Seorang pria yang melanggar sumpah, bukanlah pria yang bertanggung jawab. Namun seorang pria yang munafik atas perasaannya, tidak pantas disebut sebagai pria



Yüklə 452,06 Kb.
səhifə13/13
tarix22.08.2018
ölçüsü452,06 Kb.
#74147
1   ...   5   6   7   8   9   10   11   12   13

132

Mendengar suara petir yang dahsyat itu, aq pun terbangun dari pingsanku. Namun seluruh tubuhku benar – benar lemas, sangat susah untuk digerakkan. Aq melihat Melissa yang sedang menutup matanya sembari memeluk kepalaku. Aq berkata padanya “Mel, Melissa. Kamu kenapa partner ?”. Melihatku yang sudah siuman, Melissa langsung memelukku dengan semakin erat “Vikii, aq tau kau masih hidup. Syukurlah, aq sangat lega”.

Hebrian lalu mengalihkan pandangannya kearah tante Indah dan Pelangi. Komandan Tentara yang didekat mereka sudah kehabisan peluru. Dia menyerang Hebrian dengan melemparnya dengan batu. Begitu juga dengan tante Indah dan Pelangi yang berusaha membantunya dengan melakukan hal yang sama. Hebrian menangkis lemparan – lemparan batu itu dengan mudahnya. Namun Hebrian terlalu meremehkan mereka. Saat pandangannya teralihkan dengan batu – batu yang menghujani wajahnya, tiba – tiba komandan tentara itu sudah ada didekatnya dengan membawa sebilah balok kayu yang besar. Dia memukulkannya tepat kearah perut Hebrian yang tidak terlindung oleh baju zirah. Kesalahan Hebrian yang hanya terbang rendah, hingga dia mudah diserang. Ini adalah satu – satunya serangan yang benar – benar mengenainya.

Hebrian pun terjungkal ke tanah, dia merasa sangat kesakitan. Ketika melihat ada kesempatan itu, Komandan Tentara langsung menyuruh tante Indah dan Pelangi untuk segera kabur. “Ayo cepat kalian pergi dari sini ! Aq yang akan menahannya”, namun Pelangi menolaknya “Tidak ! Percuma saja kita kabur. Dia akan bangkit lagi dan mengejar kami berdua. Lagipula masih ada dua sahabatku yang terjebak di atap gedung. Dan salah satunya terluka parah. Mereka harus segera diselamatkan”, sang komandan menyahut “Baiklah kalau begitu, aq akan bergegas untuk menuju ke mereka. Dan biarkan aq yang akan membawa handycam itu. Yang dia incar adalah videonya, jadi kalian bisa pergi dengan aman”. Tante Indah mempercayakan handycam itu kepada komandan. Mereka langsung berlari berbeda arah. Kepala polisi menuju ke gedung untuk menghampiri kami, lalu tante Indah dan Pelangi berlari keluar.

Namun Hebrian tidak membiarkan hal itu terjadi. Dia terbang menuju ke sang komandan sebelum dia memasuki gedung. Dengan cepat dia sudah mendahului komandan itu dan berdiri

133

dihadapannya. “Mau pergi kemana kau pak ? Akan aq habisi kau !”. Hebrian melayangkan hantaman petirnya kepada kepala polisi itu tepat diwajahnya. Sand komandan tentara terlempar sangat jauh, hingga melewati tante Indah dan Pelangi. Beliau tergeletak tepat dihadapan mereka, tante Indah berjongkok dan mencoba membantu beliau “Pak, bapak tidak apa – apa ?”, komandan berusaha menjawab beliau dengan lemasnya “Ma ma maaf, aq tidak bi bi bisa me melindungi ka ka ka kalian” dan akhirnya beliau tidak sadarkan diri.

Di lain sisi, Melissa yang terus menemaniku lalu membisikkan sesuatu padaku “Vik, Viki. Ayo cepatlah semangatkan dirimu. Apa kau tidak ingin menyelamatkan Pelangi ?”, mendengar nama Pelangi disebut aq jadi teringat sesuatu “Benar, Pelangi. Tapi, dia sudah terlalu kecewa padaku, aq sudah membohonginya selama ini”. “Tidak Viki, bukan itu yang dia kecewakan” jawabnya. “Apa maksudmu ? Bukannya itu yang membuatnya mojok tadi ?”, lalu Melissa pun menjelaskan “Tadi kita sempet ngobrol, dia juga sedikit banyak cerita tentang loe. Dan inti dari semua itu adalah, sebenarnya dia kecewa karena loe gak pernah berani ngungkapin perasaan loe selama ini sama dia. Dan ketika dia tahu kalo loe adalah 3 orang yang pernah dia temui, dan terutama ketika dia tahu kalo loe itu The Black Wind, dia malah bangga Vik. Walaupun yang sebenarnya dia cintai selama ini adalah Viki yang culun. Dia ngerasa kalo loe itu beda, loe tulus, loe pinter, dan selalu bisa bikin dia nyaman”, “Tunggu tunggu, jadi dia jugaa… ?”, “Iya Vik, dia juga punya perasaan yang sama, bahkan mungkin lebih dari loe”.

“Tapi, gimana dengan sumpah agen rahasia ? Yang dilarang…” sebelum aq menyelesaikan kata – kataku, Melissa menyerobotnya “Viki ! Memang benar, seorang pria yang melanggar sumpahnya, berarti dia bukanlah pria yang bertanggung jawab. Tapi pria yang munafik dengan perasaannya sendiri, dia tidak pantas disebut sebagai pria ! Apa kau mau dibilang banci ? Tidak mau kan ?”.

“Lalu bagaimana denganmu Mel ? Aq tahu perasaanmu yang sebenarnya. Kau juga punya perasaan yang sama dengan Pelangi kan ? Dan pada orang yang sama pula, aku”. Mendengar perkataanku, Melissa terdiam. Dia hanya bergumam “Hmmm”, aq menyahut

134

Jujur Mel !!”, dia pun akhirnya menjawab “Iyaa iyaa, benar katamu. Tapi aq yakin, perasaanku ini tidaklah sebesar Pelangi padamu. Aq tidak apa – apa Viki, tenang saja. Aq lebih bahagia bila melihat rekan tersayangku ini bahagia. Sekarang cepat ayo bangun, dan jemputlah cintamu”

Mengetahui Pelangi yang juga memiliki perasaan padaku, kini aq menjadi sangat bersemangat. Dadaku berdebar, wajahku tidak henti – hentinya tersenyum. Perasaan yang belum pernah aq rasakan sebelumnya. Kedua sarung tanganku pun tiba – tiba aktiv dengan sendirinya, namun dengan kekuatan yang benar – benar sangat luar biasa. Petir yang menyelimuti sarung tanganku berbeda dari sebelumnya, berwarna hitam. Petir hitam yang juga belum pernah aq lihat dan aq rasakan sebelumnya. Aq pun berdiri, dan terus memperhatikan kedua sarung tanganku ini “Kekuatan apa ini ? Dahsyat sekali” gumamku, Melissa menjawab sambil beranjak dari tempat duduknya “Itu adalah kekuatan kebahagiaan Viki. Energy kebahagiaan memang sangatlah luar biasa, dan tergambarkan dalam sarung tanganmu itu”, “Kau benar, ini kekuatan yang sangat luar biasa”.

Tiba – tiba dari kejauhan terdengar suara Pelangi yang berteriak dengan sangat kencang. Aq terkaget dan menoleh kearahnya “Pelangi ? Tante Indah ? Hebrian !”, “Cepat selamatkan mereka Viki, mereka membutuhkanmu !” lugas Melissa.

Hebrian sudah berada dihadapan tante Indah dan Pelangi. Dia sudah berhasil mendapatkan handycam itu dari tangan komandan. Dia membawanya dan mengecek video itu sambil terbang rendah dihadapan tante Indah dan Pelangi. Benar saja, memang video itulah yang dia incar selama ini. “Hahaha, inilah misiku, inilah yang aq cari. Cuma gara – gara kau, aq sampai harus rela meninggalkan kemewahan markas dan harus tinggal di sebuah rumah kontrakkan kecil dan kumuh. Hancurlah kau !” dia berbicara dengan handycam itu, dan langsung meremasnya hingga hancur. Dia melumat handycam itu dengan mudahnya, dan membakarnya dengan energy petir. Handycam itupun hancur seperti debu. Lalu dia meniupnya dari telapak tagannya, dan debu itupun hilang diterpa angin.

“Dan setelah ini, giliran kalian yang akan aq hancurkan !” geramnya, tante Indah menyelat “Tunggu ! Bukankah yang kau incar hanyalah video itu ? Sekarang aq mohon



135

ijinkanlah kami pergi. Ijinkanlah kami hidup normal seperti dulu, aq mohon, aq mohooonn” tante Indah merengek di bawah kaki Hebrian. Beliau nampak sangat ketakutan. Hebrian lalu menyahut beliau “Hidup normal ? Kalian sudah beruntung pernah merasakan kehidupan normal ! Misiku bukan hanya untuk menghancurkan video itu, tapi sekaligus juga membunuh semua saksi yang ada ! Kini nyawa kalian ada ditanganku, dan ini adalah hari terakhir kalian menghirup udara segar dunia. Karena sebentar lagi, kalian akan merasakan kesusahan hidup di neraka, wahahaha”. Mendengar seringaian Hebrian, Pelangi pun ikut angkat bicara “Hidup dan mati seseorang bukan berada di tangan manusia, tapi di tangan Tuhan ! Dan kami akan hidup jauh lebih lama daripada kau !”. Lantas Pelangi berujar didalam hatinya, Aq tidak ingin mati, tidak untuk saat ini. Aq belum meminta maaf pada Viki. Aq ingin menarik kata – kata terakhirku tadi padanya. Tapi bila memang ini adalah saat terakhirku, aq harap Melissa mau menjelaskan semuanya padamu Viki. Maafkan aq Viki, maafkan aq.

“Grrrrhhh, kau benar – benar membuatku kesal ! Dasar cewek tidak berguna ! Sekarang, matilah kaliaaaaaaann” Hebrian menarik kedua tangannya dan bersiap melancarkan serangan Maksimalnya. Tante Indah dan Pelangi sudah tidak dapat berkutik lagi, mereka hanya bisa terduduk dan saling berpelukan sambil berteriak histeris. Dan disela – sela teriakan itu, Pelangi sempat berkata pada dirinya sendiri “Vikii, bila memang ini adalah saat terakhirku, aq akan menjadi wanita paling menyesal yang pernah ada. Semoga kau dan Melissa bisa berbahagia tanpaku. Dan untuk ibu, maafkan bila selama ini aq belum bisa membahagiakanmu ibu. Tapi aq bahagia, bila bisa mati dalam dekapanmu saat ini”. Hebrian berteriak sambil mengerahkan seluruh tenaganya untuk serangan ini “Hancurlah kaliaaaaannn, rasakan jurus petirku iniiiii !”, tante Indah dan Pelangi serentak berteriak pasrah “Aaaaaahhhhh”

“Tungguuuuu ! Lawanmu adalah aku, dasar pengecut !” teriakku pada Hebrian dari atap gedung. Halilintar hitam menyambar dari langit ke telapak tangan kananku, bersiap melancarkan jurus Super Maksimal. Hebrian menoleh kearahku, petir dikedua sarung tangannya pun padam. Dia melihatku dengan kesal, terlihat raut muka yang sangat emosi dari wajahnya.

Melihat kesempatan itupun, tante Indah dan Pelangi segera menjauh dari Hebrian. Mereka berlari sekencang mungkin, dan sejauh mungkin. Hebrian hanya melihat mereka berdua

136

yang berusaha kabur. Dia tahu kalau mereka tidak akan bisa menembus kubah petirnya, jadi dia tenang – tenang saja.

Hebrian kembali menatapku, matanya sangat focus. Dia berujar dengan sedikit berteriak padaku “Masih hidup ternyata kau, lumayan juga. Tapi aku jamin, ini adalah saat terakhirmu melihat gadis pujaanmu itu ! Hyaaaa” dia menarik kedua tangannya lagi, dan mengumpulkan energy petir lava yang sangat kuat. Bersamaan dengannya, Halilintar hitam terkumpul di tangan kananku, kekuatan yang sangat luar biasa. Bahkan beratnya tanganku pun puluhan kali lipat daripada jurus Super Maksimal yang biasa. Awan mendung menyelimuti seluruh tempat ini, petir menyambar dimana – mana, efek dari jurus Halilintar hitam.

Tanganku sudah terasa sangat berat, aq tidak mampu lagi menompanya. Aq genggam tangan kananku, dan kembali focus melihat kearah Hebrian. Sepertinya energy petir lava dikedua tangannya sudah terisi penuh, bersiap untuk menyambar siapa saja yang dia serang. Dan kamipun langsung melancarkan jurus kami bersamaan.

Aq melompat dari atap gedung, dan menghantamkan tangan kananku ke tanah sambil berteriak “Hyaaaaahhhh rasakan ini, jurus Super Duper Maksimaaaall” Jeglaaaaarrr. Halilintar hitam menyambar dari tanah yang aq hantam dengan maha dahsyatnya. Saat bersamaan, Hebrian mendorong kedua tangannya, dan petir lava menyambar dari kepalan tangannya “Chyaaaa, terima iniiiii. Petir Lavaaaa” Blaaaarrrr. Jurus petir lava dan Halilintar hitam bertabrakan sangat kuat. Tanah disekitar kamipun bergetar dengan hebatnya seperti sedang terjadi gempa.

Aq kerahkan seluruh kekuatanku habis – habisan, ini adalah serangan pamungkasku. Dengan semangat cinta yang membara, semangatku kini berada pada puncaknya, hingga aq masih sanggup melancarkan serangan sedahsyat ini dalam keadaanku yang sebenarnya sudah tidak mampu bertarung lagi.

Petir lava Hebrian semakin melemah, sepertinya baju zirahnya sudah mulai kehabisan energy. Melihat ada celah itu, aq menambah kekuatan dan semangatku. Halilintar hitam yang menyambarpun semakin kuat, dan akhirnya jurusku pun berhasil mengalahkan petir lavanya.

137

Hebrian terkena telak, seluruh baju zirahnya tersambar Halilintar hitamku. Namun lagi lagi, dia berusaha menyerap kekuatanku. Cakram didadanya terus menyerap energy Halilintar hitam, dan baju zirahnya kini memiliki energy yang sangat luar biasa. “Hahaha, terus Viki, teruuuus ! Maka aq akan mendapatkan energy dari jurusmu yang hebat ini. Hahaha, aq tidak akan terkalahkaaaaannn” teriaknya.

Aq tidak menyerah, aq terus melancarkan Halilintar hitamku. Baju zirah Hebrian seluruhnya diselimuti dengan energy Halilintarku. Terlihat jelas aliran halilintar hitam dari baju zirahnya. Namun, sehebat apapun baju zirahnya itu, tetap masih ada kapasitas energy yang mampu ditopangnya. Aq melihat kelemahannya itu, dan terus melancarkan Halilintar hitam tanpa henti hingga melebihi kapasitas baju zirahnya.

Hebrian mulai menyadari kalau aq memang sengaja terus – terusan melancarkan serangan untuk melebihi kapasitasnya, “Tunggu, tunggu, stop, stoooopp. Sudah, sudah cukup Viki, sudah cukup. Berhentiiii”. Baju zirahnya mulai terjadi konsleting, dan terjadi ledakan – ledakan kecil di sekitar baju zirahnya. Dan saat cakramnya sudah tidak mampu lagi menopang energy yang diterimanya, baju zirah itupun tiba – tiba meledak Blaaaaarrrr.

Hebrian tergeletak tidak jauh dari tempatnya meledak. Seluruh tubuhnya gosong, baju zirahnya hancur berkeping – keping, dan dia hanya memakai celana pendek dan kaos hitam yang robek robek. Dia tidak sadarkan diri sambil tengkurap. Begitu juga aq, aq kehabisan seluruh tenagaku. Mataku berkunang – kunang, telingaku hanya dapat mendengar suara dengan samar samar. Aq melihat Melissa sedang memperhatikanku dari atap gedung. Dan aq juga sempat melihat tante Indah dan Pelangi berlari mendekatiku. Dan saat mereka sudah dekat, aq pun akhirnya tidak sadarkan diri.

Sesekali aq tersadar, aq melihat sudah banyak polisi, TNI dan anggota organisasi yang berdatangan. Aq juga sempat melihat ayahku, dia sedang berbincang dengan Melissa. Aq dipapah oleh beberapa orang dan dinaikkan ke helicopter, lalu aq pun kembali pingsan. Aq dibawa ke markas dan dirawat oleh dokter spesialis organisasi.

2 Bulan kemudian, pak Bejo menghadapi vonis hakim. Melissa bersama agen cadangan

138

yang sementara menggantikan aq sedang mengawal tante Indah dan Pelangi dalam memberikan kesaksian. Mereka berdua menunggu diluar gedung, dan bersiap dengan perlengkapan mata – mata.

Kecerobohan pak Bejo, dia hanya memerintahkan Hebrian untuk mengincar handycam itu saja. Namun dia tidak mengira kalau video itu sudah di copy dalam smartphone milik Pelangi. Jadi, pak Bejo sudah tidak dapat berkutik lagi, dia di vonis hingga 15 tahun penjara.

Setelah hakim mengetok palu, sidang pun dibubarkan. Pelangi dan tante Indah bisa pulang dengan tenang. Sedangkan pak Bejo harus kembali merasakan hidup dibalik jeruji besi. Pelangi dan tante Indah keluar dari gedung pengadilan lalu menghampiri Melissa dan rekannya. “Hay Mel, aq ternyata bisaaa. Deg degan banget tau gak sih tadi waktu didalem” ujar Pelangi, Melissa pun menyahutnya “Wah kereeenn. Akhirnya misiku juga sukses sekarang, begitu juga Viki. Pasti dia seneng banget sekarang, apalagi udah tiga kali misinya gagal. Dan dengan pengorbanannya, akhirnya misinya kini pun berhasil”. Mendengar namaku disebut, wajah Pelangi kembali lesu. Lantas dia bertanya kepada Melissa “Hmm, Viki. Apa masih belum ada kabar darinya ?”, Melissa menjawab “Belum El, markas sepertinya memang sengaja menutup – nutupin keadaan Viki yang sebenarnya”. Mendengar jawaban Melissa, Pelangi pun tertunduk lesu.

“Tapi ada kabar baik lho El buat kamu sama tante Indah” lanjut Melissa, lalu tante Indah bertanya penasaran “Kabar baik apa itu nak Melissa ?”, Melissa menjawab “Tahu tidak ? Pak Usman sekarang sedang on the way ke rumah lho. Tadi barusan aq ditelfon sama markas kalau beliau sedang diantarkan pulang oleh supir kami. Kalian bisa berkumpul lagi habis ini”. Pelangi pun terperanjat, perasaannya yang galau kini berubah 180 derajat “Serius Mel ? Syukurlah kalau begitu. Asyik – asyik papa pulang ma. Akhirnya bisa makan malem bareng lagi kayak dulu” wajahnya semeringah, dia sangat bahagia. Begitupun tante Indah, wajahnya terus tersenyum. Beliau tidak bisa menyembunyikan rasa kebahagiaannya.

Namun di saat yang bahagia ini, tiba – tiba muncullah 2 orang yang menggunakan baju



139

hitam – hitam dan topi mafia dihadapan mereka semua. Mereka berdua membawa senapan mesin AK47. Mereka berdua menembak – nembakkan senapan mesinnya ke udara. Orang – orang disekitar pun langsung tiarap, begitu juga Pelangi, tante Indah, Melissa dan rekannya. Salah satu dari mereka berdua pun berujar “Aq adalah keponakan dari pak Bejo, yang akan menghabisi kalian yang akan memenjarakan pamanku. Sekarang segera lepaskan pamanku, atau aq habisi kalian semua yang ada disini !”.

Melissa dan rekannya pun berdiri dan bersiap mengeluarkan senjatanya. Namun dari belakang tiba – tiba datanglah salah seorang rekan dari dua orang tadi. Dia menangkap Pelangi dan menodongnya dengan senapan mesin yang sama. Melissa dan rekannya tidak sanggup untuk mengeluarkan senjatanya, mereka takut akan terjadi apa – apa dengan Pelangi.

Pria itu memapah Pelangi menuju kedua temannya, sambil terus menodongkan senapan mesinnya kearah kepala Pelangi. Beberapa polisi pun datang, mereka membawa senjata magnum masing – masing, namun mereka diancam oleh orang yang mengaku sebagai keponakan dari pak Bejo itu “Jangan pernah sekali – kali kalian melepaskan tembakan, bila tidak ingin wanita ini kenapa kenapa !”. Para polisi itu pun kebingungan, begitu juga Melissa dan rekannya. Lantas Melissa bertanya pada pria itu “Lalu apa maksud dan tujuanmu kemari ? Pak Bejo sudah dipenjara, kau terlambat !”, pria itu menjawab “Kalau begitu cepat lepaskan pak Bejo sekarang juga. Bila tidak, maka wanita ini akan aq bunuh dihadapan kalian semua ! Ini bukan gertakan, aq serius !”

Di saat yang mendebarkan itu, tiba – tiba terdengar suara tembakan dari kejauhan, dan tepat mengenai senjata dari orang yang menyandra Pelangi. Senjata itupun langsung hancur, dan Pelangi berhasil kabur dari dekapan orang itu. “Apa ! Apa yang kau lakukan bodoh ! Lihat, dia kabur !” geram si pria itu. Lalu datanglah tembakan kedua, tepat mengenai senjata yang dipegang oleh rekannya yang berada disampingnya hingga hancur. “Hah ! Apa – apaan ini ! Siapa yang berani mempermainkanku !”, para polisi dan Melissa bersiap menyerang mereka bertiga yang sudah tidak berdaya, namun pria itu tidak menyerah begitu saja “Jangan bergerak ! Atau akan aq lepaskan brondongan senjata kepada kalian semua ! Bahkan kepada orang – orang sipil juga aq tidak peduli !”.

140

Dan tiba – tiba senjata yang di todongkannya itupun hancur, tembakan ketiga tepat mengarah kepada senjatanya. Mereka bertiga sudah tidak lagi memiliki senjata, mereka tidak lagi berdaya. Melihat kesempatan itu, para polisi pun langsung bergegas meringkus mereka.

Pelangi dan Melissa melihat kearah gedung yang ada diseberang jalan. Di atap gedung tersebut, ada seorang pria yang mengenakan tuxedo, berkaca mata hitam dan sambil membawa senjata sniper. Mereka berdua terpanah melihat pria itu, dan Pelangi pun berteriak dengan kencang memanggil namanya “Vikiiii !”.

Benar saja, pria itu adalah aku. Mereka berdua melihatku dengan senyuman yang terlihat lega. Sepertinya rasa penasaran mereka akan keadaanku kini telah terjawab. Terutama Pelangi, dari senyuman diwajahnya dia terlihat sangat bahagia. Sambil terus memandangku, dia sedikit bergumam dalam senyumannya “Maafkan aq sayang, I love you”.



Aq melihat gerakan bibirnya, dan aq merasa dapat mendengar apa yang dikatakannya. Aq pun membalasnya dengan mengangguk perlahan sambil melempar senyum padanya. Melihat kondisi yang sudah kondusif, aq pun berbalik arah dan pergi meninggalkan mereka, untuk bersiap menjalankan misi yang berikutnya.

TAMAT
Yüklə 452,06 Kb.

Dostları ilə paylaş:
1   ...   5   6   7   8   9   10   11   12   13




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin