Konsorsium sertifikasi guru



Yüklə 3,94 Mb.
səhifə22/45
tarix06.08.2018
ölçüsü3,94 Mb.
#67442
1   ...   18   19   20   21   22   23   24   25   ...   45

2) Uraian Materi

Penyusunan perangkat penilaian yang dibuat oleh guru tidak terlepas dari system pembelajaran yang dirancang dalam format silabus dan RPP. Perangkat penilaian dalam satu kesatuan desain sistem pembelajaran akan menghasilkan alat penilaian tes dan non tes yang dilengkapi petunjuk pelaksanaan, sehingga akan memudahkan proses pengukuran yang dilakukan oleh guru.


Penilaian yang dilakukan oleh guru terhadap hasil belajar siswa untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi (tujuan pembelajaran) peserta didik. Penilaian ini dilakukan secara konsisten dengan pencapaian tujuan pembelajaran. Selain itu penilaian dilakukan secara sistematik yaitu menggunakan langkah-langkah yang berurutan dalam perencanaannya.
Penilaian hasil belajar merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh informasi tentang hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotorik melalui berbagai teknik, dan pemberian nilai terhadap hasil belajar berdasarkan standar tertentu.
Kegiatan menilai hasil belajar siswa tersebut harus terarah dan terprogram. Hal ini dimaksudkan bahwa menilai hasil belajar sesuai dengan kompetensi yang telah dirumuskan di dalam silabus dan RPP. Selain itu metode dan teknik penilaian dilaksanakan sesuai dengan yang direncanakan dalam silabus dan RPP. Dengan demikian penilaian yang dilakukan guru merupakan satu rangkaian yang tidak dapat terpisahkan seperti ilustrasi berikut:


Tujuam Pembelajaran/

SK-KD dan Indikator




Komponen penilaian dalam silabus:

SK/KD


Metode dan teknik



Komponen penilaian dalam RPP:

KD dan Indikator



Butir-butir tes, non tes, tugas, dll (perangkat)

Gambar 3.38. Penilaian Hasil Belajar


Untuk menghasilkan perangkat penilaian tersebut, maka diperlukan perencanaan penilaian hasil belajar dan merancang perangkat penilaian berbasis kelas.
a. Perencanaan Penilaian Hasil Belajar

Merencanakan penilaian hasil belajar yang baik, harus memperhatikan prinsip-prinsip evaluasi dan prosedur merencanakan seperti yang telah dijabarkan pada unit kegiatan belajar satu. Selain itu dalam penilaian, pemahaman akan klasifikasi hasil belajar seperti yang telah diuraikan pada komponen kegiatan belajar satu menjadi titik tolak perencanaan penilaian. Oleh karena itu jenjang tujuan pembelajaran hendaknya dipahami dengan baik.


Perencanaan penilaian hasil belajar menurut Gronlund (1985) dalam Zaenal Arifin (1009, h. 91-102) dari beberapa langkah:

1) Menentukan Tujuan Penilaian

Dalam kegiatan penilaian, tentu guru mempunyai maksud atau tujuan tertentu. Tujuan penilaian harus dirumuskan secara jelas dan tegas serta ditentukan sejak awal, karena dasar untuk menentukan arah mencakup ruang lingkup materi, jenis/model, dan karakter alat penilaian.
Ada empat kemungkinan tujuan penilaian, yaitu untuk memperbaiki kinerja atau proses pembelajaran (formatif), untuk menentukan keberhasilan peserta didik (sumatif), untuk mengindentifikasi kesulitan belajar peserta didik dalam proses pembelajaran (diagnostik), atau untuk menempatkan posisi peserta didik sesuai dengan kemampuannya (penempatan).
Tujuan penilaian yang dirumuskan harus sesuai dengan jenis penilaian yang akan dilakukan, seperti penilaian formatif, sumatif, diagnostik, penempatan atau seleksi.
2) Mengidentifikasi Kompetensi dan Hasil Belajar

Kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam kegiatan berfikir dan bertindak. Peserta didik dianggap kompeten apabila dia memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap serta nilai untuk melakukan sesuatu setelah mengikuti proses pembelajaran. Sedangkan hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh seseorang sesudah mengikuti proses belajar.


Jenis kompetensi dan hasil belajar sudah dirumuskan dalam standar

kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang terdapat didalam silabus dan RPP. Dengan kata lain, pada tahap ini harus diidentifikasi tujuan-tujuan pembelajaran yang akan diukur dengan tes atau non tes. Untuk memudahkan kegiatan tahap ini, dapat dilakukan dengan cara mengidentifikasi hasil belajar yang akan diuji berdasarkan pada taksonomi tujuan pembelajaran yang biasa dikenal sebagai Taxonomy Bloom yang dikemukakan oleh Benyamin S Bloom.

Hasil belajar yang dikelompokkan dalam tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah efektif, dan ranah psikomotor.
3) Menyusun Kisi-kisi

Kisi-kisi adalah format pemetaan soal yang menggambarkan distribusi item untuk berbagai topik atau pokok bahasan berdasarkan jenjang kemampuan tertentu. Kisi-kisi adalah rancangan tujuan-tujuan khusus dan perilaku-perilaku khusus yang akan menjadi dasar penyusunan butir tes dan atau non tes. Tujuannya adalah merumuskan setepat mungkin ruang lingkup dan tekanan tes/non tes dan bagian-bagiannya, sehingga perumusan tersebut dapat menjadi petunjuk yang efektif bagi guru dalam menyusun butir-butir tes / non tes.


Kisi-kisi atau dapat disebut tabel spesifikasi menjadi penting dalam

pengembangan dan penyusunan tes / non tes, karena didalamnya terdapat sejumlah indikator sebagai acuan dalam mengembangkan instrumen. Dalam penyusunan kisi-kisi harus memenuhi persyaratan tertentu, antara lain:

a) Representatif yaitu harus betul-betul mewakili isi kurikulum sebagai

sampel perilaku yang akan dinilai.

b) Komponen-komponennya harus terurai, jelas, dan mudah dipahami.

c) Soal dapat dibuat sesuai dengan indikator dan bentuk soal yang

ditetapkan.
Dari persyaratan-persyaratan yang dikemukakan di atas, diperoleh kesimpulan bahwa, dalam konteks penilaian hasil belajar, kisi-kisi disusun berdasarkan silabus mata pelajaran atau RPP. Jadi guru/evaluator harus melakukan analisis silabus/RPP terlebih dahulu sebelum menyusun kisi-kisi soal.
Format kisi-kisi tidak ada yang baku, dapat berkembang sesuai dengan

kebutuhan. Pada umumnya, format kisi-kisi soal dapat dibagi menjadi dua

komponen pokok, yaitu komponen identitas dan komponen pokok.
Contoh :


Gambar 3.39. Contoh Format Kisi-kisi
Dalam kisi-kisi, guru harus memperhatikan domain hasil belajar yang akan

diukur, seperti yang telah dikemukakan sebelumnya domain meliputi domain kognitif, afektif, dan psikomotor.


4) Mengembangkan Draf Instrumen (Menulis butir-butir instrumen)

Mengembangkan draf instrumen adalah kegiatan penulisan butir tes/non tes dengan menjabarkan indikator menjadi pertanyaan-pertanyaan atau aspek kinerja yang karakteristiknya sesuai dengan pedoman kisi-kisi. Setiap pertanyaan atau aspek kinerja harus jelas dan terfokus serta menggunakan bahasa yang efektif.


Selain itu guru harus mengenal siswa agar dapat memperkirakan taraf

kesukaran, kompleksitas, serta gaya pemahaman yang paling sesuai dengan siswa.


Butir instrumen diperlukan kemampuan untuk membahasakan gagasan dalam bahasa verbal yang jelas dan mudah dipahami. Maksudnya, penulisan soal membutuhkan bahasa yang lugas dan tidak berbelit-belit. Selanjutnya adalah kemampuan dalam teknik penulisan soal, kemampuan dalam hal ini harus menguasai teknik penulisan butir-butir instrumen yang baik dan benar, perlu juga diketahui mengenai ciri masing-masing jenis soal, tata cara penulisannya, kelebihan dan kekurangannya sehingga objektivitas soal dapat terjamin seperti sub kegiatan belajar berikutnya.
5) Uji-coba dan Analisis

Kegiatan uji coba dilakukan sebagai dasar untuk memperbaiki dan memilah butir instrumen yang memadai untuk disusun menjadi sebuah tes/non tes. Secara garis besar, tujuan uji-coba adalah untuk mengetahui butir instrument yang perlu diubah, diperbaiki, bahkan dibuang sama sekali, serta butir instrument mana yang baik untuk dipergunakan selanjutnya.


Kegiatan uji coba dapat dilakukan dengan kesesuaian butir instrumen dengan hasil belajar yang akan diukur (apakah butir instrumen telah mengukur apa yang akan diukur/valid). Selanjutnya dapat dilakukan analisis butir instrument dari aspek bahasa, sehingga dapat dimungkinkan kesalahan siswa dalam merespon karena faktor bahasa. Sedangkan uji coba dan analisis secara empiris membutuhkan proses yang panjang mulai dari ahli, siswa secara perorangan, siswa secara kelompok kecil dan sekelompok siswa sesuai dengan situasi nyata di lapangan. Diperlukan pula perangkat uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda.
6) Revisi dan Merakit (Instrumen Baru)

Langkah selanjutnya adalah mengkonfirmasikan butir instrumen yang valid dengan kisi-kisi. Apabila sudah memenuhi syarat dan telah mewakili semua materi yang akan diujikan, selanjutnya dirakit menjadi sebuah perangkat tes/non tes. Sedangkan yang belum memenuhi syarat berdasarkan hasil konfirmasi dengan kisi-kisi, dapat dilakukan perbaikan.


Revisi soal dapat dilakukan dengan memperbaiki bahasa pada butir instrument secara total. Untuk soal-soal yang valid dan telah mencerminkan semua pokok bahasan serta aspek kemampuan yang hendak diukur dapat dirakit menjadi sebuah tes/non tes yang valid dan dilanjutkan dengan merakit tes/non tes hasil revisi. Selanjutnya terkait urutan/penomoran, dalam suatu tes/non tes pada umumnya urutan dilakukan menurut tingkat kesukaran yaitu dari yang mudah sampai yang sulit, dari yang sederhana menuju kompleks.

b. Perangkat Penilaian Berbasis Kelas

Perangkat penilaian terkait dengan metode dan teknik penilaian yang direncanakan oleh guru dalam silabus dan RPP. Metode penilaian dan teknik penilaian berbasis kelas, dilandasi oleh pembelajaran aktual yaitu kinerja siswa di kelas baik melalui pengetesan formal, esai, pekerjaan rumah atau secara informal melalui observasi atau interaksi.


Terdapat metode dan teknik penilaian berbasis kelas yang dapat direncanakan guru sesuai dengan hasil belajar yang akan diukur. Metode penilaian dikategorikan menjadi tiga yaitu penilaian, kognitif, penilaian afek dan penilaian psikomotorik. Sedangkan untuk teknik penilaian terdapat beberapa jenis:
1) Penilaian kognitif

Benar salah, menjodohkan, pilihan ganda, jawaban pendek/singkat, melengkapi/isian, uraian/esai.


2) Penilaian afektif

Penilaian terhadap diri sendiri observasi dengan skala Likert dan skala sikap lainnya.


3) Penilaian keterampilan

Daftar cek, skala penilaian, portofolio dan catatan pengamatan (anekdotal).


Metode dan teknik penilaian di atas dimaksudkan untuk mengukur hasil belajar siswa atau kinerja siswa secara langsung sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Hasil belajar dan kinerja dinilai secara alamiah, sehingga tidak semata kognitif mampu menunjukkan posisi start berlari. Guru harus menggunakan penilaian observasi melalui pengamatan dengan menggunakan perangkat penilaian daftar cek.
Beberapa perangkat penilaian berbasis kelas yang dapat direncanakan oleh guru menurut Abdul Majid (2008, h. 195-219) seperti diuraikan di bawah ini.
1) Tes tertulis

Tes tertulis merupakan tes dalam bentuk bahan tulisan (baik soal maupun jawabannya). Dalam menjawab soal siswa tidak selalu harus merespons dalam menulis kalimat jawaban tetapi dapat juga dalam bentuk mewarnai, memberi tanda menggambarkan grafik, diagram dan sebagainya.


a) Tujuan Penggunaan Tes

•Mendiagnosa siswa (kekuatan dan kelemahan)

•Menilai kemampuan siswa (keterampilan dan pengetahuan atau

pemahaman)

•Memberikan bukti atas kemampuan yang telah dicapai

•Menyeleksi kemampuan siswa baik secara individu maupun kelompok

•Monitoring standar pendidikan.
b) Fungsi

Formatif di kelas/classroom formatif assessment

•Dilakukan saat berlangsungnya proses belajar mengajar.

•Dilaksanakan secara periodik

•Mencakup semua mata pelajaran yang telah diajarkan.

•Bertujuan mengetahui keberhasilan dan kegagalan proses belajar

mengajar.

•Dapat digunakan untuk perbaikan dan penyempurnaan proses belajar

mengajar.
Sumatif di kelas/classroom summative assessment

•Materi yang diujikan meliputi seluruh pokok bahasan dan tujuan

pengajaran dalam satu program tahunan atau semesteran.

•Dilakukan pada akhir program dalam satu tahun atau semesteran.

•Bertujuan untuk mengukur keberhasilan peserta didik secara

menyeluruh.


Hasil penilaian sumatif digunakan antara lain untuk penentuan kenaikan

kelas, kelulusan sekolah dan sebagainya.


c) Bentuk Instrumen Tes

a. Pilihan Ganda

Bentuk soal pilihan ganda dapat dipakai untuk menguji penguasaan

kompetensi pada tingkat berpikir rendah seperti pengetahuan (recall)

dan pemahaman, sampai pada tingkat berpikir tinggi seperti aplikasi,

analisis, sintesis, dan evaluasi.


Bentuk soal terdiri dari item (pokok soal) dan option (pilihan jawaban). Pilihan jawaban terdiri dari atas kunci jawaban dan pengecoh (distractor).
Pedoman pembuatan tes bentuk pilihan ganda adalah: (a) pokok soal harus jelas, (b) isi pilihan jawaban homogen, (c) panjang pilihan jawaban relatif sama, (d) tidak ada petunjuk jawaban benar, (e) hindari menggunakan pilihan jawaban: semua benar atau semua salah, (f) pilihan jawaban angka diurutkan, (g) semua pilihan jawaban logis, (h) jangan menggunakan negatif ganda, (i) kalimat yang digunakan sesuai dengan tingkat perkembangan peserta tes, (j) bahasa yang digunakan baku, (k) letak pilihan jawaban benar ditentukan secara acak, (dan (i) penulisan soal jawaban ke bawah.

A. An Nisa: 105

B. AN Nisa: 59

C. Al Baqarah:10

D. Al Baqarah:105

E. Al Ikhlas: 1-3


b. Benar – Salah

Bentuk soal ini memiliki dua kemungkinan jawaban yaitu benar-salah atau ya dan tidak. Dalam menyusun instrumen pertanyaan benar salah harus diusahakan menghindari kata terpenting selalu, tidak pernah, hanya, sebagian besar dan kata-kata lain yang sejenis, karena dapat membingungkan peserta tes dalam menjawab.Rumusan butir soal harus jelas dan pasti benar dan pasti salah. Hindari pernyataan negatif seperti kata “bukan”.


Contoh soal Benar – Salah yaitu: Khalifah Umar bin Khatab mendapat julukan “Pedang Allah”

c. Menjodohkan

Bentuk ini cocok untuk mengetahui fakta dan konsep. Cakupan materi bisa banyak, namun tingkat berpikir yang terlibat cenderung rendah.


a. Wujud

b. Qadiran

c. Baqa

d. Hayat


e. Sama

f. Qiyamu-

hubinafsi

g. Qidam


Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala

sesuatu (Q.S. Al Baqarah:20)

2. Allah, tidak ada Tuhan melainkan Dia, Yang Hidup

kekal lagi senantiasa berdiri sendiri (Q.S. AL

Imran:2)


3. Dialah yang Awal dan yang Akhir, yang Zahir dan

yang Batin, dan Dia Maha Mengetahui segala

sesuatu (Q.S. AL Hadid:3)

4. Semua yang ada di bumi itu akan binasa, dan

tetap kekal zat Tuhanmu yang mempunyai

kebesaran dan kemuliaan (Q.S. Ar Rahman:26-27)

5. Tidak ada sesuatu pun yang menyerupai-Nya dan

Dia (Allah) adalah Maha Mendengar lagi Maha

Melihat (Q.S. As Syura: 11)
Jodohkanlah arti surat Al Quran berikut dengan sifat wajib bagi Allah. Tulislah nomor abjad pada lajur kanan ke dalam kotak di depan pernyataan/soal yang kami anggap benar. Antara pertanyaan dengan jawaban bersifat homogen. Jawaban lebih banyak dari pertanyaan.
d. Jawaban Singkat atau Isian Singkat

Tes bentuk jawaban/isian singkat dibuat dengan menyediakan tempat kosong yang disediakan bagi siswa untuk menuliskan jawaban. Jenis soal jawaban singkat ini bisa berupa pertanyaan dan melengkapi atau isian.


Contoh:

Hadis yang tidak mencapai derajat mutawatir disebut sebagai hadis...


e. Uraian tertutup

Pertanyaan yang biasa digunakan adalah simpulkan, tafsirkan, dan sebagainya.


Langkah untuk membuat tes uraian tertutup adalah: (a) menulis soal berdasarkan indikator pada kisi-kisi, dan (b) mengedit pertanyaan. Untuk mengedit pertanyaan perlu diperhatikan: (1) apakah pertanyaan mudah dimengerti, (2) apakah data yang digunakan benar, (3) apakah tata letak keseluruhan baik, (4) apakah pemberian bobot skor sudah tepat, (5) apakah kunci jawaban sudah benar, dan (6) apakah waktu untuk mengerjakan tes cukup.
Contoh soal:

a. Urutkan kegiatan dalam ibadah haji!

b. Sebutkan sifat wajib dan mustahil bagi Allah!
f. Uraian terbuka

Bentuk instrumen ini dapat dipakai untuk mengukur kompetensi siswa dalam semua tingkat ranah kognitif.


Kaidah penulisan instrumen bentuk uraian bebas adalah: 9a) gunakan kata-kata seperti mengapa, uraikan, jelaskan, bandingkan, tafsirkan, hitunglah dan buktikan; (b) hindari penggunaan pertanyaan seperti siapa, apa, dan bilamana; (c) gunakan bahasa yang baku; (d) hindari penggunaan kata-kata yang dapat ditafsirkan ganda; (e) buat petunjuk mengerjakan soal; (f) buat kunci jawaban; dan (g) buat pedoman penskoran. Untuk memudahkan penskoran dibuat rambu-rambu jawaban yang akan dijadikan acuan.
Contoh soal:

Jelaskanlah penggunaan sumber-sumber hukum Islam!


2) Penilaian Kinerja (Performance Assessment)

Performance assessment merupakan penilaian dengan berbagai macam tugas dan situasi dimana peserta tes diminta untuk mendemonstrasikan pemahaman dan Pengaplikasian pengetahuan yang mendalam, serta keterampilan di dalam berbagai macam konteks. Jadi boleh dikatakan bahwa performance assessment” adalah suatu penilaian yang meminta peserta tes untuk mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan ke dalam berbagai macam konteks sesuai dengan kriteria yang diinginkan.


langkah-langkah penilaian kinerja

a. Melakukan identifikasi terhadap langkah-langkah penting yang diperlukan atau yang akan mempengaruhi hasil akhir (output) yang terbaik.

b. Menuliskan perilaku kemampuan-kemampuan spesifik yang penting dan diperlukan untuk menyelesaikan tugas dan menghasilkan hasil akhir (output) yang terbaik.

c. Membuat kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur jangan terlalu banyak sehingga semua kriteria tersebut dapat diobservasi selama siswa melaksanakan tugas.

d. Mendefinisikan kriteria kemampuan-kemampuan yang akan diukur berdasarkan kemampuan siswa yang harus dapat diamati (observable) atau karakteristik produk yang dihasilkan.

e. Urutkan kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur berdasarkan urutan yang dapat diamati.

f. Kalau ada, periksa kembali dan bandingkan sebelumnya oleh orang lain di lapangan.
Contoh perangkat penilaian :

3) Penilaian Portofolio

Portofolio merupakan kumpulan atau berkas pilihan yang dapat memberikan informasi bagi suatu penilaian.


a. Tujuan Portofolio

Tujuan ditetapkan berdasarkan apa yang harus dikerjakan dan siapa yang akan menggunakan jenis portofolio. Dalam penilaian kelas, portofolio dapat digunakan untuk mencapai beberapa tujuan, antara lain:

•Menghargai perkembangan yang dialami siswa

•Mendokumentasikan proses pembelajaran yang berlangsung

•Memberi perhatian pada prestasi kerja siswa yang terbaik

•Merefleksikan kesanggupan mengambil resiko dan melakukan

eksperimentasi.

•Meningkatkan efektivitas proses pengajaran.

•Bertukar informasi dengan orang tua/wali siswa dan guru lain.

•Membina dan mempercepat pertumbuhan konsep diri positif pada

siswa.

•Meningkatkan kemampuan melakukan refleksi diri, dan membantu



siswa dalam merumuskan tujuan.
b. Pedoman Penerapan Penilaian Portofolio

Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dilakukan oleh guru dalam penggunaan penilaian portofolio di sekolah sebagai berikut:

a) memastikan bahwa siswa memiliki berkas portofolio

•Menentukan bentuk dokumen atau hasil pekerjaan yang perlu dikumpulkan.

•Siswa mengumpulkan dan menyimpan dokumen dan hasil pekerjaannya.

•Menentukan kriteria penilaian yang digunakan

•Mengharuskan siswa menilai pekerjaannya sendiri secara berkelanjutan.

•Menentukan waktu dan menyelenggarakan pertemuan portofolio.

•Melibatkan orangtua dalam proses penilaian portofolio.
b) Bahan penelitian

Hal-hal yang dapat dijadikan sebagai bahan penilai portofolio di sekolah

antara lain sebagai berikut:

•Penghargaan tertulis

•Penghargaan lisan

•Hasil kerja biasa dan hasil pelaksanaan tugas-tugas oleh siswa

•Daftar ringkasan hasil pekerjaan

•Catatan sebagai hasil pekerjaan

•Catatan sebagai peserta dalam suatu kerja kelompok

•Contoh hasil pekerjaan

•Catatan/laporan dari pihak yang relevan

•Daftar kehadiran

•Hasil ujian/tes

•Presentase tugas yang telah selesai dikerjakan


Contoh Perangkat Penilaian

Nama siswa : …………………..

Tanggal : …………………..


No

Aspek yang Dinilai

Portofolio

ke

1

2

3

1

Latar belakang masalah/pendahuluan










2

Kajian pustaka










3

Ketajaman pembahasan/analisis










4

Penyimpulan/penutup










5

Tata tulis dan bahasa













Skor total












Keterangan: *)


Skor maksimum untuk tiap aspek yang dinilai adalah:

1. Latar belakang masalah, skor maksimum 10, dengan rincian:

•Dirumuskan dalam kalimat-kalimat yang runtut/redaksinya benar (2,5)

•Menunjukkan pentingnya masalah (7,5)


2. Pengkajian pustaka, skor maksimum 15, dengan rincian:

•Isi relevan dengan permasalahan yang ada (5)

•Dipungut/diambil dari sumber yang benar/dibenarkan

•Dirumuskan dalam kalimat-kalimat yang runtut (2)

•Cara penulisan benar (3)
3. Pembahasan, skor maksimum 25, dengan rincian:

•Mampu menafsirkan/menganalisis data yang ada (10)

•Menghubungkan antara data dengan pustaka sebagai referensi (10)

•Relevan dengan tujuan (5)


4. Rumusan simpulan, skor maksimum 10, dengan rincian:

•Relevan dengan permasalahan/tujuan 2,5)

•Relevan dengan tata dan pembahasannya (7,5)
5. Tata tulis dan bahasa

•Tata tulis benar (15)

•Bahasa menggunakan bahasa Indonesia baku (10)

(10 skor (maksimum 90)



Yüklə 3,94 Mb.

Dostları ilə paylaş:
1   ...   18   19   20   21   22   23   24   25   ...   45




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin