Mutiara Subuh : Selasa, 14/09/99


Mutiara Shubuh : Kamis, 13/01/00 (06 Syawal 1420H)



Yüklə 496,46 Kb.
səhifə22/42
tarix15.01.2019
ölçüsü496,46 Kb.
#96942
1   ...   18   19   20   21   22   23   24   25   ...   42

Mutiara Shubuh : Kamis, 13/01/00 (06 Syawal 1420H)

Mendekatkan diri kepada Allah swt (II)


Didalam salah satu hadits qudsi lainnya Allah swt berfirman: “Barang siapa yang mendekati-Ku sejengkal, maka Aku mendekatinya sehasta. Dan siapa yang mendekatiKu dengan berjalan, maka Aku akan mendekatinya dengan berlari”.

Ungkapan yang difirmankan Allah swt diatas merupakan perumpamaan bagaimana Allah swt sangat memperhatikan hambanya yang berusaha mendekatkan diri kepadanya. Dimana seberapapun perhatian yang diberikan oleh hambanya itu dibelas dengan yang lebih berlipat ganda. Perbandingan yang terkias dihadits diatas yaitu “sejengkal” dibalas dengan “sehasta” dan “berjalan” dibalas dengan “berlari” yang sesungguhnya mungkin hanya perumpamaan Allah saja bahkan perhatian Allah kepada hambanya yang mendekatkan diri kepadaNya ini justru jauh lebih besar dari seberapa yang kita bayangkan. Wallahualam………..

Berbahagialah sahabat yang selalu berusaha mendekatkan diri kepadaNya …………..

Mutiara Shubuh : Jum’at, 14/01/00 (07 Syawal 1420H)

Membaca Al-Qur’an dengan Suara Lantang atau Perlahan


Didalam salah satu hadits dari Uqbah bin Amr. ra, Rasulullah saw pernah bersabda: “Pembaca Al-Qur’an dengan suara keras adalah seperti pemberi sadaqah dengan terang-terangan, dan pembaca Al-Qur’an dengan perlahan-lahan adalah seperti pemberi shadaqah dengan sembunyi-sembunyi” (HR Thurmidzi, Abu Dawud, Nasai’ dan Al-Hakim)

Terkadang memberi shadaqah dengan secara terang-terang itu lebih baik, bila hal itu akan memberi semangat bagi orang lain untuk melakukan hal yang serupa atau untuk kemaslahatan dan juga orang tersebut mungkin sudah gemar bersadaqah karena dengan dilihat orang lain atau tidak dilihat orang lain dia itu akan selalu bershadaqah. Nach… begitu juga dengan membaca Al-Qur’an dengan suara yang lantang akan lebih baik bila diperuntukkan memacu semangat orang lain untuk membaca Al-Qur’an dan akan memberikan pahala bagi yang mendengarkannya. Tetapi jika dikhawatirkan akan timbul riya atau mengganggu orang lain (mungkin sedang shalat atau melakukan ibadah lain yang akan mengganggu konsentrasinya) maka membacanya dengan perlahan itu akan lebih baik.



Mutiara Shubuh : Senin, 17/01/00 (10 Syawal 1420H)

Saling Mengajarkan Al-Qur’an


Dari Abu Hurairah ra ia berkata: Rasulullah saw bersabda: “Tidaklah berkumpul suatu kaum dalam suatu rumah dari rumah-rumah Allah swt, mereka membaca kitab Allah, saling mengajarkan sesama mereka, kecuali ketenangan (sakinah) turun kepada mereka, rahmat menyirami mereka, para Malaikat mengerumuni mereka dan Allah menyebut-nyebut mereka dikalangan Malaikat di sisiNya.” (HR Muslim dan Abu Dawud).

Kumpulan kaum yang membaca dan saling mengajarkan Al-Qur’an yang dimaksud hadits diatas bisa jadi sebuah pesantren, majlis ta’lim atau bahkan sebuah keluarga (rumah tangga) yang didalamnya terdapat orang-orang yang menghiasi tempat perkumpulan itu dengan bacaan-bacaan Al-Qur’an dan saling mengajarkannya diantara anggota perkumpulan atau keluarga mereka. Allah swt sangatlah menyenangi dan mencintai komunitas seperti ini hingga Ia mengutus malaikatnya menyertai majlis muzakarah ini dan sudah barang tentu dengan kedekatan mereka dengan Allah swt ini akan tercurahlah rahmat dan ketenangan dilingkungan mereka. Tiadalah hal yang lebih mulia dibanding menjadi hamba kecintaan Allah swt.

Semoga hadits diatas dapat memotivasi kita untuk lebih giat lagi mempelajari Al-Qur’an dan lebih lagi mungkin membentuk kelompok-kelompok pengkajian Al-Qur’an dilingkungan kita masing-masing. Apakah itu dilingkungan perumahan, masjid, mushollah, organisasi profesi, dikantor-kantor atau lewat jalur surat elektronik ini juga dapat dikatakan sebagai salah satu dari bentuk muzakarah modern yang Insya Allah juga mendatangkan ketenangan dan rahmat bagi kita.

Mutiara Shubuh : Selasa, 18/01/00 (11 Syawal 1420H)

Amar Ma’ruf Nahi Munkar


Allah swt berfirman dalam Al-Qur’an: “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS. 3:110)

Ayat diatas adalah salah satu diantara ayat-ayat Allah yang menjelaskan bahwa ummat Islam itu adalah ummat yang palin mulia diantara ummat lainnya dan begitu juga dinyatakan didalam banyak hadits-hadits Rasulullah saw. Dan didalam ayat diatas Allah swt memberikan syaratnya yaitu selama kita berda’wah menyeru ummat kepada kebaikan dan menegah terhadap kemunkaran. Pada ayat diatas juga terlihat bahwa kata beriman kepada Allah itu didahului oleh tugas amar ma’ruf nahi mungkar, yang hal ini ditafsirkan oleh para ahli Tafsir bahwa iman sebenarnya sudah ada pada ummat-ummat terdahulu dan disinilah keistimewaan ummat nabi Muhammad saw yang ditugasi mengemban tugas amar ma’ruf nahi munkar. Jadi ayat diatas mengemukakan sedemikian pentingnya tugas dakwah ini.

Semoga kita semua diberi kekuatan oleh Allah swt dalam mengemban tugas ini. Dalam salah satu haditsnya Rasulullah saw menyatakan supaya kita dapat melawan segala kemunkaran yang kita lihat dengan tangan kita, dan kalau tidak bisa dengan lisan kita, dan kalau tidak bisa juga yach…. setidak-tidaknya dalam hati kita tidak menyetujuinya, tetapi yang terakhir ini adalah selemah-lemahnya iman.

Mutiara Shubuh : Rabu, 19/01/00 (12 Syawal 1420H)

Tujuh Golongan Orang Yang Dilindungi Allah di Hari Kiamat


Dari Abu Hurairah ra, ia berkata: “Saya mendengar Rasulullah saw bersabda: “Tujuh golongan orang yang akan memperoleh naungan rahmat Allah swt pada hari kiamat kelak yang tiada naungan selain naungan Nya, yakni:

  1. Pemimpin yang adil;

  2. Pemuda yang rajin beribadah kepada Allah swt;

  3. Laki-laki yang hatinya terpaut ke masjid;

  4. Dua orang laki-laki yang saling mencintai semata-mata karena Allah, mereka berkumpul karena Allah dan berpisah semata-mata karena Allah;

  5. Laki-laki yang digoda oleh wanita bangsawan lagi cantik tetapi ia berkata, “Sesungguhnya aku takut kepada Allah swt.”

  6. Laki-laki yang bersedekah yang bersedekah secara sembunyi-sembunyi sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya.

  7. Laki-laki yang mengingat Allah ketika sendirian sehingga airmatanya keluar”

(HR Bukhari dan Muslim)

Nach bila kita ingin mendapatkan lindunganNya di hari akhir kelak hendaklah kita melaksanakan hal-hal diatas. Setidak-tidaknya kita adalah pemimpin didalam rumah tangga kita dan hendaklah kita berlaku adil terhadap anggota keluarga kita (anak, istri dsb). Memperketat dan mengencarkan ibadah kita. Memakmurkan mesjid disekitar kita. Bergaul dan bersahabat dengan orang-orang disekitar kita dan saling mengingatkan akan kebenaran dan sabar. Menghindari maksiat walaupun sudah didepan mata kita karena takut kepada Allah, menyisihkan sebahagian dari harta yang sebenarnya bukan hak kita melalui zakat, infak atau shadaqah. Serta selalu mengingat Allah dalam kondisi bagaimanapun.

Semoga kita tergolong didalam kelompok orang-orang yang terpilih diatas, setidak-tidaknya satu dari ciri diatas apatah lagi lebih dari satu sehingga Insya Allah kita akan mendapatkan lindunganNya di hari akhir kelak dimana tidak ada satupun yang dapat melindungi kita diwaktu itu, kecuali DIA……. Amien….yaa Allah…. Amien yaa rabbal ‘alamin………..


Yüklə 496,46 Kb.

Dostları ilə paylaş:
1   ...   18   19   20   21   22   23   24   25   ...   42




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin