yaitu melaksanakan apa yang telah Kuperintahkan kepadamu. Misalnya menyampaikan risalah dan perintah lain seperti jihad fisabilillah dengan sebenar-benarnya jihad dan bersabar karena Allah dan lain-lain. Dan Aku akan menguji (orang-orang) yang engkau seru yaitu orang-orang yang Aku telah mengutusmu kepada mereka. Maka diantara mereka ada yang tampak keimanannya, memurnikan iman itu dan memurnikan ketaatannya kepada Allah. Ada pula diantara mereka itu tertinggal tidak beriman dan terus menerus memusuhi dan berada di dalam kekafiran serta ada pula yang munafik”.

Maksudnya bahwa siapapun yang diuji oleh Allah, maka ujian itu akan menjadi sesuatu kejadian yang tampak. Lalu Allah SWT hanya akan memberi hukuman (siksa) kepada hambaNya berdasarkan apa yang telah terjadi pada mereka, bukan berdasarkan apa yang diketahui sebelum terjadinya (suatu perbuatan). Jika tidak demikian tentu Allah SWT mengetahui seluruh apa saja sebelum ia terjadi. Ini serupa dengan firman Allah SWT :

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ حَتَّى نَعْلَمَ الْمُجَاهِدِينَ مِنْكُمْ وَالصَّابِرِينَ



"Dan Kami pasti akan menguji kalian dan orang-orang yang bersabar." (QS. Muhammad : 31).

Artinya Kami mengetahui bahwa mereka melakukan suatu perbuatan (jihad) dan mereka bersifat dengan sifat yang sabar. (Shahih Muslim syarh An Nawawi 17/198).


PEMBAHASAN KEEMPAT:

Allah yang Maha Tinggi kedudukanNya menguasakan orang-orang kafir terhadap orang-orang mukmin merupakan penguasaan menurut taqdir


Penguasaan menurut taqdir artinya bukan menurut syar'i. Allah SWT tidak pernah menyuruh mereka (melalui lisan para Rasul) untuk memusuhi orang-orang yang beriman dan memerangi mereka. Tetapi Allah SWT menyuruh mereka agar beribadah dan taat.

Jadi Allah menguasakan orang-orang kafir terhadap orang-orang mukmin itu dengan taqdirNya, sedangkan Allah menguasakan orang-orang mukmin terhadap orang-orang kafir itu dengan perintah syar'i yang sesuai dengan taqdir.

Allah berfirman:

وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا مِنْ الْمُجْرِمِينَ

"Dan demikianlah Kami telah menjadikan bagi setiap Nabi itu musuh dari kalangan orang-orang yang berbuat dosa." (QS. Al Furqan : 31)
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا مِنْ الْمُجْرِمِينَ

"Dan demikianlah Kami telah menjadikan setiap Nabi itu musuh dari kalangan syetan manusia dan syetan jin." (QS. Al An'am : 112)

وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا فِي كُلِّ قَرْيَةٍ أَكَابِرَ مُجْرِمِيهَا لِيَمْكُرُوا فِيهَا



"Dan demikianlah Kami telah menjadikan di setiap negeri para penjahat-penjahat yang terbesar agar mereka melakukan tipu daya di dalam negeri itu." (QS. Al An'am : 123)

Kata menjadikan (Al Ja'lu dari ja'alnaa) pada ayat-ayat ini adalah bersifat qadari (taqdir).

Bentuk-bentuk permusuhan orang-orang kafir terhadap orang-orang mukmin adalah merupakan perkara yang pasti terjadi dan tidak berubah seiring dengan pergantian para Rasul, umat dan pergantian zaman .

Karena itu Allah befirman:

مَا يُقَالُ لَكَ إِلا مَا قَدْ قِيلَ لِلرُّسُلِ مِنْ قَبْلِكَ

"Tak ada yang dikatakan oleh orang-orang kafir kepadamu melainkan pasti ia telah dikatakan kepada para Rasul sebelummu." (QS. Fushilat : 43)

Allah berfirman:

كَذَلِكَ قَالَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ مِثْلَ قَوْلِهِمْ تَشَابَهَتْ قُلُوبُهُمْ

"Demikian pula orang-orang yang sebelum mereka telah mengatakan seperti ucapan mereka itu. Hati mereka serupa." (QS. Al Baqarah : 118).
كَذَلِكَ مَا أَتَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ مِنْ رَسُولٍ إِلا قَالُوا سَاحِرٌ أَوْ مَجْنُونٌ أَتَوَاصَوْا بِهِ بَلْ هُمْ قَوْمٌ طَاغُونَ

"Demikianlah, tidak ada satupun Rasul yang datang kepada orang-orang sebelum mereka melainkan pasti mereka mengatakan "(Rasul itu) tukang sihir atau orang gila." Apakah mereka saling berpesan tentang apa yang mereka katakan itu? sebenarnya mereka adalah kaum yang melampaui batas." (QS. Adz Dzariyat : 52 – 53)

Diantara bentuk-bentuk permusuhan mereka terhadap orang-orang mukmin:

a. Takdzib (mendustakan)

Allah berfirman:


وَلَقَدْ كُذِّبَتْ رُسُلٌ مِنْ قَبْلِكَ فَصَبَرُوا

"Dan sungguh para Rasul sebelum kamu telah didustakan, maka para Rasul itu pun bersabar." (QS. An An'am : 34:)
b. Istihza' dan Sukhriyyah (mengolok dan menertawakan/mengejek)

Firman Allah :


إِنَّ الَّذِينَ أَجْرَمُوا كَانُوا مِنْ الَّذِينَ آمَنُوا يَضْحَكُونَ

"Sesungguhnya orang-orang yang berbuat dosa itu mereka menertawakan orang-orang yang beriman" (QS. Al Muthofifin : 29)

يَاحَسْرَةً عَلَى الْعِبَادِ مَا يَأْتِيهِمْ مِنْ رَسُولٍ إِلا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُون



"Wahai, alangkah besarnya penyesalan terhadap hamba-hambanya itu tidak ada satupun Rasul yang datang kepada mereka, melainkan pasti mereka selalu memperolok-olokannya” (QS. Yasin : 30)
c. Romyul Mukminin Bil Junun (menuduh orang – orang mukmin gila)

Allah SWT berfirman:

وَقَالُوا يَاأَيُّهَا الَّذِي نُزِّلَ عَلَيْهِ الذِّكْرُ إِنَّكَ لَمَجْنُونٌ

"Mereka (orang – orang kafir) berkata, wahai orang – orang yang diturunkan atasnya Al Qur'an, sesungguhnya engkau benar – benar gila." (QS. Al Hijr 6)
d. Dan menuduh orang – orang mukmin, bahwa mereka mencari kedudukan (jabatan) dan kekuasaan.

Allah berfirman:

قَالُوا أَجِئْتَنَا لِتَلْفِتَنَا عَمَّا وَجَدْنَا عَلَيْهِ آبَاءَنَا وَتَكُونَ لَكُمَا الْكِبْرِيَاءُ فِي الأَرْضِ

"Mereka berkata, "Apakah kamu datang kepada kami untuk memalingkan kami dari apa yang kami dapati nenek moyang kami mengerjakannya? Dan supaya kamu berdua mempunyai kekuasaan di muka bumi." (QS. Yunus 78)

e. Menuduh orang – orang beriman membuat kerusakan di muka bumi dan merusak agama.

Allah SWT berfirman:

وَقَالَ فِرْعَوْنُ ذَرُونِي أَقْتُلْ مُوسَى وَلْيَدْعُ رَبَّهُ إِنِّي أَخَافُ أَنْ يُبَدِّلَ دِينَكُمْ أَوْ أَنْ يُظْهِرَ فِي الأَرْضِ الْفَسَادَ



"Fir'aun berkata, "Biarkan aku membunuh Musa dan agar dia menyeru Tuhannya. Sesungguhnya aku khawatir dia akan mengubah agama kalian dan berbuat kerusakan di muka bumi." (QS. Ghofir 26)
f. Meremehkan orang – orang mukmin karena kelemahan dan kefakiran mereka

Firman Allah SWT :

قَالُوا أَنُؤْمِنُ لَكَ وَاتَّبَعَكَ الأَرْذَلُونَ

"Mereka orang – orang kafir berkata, "Apakah kami beriman kepadamu, sementara orang–orang yang mengikuti kamu orang–orang yang hina?" (QS. Asy Syu’ara :111)

Perkataan mereka ini bertujuan untuk menjadikan manusia lari dari dakwah para Rasul. Allah berfirman:

قَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لِلَّذِينَ آمَنُوا أَيُّ الْفَرِيقَيْنِ خَيْرٌ مَقَامًا وَأَحْسَنُ نَدِيًّا

"Dan orang – orang kafir berkata kepada orang – orang yang beriman,"Manakah dari dua kelompok ini yang lebih baik tempat tinggalnya dan yang labih bagus tempat pertemuannya?" (Qs. Maryam 73)

g. Mengatakan bahwa orang – orang mukmin sumber kesialan dan dasar – dasar hidup mereka datang keburukan, perpecahan dan kefakiran.

Allah berfirman:

قَالُوا إِنَّا تَطَيَّرْنَا بِكُمْ لَئِنْ لَمْ تَنتَهُوا لَنَرْجُمَنَّكُمْ



") Mereka orang – orang kafir berkata,( "Sesungguhnya kami bernasib malang karena kamu. Jika kalian tidak menghentikan (seruan kalian) pasti kami akan merajam kalian." (QS. Yasin : 18)
h. Mendebat kebenaran dengan kebathilan dan menyesatkan manusia.

Allah berfirman:

وَيُجَادِلُ الَّذِينَ كَفَرُوا بِالْبَاطِلِ لِيُدْحِضُوا بِهِ الْحَقَّ وَاتَّخَذُوا آيَاتِي وَمَا أُنْذِرُوا هُزُوًا

"Tetapi orang – orang kafir itu membantah dengan yang bathil agar demikian itu mereka dapat melenyapkan yang haq. Dan menganggap ayat – ayat Kami dan peringatan – peringatan Kami terhadap mereka sebagai bahan olok – olokkan." (QS. Al Kahfi : 56)

Termasuk dalam Kontek ini, segala bentuk Syubhat yang mereka lancarkan dangan tujuan membelokkan manusia dari jalan Allah.


i. Mengobarkan semangat manusia untuk memusuhi orang – orang mukmin

Allah berfirman:

وَقَالَ الْمَلأُ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ قَوْمِهِ لَئِنْ اتَّبَعْتُمْ شُعَيْبًا إِنَّكُمْ إِذًا لَخَاسِرُونَ

"Pemuka – pemuka kaum Syu'aib yang kafir berkata (antara sesamanya , "Sesungguhnya jika kamu mengikuti Syu'aib, tentulah kamu menjadi orang – orang yang merugi." (QS. Al A'raf : 90)

إِنِّي أَخَافُ أَنْ يُبَدِّلَ دِينَكُمْ أَوْ أَنْ يُظْهِرَ فِي الأَرْضِ الْفَسَادَ



"Fir'aun berkata,"Aku khawatir bila Musa menganti agama kalian dan berbuat kerusakan di muka bumi." (QS. Al Ghafir : 26)
j. Menuduh orang – orang mukmin bahwa mereka adalah pihak minoritas yang ingin memaksa kehendak kepada pihak mayoritas

Allah berfirman:

فَأَرْسَلَ فِرْعَوْنُ فِي الْمَدَائِنِ حَاشِرِينَ إِنَّ هَؤُلاءِ لَشِرْذِمَةٌ قَلِيلُونَ وَإِنَّهُمْ لَنَا لَغَائِظُونَ وَإِنَّا لَجَمِيعٌ حَاذِرُونَ

"Kemudian Fir'aun mengirimkan tentara – tentaranya ke penjuru kota. (Fir'aun berkata): "Sesungguhnya mereka adalah benar – benar golongan kecil! Dan sesungguhnya mereka membuat hal –hal yang menimbulkan amarah kita. Dan kita sesungguhnya benar – benar golongan yang salah berjaga – jaga." (QS. Asy Syuara : 56)
k.Mereka menyatakan bahwa kekufuran lebih utama dari pada agama yang benar

Allah berfirman:

قَالَ فِرْعَوْنُ مَا أُرِيكُمْ إِلاَّ مَا أَرَى وَمَا أَهْدِيكُمْ إِلاَّ سَبِيلَ الرَّشَادِ

Fir'aun berkata, "Aku tidak mengemukakan kepadamu selain apa yang aku pandang baik dan aku tidak menunjukkan kepadamu selain jalan yang benar.” (QS. Al Mukmin : 29)


إِنْ هَذَانِ لَسَاحِرَانِ يُرِيدَانِ أَنْ يُخْرِجَاكُمْ مِنْ أَرْضِكُمْ بِسِحْرِهِمَا وَيَذْهَبَا بِطَرِيقَتِكُمْ الْمُثْلَى

Mereka berkata, "Sesungguhnya dua orang ini adalah benar – benar ahli sihir yang hendak mengusir kamu dari negeri kamu dengan sihirnya dan hendak melenyapkan kedudukan kamu yang utama." (QS. Thaha : 63)

فَلَمَّا جَاءَتْهُمْ رُسُلُهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ فَرِحُوا بِمَا عِنْدَهُمْ مِنْ الْعِلْمِ

"Maka tatkala Rasul – rasul mereka datang kepada mereka dengan bukti – bukti yang nyata mereka bergembira dengan ilmu yang mereka miliki." (Qs. Al Mukmin: 83)
l. Memperdaya manusia untuk memalingkan mereka dari pengikut orang – orang mukmin dengan berbagai makar

Allah berfirman:

وَقَالَ الَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا لِلَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا بَلْ مَكْرُ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ إِذْ تَأْمُرُونَنَا أَنْ نَكْفُرَ بِاللَّهِ وَنَجْعَلَ لَهُ أَندَادًا وَأَسَرُّوا النَّدَامَةَ لَمَّا رَأَوْا الْعَذَابَ وَجَعَلْنَا الأَغْلالَ فِي أَعْنَاقِ الَّذِينَ كَفَرُوا هَلْ يُجْزَوْنَ إِلا مَا كَانُوا يَعْمَلُونَر

"Dan orang – orang yang dianggap lemah berkata kepada orang – orang yang menyombongkan diri. "(tidak), sebenarnya tipu dayamu di siang dan malam hari yang menghalangi kami. Ketika kamu menyeru kami supaya kafir kepada Allah dan menjadikan sekutu – sekutu bagiNya kedua belah pihak menyatakan penyesalan tatkala mereka melihat azab. Dan kami pasang belenggu dileher orang – orang kafir. Mereka tidak dibalas melainkan dangan apa yang lebih mereka kerjakan." (QS. Sabar : 33)
m. Melaparkan orang – orang mukmin untuk memalingkan mereka dari agama mereka

Allah berfirman:

هُمْ الَّذِينَ يَقُولُونَ لا تُنْفِقُوا عَلَى مَنْ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ حَتَّى يَنْفَضُّوا وَلِلَّهِ خَزَائِنُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَلَكِنَّ الْمُنَافِقِينَ لا يَفْقَهُونَ

"Merekalah orang – orang yang berkata, "Janganlan kalian menginfakkan harta kalian terhadap orang – orang yang berada di sisi Rasulullah hingga mereka bubar. Dan milik Allah semua perbendaharaan langit dan bumi. Tetapi orang – orang munafik itu tidak memahami." (QS. Al Munafiqun : 7 )
n. Mencoba untuk menarik orang – orang mukmin keluar dari agama mereka dengan sekuat tenaga

Allah berfirman:

وَدُّوا لَوْ تُدْهِنُ فَيُدْهِنُونَ

"Maka mereka menginginkan supaya kamu bersikap lunak (rela kepadamu)." (QS. Al Qalam : 9)

وَاحْذَرْهُمْ أَنْ يَفْتِنُوكَ عَنْ بَعْضِ مَا أَنزَلَ اللَّهُ إِلَيْكَ



"Dan berhati – hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu." (QS. Al Maidah : 49)

Orang – orang kafir itu tidak meminta orang – orang beriman untuk menyerahkan sebagian haknya kecuali sebagian langkah yang bersifat sementara. Sesungguhnya

mereka tidak pernah ridho terhadap orang – orang mukmin hingga mereka menyerahkan haknya secara sempurna. Allah berfirman:

وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ



"Dan orang – orang Yahudi dan Nasrani tidak pernah ridho terhadap kamu hingga kamu mengikuti agama mereka." (QS. Al Baqarah : 120)
o. Mengancam orang – orang mukmin dengan penjara dan pembunuhan jika tidak mau kaluar dari agama mereka dan bersepakat dengan kekafiran mereka

Allah berfirman:

وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لِرُسُلِهِمْ لَنُخْرِجَنَّكُمْ مِنْ أَرْضِنَا أَوْ لَتَعُودُنَّ فِي مِلَّتِنَا

"Dan orang – orang kafir itu berkata kepada para Rasul mereka, "Kami benar – benar mengusir kalian dari bumi kami atau kalian mengikuti agama kami." (QS. Ibrahim : 13)

إِنَّهُمْ إِنْ يَظْهَرُوا عَلَيْكُمْ يَرْجُمُوكُمْ أَوْ يُعِيدُوكُمْ فِي مِلَّتِهِمْ وَلَنْ تُفْلِحُوا إِذًا أَبَدًا



"Sesungguhnya mereka itu, jika dapat mengetahui tempatmu, niscaya mereka akan melemparmu dengan batu, atau memaksamu kembali kepada agama mereka. Dan jika demikian niscaya kamu tidak beruntung selamanya." (QS. Al Kahfi : 30)
p. Menyiksa, membunuh, dan memerangi

Allah berfirman

قَالُوا حَرِّقُوهُ وَانصُرُوا آلِهَتَكُمْ

"Mereka berkata, bakarlah Ibrahim dan bantulah tuhan-tuhan kalian." (QS. Al Anbiya' : 68)

وَإِذْ يَمْكُرُ بِكَ الَّذِينَ كَفَرُوا لِيُثْبِتُوكَ أَوْ يَقْتُلُوكَ أَوْ يُخْرِجُوكَ



"Dan tatkala orang-orang kafir berbuat makar terhadapmu untuk menangkap, membunuh dan mengusirmu." (QS. Al Anfal : 30)

وَلا يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ حَتَّى يَرُدُّوكُمْ عَنْ دِينِكُمْ إِنْ اسْتَطَاعُوا



"Mereka akan tetap memerangi kalian hingga kalian benar-benar murtad keluar dari agama kalian, seandainya mereka mampu." (QS. Al Baqarah : 217)

Dari keterangan tadi Anda melihat, bahwa metode-metode orang-orang kafir yang digunakan untuk memerangi kaum mukminin adalah hal yang baku yang tidak berubah-ubah lagi.

Allah berfirman,

أَتَوَاصَوْا بِهِ



"Apakah mereka saling berpesan tentang apa yang dikatakan itu, ...." (QS. Adz Dzariyat : 53)

Yang patut diketahui bahwa mereka memerangi kaum mukmin itu semata-mata disebabkan keimanannya. Allah berfirman,

وَهُمْ عَلَى مَا يَفْعَلُونَ بِالْمُؤْمِنِينَ شُهُودٌ وَمَا نَقَمُوا مِنْهُمْ إِلَّا أَنْ يُؤْمِنُوا بِاللَّهِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ

"Dan mereka menyaksikan apa yang diperbuat oleh orang-orang yang beriman. Dan tidaklah mereka menyiksa orang-orang beriman itu melainkan karena mereka beriman kepada Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji." (QS. Al Buruj : 7 – 8)

Allah berfirman,

وَدُّوا لَوْ تَكْفُرُونَ كَمَا كَفَرُوا فَتَكُونُونَ سَوَاءً

"Dan mereka menginginkan sekiranya kalian kafir sebagaimana mereka telah kafir, maka kalian menjadi sama (dengan mereka)." (QS. An Nisa : 79)

Jadi orang kafir itu memusuhi orang mukmin karena imannya. Dan setiap kali iman seorang hamba itu bertambah maka bertambah pulalah permusuhan orang kafir terhadap dirinya. Karena itu Nabi SAW bersabda:

أشد الناس بلاء الأنبياء ثم الأمثل فالأمثل، يبتلى الرجل حسب دينه



"Manusia yang paling besar cobaannya adalah para Nabi, lalu orang-orang yang memiliki keutamaan yang lebih dari manusia lainnya, seseorang itu akan diuji menurut kadar agamanya." (HR. Tirmidzi)
Perasaan semacam ini dapat dijumpai setiap hamba pada dirinya sendiri. Yaitu setiap kali imannya bertambah maka bertambah pulalah kebenciannya terhadap orang-orang kafir dan para ahli maksiat. Lalu ia segera melaksanakan amar makruf nahi munkar dan memusuhi mereka. Dan setiap imannya berkurang maka berkurang pulalah permusuhannya terhadap mereka.

Namun demikian, permusuhan orang-orang kafir terhadap orang-orang yang beriman tidak pernah berhenti dengan total, meskipun orang-orang beriman itu banyak meninggalkan berbagai ketaatan terhadap agama mereka.

Allah SWT berfirman,

وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ



"Dan orang-orang Yahudi dan Nasrani itu tidak pernah ridho terhadap kamu hingga kamu mengikuti agama mereka." (QS. Al Baqarah : 210)

Allah SWT juga berfirman,

وَلا يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ حَتَّى يَرُدُّوكُمْ عَنْ دِينِكُمْ إِنْ اسْتَطَاعُوا

"Dan orang-orang kafir itu senantiasa memerangi kalian hingga kalian murtad keluar dari agama kalian, seandainya mereka sanggup." (QS. Al Baqarah : 217)

PEMBAHASAN KELIMA

Secara syar'i Allah SWT menyuruh orang-orang mukmin untuk melawan orang kafir yang ditakdirkan menguasai mereka

Allah SWT berfirman,

وَلَوْلا دَفْعُ اللَّهِ النَّاسَ بَعْضَهُمْ بِبَعْضٍ لَهُدِّمَتْ صَوَامِعُ وَبِيَعٌ وَصَلَوَاتٌ وَمَسَاجِدُ يُذْكَرُ فِيهَا اسْمُ اللَّهِ كَثِيرًا وَلَيَنصُرَنَّ اللَّهُ مَنْ يَنصُرُهُ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ

Dan sekiranya Allah tidak menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan masjid-masjid, yang didalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang-orang yang mau menolong agamaNya. Sesungguhnya Allah itu Maha Kuat lagi Maha Perkasa." (QS. Al Hajj : 40)

Perlawanan orang-orang mukmin terhadap orang-orang kafir melalui beberapa marhalah (tahapan):
Marhalah Pertama: Dakwah kepada Islam

Allah berfirman,

وَقُلْ لِلَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ وَالأُمِّيِّينَ أَأَسْلَمْتُمْ فَإِنْ أَسْلَمُوا فَقَدْ اهْتَدَوا

"Dan katakanlah kepada orang-orang yang diberi Al Kitab dan kepada orang-orang yang ummi (tidak tahu baca tulis), "Apakah kalian mau masuk Islam?" Jika mereka masuk Islam berarti mereka telah mendapatkan petunjuk." (QS. Ali Imran : 20)

Dan Rasulullah SAW pernah berkata kepada sahabat Muadz, tatkala beliau mengutuskan ke Yaman:

إنك تأتي قـومـا من أهل الكتاب فليكن أول ما تدعوهم إليه شهادة أن لا إله إلا الله

"Sesungguhnya kalian akan mendatangi suatu kaum dari Ahli Kitab. Maka hendaklah pertama kali apa yang kamu serukan kepada mereka adalah syahadat bahwa tidak ada Ilah selain Allah." (HR. Mutatafaq alaih)

Dengan melihat kepada keumuman risalah Rasulullah SAW sebagaimana yang telah saya sebutkan dalam bab berpegang teguh kepada Kitab dan Sunnah. Maka dengan dakwah Nabi SAW, manusia terbagi menjadi mukmin dan kafir. Karena itu ada hadits yang menyebutkan:


ومحمد فَرْقٌ بين الناس


"Dan Muhammad itu pemisah antara manusia." (HR. Bukhari dari Jabir)
Setelah dakwah, hubungan antara orang mukmin dan orang kafir akan mengambil bentuk-bentuk lain, yaitu :
Marhalah kedua: Bersikap baro' (berlepas diri) dari orang kafir, baik keadaannya hidup atau mati
Sikap baro' terhadap orang kafir yang masih hidup adalah dengan menampakkan permusuhan dan kebencian terhadap mereka karena kekufuran mereka. Tidak mengikuti hawa nafsu dan konsep hidup mereka, serta mengasingkan diri dari mereka dan tidak bergaul dengan mereka. Insya Allah akan ada rincian tambahannya.

Adapun sikap bara' kepada mereka setelah mereka mati adalah dengan tidak memintakan ampunan bagi mereka.

Allah berfirman:

مَا كَانَ لِلنَّبِيِّ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَنْ يَسْتَغْفِرُوا لِلْمُشْرِكِينَ وَلَوْ كَانُوا أُوْلِي قُرْبَى مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُمْ أَصْحَابُ الْجَحِيمِ



"Tidak pantas bagi seorang Nabi dan orang-orang yang beriman untuk memintakan ampunan bagi orang-orang musyrik meskipun mereka itu kerabat dekat, setelah jelas baginya bahwa mereka adalah penduduk neraka jahim." (QS. At Taubah : 113)

Bentuk bara' itu dengan tidak menguburkan mereka di pemakaman kaum muslimin, melarang waris-mewarisi dengan mereka. Sebagaimana sabda Nabi SAW:

لا يرث المسلم الكافر ولا يرث الكافر الـمسلم

"Orang muslim tidak boleh mewarisi orang kafir dan orang kafir tidak boleh mewarisi orang muslim." (HR. Mutatafaq alaih dari Usamah bin Zaid)

Allah SWT berfirman:

قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ إِذْ قَالُوا لِقَوْمِهِمْ إِنَّا بُرَآءُ مِنْكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاءُ أَبَدًا حَتَّى تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَحْدَهُ

"Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik pada kalian pada diri Ibrahim dan orang – orang beriman bersamanya. Ketika mereka berkata kepada kaumnya, "Sesungguhnya kami berlepas diri dari kalian dan dari apa yang kalian sembah selain Allah.Kami ingkari kekafiran kalian dan telah nyata antara kami dan kalian permusuhan dan kebencian buat selama – lamanya sampai kalian beriman kepada Allah saja." (QS. Al Mutahanah : 4)

ثُمَّ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ أَنْ اتَّبِعْ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا



"Kemudian Kami mewahyukan kepadamu, agar kamu mengikuti agama Ibrahim yang lurus (hanif)" (Qs. An Nahl : 123)

Jadi hubungan kekerabatan kepadamu tidak menghalangi seorang mukmin untuk bersikap bara' kepada orang kafir/musyrik.

Syaikh Hamad Bin Atiq berkata, "Disinilah terdapat titik keindahan, yaitu firman Allah SWT :

إِنَّا بُرَآءُ مِنْكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ



"Sesungguhnya kami berlepas diri dari kalian dan apa saja yang kalian sembah selain Allah").

Di sini dijelaskan bahwa Allah SWT mendahulukan sikap bara' terhadap orang–orang musyrik yang beribadah kepada selain Allah daripada bersikap bara' terhadap berhala–berhala, tetapi tidak bersikap bara' terhadap orang–orang yang menyembah berhala–berhala itu. Dengan demikian orang–orang tersebut belum melaksanakan kewajibannya.

Adapun bila ia bersikap bara' terhadap orang–orang musyrik tentu ia juga bersikap bara' terhadap sembahan–sembahan mereka. Ini seperti firman Allah SWT :

وَأَعْتَزِلُكُمْ وَمَا تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَأَدْعُو رَبِّي عَسَى أَلَّا أَكُونَ بِدُعَاءِ رَبِّي شَقِيًّا



"Dan aku akan menjauhkan diri dari padamu dan dari apa yang kamu seru selain Allah. Dan aku akan berdoa kepada Tuhanku, mudah-mudahan aku tidak akan kecewa dengan berdoa kepada Tuhanku." (QS. Maryam : 48).

Di dalam ayat tersebut Allah SWT mendahulukan i'tizal (menjauhkan diri) dari orang-orang kafir daripada sembahan-sembahan mereka.

Ayat-ayat lain yang senada dengan ini adalah :

فَلَمَّا اعْتَزَلَهُمْ وَمَا يَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ



"Maka tatkala Ibrahim telah menjauhkan diri dari mereka dan apa yang mereka sembah selain Allah." (QS. Maryam : 49)

وَإِذْ اعْتَزَلْتُمُوهُمْ وَمَا يَعْبُدُونَ إِلا اللَّهَ



"Dan ketika kalian menjauhkan diri dari mereka dan apa yang mereka sembah selain Allah." (QS. Al Kahfi : 16)

Karenanya wajib bagi Anda untuk melaksanakan point yang penting ini. Sebab hal ini dapat membuka pintu permusuhan/perlawanan terhadap musuh-musuh Allah.

Berapa banyak manusia yang sebenarnya ia tidak melakukan kesyirikan, namun demikian ia tetap tidak mau memusuhi pelaku-pelaku kesyirikan! Dengan sikap ini, ia tidak pernah menjadi seorang muslim, karena ia telah meninggalkan agama para Rasul.

Kemudian firman Allah

كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاءُ أَبَدًا حَتَّى تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَحْدَهُ

"Kami telah mengingkari kalian dan telah nyata antara kami dan kalian permusuhan dan kebencian selama-lamanya, hingga kalian beriman kepada Allah saja."

Kata "badaa" artinya tampak/muncul/nyata. Perhatikan juga bagaimana Allah mendahulukan permusuhan العداوة (adawah) daripada kebencian البغضاء (bagdha'). Ini dikarenakan yang pertama lebih penting dari yang kedua, sesungguhnya manusia itu terkadang bisa membenci orang-orang musyrik namun tidak mau memusuhinya! Maka dengan sikap ini orang-orang tersebut belum melaksanakan kewajibannya hingga ia benar-benar memusuhi dan membenci mereka. Sedangkan permusuhan dan kebencian itu sendiri harus benar-benar nyata, kelihatan dan jelas!

Ketahuilah meskipun rasa benci terhadap orang kafir itu berkaitan dengan amalan hati, namun ia tidak akan bermanfaat hingga pengaruh-pengaruh kebencian itu muncul dan tanda-tandanyapun jelas! Dan hal itu tidak akan terjadi hingga permusuhan itu diiringi dengan sikap muqatha'ah (memutus hubungan dengan mereka), Nah, pada saat itulah permusuhan dan kebencian itu tampak/kelihatan.

Adapun bila Anda masih mendapatkan sikap muwalat (saling menolong) dan muwashalat (saling berhubungan) berarti ini menunjukkan mandulnya kebencian itu sendiri!

Karenanya Anda wajib memperhatikan persoalan ini, sebab ia dapat memperjelas syubhat-syubhat (kesamaran-kesamaran) yang ada pada Anda. (Majmu'atut Tauhid, Risalah ke-12, hal 376-378)

Saya katakan, "Tadaburilah perkataan ini, lalu perhatikan sepak terjang kaum muslimin pada zaman ini yang tidak lagi mau membedakan yang haq dan yang bathil."

Engkau melihat satu di antara mereka menyangka dirinya muslim, kemudian ia menyerukan prinsip-prinsip kekufuran seperti faham sosialisme, demokrasi dan kebangsaan! Ia tidak mau bersikap bara' terhadap faham-faham kekufuran dan para pelaku-pelakunya.

Anda melihat satu di antara mereka menjadi anggota dari partai politik yang jelas-jelas menyuarakan kekufuran ini tanpa malu-malu!!

Allah SWT berfirman:

وَلَوْ كَانُوا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالنَّبِيِّ وَمَا أُنزِلَ إِلَيْهِ مَا اتَّخَذُوهُمْ أَوْلِيَاءَ وَلَكِنَّ كَثِيرًا مِنْهُمْ فَاسِقُونَ



"Dan sekiranya mereka beriman kepada Allah dan Nabi serta apa yang telah diturunkan Allah kepada Nabi itu, niscaya mereka tidak akan menjadikan orang-orang kafir itu sebagai penolong-penolong mereka! Tetapi kebanyakan dari mereka berbuat fasiq!" (QS. Al Maidah : 81)

Dalam bab berpegang teguh kepada Kitab dan Sunnah telah saya tunjukkan wajibnya memisahkan diri dan memutus hubungan dengan kekufuran dan pelaku–pelakunya.


Marhalah ketiga : Menjauhkan diri dari mereka dan berhijrah

Setelah marhalah dakwah dan marhalah baro'ah (bersikap baroط) terhadap orang–orang kafir, marhalah berikutnya adalah menjauhkan diri dan mengingkari mereka serta hijrah dari bumi mereka bila hal itu memungkinkan.

Tentang hukum hijrah akan dibahas pada pembahasan kesebelas.

Allah berfirman,

وَإِذْ اعْتَزَلْتُمُوهُمْ وَمَا يَعْبُدُونَ إِلا اللَّهَ

"Dan tatkala kalian menjauhkan diri dari mereka dan apa yang mereka sembah selain Allah." (QS. Al Kahfi : 16 )

وَأَعْتَزِلُكُمْ وَمَا تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَأَدْعُو رَبِّي



"Dan Allah akan menjuhkan diri dari kalian dan apa yang kalian seru selain Allah. Dan akan berdoa kepada Tuhanku." (QS. Maryam 48)

Nabi SAW bersabda:

أنا بريء من كل مسلم يقيم بين أظهر المشركين

Jika berlepas diri terhadap setiap muslim yang tinggal di tengah–tengah orang–orang musyrik." (HR.Abu Dawud, di Shahihkan Al Al Bani)


Marhalah keempat : Jihad Fisabilillah
Terhadap para pembangkang yang menolak dakwah Islam, Allah SWT berfirman,

فَاقْتُلُوا الْمُشْرِكِينَ حَيْثُ وَجَدْتُمُوهُمْ



"Maka barulah orang – orang musyrik itu dimanapun kalian mendapatkan mereka."(QS. At Taubah : 5)

Allah SWT telah berfirman kepada Nabi SAW:

إنما بعثتك لأبتليك، وأبتلي بك ـ إلى قوله ـ استخرجهم كما أخرجوك، واغزهم نغزك، وأنفق فسننفق عليك، وابعث جيشا نبعث خمسة مثله: وقاتل بمن أطاعك من عصاك

"Aku mengutusmu (Muhammad) hanya untuk mengujimu dari orang–orang yang mendengar seruanmu (orang yang didakwahi sampai pada kata – Aku akan mengusir mereka sebagaimana mereka mengusir kalian, perangilah mereka niscaya kami akan berikan kepadamu dan utuslah sepasukan untuk menyerang mereka niscaya kami akan mengutus lima kali pasukan semisalnya serta berperanglah bersama – sama orang – orang yang mentaatimu untuk menghancurkan orang – orang yang mendurhakaimu." (HR.Muslim dari Iyadh bid Himar)
Karena itu Nabi bersabda:

أمرت أن أقاتل الناس حتى يشهدوا أن لا إله إ لا اللـه وأن محمدا رسول الله ويقيموا الصلاة ويؤتوا الزكاة، فإذا فعلوا ذلك عصموا مني دمائهم وأموالهم إلا بحق الإسلام وحسابهم على الله تعالى



"Aku perintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad itu utusan Allah menegakkan shalat dan menunaikan zakat, maka bila mereka telah melakukan itu darah dan harta mereka mendapatkan perlindungan dariku, kecuali dengan haq Islam. Sedangkan hisab mereka adalah wewenang Allah SWT ." (Muttafaq alaih dari Ibnu Umar)

Keadaan Rasulullah yang diperintahkan untuk memerangi seluruh manusia hanya disebabkan keumuman bahwa Allah mengutus beliau untuk seluruh makhluknya, sebagaimana penjelasan sebelumnya.

Allah sendirilah yang menjamin bahwa yang menghancurkan orang – orang yang ingkar terhadapNya dan para Rasulnya dari masa Nabi Nuh hingga Nabi Musa Allaihiwassalam.

Kemudian Allah mensyariatkan jihad di dalam syariat Nabi Musa setelah Bani Israil selamat dan Fir'aun binasa, maka Allah berfirman:


يَاقَوْمِ ادْخُلُوا الأَرْضَ الْمُقَدَّسَةَ الَّتِي كَتَبَ اللَّهُ لَكُمْ وَلا تَرْتَدُّوا عَلَى أَدْبَارِكُمْ فَتَنْقَلِبُوا خَاسِرِينَ قَالُوا يَامُوسَى إِنَّ فِيهَا قَوْمًا جَبَّارِينَ وَإِنَّا لَنْ نَدْخُلَهَا حَتَّى يَخْرُجُوا مِنْهَا فَإِنْ يَخْرُجُوا مِنْهَا فَإِنَّا دَاخِلُونَ قَالَ رَجُلانِ مِنْ الَّذِينَ يَخَافُونَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمَا ادْخُلُوا عَلَيْهِمْ الْبَابَ فَإِذَا دَخَلْتُمُوهُ فَإِنَّكُمْ غَالِبُونَ وَعَلَى اللَّهِ فَتَوَكَّلُوا إِنْ كُنتُمْ مُؤْمِنِينَ قَالُوا يَامُوسَى إِنَّا لَنْ نَدْخُلَهَا أَبَدًا مَا دَامُوا فِيهَا فَاذْهَبْ أَنْتَ وَرَبُّكَ فَقَاتِلا إِنَّا هَاهُنَا قَاعِدُونَ

"Hai kaumku, masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu dan janganlah kamu lari ke belakang karena takut kepada musuh, maka kamu menjadi orang – orang yang merugi." Mereka berkata,"Wahai Musa, sesungguhnya dalam negeri itu ada orang –orang yang gagah perkasa, sesungguhnya kami sekali – kali tidak akan memasukinya sebelum masuk keluar dari padanya. Jika mereka keluar dari padanya, niscaya kamu pasti akan memasukinya."Berkatalah antara dua orang yang takut kepada Allah yang Allah telah memberi nikmat atas keduanya, "Serbulah mereka melalui pintu gerbang kota itu, maka bila kamu memasukinya, niscaya kamu akan menang. Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakal, jika kamu benar – benar orang yang beriman." Mereka berkata,"Wahai Musa, kami sekali – kali tidak akan memusuhinya selama- lamanya, selagi mereka ada di dalamnya, karena itu kami pergilah ke Tuhanmu dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kamu hanya duduk menanti di sini saja."(QS. Al Maidah : 21- 24 )

Inilah awal mulanya disyariatkannya perintah perang dijalun Allah. Allah berfirman,

وَلَقَدْ آتَيْنَا مُوسَى الْكِتَابَ مِنْ بَعْدِ مَا أَهْلَكْنَا الْقُرُونَ الأُولَى

"Dan kami benar – benar telah memberi Musa Al Kitab, setelah kami menghancurkan generasi – generasi terdahulu." (QS. Al Qoshosh : 43)

Ibnu Katsir berkata, "Maksudnya, bahwa setelah kitab Taurat diturunkan Allah tidak lagi mengadzab umat (Nabi) dengan merata. Tetapi Allah menyuruh orang – orang muslim agar memerangi musuh – musuh Allah dari kalangan orang – orang musyrik. Sebagaimana firmanNya,

وَجَاءَ فِرْعَوْنُ وَمَنْ قَبْلَهُ وَالْمُؤْتَفِكَاتُ بِالْخَاطِئَةِ فَعَصَوْا رَسُولَ رَبِّهِمْ فَأَخَذَهُمْ أَخْذَةً رَابِيَةً

"Dan telah datang Fir'aun dan orang – orang sebelumnya serta penduduk negeri yang dijungkirbalikkan karena kesalahan yang besar. Maka masing – masing mereka mendurhakai utusan Tuhan mereka. Lalu Allah menyiksa mereka dengan siksaan yang sangat keras." (QS. Al Haqqah : 9 - 10)

Al Qurtubi berkata, "Firman Allah ,

وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِي التَّوْرَاةِ وَالإِنجِيلِ وَالْقُرْآنِ

sebagai janji Allah yang benar di dalam Taurat, Injil, dan Al Qur'an”, At Taubah : 111)

Kabar dari Allah Ta'ala bahwa janji ini ada di kitab–kitab tersebut dan bahwa jihad dan perlawanan terhadap musuh Allah aslinya berasal dari masa Nabi Musa AS."(Tafsir Al Qurtubi 8/268 )

Kemudian Jihad itu bisa berupa jihad dengan jiwa, dengan harta dan lisan. Nabi SAW bersabda,

جاهدوا المشركين بأموالكم وأنفسكم وألسنتكم

"Berjihadlah (dalam rangka) melawan orang – orang musyrik itu, baik dengan harta–harta, jiwa – jiwa, dan lisan – lisan kalian” (HR.Abu Dawud)

Jihad itu bisa dengan mengambil target :



  • musuh yang ada di negerinya (Jihaduth Thalab / Jihad Ofensif)

  • menahan serangan musuh terhadap kaum muslimin (jihadud daf' I / Jihad defensif)

Jihad juga bisa dihukumi Fardhu'ain maupun Fardhu kifayah sebagaimana pembahasan-pembahasan berikut ini:

Jihad selain berkaitan terpisahnya barisan muslim menjadi mukmin yang shadiq (benar/ jujur), munafik yang mengantarkan kaum mukmin dan jihad serta murjif (orang yang menakut- nakuti untuk berjihad/penghasut)

Allah berfirman, dalam surat Ali Imran Ayat 166-179.
وَمَا أَصَابَكُمْ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعَانِ فَبِإِذْنِ اللَّهِ وَلِيَعْلَمَ الْمُؤْمِنِينَ وَلِيَعْلَمَ الَّذِينَ نَافَقُوا وَقِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْا قَاتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَوْ ادْفَعُوا قَالُوا لَوْ نَعْلَمُ قِتَالا لاتَّبَعْنَاكُمْ هُمْ لِلْكُفْرِ يَوْمَئِذٍ أَقْرَبُ مِنْهُمْ لِلإِيمَانِ يَقُولُونَ بِأَفْواهِهِمْ مَا لَيْسَ فِي قُلُوبِهِمْ وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا يَكْتُمُونَ الَّذِينَ قَالُوا لإِخْوَانِهِمْ وَقَعَدُوا لَوْ أَطَاعُونَا مَا قُتِلُوا قُلْ فَادْرَءُوا عَنْ أَنْفُسِكُمْ الْمَوْتَ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتًا بَلْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ فَرِحِينَ بِمَا آتَاهُمْ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ وَيَسْتَبْشِرُونَ بِالَّذِينَ لَمْ يَلْحَقُوا بِهِمْ مِنْ خَلْفِهِمْ أَلا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ يَسْتَبْشِرُونَ بِنِعْمَةٍ مِنْ اللَّهِ وَفَضْلٍ وَأَنَّ اللَّهَ لا يُضِيعُ أَجْرَ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ اسْتَجَابُوا لِلَّهِ وَالرَّسُولِ مِنْ بَعْدِ مَا أَصَابَهُمْ الْقَرْحُ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا مِنْهُمْ وَاتَّقَوْا أَجْرٌ عَظِيمٌ الَّذِينَ قَالَ لَهُمْ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَانًا وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ فَانْقَلَبُوا بِنِعْمَةٍ مِنْ اللَّهِ وَفَضْلٍ لَمْ يَمْسَسْهُمْ سُوءٌ وَاتَّبَعُوا رِضْوَانَ اللَّهِ وَاللَّهُ ذُو فَضْلٍ عَظِيمٍ إِنَّمَا ذَلِكُمْ الشَّيْطَانُ يُخَوِّفُ أَوْلِيَاءَهُ فَلا تَخَافُوهُمْ وَخَافُونِي إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ وَلا يَحْزُنْكَ الَّذِينَ يُسَارِعُونَ فِي الْكُفْرِ إِنَّهُمْ لَنْ يَضُرُّوا اللَّهَ شَيْئًا يُرِيدُ اللَّهُ أَلا يَجْعَلَ لَهُمْ حَظًّا فِي الآخِرَةِ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ إِنَّ الَّذِينَ اشْتَرَوْا الْكُفْرَ بِالإِيمَانِ لَنْ يَضُرُّوا اللَّهَ شَيْئًا وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ وَلا يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّمَا نُمْلِي لَهُمْ خَيْرٌ لأَنْفُسِهِمْ إِنَّمَا نُمْلِي لَهُمْ لِيَزْدَادُوا إِثْمًا وَلَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ مَا كَانَ اللَّهُ لِيَذَرَ الْمُؤْمِنِينَ عَلَى مَا أَنْتُمْ عَلَيْهِ حَتَّى يَمِيزَ الْخَبِيثَ مِنْ الطَّيِّبِ

Dan apa yang menimpa kamu pada hari bertemunya dua pasukan maka kekalahan itu adalah dengan izin Allah dan Allah agar mengetahui apa yang mereka sembunyikan. . Orang – orang yang mengatakan kepada saudara – saudara mereka, sedangkan mereka tidak turut pergi berperang,"Sekiranya mereka mengikuti kita, tentulah mereka tidak terbunuh? Katakanlah,"Tolaklah kematian itu darimu, jika kamu orang – orang yang benar. Janganlah kamu mengira bahwa orang – orang yang gugur di jalan Allah itu mati, bahkan mereka hidup di sisi Tuhannya dengan mendapatkan rizki. Mereka bergembira disebabkan karunia Allah yang telah diberikan kepada mereka dan mereka bergirang hati terhadap orang – orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak jauh mereka bersedih hati .. Mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-yiakan pahala orang – orang yang beriman. Yaitu orang yang menaati perintah Allah dan RasulNya sesudah mereka mendapat luka (dalam peperangan Uhud). Bagi orang – orang yang berbuat kebaikan di antara musuh dan yang bertakwa ada pahala yang besar. Yaitu orang – orang yang mentaati Allah dan Rasul yang kepada mereka ada orang – orang yang mengatakan,"Sesungguhnya manusia – manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerangmu, karena itu takutlah kepada mereka." Maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab, "Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik baik pelindungan. Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia yang besar dari Allah. Mereka tidak mendapatkan bencana apa – apa, mereka mengikuti keridhoan Allah, dan Allah memiliki karunia yang besar. Sesungguhnya mereka itu adalah syetan yang menakut –nakuti (kamu) dengan kawan – kawannya orang – orang musyrik Quraiys, karna itu janganlah kamu takut kepada mereka tetapi kamu takutlah kepadaKu, jika kamu benar – benar orang – orang yang beriman. Janganlah kamu disedihkan oleh orang – orang yang segera menjadi kafir, sesungguhnya mereka sekali – kali tidak akan memberi madharat kepada Allah sedikitpun dan bagi mereka azab yang pedih. Dan janganlah sekali – kali orang kafir menyangka bahwa pemberian tangguh kepada mereka adalah lebih baik dari mereka. Sesungguhnya kami memberi tangguh kepada mereka agar supaya bertambah – tambah dosa mereka dan bagi mereka adzab yang menghinakan. Allah sekali–kali tidak akan membiarkan orang – orang mukmin seperti keadaan kamu sekarang ini sehingga Dia memisahkan yang buruk (munafik) dari yang baik (mu'min) (Ali Imran Ayat 166-179 )


Keadaan yang tertulis dalam ayat ini merupakan sunatullah yang tak pernah tertinggal.

Imam Ibnu Taimiyah menyebutkan bahwa tatkala pasukan musuh (Tartar) menyerbu negeri Syam, barisan kaum muslimin terbagi – bagi seperti ini. Hal ini beliau ulang – ulang di banyak tempat.

Maka hendaklah setiap muslim memperhatikan sunatullah ini. Karena terbagi – baginya barisan kaum muslimin tentu mewajibkan konsekuensi, yaitu memberi peringatan orang – orang beriman agar berhati – hati dan waspada terhadap orang – orang munafik. Sebagaimana firman Allah,

هُمْ الْعَدُوُّ فَاحْذَرْهُمْ



"Mereka adalah musuh, maka berhati – hatilah terhadap mereka." (QS. Al Munafiqun : 4)

Sedangkan konsekuensinya yang lain yaitu agar tidak membiarkan mereka merusak barisan kaum muslimin. Allah berfirman ,

لَوْ خَرَجُوا فِيكُمْ مَا زَادُوكُمْ إِلا خَبَالا وَلأَوْضَعُوا خِلَالَكُمْ يَبْغُونَكُمْ الْفِتْنَةَ وَفِيكُمْ سَمَّاعُونَ لَهُمْ

"Jika merka berangkat bersama- sama kamu ,niscaya mereka tidak menambah kamu selain dari kesusahan belaka dan tentu mereka akan bergegas –gegas maju dicelah – celah barisanmu, untuk mengadakan kekacauan diantaramu sedang diantaramu ada orang – orang yang amat suka mendengarkan mereka”.(QS. At Taubah : 47)


Yüklə 0,94 Mb.

Dostları ilə paylaş:
1   2   3   4   5   6   7   8   9   ...   13




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin