From: yulin haniati < yulin@...This e-mail address is being protected from spam bots, you need JavaScript enabled to view it >
Sent: Friday, October 13, 2000 12:54 PM
Subject: Ingin segera ke Alam abadi
Assalamu 'alaikum wr. wb.
Saya mau bertanyamengenai seseorang (teman) yang tidak tahan dengan situasi zaman sekarang. Dia mulai bosan dengan ketidak adilan, kelicikan dan kebohongan yang diperbuat manusia, merasa begitu sulitnya untuk bersikap adil dan jujur. Akhirnya terbersit keinginan untuk segera melihat (mengalami) alam yang abadi (alam sesudah mati, tapi bukan dengan jalan bunuh diri, karena sadar bunuh diri itu dikutuk).
Catatan: bahwa teman saya itu bukan tipe orang yang hidupnya kacau, justru dia terbiasa hidup teratur, semua yang dikerjakan dipikirkan dulu dengan matang, dan berprinsip berani dengan kebenaran dan kejujuran
Mohon jawaban, bolehkah keinginan seperti itu dipelihara, atau bagaimanan cara menghadapinya bila timbul lagi keinginan seperti itu?
Terima kasih atas perhatiannya
Wassalamu 'alaikum
Yulin
Ass, Wr, Wb,
Mbak Yulin dan anggota milis yth,
Anda mengatakan bahwa teman anda sudah muak dengan persoalan manusia yang begitu bobrok, pencuri, koruptor , ketidak adilan dan kecurangan .kenyataan inilah yang menyebabkan ia ingin hidup di alam keabadian ..alamnya rohani yang langgeng dan damai..atau nafsul muthmainnah ..
Mudah-mudahan teman anda itu tidak frustrasi ..jika demikan adanya, apakah ia sudah tahu jalannya untuk pergi kesana, tanpa harus bunuh diri .?
Saya kira bisa saja pergi kesana asal tahu jalannya.. Bukankah keabadian itu adalah alamnya kita sendiri, yang telah mampu melepaskan keterikatan terhadap dunia sekelilingnya , apakah teman anda itu siap meninggalkan hatinya yang tergantung dan tertawan kecintaanya terhadap harta ? jika tidak..rohnya tetap akan terkatung-katung di alam syahwat yang penuh tipu daya dan kebobrokan.
Saya akan ilustrasikan tentang orang yang telah terbebas dari keterikatan masalah dunia.
Apakah anda pernah membayangkan menjadi seorang dokter ? Bagaimana sikap dia melihat para pasien yang mederita bermacam-macam jenis penyakit .dari mulai sakit jantung..lever. stroke .patah tulang ..tumor..kanker dll,
Anda perhatikan bagaimana ia bersikap.. Dia sangat arif menghadapi para pasien yang rewel .yang kadang-kadang mencemooh dokter yang dianggap kurang memperhatikan .namun ia tetap bersikap sabar, karena menyadari bahwa mereka adalah orang sakit. ia tetap tersenyum dengan raut muka yang tulus , tutur katanya tetap halus . dan ia selalu menyapa dengan harapan khasnya "mudah-mudahan lekas sembuh". oh alangkah senangnya sang pasien melihat kesejukan jiwanya yang memancar .sentuhan-sentuhan tangannya yang menyembulkan harapan kesembuhan dan merupakan bangkitnya sugesti dari dalam diri pasien . .
Sang dokter adalah gambaran orang yang mempunyai kesadaran dan ilmu yang tinggi, sehingga ia mampu bersikap arif tatkala orang semua pada sakit .dia berprinsip bahwa dirinya telah bersumpah untuk berbakti kepada orang yang menderita sakit...
Bukankah tugasnya ulama, dai dan orang beriman juga demikan .yang membedakan adalah penyakit yang dideritanya ..kalau dokter membenahi soal kerusakan fisik, sedangkan ulama atau ustadz membenahi penyakit jiwa (psikologis) . Apakah kita sudah mampu bersikap seperti dokter jantung ..lepra ..dan syaraf ?
Kalau belum bisa .. kesalahan apa yang menyebabkan kita begitu benci terhadap orang yang sakit jiwanya .( fii quluubihim maradhun .didalam hatinya ada penyakit..yaitu menyakit hati ..syirik..hasad..dengki..dan jahat..Al baqarah : 10) Bagaimana jadinya mereka, jika hal ini dibiarkan dan dijauhi.dan bahkan kita membencinya .bukankah tugas rasulullah adalah membenahi akhlaq yang bobrok pada jaman jahiliyyah. Saya melihat fenomena orang baik di kalangan kita ..hampir semua yang baik-baik selalu tampak dengan berbagai macam atribut kebaikannya ..memakai baju taqwa..berpeci haji.dan memegang tasbih dijalan-jalan.akan tetapi saya melihat mereka begitu sinisnya terhadap orang-orang yang bertato..berambut gondrong.dan tidak shalat ..
Apakah kita pernah berkunjung ketempat-tempat pemulung..fakir miskin.siapa yang meyentuh kasih sayang dan memperhatikan akhlaq agamanya.kita yang merasa sudah baik tidak mau menyentuhnya dan memandang mereka sangat hina ..karena mereka miskin..kotor ..jahat . dan menyebalkan ..
Para ustadz enggan menjalankan tugas ini ..karena dipandangnya kurang memberikan kontribusi apa-apa baginya. kita marah ..jika mereka dirangkul oleh kaum nasrani.untuk diberikan baju bekas..indomie. dan bahkan kasih sayang yang tulus. Saya melihat bagaimana para pendeta misionaris berda'wah. mereka tidak memaksa untuk masuk kedalam agamanya.ia hanya menunjukkan sikap yang ramah .telaten..sabar.sejuk ..dan kasih sayang ..lihatlah Romo Mangun (seorang pendeta katholik).sampai matinya ia dekat dengan pemulung ..gelandangan..dan pengemis..bahkan beliau menata letak rumah mereka yang kumuh menjadi istana..atau villa-villa mungil yang indah..dipinggiran sungai kali gede.juga beliau membuat sekolahan yang terbuat dari bilik bambu untuk fakir miskin .yang bernama sekolah eksperimen (saya agak lupa namanya).. Begitu juga dalam menghadapi keadaan masyarakat ..tidakkah kita memancarkan kesejukan jiwa yang akan menyentuh sebagai pengobat jiwa yang sakit .
Mari kita perhatikan bagaimana seorang pelatih binatang menjadikan ia sebagai binatang pemburu...menjadi teman setia .dan anehnya lagi sang binatang mengerti apa yang diinginkan tuannya .padahal binatang dianggap tidak memiliki akal ..namun ia bisa menerima sentuhan rasa kasih sayang yang jujur ( jiwa) dan menangkapnya dengan rasa jujur pula sehingga terjadi komunikasi rasa antara manusia dan binatang ..akibatnya kedua belah pihak mengerti apa yang diinginkan tanpa harus menggunakan kata-kata verbal .hanya faham apa yang diinginkannya.. Dalam bahasa Islam disebut " silaturrahmi" sil artinya menghubungkan dan rahmi adalah kasih sayang .kasih sayang ini adanya dalam jiwa yang jujur dan bersih.. Sudahkan ustadz kita memiliki rasa yang jujur seperti pelatih binatang .jika tidak demikian maka nasihat yang akan disampaikan tidak akan sampai menyentuh kedalam kalbu ummat .makanya dalam hal ini Allah mengancam orang-orang yang tukang ngomong atau tukang dakwah namun dia sendiri tidak pernah melakukannya..misalnya bicara taqwa ternyata dia tidak bertakwa hatinya.bicara soal 'khusyu shalat', ternyata dia sendiri tidak pernah khusyu'
Firman Allah : kabura maktan indallah an taquulu ma laa taf 'aluun ? Dosa besar disisi Allah bagi orang yang berbicara kebenaran , akan tetapi kalian tidak melakukannya (Ash Shaff : 3).
Untuk menjadi orang yang terbebas hatinya dari kekeruhan dunia, maka seharusnyalah hatinya melayang menemui tuhannya setiap saat dan bersemayam diatas segala alam ..yaitu alam keabadian...alamnya para Wali..para Nabi dan mukminin . Bukankah kita mempunyai kendaraan yang indah untuk menuju kesana .yaitu , ash shalatul mi'rajul mukminin..shalat adalah sarana untuk naiknya jiwa menuju tuhannya bagi orang mukmin ? "jangan engkau sangka orang-orang yang terbunuh pada jalan Allah itu mati, mereka itu hidup dan diberi rezeki di sisi Tuhan (Ali Imran: 169)
Dan jika kita mampu berkomunikasi dengan Allah dan jiwa kita kembali kepadanya dalam keadaan masih hidup sebenarnya jiwa berada di sisi Allah yaitu dialam keabadian . atau jika anda berpuasa di dalam bulan ramadhan, apa yang anda harapkan .ialah iedul fitri artinya kembali kepada alam yang sejati, fitrah kita sendiri ..yaitu roh yang selalu mendapatkan amar-amar-Nya (ilham).
Jadi tidak perlu harus mati untuk menemui keabadian diri ..sebab mati hanyalah bergantinya satu fase dalam perjalanan menuju Allah ..akan tetapi jika kita melakukan shalat untuk menemui Allah , sebenarnya kita telah melampaui seluruh alam-alam yang tergelar sebagaimana rasulullah melampaui ..alam ..jin..alam arwah..alam malakut ..alam syurga.dan alam lahut (ketuhanan)
"Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu' (yaitu) orang-orang yang meyakini , bahwa mereka akan menemui Tuhannya , dan bahwa mereka kembali kepada-Nya ( Al Baqarah : 45-46 )
"Hai manusia , sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemui_Nya ( Al Insyiqaaq: 6 )
Ingatlah bahwa mereka sesungguhnya adalah dalam keraguan tentang pertemuan dengan Tuhan mereka , ingatlah ,bahwa sesungguhnya Dia maha meliputi segala sesuatu (Al fushilat: 54)
Selamat berjalan ..menuju keabadian ..inna lillahi wainna ilaihi raaji'un .sesungguhnya kami berasal dari Allah dan kepada-Nya lah kami kembali..
Wassalamualaikum Wr, Wb,
Abu Sangkan
|