Daftar isi kata pengantar I daftar isi II pendahuluan 1 I : memahami hakekat disiplin


Disiplin Terhadap Hubungan Antar Manusia



Yüklə 0,58 Mb.
səhifə9/12
tarix15.01.2019
ölçüsü0,58 Mb.
#96944
1   ...   4   5   6   7   8   9   10   11   12

Disiplin Terhadap Hubungan Antar Manusia

Manusia adalah makhluk sosial yang ditandai dengan kebutuhan untuk saling mengenal dan beriteraksi. Hanya Tarzan yang mungkin bisa hidup berteman dengan binatang hutan, manusia normal memerlukan komunikasi dengan sesamanya. Tidak ada manusia yang bisa hidup sendirian, meskipun ia punya istana yang megah dan harta yang berlimpah ruah.

Egoisme pribadi harus dikalahkan demi egoisme sosial. Kepentingan umum lebih penting daripada kepentingan pribadi. Kewajiban harus didahulukan daripada hak. Inilah contoh-contoh bentuk silaturahmi yang bermuatan disiplin dalam konsensus hubungan antar manusia. Manusia harus memiliki kedewasaan berpikir, beremosi dan berspiritual untuk mampu mencitrakan dirinya sebagai makhluk yang berbudaya tinggi.

Di dalam interaksi antar sesama kita diikat oleh etika, norma, tata susila dan sejumlah aturan lain yang berlaku di masyarakat. Peraturan tersebut menyiratkan kebutuhan akan seuatu kondisi yang teratur dan tertib. Peraturan itu memang tidak tertulis dan sanksinya pun tidak tertulis. Tetapi biasanya jarang sekali dilanggar karena biarpun tidak tertulis sanksinya cukup tegas.

Di dalam wilayah 'hukum; seperti itulah kita hidup dan melangsungkan kehidupan. seluruh kebutuhan dan cita-cita kita dibangun di salah satu pojoknya, kita harus merasa berhutang budi pada masyarakat tempat kita bisa eksis dan survive. Kita harus berusaha memberikan yang terbaik kepada masyarakat. Karena semua itu akan kembali kepada diri kita sendiri.

Caranya adalah dengan mendisiplinkan diri untuk hidup secara teratur dan tertib dengan mematuhi seluruh peraturan yang ada. Hal ini merupakan kewajiban sebagai anggota masyarakat yang mendambakan ketentraman dan keamanan sebagai syarat membangun kehidupan yang lebih baik. Sekali saja aturan tersebut tidak dipatuhi maka akan menimbulkan riak_-riuk sosial yang berakibat negatif.

Perilaku positif harus tetap kita jaga, sedangkan perilaku negatif yang membuat jarak pertemanan kita menjadi renggang sedikit demi sedikit harus kita buang jauh-jauh. Sikap dan perilaku yang adigang,adigung, dan adiguna sangat kontradiktif dengan nilai-nilai tata kemasyarakatan sehingga harus kita kubur dalam-_dalam. Kita harus bisa menampilkan pribadi yang punya kepedulian, sopan, tata krama, tepa selira,' andap asor dan sebagainya. Siapa yang menanam kebaikan akan memanen.

Alkitab mencatat Rut adalah seorang perempuan Moab yang menikahi dengan Mahlon, anak Elimelekh. Rut bukanlah tipe perempuan yang menuntut status atau kedudukan. Ia juga bukanlah tipe perempuan yang mempertimbangkan lebih dahulu untung ruginya hidup di Betlehem. Fakta bahwa keluarga Naomi pindah ke Moab karena telah terjadi kelaparan di betlehem tidak mempengaruhi keputusannya.

Orang yang mengambil keputusan dari hatinya yang terdalam baginya akan mudah menyesuaikan diri di tempat dan lingkarannya yang baru. Kesulitan hidup dianggapnya sebagai sesuatu yang wajar. Dari sikapnya ini tampak bahwa Rut memiliki kemauan untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan mertuanya di Betlehem. Apapun yang terjadi akan dihadapinya dengan senang hati. Dan apapun dipercayakan kepadanya dikerjakannya dengan sebaik-baiknya. Rut berhasil menyesuaikan dirinya, baik dengan Naomi maupun dengan situasinya yang baru di Betlehem.

Tidak ada gambaran lain yang lebih tepat untuk diberikan kepada Rut kecuali orang yang hidup berserah sepenuhnya. Rut menyadari bahwa tidak ada yang dapat diandalkan dari Naomi. Ia tahu bahwa Naomi tidak memiliki sumber penghasilan yang cukup karena baik anak-anaknya maupun suaminya telah tiada. Apalagi kekayaan, ia tidak punya.

Karena Rut menyaksikan secara langsung keadaan Naomi di Betlehem, maka satu hal yang dapat dilakukan adalah menyerahkan seluruh keberadaannya kepada mertuanya untuk menegakkan status mereka berdua. Ia sedikit pun tidak meragukan keberadaan ibu mertuanya yang menurut dunia tidak berdaya lagi. Rut adalah contoh perempuan yang mengasihi dengan tulus hati, sehingga ia mau tinggal bersama mertuanya yang telah menjanda tanpa mempertimbangkan untung ruginya.

Pernyataan Rut sebagai berikut : Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engku, sebab kenama engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam; bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku; di mana engkau mati, akupun mati disana, dan disanalah aku dikuburkan” (lihat Rut 1 : 16-17).




  1. MEMAHAMI MANFAAT DISIPLIN

Marilah kita berpikir sedikit lebih jernih, hilangkan prasangka-prasangka buruk dan ambil sisi positif dari suatu peristiwa. Cobalah untuk bersikap adil dan jujur serta obyektif dalam memahami sesuatu. Pastilah akan kita temukan kebaikan dan hikmah di dalamnya. Tidak ada aspek kehidupan di dunia ini yang tidak menawarkan jalan keluar. Setelah lebih memahami disiplin secara jujur, akhirnya kita akan memperoleh sejumlah manfaat. Banyak sekali manfaat disiplin, sebagian penulis paparkan di bawah ini :




  1. Hidup Menjadi Lebih Teratur.

Sebenarnya untuk apa kita berdisiplin? Jawabannya sederhana sekalai, tetapi banyak yang belum mengerti. Tujuan disiplin hanya satu yakni menciptakan keteraturan. Dunia akan berjalan dengan tertib dan aman jika semua aspek berjalan dengan teratur, artinya disiplin. Tuhan Maha teratur dan menyukai keteraturan.

Tuhan menciptakan dunia ini dengan keteraturan. Semua ada macamnya sendiri, tidak mungkin yang satu akan mendahului yang lain. Tidak mungkin malam mendahului siang, tidak mungkin mata hari akan menyerobot masuk ke dalam malam hari. Fenomena alam yang kita saksikan setiap hari adalah peristiwa yang penuh disiplin. Semuanya serba teratur, sehingga kehidupan ini berjalan sampai sekarang ini.

Bayangkan seandainya tidak ada keteraturan di dunia ini. Apa yang akan terjadi? Tidak dapat dibayangkan, seperti bencana alam yang terjadi tidak pernah kita bayangkan. Tanpa keteraturan artinya hanya satu kiamat. Dan tak seorang pun dapat membayangkan kedahsyatan kiamat, tidak mampu otak untuk menjangkaunya. Ketidakteraturan mengisyaratkan jaman yang akan segera berakhir. Jika manusia hidup tanpa keteraturan berarti ia sedang menyemput kiamatnya sendiri.

Apabila kita tidak membiasakan diri hidup teratur, maka kita akan menjemput ‘kiamat’ kita sendiri. Kita tidak tahu apa yang harus kita lakukan, tidak punya cita-cita dan masa depan. Otomatis tidak punya harapan, hidup seolah berjalan easy going saja. Kalau sudah begitu tidak ada bedanya diri kita sendiri.

Dengan disiplin semua aktivitas dapat kita lakukan dengan sebaik-baiknya. Setiap kegiatan dijadwal, sehingga tidak saling mengganggu karena masing-masing ada waktunya sendiri (lihat Pengkhotbah 3: 1-15). Kita tidak akan pernah merasa kekurangan waktu meskipun aktivitas semakin padat. Malahan jika kita terbiasa mendisiplikan diri, bukan waktunya yang kurang melainkan aktivitasnya yang kurang.

Keteraturan akhirnya menjadikan diri kita sebagai pribadi yang teratur dalam segala hal. Teratur bekerja, belajar, berinteraksi dengan masyarakat, berkomunikasi dengan Tuhan dan sebagainya. Keteraturan akan meningkatkan kualitas kehidupan. Hidup rasanya lebih punya makna dengan disiplin.



  1. Tingkat Kesuksesan Relatif Tinggi

Kalau masih ada orang yang beranggapan bisa sukses tanpa disiplin hanya satu jawaban orang tersebut sedang melamun. Ada tiga komponen utama pendukung kesuksesan; disiplin, bekerja keras dan banyak belajar. Khususnya disiplin, ia adalah unsur dominan yang menjadi syarat mutlak.

Untuk bisa kaya seseorang harus bekerja keras dan berdisiplin menabung dan untuk bisa pandai, seorang anak harus berdisplin belajar. Sukses tidak pernah semudah membalik telapak tangan atau menepuk lalat di dahi. Sukses membutuhkan kedisiplinan tinggi, karena itu bila ada orang yang ingin kaya, namun tidak mau disiplin bekerja dan menabung berarti ia tidak rasional.

Hidup ini semestinya kita jalani dengan mengedepankan kedisiplinan kalau kita memimpikan menjadi orang yang sukses. Buang segala impian-impian semu yang hanya akan membuat ciut nyali kita dalam menghadapi masa depan. Disiplin itu artinya membumikan khayalan atau angan-angan yang ada di awang-awang sehingga menjadi kenyataan.

Ada dua remaja yang baru saja lulus sekolah menengah atas. Keduanya bingung mencari kerja, keduanya sama-sama berasal dari keluarga berekonomi pas-pasan. Suatu hari datang kepada mereka seseorang dan menanyakan apa program mereka setahun ke depan. Mereka tidak bisa menjawab. Kalau begitu lakukanlah apa yang kamu bias lakukan, kata orang itu.

seorang dari keduanya merasa mendapat ide segar sehingga langsung mempraktikkan nasehat tersebut. Ia senang utak-atik mesin, maka ia segera magang di sebuah bengkel dekat rumahnya. Setahun kemudian pengetahuannya tentang permesinan meningkat pesat. Bengkel tempat magang memberinya gaji kerana ia dipandang sudah mampu berdiri sendiri.

Tetapi pemuda satunya menganggap nasehat tersebut tidak memecahkan problemnya, sehingga ia tetap tidak mau mengubah gaya hidupnya. Ia menjalani hidupnya tanpa rencana, ia membiarkan hidupnya berjalan apa adanya. Setahun kemudian ia masih tidak berubah seperti setahun sebelumnya.

Usianya bertambah, kegelisahannya bertambah namun pengetahuannya tidak bertambah. Padahal ia punya keahlian melukis, namun ia merasa malas untuk melukis secara teratur. Ia mengabaikan bakatnya yang luar biasa itu sehingga ia tidak pernah merasakan apa artinya sukses.





  1. Kerja Bisa Lebih Efektif dan Efisien

Suatu hari seorang redaktur sebuah penerbitan mengundang penulis untuk datang ke kantornya. Ada beberapa persoalan yang ingin dibicarakan dengan penulis, karena itu ia ingin bercakap-cakap empat mata dengan penulis. Sekitar pukul 10 pagi penulis sudah tiba di kantornya. Penulis menunggu di ruang tamu karena menurut sekretarisnya ia sedang menerima banyak tamu.

Empat puluh menit kemudian pintu dibuka dan ia menyalami penulis sambil tersenyum ceria. Sebentar saja penulis bercakap-cakap dengannya di ruang kerjanya yang sejuk dan asri. Selama itu telpon di atas mejanya hampir tidak pernah berhenti berdering, namun rupanya sudah dihandle oleh sekretarisnya.

Ia bertanya apakah penulis punya banyak waktu untuk menemaninya karena ia punya banyak urusan yang harus diselesaikan hari itu. Di satu sisi ia ingin mengajak penulis ngobrol yang lama. Karena memang tidak ada urusan penulis menyanggupi. Maka pagi itupun bertiga dengan sopir Wiling untuk menyelesaikan urusan demi urusan. Obrolan berlangsung akrab di atas mobil.

Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore. Penulis merasa sedikit capek, namun nampaknya ia menikmati betul aktivitasnya hari itu. Padahal kalau tidak salah hitung, ada sekitar sebelas persoalan yang menurut penulis cukup berat yang sudah diselesaikannya. Mulai dari urusan kantor, urusan rumah tangga, hingga urusan bisnis pribadinya yang memforsir pikirannya.

Penulis merasa tidak akan sanggup menyelesaikan tiga saja dari persoalannya dengan cukup baik. Memikirkannya saja sudah cukup membuat pikiran puyeng dan stres. Tetapi ia dengan santainya mampu survive, padahal menurut sopirnya seperti itulah irama kerjanya setiap hari.

Ketika pamit pulang sekitar pukul delapan malam, penulis tidak kuat menahan diri lagi untuk bertanya kepadanya. Apa kiatnya sehingga ia bisa eksis dan survive seperti itu. Dengan tersenyum ia menjawab bahwa kiatnya hanya tiga, yakni disiplin, kerja keras dan ulet. Kalau ingin sukses biasakanlah untuk selalu mengingat ketiganya.

Ada bedanya antara orang yang disiplin dengan yang tidak disiplin. Orang yang berdisiplin merasa selalu kurang dengan aktivitasnya, sedangkan orang yang tidak disiplin merasa selalu kurang dengan waktu yang dimilikinya. Sebenarnya bukan karena kurang waktu, hanya saja tidak bisa mengatur waktunya dengan baik.





  1. Dapat Mengeliminir Konflik

Disamping akan membuat hidup lebih teratur dan efektif, disiplin akan mampu mengeliminir konflik yang bakal terjadi. Bila segala sesuatunya berjalan dengan teratur dan tertib, maka kehidupan akan dapat dinikmati dengan aman dan penuh ketentraman. Sebab, setiap orang tahu hak dan kewajibannya sehingga selalu menempatkan keduanya dengan sebaik-baiknya.

Marilah kita ambil contoh yang ringan-ringan saja. Misalnya disiplin yang terkait dengan hierarki kepangkatan. Apabila semuanya berjalan menurut aturan dan prosedur maka tidak akan timbul konflik di antara karyawan. Karyawan akan menerimanya dengan legowo karena setiap persoalan dilakukan secara profesionalisme.

Tetapi jika aturan tersebut dilanggar, maka konflik pun tidak akan bisa ditangkal lagi. Seorang kepala bagian hampir saja bentrok dengan Baperjakat karena merasa dirinya tidak diperlakukan dengan adil. Hanya karena korupsi dua puluh juta rupiah, pangkatnya dilorot dua tingkat.

Yang membuatnya tidak terima karena ada kepala bagian lain yang melakukan korupsi seratus juta lebih, namun hanya ditunda kenaikan pangkatnya saja. Bahkan tidak lama kemudian diangkat kembali di tempat lain tetapi jabatannya setara dengan jabatannya yang dulu. Aturan yang yang mana yang dipakainya?

Kita bisa mengambil contoh sebanyak-banyaknya, bukan saja di kalangan kantor, bahkan di lingkup yang lebih sederhana di dalam rumah tangga kita sendiri. Banyak sekali konflik yang terjadi gara-gara ketidaksiplinan. Kalau kita selalu bergaul dengan memegang teguh etika, maka pergaulan kita akan bertahan lebih lama. Tetapi jika sekali saja kita merusak tata susila, konflik dengan masyarakat pun tak akan bisa dielakkan lagi.





  1. Kepuasan Kerja Relatif Lebih Tinggi

Puas? Tentu saja. Siapa orangnya yang tidak merasa puas jika hidupnya berjalan dengan teratur dan tertib. Siapa yang tidak puas jika aktivitasnya bisa berjalan secara efektif dan efisien. Siapa yang tidak puas jika komunikasi dan interaksinya dengan sesama manusia berjalan dengan baik dan akrab. Siapa juga yang tidak puas jika bisnisnya meraih sukses?

Muara kedisiplinan adalah kepuasan. Puas sebagai kepala rumah tangga, anggota masyarakat, karyawan kantor, pimpinan perusahaan, kepala sekolah, hamba Tuhan, petani dan sebagainya. Orang-orang yang melakukan disiplin secara ketat pada akhirnya akan nemperoleh kepuasan di dalam hidupnya. Ia merasa puas karena, setelah bekerja keras dan membanting tulang, mengatur waktunya dengan ketat bahkan dengan pengorbanan akhirnya meraih apa yang diinginkannya.

Buah dari kedisiplinannya selama ini ternyata tidak sia-sia meskipun ia harus menahan diri dari keinginan-keinginan dan godaan yang bisa mengusik konsentrasi kerjanya. Disiplin telah membuatnya sebagai pribadi yang mempunyai nilai lebih dibanding pribadi-pribadi yang lain. Dengan disiplin ia mampu neraih sukses yang lebih baik dibanding orang lain. Maka tiada lain yang dirasakan kecuali kepuasan semata.

Bandingkan dengan orang lain yang bekerja secara sembarangan dan tidak disiplin. Karena tidak berdisplin waktu, maka banyak aktivitas yang tidak dapat dilakukan dengan baik. Akibatnya kerjanya kurang bisa maksimal, hal ini akan mengurangi respek atasan kepadanya. Karena itu ia tidak bisa mengantrol, karirnya seperti harapannya.

Ujung-ujungnya adalah ketidakpuasan. Karena kurang bisa optimal bekerja ia merasa tidak puas dan merasa dirinya kurang bisa beradaptasi dengan pekerjaan. Karena karirnya tidak juga meningkat, ia juga merasa tidak puas. Ketika orang lain sudah menduduki jabatan yang lebih tinggi, dirinya tetap saja menjadi karyawan biasa. Kesimpulannya, ketidakdisiplinan akan mengakibatkan ketidakpuasan.





  1. Hubungan Vertikal dan Horizontal Menjadi Lebih Baik

Terakhir, buah dari kedisiplinan adalah membaiknya hubungan kita secara vertikal dan horizontal. Horizontal dalam arti sesama pendeta, sesama karyawan, sesama anggota masyarakat, sesama guru dan sebagainya. Sedangkan hubungan secara vertikal bisa diartikan hubungan dengan Tuhan. Kedisiplinan akan membuat kita merasa nyaman berkomunikasi karena kita merasa tidak pernah melanggar aturan yang berlaku.

Kalau sikap dan perilaku kita senantiasa menghormati sesama karyawan dan pimpinan, mereka akan memberikan penilaian positif kepada kita. Mereka akan bergaul dengan kita lebih baik lagi, sehingga hubungan kita menjadi lebih harmonis dan mesra.

Kita akan menerima respek yang lebih besar dari orang-orang di sekitar kita. Sesama karyawan akan menaruh perhatian lebih kepada kita dan pimpinan pun akan memberikan pujian kepada kita sebagai karyawan yang berdisiplin tinggi. Mereka akan meneladani apa yang kita lakukan, sehingga kita akan menjadi figur yang diperhitungkan.

Begitu pula hubungan kita dengan Tuhan. Tuhan sudah menegaskan bahwa jika manusia berusaha mendekati-Nya, maka Ia pun akan mendekati hamba-Nya. Jika hamba-Nya mendekati sambil berjalan, maka Ia akan mendekati dengan setengah berlari. Jika hamba-Nya mendekati dengan berlari maka Ia akan mendekati hamba-Nya dengan berlari cepat, jika hamba-Nya dengan berlari cepat, maka Ia tunjukkan tempat keberadaan-Nya.

Kalau kita senantiasa melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, maka Tuhan akan mengabulkan segala permohonan kita. Kita akan semakin dekat kepada Tuhan, dan sebaliknya Tuhan pun akan semakin dekat kepada kita. Kalau kita berdisiplin melaksanakan kewajiban kita (kepada-Nya, maka Tuhan pun akan berdisplin pula mengabulkan) permohonan kita.

Disiplin membuat segalanya lebih mudah. Kerja menjadi lebih mudah, target bisa tercapai dengan lebih mudah, pergaulan kita akan berjalan dengan lebih mudah, semuanya akan berjalan lebih mudah. Bukan malah sebaliknya seperti diduga sebagian orang sesama kita disiplin merasa disiksa. Sebab, sekali lagi disiplin bukan jeruji besi.

Disiplin adalah koridor yang memberi arah bagi kita untuk melangkah dengan benar. Mungkin saja nampak di permukaan sebagai suatu siksaan, tetapi sebenarnya disiplin ialah buah yang manis rasanya. Hanya saja orang terlanjur memandang disiplin dari kulit luarnya saja, tidak mau mengupas isinya.




  1. MENGGUNAKAN DISIPLIN WAKTU

Tanpa kita sadari, waktu adalah hal yang seringkali kita remehkan, padahal saat ini, waktu terasa berjalan begitu cepat. Sedikit saja kita lengah, maka lewat sudah waktu yang cepat. Seperti ketika kita bekerja dengan terkonsentrasikan penuh pada suatu pekerjaan tersebut, maka waktu terasa lebih singkat dari hasil kerja kita. Hasil kerja kita terasa belum sempurna dan ingin menambah waktu lebih lama 2-3 jam sekalipun, kita tidak merasakan lama, tetapi sebaliknya ketika kita menunggu waktu belum satu jam saja rasa lama lebih dari dua jam mengapa? Ini adalah sifat kita yang perlu diberubah secara pribadi maupun kelompok.

Karena waktu jugalah yang membedakan antara orang sukses dan orang gagal. Bukankah Tuhan sama-sama memberikan manusia waktu 24 jam sehari? Namun mengapa ada manusia yang sukses dan ada manusia yang gagal? Jawabannya terletak bagaimana mereka memanfaatkan setiap waktu yang ada.

Waktu menjadi komoditi unggulan di era informasi yang juga menjadi sedemikian pentingnya. Bahkan lebih penting dari uang itu sendiri. Uang yang hilang bisa saja kembali, namun waktu yang telah lewat tidak akan pernah kembali. Apabila kecepatan harus informasi yang datang dan pergi menuntut kita untuk selalu siaga di setiap waktu. Sayangnya meskipun waktu begitu penting, tidak banyak rekan-rekan yang bisa mengatur waktunya dengan baik. Bukannya mendapatkan efisiensi dan produktifitas tinggi, yang ada justru membuang setiap kesempatan dan waktu yang ada dengan percuma.

Jika kita mau menilik sedikit saja, sebenarnya pengelolaan waktu begitu sederhana dan simple. Kita saja yang sering membuatnya rumit. Apalagi dengan kultur masyarakat kita yang cenderung suka menunda dan tidak on time. Oleh karena itu bagian ini penulis memberikan rumus perhitungan waktu dan tips untuk benar-benar menerapkan, dengan harapan ke depan hidup kita akan lebih teratur dan lebih baik lagi. Tidak percaya salah dicoba, karena saya sudah mencobanya. Hasil-hasil yang saya peroleh akan saya menuliskan dalam buku berikitnya.


  1. Metode Perhitungan Waktu



Masa hidup kami tujuh tuluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun (Mazmur 90 : 10 a)
Waktu yang tersedia berhubungan langsung dengan aktivitas manusia. Waktu tidak pernah bertambah atau pun berkurang. Total waktu yang ada bisa dihitung mulai dari detik ke menit….., dan seterusnya sampai tahun. Bagaimana manusia memanfaatkan waktu yang tersedia itu secara maksimal untuk tujuan meningkatkan kesejahteraan dalam kehidupannya.

Manusia yang dapat memanfaatkan waktu yang tersedia dengan maksimal dalam kehidupan di dunia ini tentu saja kesejahteraan lebih meningkat dibandingkan dengan mereka yang tidak memanfaatkan waktu dengan baik dalam kehidupan mereka, baik secara lahiriah. Karena itu, perlu dicari jawaban yang tepat untuk meningkatkan penggunaan waktu yang tepat bagi setiap kehidupan manusia melalui model menghitung waktu secara matematis sebagai berikut :

Yj = h + s + b

Dimana :


Yj = Respon jam terhadap hari, minggu dan bulan dalam tahun

t = hari dalam tahun

s = minggu dalam tahun

b = bulan dalam tahun


Maka untuk mempermudah menghitung waktu dalam satu tahun berdasarkan model tersebut di atas, maka terlebih dahulu menghitung waktu yang tersedia dalam satu hari lebih mengawali perhitungan selanjutnya.
Model perhitungan dalam hari
Jika : t = d x m x j

Dimana : t = Times (hari)

d = Detik/menit

m = menit/jam

j = Jam/hari
Maka : t = 1 hari

d = 3600 detik/jam

m = 60 menit/ jam

j = 24 per hari


jadi : t = 1 d = 86400/t m = 1440/t j = 24/t

Jadi caranya : Untuk mengetahui berapa waktu yang tersedia dalam satu hari tinggal kalikan detik dan menit terhadap jam berdasarkan model di atas. Sedangkan menghitung rumus minggu dan bulan sama dengan model perhitungan hari.



M o d e l p e r h i t u n g a n t a h u n

Rumusnya : Y = d x m x j x h x s x b

D i m a n a : Y = Year (Tahun)

d = Detik/tahun

m = Menit/tahun

j = Jam/tahun

h = Hari/tahun

s = Minggu/tahun

b = Bulan/tahun
maka, Y = 1 tahun

d = 756.864.000 detik

m = 12.614.400 menit

j = 8760 jam

h = 365 hari

s = 48 minggu

b = 12 bulan
Jadi.’ Y = 756.864.000 detik/Y, 12.614.400 menit/Y 8760 jam/Y, 365 hari/Y 48 minggu/Y

12 bulan/Y

Dengan menggunakan rumus di atas mempermudahkan untuk menghitung waktu. Berapakah sebenarnya waktu yang tersedia? misalnya merencanakan sesuatu yang anda ingin kerjakan dengan cara yang cepat menghitung waktu model berikut ini untuk dalam satu hari : t = d - m / j . maka, 1 = 86400 d/t + 1440 m/t : 24 j/t, maka waktu yang tersedia dalam satu hari mutlak, sekalipun secanggaih teknologi dunia tidak bisa dapat dikurangi atau ditambahkan waktu dalam satu hari terus berjalan sesuai arah jarum jam. Dan waktu tidak seperti perkembangan teknologi dunia tetapi jumlah waktu yang dapat tersedia selalu tetap ada untuk siapa pun hadir di dunia ini untuk menikmatinya.

Jika t = d – m / j = 3.540 d/t, maka waktu yang tersedia untuk melakukan pekerjaan sebagai kewajiaban yang secara legal telah anda kerjakan secara efektif yang di atur oleh kesepakatan bersama, sedangkan 82.860 d/t, maka waktu yang tersedia untuk mengatur diri sendiri. Orang yang sukses adalah mereka yang mengatur 82.860 d/t itu dengan baik. Tanpa mengatur waktu yang tersedia itu, anda jangan bermimpi kalau menjadi ini dan itu, seperti jawaban anak kecil setelah ditanya merupakan khayalan belaka yang ada dalam pikiran anda yang tidak dapat direalisasikan.

Orang yang gagal dalam hidupnya adalah orang yang dapat berkerja efektif dalam satu hari hanya 3.540 d/t sama dengan satu jam kerja. Sedangkan 23 jam yang dikerjakan adalah waktu yang tidak efektif baginya . Tipe orang gagal adalah membuang waktu lebih banyak tetapi tidak pernah merasa rugi malah senang, penulis tidak menguraikan satu per satu, karena waktu yang tersedia untuk setiap manusia sama, namun menghadapai lingkungan yang berbeda, maka anda menilai sendiri bagaimana kehidupan anda setiap hari membuang 23 jam yang paling lama, dan sebaliknya satu jam bekerja merasa 24 jam kerja dan rasa cepat lelah.

Kalau anda sudah tahu caranya lebih mudah melakukan apa saja yang dikehendakinya, tetapi jika belum tahu caranya lebih sulit melakukannya. Sekarang anda sudah tahu bagaimana menghitung waktu yang tersedia dalam satu hari anda kerja? Anda bekerja dalam satu jam secara efektif dan bagaimana hasilnya? kalau begitu coba meningkatkan satu jam menjadi dua jam anda kerja efektif dan bandingkan hasilnya jauh lebih baik pendapatan anda sampai dalam satu tahun hidup anda akan berbeda dengan waktu sebelumnya.

Jika, 1 = 31.536.000 + 525.600 - 8.760 + 365 + 48 / 12, maka 26.711.044 detik/tahun. Artinya anda bekerja dalam satu tahun yang paling efektif adalah sebesar 26.711. 044 d/Y sama dengan 365 jam/Y efektif kerja, sedangkan 48.249.560 detik/Y tidak efektif memanfaatkannya, sehingga wajar hidup melarat tanpa berubah kehidupan tahun sebelumnya sama dengan kehidupan tahun berikutnya, sehingga keadaan sosial ekonomi tidak signifikan. Hal ini bermakna bahwa ditanam singkong makan singkang, ditanam jagung dimakan jagung. Padahal hal orang lain sudah berubah di tanam singkong makan kue, di tanam jagung makan roti.

Usia terus tertambah dan pendapatan tidak bertambah mengapa? Kita ketahui proses kehidupan ini adalah lahir, susah dan mati. Berarti usia kita hidup di dunia ini bisa kita hitung sendiri. Karena kita sudah ketahui bagaimana model perhitungan di atas. Kita tidak menambahkan variable lain dan tetap menggunakan variable yang ada.

Jika anda mau mencoba menghitung usia anda sendiri tinggal menghitungnya. Saat ini usia anda berapa? misalnya 20 tahun adalah nilai konstan tinggal anda kalikan dengan variabel seperti d x m j x h x s x b, maka anda akan ketahui waktu yang telah terbuang dalam hidup anda. Lebih baik menghitung waktu usia masih muda dari pada setelah tua tinggal penyesalan. Dan yang lupa bahwa yang bisa dapat menghitung adalah waktu yang telah dilewati dan masa depan anda akan mempunyai hak merencanakan berapa usia yang harus dicapai tetapi yang menentukan adalah kewenangan Tuhan.

Untuk memperediksi usia tergantung setiap individu. individu tidak diatur dari orang lain, memang sekalipun ada ternyata menurut perhitungan waktu di atas jumlahnya lebih banyak di atur oleh diri sendiri, dibandingkan dengan mengatur secara bersama-sama dengan individu lain. Karena itu bisa dapat disimpulkan bahwa menurut perhitungan waktu dalam kehidupan keputusan ada di setiap pribadi, tetapi kebanyakan entah bagaimana menyalahkan orang lain atas kondisi yang dihadapinya. Tuhan menentukan atas pilihan kita sendiri bukan Tuhan yang memilih atas kehendak kita.

Kita sering menyalahkan Tuhan. Dipikiran kita ada sesuatu yang tidak menyenangkan terjadi atas hidup kita. Kita sering menyatakan bahwa Tuhanlah yang memberi hukuman atas kehidupan kita, sebenarnya Tuhan memberi kebebasan untuk kita, semua pilihan ada pada kita, dari kitalah yang kurang disiplin, sabar dan sadar terhadap waktu. Orang kurang disiplin meninggalkan dunia ini lebih cepat, karena kurang berdisiplin misalnya kasus terjadi dimana-mana kecelakaan berlalulintas jumlah dalam setiap tahun paling banyak pada pelajar dan mahasiswa dibanding orang dewasa, atau kasus penyakit sosial seperti AIDS, narkoba dan miras merupakan ancaman terbesar terhadap generasi muda di suatu bangsa.


  1. Yüklə 0,58 Mb.

    Dostları ilə paylaş:
1   ...   4   5   6   7   8   9   10   11   12




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin